Jumat, 08 Desember 2017

Nama : Nizal Ardiansyah
Nim  :16410072

 PEMBENTUKAN KONSEP, LOGIKA,DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PEMBENTUKAN KONSEP
Berhubungan dengan pengasahan sifat-sifat yang sesuai dengan kelas objek atau ide. Konsep adalah penggambaran mental, ide, atau proses. Konsep didefinisikan dalam ciri-cirinya. Yaitu karakteristik suatu objek atau kejadian yang juga merupakan karakteristik objek atau kejadian lain.
Asosiasi
Asosiasisme, prinsip memegang ikatan yang akan terbentuk diantara kejadian setiap saat dimunculkan bersama kembali. Prinsip asosiasi mendalilkan bahwa pembelajaran konsep adalah hasil dari (1) menguatkan pasangan tepat dari sebuah stimulus dengan respon yang mengidentifikasinya sebagai sebuah konsep, dan (2) non-penguatan (hukuman) pasangan yang tidak tepat dari sebuah stimulus dengan respon untuk mengidentifikasikannya sebagai konsep.
Pengujian Hipotesis
Pendapat umum bahwa orang terkadang memecahkan masalah dan membentuk konsep dengan memformulasikan dan menguji hipotesis telah lama muncul dalam psikologi eksperimen. Tahap awal dalam pembentukan konsep adalah memilih hipotesis atau strategi yang konsisten dengan objek penyelidikan kita. Ketika kita mencari untuk menemukan sesuatu, prosesnya melalui pembentukan prioritas-prioritas.
Partisipan strategi boleh memilih dalam pembentukan konsep untuk menyertakan pemindaian dan pemusatan, masing-masing memiliki subtipenya diantaranya:
 Pemindaian Stimultan
Partisipan mulai dengan seluruh hipotesis dan mengeliminasi yang tak dapat dipertahankan.
a. Pemindaian Berturut-turut
Partisipan mulai dengan hipotesis tunggal, mengembangkannya jika berhasil dan jika tidak berhasil, dapat menggantinya dengan hipotesis lain.
b. Pemusatan Konservatif
Patisipan memformulasikan hipotesis, memilih kejadian positif sebagai fokus, dan kemudian membuat urutan penyusunan kembali dengan memperhatikan ciri yang mana menjadi positif dan negatif.
c. Kemungkinan Fokus
Dikarakteristikan dengan mengganti lebih dari satu ciri dalam waktu yang sama
LOGIKA
Berpikir adalah proses umum untuk menentukan sebuah isu dalam pemikiran, sementara logika adalah ilmu berpikir. Berpikir dan logika telah menjadi subjek spekulasi untuk waktu yang lama. Lebih dari 2000 tahun lalu Aristoteles memperkenalkan suatu sistem penalaran atau validasi argumen yang kita sebut silogisme.
Penalaran Deduktif
Konklusi anda dihasilkan melalui penalaran yang disebtu penalaran deduktif, yang merupakan teknik logis dimana konklusi tergait digambarkan lebih banyak prinsip dasar. Johnson-Laird (1995) telah mengidentifikasi 4 kemungkinan dalam studi ilmiah tentang deduktif:
1. Kesimpulan Rasional berdasarkan perangkat logis dari hubungan sebagai: lebih dari, di sebelah kanan dari, dan setelah.
2. Kesimpulan Prosporsional berdasarkan negasi dan dalam konteks seperti: jika, atau, dan dan.
3. Silogisme berdasarkan passangan premis yang masing-masing berisi pemberi sifat tunggal, seperti: seluruh atau sebagian.
4. Menjumlahkan Kesimpulan Kuantitatif berdasarkan premis yang berisi lebih dari satu kesimpulan.
Penalaran Silogistik
Riset awal untuk mempelajari penalaran silogistik didasarkan pada laporan partisipan dari “apa yang terjadi dalam kepalaku” yang juga disebut sebagai prosedur ‘berbicara keras’ ketika partisipan mengungkapkan secara verbal langkah yang mereka gunakan untuk menyelesaikan masalah. Walaupun teknik instropeksi ini kekurangan dasar ilmu empiris yang dibutuhkan, 3 variabel independen telah muncul dari sana: bentuk argumen, isi argumen, dan kemajemukan individu partisipan.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Penalaran Induktif
Dalam penalaran induktif, sebuah kesimpulan biasanya dinyatakan secara implisit atau eksplisit dalam konteks penyataan kemungkinan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita biasa membuat keputusan yang tidak terlalu mencerminkan hasil paradigma silogistik yang sudah dipikirkan baik-baik, tapi dalam konteks penalaran induktif, yang keputusannya berdasarkan pengalaman masa lalu dan kesimpulannya berdasarkan yang dirasa sebagai pilihan terbaik dari sejumlah alternatif.
Nama : Nizal Ardiansyah
Nim  : 16410072

Kognisi sepanjang masa


   Perkembangan kognisi adalah perkembangan manusia dari cara berpikir, menyelesaikan masalah, memori, dan intelegensi. Menurut para psikologi kognitif perkembangan kognitif manusia dipengaruhi oleh sifat bawaan atau genetik dan dipengaruhi lingkungan atau pengalaman-pengalaman hidup. Sedangkan para psikologi kognitif yang menganggap kognitif manusia didasarkan pada faktor lingkungan atau pengalaman-pengalaman yang kita alami. Sehingga muncul suatu pandangan yang dikenal dengan tabula rasa atau kertas kosong, yang dikemukakan oleh Jhon Lock. Akan tetapi dari kedua sudut pandang tersebut dapat diambil jalan tengah bahwa kognitif manusia perkembangannya didasarkan pada faktor bawaan dan lingkungan.
Penelitian terhadap perkembangan kognitif manusia sepanjang masa diawali oleh teori Jean Piaget dan dikembangkan oleh Lev S. Vygoysky.
Tahap perkembangan kognitif menurut Jean Piaget, diantaranya :
1.Periode sensorimotorik yaitu periode mulai dari kelahiran sampai berumur 2 tahun. Dalam periode sensorimotorik terdapat dari beberapa fase, yang mana dari setiap fase dicirikan dengan interkoordinasi progresif dari skema menjadi lebih kompleks dan teritegrasi. Misalnya saat bayi dilahirkan memiliki respons secara refleks kemudian pada fase selanjutnya bayi akan berusaha menggenggam dan melihat suatu benda.
2.Periode pra-opersional yaitu periode dari usia 2 tahun sampai 7 tahun. Dalam periode ini anak mulai menggunakan proses berpikir. Periode ini dicirikan dengan sifat egosentris anak, persepsinya mendominasi cara berpikirnya dan belum memiliki kemampuan konservasi atau mentransformasikan objek. Misalnya ketika anak kecil meminta sesuatu ketika tidak dituruti mereka akan menangis.
3.Periode operasional konkret yaitu periode dari usia 7 sampai 11 tahun. Pada tahap ini anak mulai dapat berpikir secara konkret, yaitu anak telah mampu memahami suatu bacaan akan tetapi berpikirnya masih khusus atau tertuju pada suatu bacaan tersebut.
4.Periode operasional formal yaitu periode dari usia remaja sampai busi dewasa. Pada tahap ini manusia telah mampu memberikan suatu hipotesa terhadap suatu masalah yang dihadapi. Mereka dapat mengembangkan suatu masalah menjadi suatu pertanyaan yang harus dicari jawabannya.
Teori lain dari perkembangan kognitif Piaget adalah teori Lev Vygotsky. Teori Vygotsky merupakan teori yang dikembangkan dari teori Piaget. Menurut Vygotsky perkembangan kognitif manusia tidak hanya menitik beratkan pada biologis manusia saja, namun perkembangan berawal dari proses belajar.
Tahap-tahap perkembangan Vygotsky mengamati cara anak memilah-milah objek, seperti memilih balok yang berbeda ukuran, warna, dan bentuk. Proses pemilihan tampak berantai dan berubah-ubah. Berdasarkan observasi, Vygotsky berpikir bahwa anak melalui tiga tahapan dalam perkembangan konseptual, yaitu :
1. pembentukan konsep tematik dimana nilai antara objek sangat penting
2. pembentukan kosep berantai (sebagaimana telah dibahas sebelumnya)
3. pembentukan konsep abstrak yang menyerupai pembentukan konsep pada orang dewasa.
Perkembangan kognitif pada usia lanjut mengalami penurunan secara kognitif. Masalah dalam penurunan kognisi dipelajari dalam gerontologi kognitif. Misalnya kita telah terbiasa orang usia lanjut mengalami kepikunan, hal tersebut karena faktor penuaan yang berakibat pada kecenderungan memori yang menyatu satu dengan lainnya dan menjadi sang sulit diingat. Akan tetapi ada beberapa orang yang tidak mengalami penurunan kognitif pada usia tuannya. Dalam masalah tersebut belum terdapat suatu penelitian mengapa orang usia lanjut tidak mengalami demensia.
Nama : Nizal Ardiansyah
Nim  : 16410072

BAHASA 


     Bahasa adalah alat komunikasi yang penting dalam sebagian besar aktivitas manusia yang berupa pikiran yang kemudian diwujudkan melalui perantara suara atau symbol, baik melalui kata-kata tertulis atau isyarat fisik.
Bahasa memiliki struktur yang disebut
 struktur tata bahasa Secara teknis, studi tata bahasa (grammar) mencangkup area fonologi, yakni ilmu yang mempelajari kombinasi suara dalam satu bahasa dan morfologi, yakni ilmu yang mempelajari kombinasi potongan-potongan kata dan kata-kata itu sendiri sehingga menjadi unit-unit yang lebih besar serta sintaksis, yakni ilmu yang mempelajari kombinasi kata-kata sehingga menjadi frase dan kalimat.
Hierarki linguistik. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa. Sedangkan psikolog mempelajari cara manusia menggunakan bahasa. Ilmu yang mempelajari pendekatan keduanya disebut psikolinguistik. Hierarki linguistic berkisar dari komponen-komponen yang fundamental ke komponen-komponen gabungan hingga ke komponen yang rumit. Dalam hierarki linguistic terdapat yang namanya fonem, yaitu suara-suara tunggal dalam percakapan yang direpresentasikan oleh sebuah symbol tunggal. Kemudian ada morfem, yaitu berupa kata-kata seperti prefiks atau awalan, sufiks atau akhiran dan kombinasi dari keduanya yang disebut prefik-sufiks. Selanjutnya ada Morfologi,yaitu studi mengenai struktur kata-kata dan yang terkahir Sintaksis, yaitu peraturan-peraturan yang mengendalikan kombinasi kata-kata dalam frase dan kalimat
Psikolinguistik. Dalam psikolinguistik ada yang namanya Hipotesis Relativitas-Linguistik yang menyatakan bahwa hakikat bahasa menentukkan cara orang memaknai realita, namun bukti-bukti menunjukkan bahwa orang-orang dengan bahasa yang berbeda mengalami pengalaman perseptual yang serupa.
     Bahasa dan neurologi. Studi landasan neurologis bagi bahasa telah dilaksanakan melalui sejumlah cara dalam buku ini dijelaskan beberapa cara, yang pertama adalah stimulasi elektrik, yakni pembedahan yang dilakukan oleh para peneliti kemudian diberikan aliran listrik bertegangan rendah ke area-area pemrosesan bahasa, seperti area Broca, Wenicke dan sejumlah area di korteks motorik, yang kedua ada Pemindaian PET, keunggulan teknologi ini dibandingkan stimulasi elektrik adalah teknik ini bersifat invasive atau tidak menimbulkan luka pada pasien.
Membaca. Seorang peneliti Prancis bernama Emile Javal (1878) menemukan fenomena bahwa dalam proses membaca, mata manusia tidaklah mengamati huruf demi huruf secara berurutan, melainkan bergerak dalam loncatan-loncatan kecil- gerak sarkadik disertai fiksasi sesaat pada titik tertentu. Saat kita membaca atau mengamati suatu objek visual, mata melakukan serangkaian gerakan yang disebut gerak sakadik. Kita melakukan gerak sakadik karena penglihatan memiliki kecermatan yang paling tajam hanya pada sudut yang sangat sempit, sekitar 1 atau 2 derajat. Studi pergerakan bola mata menunjukkan bahwa informasi dalam area pandang semi perifer disandikan secara sebagian, dan beban pemrosesan ditentukan oleh jarak unit dari fovea. Studi-studi fiksasi mata menunjukkan adanya fiksasi lebih lama terhadap kata-kata yang jarang dijumpai, kata-kata terletaj diakhir kalimat, dan kata-kata yang terletak dalam klausa diintegrasikan, penemuan ini menjadi dukungan bagi model-model membaca yang mengajukan gagasan mengenai suatu interaksi antara masukan stimulus dan memori.
     
Nama : Nizal Ardiansyah
Nim  : 16410072



KESADARAN


Pengertian kesadaran dibagi menjadi dua sisi, kesadaran adalah sebuah hal Yang meliputi suatu pemahaman terhadap stimuli lingkungan sekitarnya, Kesadaran juga meliputi pengenalan seseorang terhadap peristiwa-peristiwa mentalnya sendiri, seperti pikiran-pikiran yang ditimbulkan oleh memori dan kesadaran pribadi akan jati dirinya. Sebagai contoh ialah kita saat mendengar suara Ayah Kita, mengingat nama Jalan. Pemikiran-pemikiran internal dan bersifat pribadi sama pentingnya dengan stimuli eksternal dalam menentukan “siapa diri kita”dan “apa yang kita fikirkan”.
Dalam kesadaran juga dibahas mengenai fungsi-fungsi kesadaran, sejumlah filsuf telah mengajukan argumen bahwa kesadaran tidaklah penting bagi sebagian besar aktivitas manusia, sebagaimana yang dicontohkan melalui ilustrasi zombie (Chalmers, 1995;Dennett, 1988), Zombie ialah makhluk khayalan yang dapat melakukan segala hal yang dapat kita lakukan, namun tidak memiliki kesadaran. Dengan kata lain, zombie mungkin memiliki seluruh reseptor untuk mengenali warna merah, dan menggunakan informasi tersebut untuk memilih apel yang telah matang, namun tetap tidak memiliki pengalaman subjektif mengenai “sensasi melihat warna merah”. Pengalaman subjektif ini disebut qualia. Qualia mengacu pada karakteristik-karakteristik pengalaman sensorik, pengalaman subjektif, dan perasaan-perasaan yang berhubungan dangan pengalanan-pengalaman tersebut. Qualia dianggap fenomenologis dan subjektif berdasarkan fakta bahwa manusia mengindra objek secara keseluruhan, bukannya energi elektromagnetik yang sesungguhnya kita deteksi (kita lihat) dengan menggunakan retina.
Tingkat-Tingkat Kesadaran
1. Tidur
Perbedaan yang paling jelas antara kesadaran dan ketidaksadaran dapat diamati saat seseorang terjaga atau tertidur. Hal ini bisa diamati melalui alat EEG. Gelombang otak dapat diamati selama periode tidur.
Hasil Penelitian Dengan EEG :
Terjaga : gelombang alpha cukup stabil
Tahap I, ringan, mengantuk.
Tahap II, dicirikan oleh kumparan tidur
Tahap III, terdapat sejumlah gelombang dekta berfrekuensi sangat rendah dan pola kumparan masih berlangsung.
Tahap IV, merupakan tahap tidur yang paling dalam, saat orang paling sulit dibangunkan.
2. Bermimpi
Bermimpi terjadi pada fase tidur REM. Freud meyakini bahwa mimpi adalah cara yang digunakan ketidaksadaran kita untuk membocorkan informasi, dan kita dapat mempelajari makna-makna tersembunyi di balik mimpi. Aktivitas otak yang berlangsung selama REM diinterpretasikan otak dengan cara yang sama seperti saat kita sadar.otakmengakses informasi yang tersimpan dalam LTM. Mimpi melibatkan pengalaman-pengalaman dan emosi-emosi yang sama dengan yang kita jumpai sehari-hari.
3. Penggunaan obat-obatan
Penggunaan obat akan mengubah kondisi kesadaran kita sedemikian rupa sehingga kesadaran tersebut akan menjadi berbeda dengan kondisi kesadaran normal saat kita terjaga. Beberapa obat depressant (obat penenang) akan menhambat aktivitas sistem saraf. Obat stimulant (obat perangsang) akan mempercepat aktifitas system saraf. Obat hallucinogen (obat halusinogenik) mengubah pemahaman kita terhadap realita. Semua obat-obatan berkerja dalam neurotransmitter kita dalam menghasilkan dampak-dampaknya. Obat-obatan mempengaruhi kewaspadaan kita akan aspek-aspek fisiologis dan psikologis dari pengalaman sadar kita.
4. Meditasi
Meditasi adalah suatu kondisi konsentrasi rileks di mana pikiran dikosongkan. Beberapa teknik meditasi menggunakan nyanyian yang diulang, mantra-mantra internal, ragam posisi tubuh, dan objek-objek eksternal sebagai bagian dari keseluruhan ritual. Alasan bermeditasi ada bermacam-macam, bisa berupa alasan keagamaan, spiritual, kedamaian pribadi, atau kesehatan tubuh.(solso) 
FIKROTUL BARIZAH
16410006

Pemecahan Masalah, Kreativitas, dan Intelegensi Manusia

Di dunia ini, tak ada manusia yang tak memiliki masalah. Hanya yang membedakan adalah kebijaksanaan setiap dari mereka dalam mencari solusi dalam pemecahan masalahnya. Sesungguhnya apa sih pemecahan masalah itu? Pemecahan masalah adalah suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk menemukan suatu solusi / jalan keluar untuk suatu masalah yang spesifik.
Menurut psikologi Gestalt, suatu permasalahan, ada ketika ketegangan atau stres muncul sebagai hasil dari interaksi antara persepsi dan memori.dengan memikirkan suatu permasalahan, atau dengan menelitinya dari berbagai sudut yang berbeda, maka pandangan yang benar akan muncul ketika kita memikirkannya lebih jauh. Para psikolog Gestalt berfokus pada sifat dari suatu tugas dan pegaruhnya pada kemampuan seseorang untuk memecahkannya. Informasi yang direpresentasikan dalam pemecahan masalah sebenarnya memiliki pola yang berurutan. Menurut Hayes (1989), ada beberapa tahapan dalam pemecahan masalah yaitu : mengidentifikasi masalah, representasi masalah,merencanakan sebuah solusi, merealisasikan rencana, mengavaluasi rencana, mengevaluasi solusi.
Beberapa model telah mengemukakan penggunaan jaringan kognitif selama aktifitas pemecahan masalah. Salah satu dari beberapa model tersebut adalah model representasi internal yang di kemukakan oleh Eisenstadt dan Kareev yang memfokuskan perhatian pada gambaran internal yang di bentuk selama proses pemecahan masalah, terkait dengan penelitian yang menunjukan ingatan mengenai cakupan permasalahan adalah suatu fungsi dari pembentukan permasalahan itu sendiri, perencanaan untuk mengatasi hal-hal yang tidak di perlukan dan pada pengamatan dari cakupan permasalahan yang tersugesti dalam pemrosesan atas ke baah atau yang di dorong oleh hipotesis.
Dari kebanyakan orang memandang kreatif sebagai bakat dalam hal-hal tertentu saja. Namun sebenarnya, ada kreativitas lain dalam diri manusia. Kreativitas adalah suatu aktivitas kognitif yang menghasilkan suatu pandanagn yang baru mengenai suatu bentuk permasalahan dan tidak dibatasi pada hasil yang pragmatis. Itu artinya proses kreativitas bukan hanya sebatas menghasilkan sesuatu yang bermanfaat saja. Suatu kerangka untuk melihat proses kreatif menurut Wallas dilihat berdasarkan 4 fase, yaitu : (1) persiapan, melibatkan bentuk permasalahan, suatu proses yang menggunakan dasar pengetahuan umum seseorang; (2) inkubasi, masa tak ada usaha yang di lakukan secara langsung untuk memecahkan permasalahan dan perhatian dialihkan sejenak pada hal lainnya (3) iluminasi, berlangsung saat pemahaman meningkat; (4) verifikasi, melibatkan uji coba dari pemahaman yang telah didapat.
Intelegensi manusia menghasilkan masalah-masalah pendefisian. Usaha awal dalam mengatasi kesulitan konsep menggunakan analisis faktor untuk mengisolasi kemampuan umum maupun kemampuan khusus, telah di kritisi karena tidak menyediakan informasi mengenai proses-proses mental; sulit di ujikan terhadap teori; dan mengandalkan perbedaan individu, dimana cara tersebut bukan merupakan satu-satunya atau cara terbaik untuk mempelajari kemampuan manuisa.
Teori kognitif mengenai intelegensi mengungkapkan hal tersebut sebagai suatu komponen yang terkait dengan informasi, sebagai suatu prosesmelalui tahap-tahap yang melibatkan mekanisme yang unik. Penelitian dengan menggunakan kerangka ini telah menemukan bahwa daya ingat merupakan suatu fungsi dari kemampuan verbal dan suatu dasar pengetahuan yang dimiliki individu dapat mempengaruhi jumlah dan ketepatan dari proses recall sebaik ketepatan dan metamemorinya.

Studi mengenai GMR mengindikasikan bahwa seseorang yang memiliki tingkat intelegensi yang tinggi atau seseorang yang benar-benar terlatih cenderung untuk membutuhkan lebih sedikit nutrisi untuk beberapa bagian dari otak dibandingkan dengan otak yang kurang efisien dalam penggunaannya.
FIKROTUL BARIZAH
16410006

Kognisi sepanjang masa kehidupan

Perkembangan kognitif berkaitan dengan perubahan-perubahan yang terjadi, dan sedikit banyak membentuk pola-pola yang teratur sepanjang rentang kehidupan individu. Hal ini dapat dipelajari dari perspektif psikologi perkembangan neorokognitif, dan perkrmbangan kognitif. Salah satu teori perkembangan kognitif (piaget) menyatakan bahwa pertumbuhan intelektual secara biologis ditentukan dan diatur oleh dua proses, yaitu: adaptasi yang mencakup penyesuaian kognitif terhadap lingkungan (asimilasi dan akomodasi), dan organisasi yang mencakup peningkatan kompleks dan representasi mental yag terintegrasi. Ciri0ciri perkembangan kognitif adalah besifat kuantitatif, perubahannya linear dalam satu tahap, dan adanya perubahan kualitatif melintasi empat tahap utama yakni: tahap sensorimotor, pra-operasiona;,operasional konkret, dan operasional formal.
Teori lain mengenai perkembangan kognitif (vygosky) menolak determinisme biologis yang ketat dan menyatakan bahwa perkembangan didahului oleh proses belajar. Pikiran dan bahasa diyakini vygosky sebagai dua hal yang tidak saling tergantung , dimana pikiran terbentuk secara biologis, sementara bahasa merupakanbentukan sosial. Integrasi terjadi ketika anakmenghubungkan pikiran, bahasa, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungannya melalui aktivitas pemberian nama.
Neurosains kognitif perkembangan didasarkanpada asumsi bahwa semua fungsi-fungsi kognitif semata-mata merupakan struktur da proses neurologis belaka. Otak berkembang dari sederhana menjadi kompleks sejak awal tahap kehidupan individu. Hal ini menjadi pokok persoalan dalam permasalahan mengenai stimulsi lingkungan dan batasan biologis. Lateralisasi selebral ditemukan pada anak usia dini, yang mendukung sifat dasar biologis fenomena ini.
Perkembangan kognitif dari perspektif pemrosesan informasi berkaitan dengan pertanyaan mengenai perubahan dalam proses-proses seperti perhatian dan memori sebagai suatu fungsi terhadap pertambahan usia. Penelitian-penelitian tentang anak kembar dewasa ini menunjukan bahwa faktor genetik memegang peranan penting dalam menentukan kemampuan verbal dan spasial pada anak-anak. Anak-anak usi dini dan bayi memiliki kapasitas memori, tetapi diragukan bahwa memori yang reliabel telah terbentuk atau dapat diingat kembali sebelum individu mencapai usia dua tahun.

Pengalaman yang paling banyak diingat di kemudian hari adalah sepanjang rentang usia 10 hingga 30 tahun. Penelitian-penelitian yang membandingkan kognisi tingkat lanjut pada anak dan orang dewasa menunjukan bahwa anak-anak menggunakan skematik cerita yang sama dengan cara yang dilakukan orang dewasa. Sementara orang dewasa lebih mengendalkan representasi semantik, anak-anak lebih mengandalkan representasi yang berdasarkan persepsi, seperti misalnya pembayangan. Pembentukan kategori konseptul mendahului akuisisi bahasa, berdasarkan pembentukan prototipe bada bayi. Akuisisi informasi mula-mula membutuhkan persepsi dan perhatian pada informasi yang bersangkutan. Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa perbedaan antara kelompok subjek yang lebih muda dan kelompok subjek yang lebih tua dalam kemampuan-kemampuan seperti perhatian selektif dan kemampuan untuk merespon tugas, meningkat seiring bertambahnya usia. Orang dewasa adan anak-anak yang lebih besar menggunakan stategi penyandian yang berbeda dengan anak-anak yang lebih kecil dan perbedaan ini muncul pada tahap awal rangkaian pemrosesan informasi sebagai register sensori.
FIKROTUL BARIZAH
16410006
Representasi pengetahuan secara lisan dan gambaran visual

Tahukah kalian mengapa selama ini bahasa selalu dipelajari secara mendalam? Alasannya karena bahasa merupakan alat komunikasi kita dengan manusia lainnya dan juga sebagai demarkasi dengan spesies lainnya. Para ahli memperkirakan bahwa jumlah kata-kata yang maknanya diketahui oleh seseorang berkisar anatara 20.000 hingga 40.000 kata, maka tak mengherankan bila sebagian besar pengetahuan kita bersifat verbal.
Pengorganisasian pengetahuna secara semantik memiliki beberapa model. Yang pertama yakni, model set-teoretik mengenai memori, konsep-konsep semantik direpresentasikan oleh rangkaian-rangkaian elemen, atau kumpulan informasi. Kemudian kedua, model perbandingan fitur-semantik mengansumsikan sebuah struktur set-teoretik namun membedakan atribut-atribut sebagai atribut penegas (yakni fitur-fitur yang hakiki) dengan fitur-fitur karakteristik yang bersifat deskriptif atau komplementer di asumsikan bahwa validasi konsep cenderung mengutamakan atribut penegas. model aktivasi penyebar di bentuk berdasarkan sebuah jaringan asosiasi yang rumit, yang berisi item-item spesifik yang terdistribusi dalam suatu area konseptual. Area konseptual itu sendiri berisi konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lain melalui asosiasi.
Anderson dan Bower mengkonseptualisasikan representasi pengetahuan dalam suatu jaringan asosiasi-asosiasi semantik yang mereka sebut emori asosiatif manusia (HAM). Dalam representasi-representasi proposional, struktur utama yang di gunakan sebagai penyimpanan informasi berupa suatu konstruksi subjek-predikat yang di hubungkan dengan nodus fakta. HAM merupakan suatu model asosiasionistik dasar dan mempengaruhi representasi pengetahuan dalam jumlah yang terbatas. Sebuah model representasi pengetahuan dan pemrosesan informasi yang komprehensif telah di kembangkan oleh Anderson. Model tersebut yakni pengendalian pikiran secara adaptif (adaptive control of thought;ACT), teori ini bersifat asosionistik. Teori tersebut mengajukan gagasan mengenai keberadaan tiga jenis memori; memori kerja, representasi deklaratif, dan memori produksi.
Teori-teori terkini mengenai perumpamaan mental berfokus pada tiga hipotesis sentral: 1) hipotesis penyandian ganda yakni hipotesis mengenai keberadaan dua sandi dan dua penyimpanan –sandi dan sistem penyimpanan pertama bersifat khayalan (imaginal) dan yang lainnya bersifat verbal. Hipotesis ini juga menyatakan bahwa informasi dapat di sandikan dan disimpan secara imajinal maupun secra verbal, atau keduanya. Hipotesis ini terutama di dapati dalam karya Paivio. 2) hipotesis proposisional-konseptual, yang mengajukan gagasan bahwa informasi visual dan verbal di representasikan dalam bentuk proposisi-proposisi abstrak mengenai objek-objek beserta hubungan-hubungannya. Hipotesisi ini terutama didapati dalam karya Anderson dan Bower, dan juga dalam karya Pylyshyn. 3) hipotesis ekuivalensi-fungsional yang mengajukan gagasan bahwa imagery dan persepsi melibatkan proses-proses yang serupa. Hipotesis ini terutama di temukan dalam karya Shepard dan Kosslyn.
Bukti-bukti neurologis mendukung keberadaan rotasi mental. Penelitian-penelitian modern mengenai imagery telah terbagi menjadi dua kubu, yakni para ilmuwan yang meyakini bahwa citra-citra mental sangatlah serupa dengan impresi-impresi sensorik lainnyayang di hasilkan dari dunia fisisk; dan kubu yang meyakini bahwa objek direpresentasikan dalam bentuk basis atau landasan pengetahuan seseorang.sejumlah ilmuwan menggabungkan kedua sudut pandang yang ekstrem tersebut.

Sinestesia adalah sebuah kondisi yang di dalamnya sensasi-sensasi yang lazimnya di alami dis ebuah modalitas tunggal dialami dalam dua modalitas. Fenomena ini, dan orang-orang yang mengalami fenomena tersebut,telah menjadi subjek sejumlah penelitian yang menarik dan informatif. Pada kenyataannya, sejumlah data menunjukkan fungsi-fungsi yang sangat reliabel.
FIKROTUL BARIZAH
16410006
Kesadaran manusia
Kesadaran adalah kesiagaan seseorang terhadap peristiwa-peristiwa di lingkungannya serta peristiwa-peristiwa kognitif yang meliputi memori, pikiran, dan sensasi-sensasi fisik. Psikologi ilmiah berawal dari abad ke-19 sebagai studi terhadap pengalaman-pengalaman sadar.  Dalam kutipan termasyhur dari William James,” psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental”, kehidupan mental berarti kehidupan mental yang sadar. Kemudian pada awal abad ke-20 kesadaran, sebagai suatu topik, hampir disingkirkan sama sekali dari ranah psikologi oleh para pengikut ideologi psikologi yang dominan pada masa itu, yakni behaviorisme, yang di pimpin oleh John Watson dan B.F. Skinner. Pada perang ini kesadara tetap bertahan dan kekuatan “antikesadaran” di takdirkan kalah. Hal ini di karenakan metode-metode dan doktrin-doktrin behaviorisme sedemikian angkuhnya sehingga topik yang autentik pun di anggap tabu.  Era 1990-an menjadi dekade keemasan bagi studi-studi kesadaran, yang di tandai oleh membanjirnya publikasi dan minat-minat ilmiah mengenai kesadaran. Minat kesadaran terus berkembang hingga saat ini.
Kita memerlukan konstruk-konstruk untuk mempelajari hal yang bersifat abstrak. Zeman membagi kesadaran dalam empat kategori : (1) kondisi terjaga, yakni ondisi saat kita mempersepsi dan berinteraksi (2) pengalaman, yang meruakan kesiagaan setiap saat terhadap peristiwa-peristiwa yang berlangsung di sekeliling kita (3) kondisi mental, yang meliputi keyakinan, harapan, niat dan hasrat (4) kesadaran diri, yang meliputi rekognisi-diri, pengeahuan diri, perasaan kepemilikan atas pikiran-pikiran, ide-ide dan perasaan kita sendiri.
Kesadaran memiliki suatu kerangka kerja yang dinamakan AWAREness. Karakteristik-karakteristik utama kerangka kerja tersebut adalah Attention, Wakefullness, Architecture, Recall of knowledge, dan Emotiv. Selain itu juga terdapat atribut skunder yang yang tercakup dalam kerangka kerja ini yakni novety, emergence, selectivity, dan subjectivity.
Baars dan McGovern mengajukan sejumlah fungsi kesadaran. Fungsi pertama adalah fungsi konteks-setting yakni fungsi dimana sistem-sistem bekerja untuk mendefinisikan konteks dan pengetahuan mengenai sebuah stimuli yang datang kedalam memori.  Fungsi ini berperan untuk menjernihkan pemahaman mengenai stimulus yang bersangkutan. Fungsi yang kedua adalah adaptasi dan pembelajaran, yang mendalilkan keterlibatan sadar di perlukan untuk menangani informasi baru dengan sukses.  Yang ketiga yakni prioritisasi dan fungsi akses dimana kesadaran di perlukan untuk mengakses besarnya jumlah informasi yang terseda di tingkat ketidaksadaran. Fungsi keempat yakni fungsi rekrutmen dan kontrol dimana kesadaran memasuki sistem-sistem motorik untuk menjalankan tindakan-tindakan sadar. Yang kelima adalah pengambilan keputusan dan fungsi eksekutif yang berperan membawa informasi dan sumber daya keluar dari ketidaksadaran untuk membantu penambilan keputusan dan penerapan kendali.  Fungsi keenam adalah deteksi dan pennyuntingan kekeliruan. Ini berfokus pada kesadaran yang memasuki sistem norma kita yang berada ditataran ketidakcsadaran sehingga kita yang sadar kemudian mengetahui saat kita berbuat kekeliruan. Fungsi ketujuh adalah monitor diri, dalam bentuk refleksi-diri percakapan internal,  dapat membantu kita mengendalikan fungsi sadar dan tidak sadar dalam diri kita.  Dan fungsi yang terakhir adalah fungsi pengorganisasian dan fleksibilitas. Fungsi ini memungkinkan kita mengandalkan fungsi otomatis dalam situasi yang telah dapat di prediksikan, namun sekaligus memungkinkan  kita memasuki sumber daya pengetahuan yang terspesialisasi dalam situasi yang tidak terduga.
Tingkat kesaran yang kita ketahui juga bervariasi, dan memiliki sejumlah tingkatan.  Yang pertama akan kita bahas yakni tidur, menurut penelian yang menggunakan EEG, dapat diketahui lima karakteristik gelombang otak yang menunjukan aktivitas elektrik saat manusia terjaga dan ke empat tahap saat tidur. Pada tahap pertama, seseorang terjga dan rekaman EEG-nya menampilkan pola aktivitas cepat dngan amplitudo rendah yang selanjutnya menjadi gelombang delta yang lambat dengan voltase yang tinggi. Selama tahap tertidur lelap, kesadaran sangat berkurang. Tahap tidur lelap ini di gantikan oleh tidur REM yang menandai adanya mimpi. Tahap pertama adalah mengantuk, tahap kedua dicirikan dengan kumparan tidur yang berupa lonjakan ritmik aktivitas EEG yang berkisar 12-15 Hz. Tahap 3 terdapat gelombang delta yang rendah berkisar 1-4 Hz. Tahap 4  seseorang yang tidur sulit untuk di bangunkan. Dan masih banyak lagi tingkat ketidaksadaran kita seperti bermimpi, penggunaan obat dan meditasi.
Beberapa model kesadaran kontemporer yang paling berpengaruh adalah model DICE dari Schacter dan model teori medan kerja global dari Baars.

Proses otomatis adalah proses yang tidak dapat dikendalikan tanpa disertai niat atau kesiagaan eksternal yang berlangsung dengan sangat efisien. Sepanjang sejarah, kesadaran pernah dianggap sebagai suatu ambang batas aktivasi ,suatu metafor mengenai kebaruan, suatu lampu sorot dan suatu metafor yang terintegrasi.
FIKROTUL BARIZAH
16410006
Kelupaan dan Mengingat

Kenapa sih kita sering lupa ? apa karena terlalu banyak makan brutu (pantat ayam) seperti kata orang jaman dahulu? Ataukah kita kebanyakan dosa? Tidak, sesungguhnya saat informasi-informasi datang, informasi-informasi tersebut tidak memasuki otak kita melalui reseptor-reseptor sensorik akibat pengaruh sistem atensi, akibatnya informasi tersebut tak dapat diingat (lupa) hal ini biasa disebut dengan kegagalan penyandian. Salah satu faktor yang mempengaruhi kegagalan penyandian adalah faktor stres. Menurut hukum Yerkes-Dodson tingkat arousal yang sangat rendah atau sangat tinggi dapat menghambat kinerja memori dan proses kognitif yang lain.
Ada juga istilah Kegagalan konsolidasi yaitu hilangnya memori karena adanya gangguan organik yang terjadi saat pembentukan jejak memori yang berakibat pembentukan memori yang tidak sempurna. Nah hal ini biasa dirasakan sebagai kelupaan. Pada kegagalan konsolidasi, STM bekeja dengan normal namun terjadi gangguan pada LTM. Dan kita sering mendengar istilah Amnesia, amnesia juga sejenis kelupaan yang terjadi akibat gangguan di otak. Namun tak semudah yang kita lihat di film-film. Namun amnesia ini terjadi karena suatu penyakit atau juga cedera otak. Amnesia terdiri dari dari dua jenis yaitu Amnesia Retrograde, yakni hilangnya memori mengenai peristiwa-peristiwa sebelum terjadinya cedera otak. Dan Amnesia Anterograde, yakni hilangnya memori pengenai peristiwa-peristiwa setelah terjadinya cedera. Sebuah penelitian juga mengungkap adanya memori-memori palsu, jadi pada sebuah penelitian Roediger dan McDermott partisipan di himabu untuk membaca kata-kata yang saling berkaitan. Sebagai contoh partisipan dihimbau untuk membaca kata-kata ranjang,lelap,malam,sunyi. Lalu partisipan dihimbau untuk menulis kata-kata yang telah dibacanya. Namun ternyata ada kata tidur yang di tuliskan partisipan. Nah ini menandakan bahwa kata-kata yang berhubungan tersebut akan menimbulkan memori palsu yang sebenarnya tidak ada.

Melupakan dan mengingat adalah kemampuan manusia yang sangat bermanfaat. Bayangkan saja ketika ada kata-kata yang menyakitkan terus terngiang di kepala kita, pastilah akan membuat kita tidak nyaman. Begitu juga demikian,  mengingat juga sangat penting. Faktor yang meningkatkan kinerja memori salah satunya adalah penyandian dan teknik-teknik yang dirancang untuk meningkatkan penyandian dan memudahka pengambilan yang biasa disebut teknik Mnemonik. Terdapat beberapa metode dalam teknik ini. Yang pertama, metode loci yaitu suatu metode yang mengasosiasikan objek-objek tertentu dngan tempat-tempat tertentu. Yag kedua, sistem kata bergantung, yaitu mempelajari serangkaian kata yang berfungsi sebagai “gantungan” untuk “menggantungkan” item-item yang dihapalkan. Ketiga, metode kata kunci yaitu metode ini biasanya di gunakan untuk mempelajari kosakata bahasa asing. Jadi kosakata dari bahasa kita yang mirip dengan bahasa asing kita gunakan sebagai alat untuk mengingat bahasa asing yang sedang kita pelajari. Keempat, teknik-teknik verbal yaitu salah satu teknik yang menggunakan akronim yang biasa disebut kata singkatan. Sebagai contoh kita sering menggunakan isltilah LAN dalam memahami Local Area Network. Sebuah sistem lain yang berhubungan dngan mnemonik adalah pembentukan akrostik, yaitu sebuah frase atau kalimat yang didalamnya huruf-huruf pertama diasosiasikan dengan kata-kata pertama yang harus di ingat.
FIKROTUL BARIZAH
16410006
Bahasa dan hubungannya dengan kognisi manusia

Tahukah kalian apa itu bahasa? Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang didalamnya pikiran-pikiran dikirimkan dengan perantara suara atau simbol. Secara teknis studi tata bahasa mencakup area, fonologi yakni ilmu yang mempelajari kombinasi-kombinasi suara dalam suatu bahasa; morfologi yakni ilmu yang mempelajari kombinasi potongan-potongan kata dan kata-kata itu sendiri sehingga menjadi unit-unit yang lebih besar; dan sintaksis yakni ilmu yang mempelajari kombinasi kata-kata sehingga menjadi frase dan kalimat.
Linguistik merupakan sebuah ilmu yang mempelajari bahasa, dengan topik pembelajaran meliputi struktur bahasa dan berfokus para pendeskripsian suara-suara, makna dan tata bahasa dalam percakapan. Dalam ranah psikologi biasanya di kenal istilah psikolinguistik. Psikolinguistik merupakan penggabungan antara pendekatan psikologi dan linguistik. Para ahli linuistik telah mengembangkan sebuah kirangka kerja bahasa yang bersifat hierarkis. Hierarkis linguistik berkisar pada komponen-komponen yang fundamental ke komponen-komponen gabungan hingga komponen yang sangat rumit. Sehingga unit-unit suara dan makna memiliki jenjangkerumitn yang terus meningkat. Morfem merupakan unit terkecil yang memiliki makna. Morfem dapat berupa kata atau bagian-bagian kata seperti awalan , akhiran, atau kombinasinya. Morfem juga dapat berupa morfem bebas (unit-unit bermakna yang berdiri secara mandiri) dan morfem terikat (bagian-bagian kata). Dengan morfem inilah kita dapat merangkai jutaan kata dengan tidak terbatas. Morfologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang struktur kata. Namun dalam kombinasi morfem juga terdapat batasan-batasan linguistik yang bertujuan mengurangi jumlah kekeliruan dalam transmisi dan penyandian. Sintaksis merupakan peraturan yang mengendalikan kombinasi kata-kta dalam frase dan kalimat. Dalam upaya memahami struktur bahasa, para ahli memusatkan pada dua aspek yakni, produktivitas dan regularitas;
Dalam teori Chomsky, ia memberi gagasan bahwa yang paling penting dari bahasa bersifat bawaan (nature). Namun berbeda dengan yang di ungkapkan oleh skinner yang berpendapat bahwa bahasa diperoleh dari pembelajaran (nuture). Dan kaum behaviorism mereka berpendapat bahwa bahasa di peroleh melaui penguatan (reinforcement).
Studi-studi neurologis mengenai bahasa menunjukan keberadaan area-area terspealisasi yang terlibat dalam pemrosesan bahasa, namun bahasa melibatkan sejumlah besar subsistem sehingga diasumsikan sejumlah besar region di otak di aktifkan secara bersamaan. Neurologis otak telah di pelajari menggunakan sejumlah teknik, termasuk pelacakan elektronik dan pemindaian PET.
Kemampuan mengamati teks tertulis di batasi oleh karakteristik-karakteristik sistem visual. Ketajaman tertinggi terjadi di fovea (yakni dalam sudut visual sebesar 1-2 derajat). Resolusi rendah terjadi di area-area arafoveal dan area-area parifer. Pendeteksian materi tertulis nyaris tidak terjadi selama gerakan sakadik. Studi-studi rentang perseptual digunakan untuk menguji hakikat pemrosesan informasi, dan metodenya meliputi penggunaan tachistoscopic, studi pergerakan mata, dan penerapan prosedur-posedur fiksasi. Studi pergerakan bola mata menunjukan bahwa informasi dalam area pandang semi-perifer  disandikan secara sebagian, dan beban pemrosesan ditentukan oleh jarak unit (huruf atau kata) dari fovea.
Pola pergerakan mata akan berubah dengan sangat cepat untuk mengakomodasi konteks-konteks dalam bacaan yang saling bertentangan.fenomena tersebut menunjukan bahwa proses-proses pemahaman tingkat tinggi terjadi secara dini, yakni pada awal pemrosesan materi tertulis. Studi-studi fiksasi mata menunjukkan adanya fiksasi yang lebih lama terhadap kata-kata yang jarang di jumpai, kata-kata yang terletak di akhir kalimat, dan kata-kata yang terlibat dalam klausa yang diintegrasikan.penemuan tersebut menjadi dukungan bagi model-model membaca uang mengajukan gagasan mengenai suatu interaksi antara masukan stimulus dan memori.
FATIHATUN NURIL MUGNIA
16410037

Pemecahan masalah merupakan sebuah pemikiran yang secara langsung  bertendensi pada penanggulangan masalah secara spesifik. Baik berupa tanggapan, pilihan, ataupun respons dalam menanggulangi masalah tersebut.
Penyelesaian masalah ini seringkali mengarah pada teori yang Gestalt yang disebut-sebut sebagai teori pemahaman insight yang juga dapat diartikan sebagai konfigurasi atau keseluruhan yang terorganisir. Karl Duncker (1945) kemudian menciptakan sebuah konsep yang disebut dengan “functional fixedness” yaitu adanya kecenderungan untuk mempersepsikan suatu barang sesuai dengan fungsi pada umumnya, sehingga akan mempersulit penggunaan barang jika dialih fungsikan.
Nah, sebagai acuan pemecahan masalah kita dapat menggunakan  metode  POHEK, kalian pasti pernah mendengarkan kata ini ketika SMP atau SMA, pa sih POHEK itu? POHEK terdiri dari kata P yang berarti Perumusan masalah, O observasi, H hipotesis, E eksperimen, dan yang terakhir adalah K yakni kesimpulan. Pada umumnya, tahapan pemecahan suatu masalah dimulai dari apa yang diiingininkan oleh seorang partisipan sehingga mewujudkan adanya hipotesis-hipotesis  dan mengujinya, ketika hipotesis ini dianggap salah atau tidak sesuai maka akan muncul hipotesis lainnya yang kemudian akan muncul keadaan adanya trial and error.
Dalam prosesnya representasi internal ini bersifat sangat subyektif; transkripsi mental terhadap konfigurasi dunia nyata yang tidak begitu saja dikatakan sesuai dengan representasi internal seseorang. Organisasi perseptual dari suatu permasalahan dengan pengaruh motivasi penerima, bisa dan seringkali berbeda dari sifat fisik tugas.
Eisentandt dan Kareev menggambarkan dalam sebuah permainan “Gomoku” yang menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa jika seorang partisipan bermain dengan cepat menandakan perencanaan, atau antisipasi berbagi konfigurasi yang mungkun muncul atau diabaikan. Maka, terkait dengan pengenalan sebuah masalah dapat dikatakan bahwa representasi internal dibentuk oleh pencarian aktif atau sering disebut dengan proses top-down yang berarti analisis dimulai dengan usaha yang dibuat untuk memverifikasi dengan cara mencari rangsangan diikuti dengan hipotesis. Dan di proses dengan prosedur buttom-up dimana rangsangan diperiksa dan dicocokkan dengan komponen struktural.
Usaha-usaha awal untuk mengatasi kesulitan-kesulitan konsep menggunakan analisis faktor untuk mengisolasikan kemampuan umum maupun kemampuan khusus, telah dikritisi karena tidak menyediakan informasi mengenai proses-proses mental; sulit diujikan terhadap teori dan mengandalkan perbedaan-perbedaan individu, yang mana cara tersebut bukanlah satu-satunya hal yang terbaik dalam mempelajari manusia. 
Kreativitas merupakan bentuk aktifitas kognitif yang menghasilkan suatu pandangan yang baru terkait permasalahan serta tidak dibatasi pada hasil yang pragmatis (selalu dipandang menurut kegunaannya).
Proses kretif yang dikemukakan oleh Walla dibagi menjadi 4 fase: 1. Persiapan, melibatkan bentuk permasalahan, yaitu suatu proses dengan menggunakan dasar pengetahuan seseorang (2) inkubasi, masa dimana tidak ada usaha yang dilakukan secara langsung untuk memecahkan masalah dan tidak terfokus pada satu permasalahan saja (3) iluminasi, berlangsung saat pemahaman meningkat (4) verifikasi, melibatkan uji coba dari pemahaman yang telah didapat.
Sternberg (1977, 1980a, 1980b, 1982, 1984a, 1984b, 1986a, 1986b, 1989) membahas keterkaitan penalaran dan pemecahan masalah yang disebut dengan teori triarkhis (triarchic theory) terdiri dari 3 subteori:
1.  Perilaku inteligen komponensial (compenential intelligent behavior)
Menjelaskan struktur dan mekanisme yang mendasari perilaku inteligen. Teori ini membahas 3 komponen informasi : a) belajar bagaimana melakukan hal-hal tertentu. b) merencanakan hal-hal yang akan dilakukan serta bagaimana cara melakukannnya. c) melakukan hal tersebut.
2.  Perilaku inteligen eksperiensal (experiential intelligent behavior)
Komponen ini berisikan fakta sebagai tugas maupun situasi yang unik. Perilaku yang tepat secar kontekstual adalah perilaku yang tidak dianggap sebagai perilaku inteligen menurut pengalaman umum.
3.  Perilaku inteligen kontekstual (contextual intelligent behavior)
Perilaku ini meliputi a) adaptasi dengan lingkungan b) pemilihan erhadap lingkungan yang lebih optimal dibanding apa yang dilakukan individu pada umumnya c) menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk peningkatan keahlian, minat, dan nilai-nilai.
Daya ingat (kecepatan, ketepatan, dan jumlah) dilakukan melalui proses verbal dan dari suatu dasar pengetahuan yang dimiliki oleh individu mempengaruhi jumlah dan ketepatan dari proses recall sebaik ketepatan dari metamemorinya.


Fatihatun Nuril Mughnia
16410037

Kognisi Sepanjang Masa Kehidupan

Perunahan-perubahan yang terjadi dikaitkan dengan adanya perkembangan kognitif manusia, dan sedikit banyak membentuk sebuah pola-pola yang teratur sepanjang rentang kehidupan individu.
Prinsip-prinsip utama dalam perkembangan kognitif adalah organisasi dan adaptasi.
Organisasi (organization)  bertendensi pada sebuah sifat dasar struktur mental yang digunakan untuk mengeksplorasi dan memahami dunia. Dikatakan bahwa pikiran disini bersifat terstruktur dan terorganisir, meningkatkan kompleksitasnya, dan terintegrasi. Tingkat berpikir yang paling sederhana adalah skema (scheme), yakni representasi mental terhadap beberapa tindakan yang tertuju pada sebuah objek.
Adaptasi (adaptation) terdiri dari dua proses, yaitu asimilasi (assimilation) dan akomodasi (accomodation). Asimilasi merupakan proses perolehan informasi yang berasal dari luar, dan pengasimilasiannya dengan pengetahuan dan perilaku kita sebelumnya. Akomodasi mencakup proses perubahan (adaptasi) skema lama untuk memroses informasi objek-objek baru dilingkungannya.
Karakteristik perkembangan kognitif dalam teori piaget dapat diketahui dari (a) Periode dalam seatu periode yang sama bersifat kuantitatif dan linear (b) Terdapat perubahan kualitatif dalam perbedaan antarperiode dan menunjukkan adanya rangkaian kemajuan dari satu periode ke periode lainnya (c) suatu periode harus dilalu terlebih dahulu sebelum meningkat ke periode selanjutnya (d) subjek skema dalam setiap tahapan bertujuan akomodasi
Konservasi (conservation) ranah pertama, merupakan kemampuan untuk menstransformasikan sifat objek.
Klasifikasi (classification) berhubungan erat dengan adanya pengelompokn dan kategorisasi objek-objek yang mirip. Pada tahap operasionla konkret, anak dapat menjawab pertanyaan melalui kemampuan untuk mengklasifikasikan. Menurut Piaget, kesuksesan performa tidak hany melibatkan kesadaran terhadap subkelas, tetapi juga pengetahuan yang lengkap bahwa subkelas dimasukkan secara bersama-bersama dalam kelas dan dapat dipecah menjadi beberapa subkelas. Sistem operasional konkret  atau pengelompokan mirip dengan konservasi. Kedua subkelas dapat dikombinasikan kedalam kelas, dan dapat dipecah kedalam dua subkelas. Dan semua ini dapat dilakukan dala pikiran.
Seriasi (seriation) dan transivitas (transitivity) adalah dua kemampuan yang terpisah, namun saling berkaitan. Seriasi melibatkan kemampuan untuk merangkai secara bersamaan serangkaian elemen menurut hubungan tertentu. transivitas berhubungan dengan kemampuan seriasi. Hal ini terjadi sebelum masuk pada tahap operasional konkret piaget yang ditunjukkan dngan mampunya seorang anak menunjukkan performanya secara optimal.
Teori lain mengenai perkembangan juga dikemukakan oleh Vygotsky yang menolak determinisme biologis yang ketat dan menyatakan bahwa perkembangan didahului oleh proses belajar. Pikiran dan bahasa diyakininya sebagai dua hal yang tidak saling berhubungan, yang mana oikiran terbentuk secara biologis, sementara bahasa merupakan bentukan sosial. Intregasi ini pun terjadi ketika seorang anak mengubungkan pikiran, bahasa, dan peristiwa-perostiwa yang terjadi dilingkungannya melalu iaktivitas pemberian nama.
Neurosains kognitif perkembangan sendiri didasarkan pada asumsi  bahwa semua fungsi-fungsi kognitif semata-mata merupakan struktur dan proses neurologis belaka. Sejak awal kehidupan individu otak berkembang dari sederhana menjadi kompleks. Sehingga menjadi suatu pokok pembahasan dan persoalan mengenai stimuli lingkungan dan batasan biologis.


FATIHATUN NURIL MUGHNIA
16410037

Representasi Pengetahuan secara Verbal

Pengetahuan dan Bahasa, seringkali kita mendengar istilah pengetahuan maupun bahasa. Apa sih arti dari kedua istilah tersebut? Nah, disini akan saya paparkan sedikit makna mengenai pengetahuan dan Bahasa.
Pengetahuan adalah penyimpanan, pengintregasian, dan pengorganisasian informasi yang berlangsung dalam memori (Solso). Bukan seperti yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, yang berupa suatu informasi yang telah di proses atau yang telah terstruktur.
Lau, bagaimana dengan bahasa? Bahasa merupakan representasi  pengetahuan yang didapat melalui proses verbal yang berfungsi pembatas filogenetik.
Proses terjadinya representasi bahasa ini menimbulkan adanya pendekatan-pendekatan antara lain, pendekatan asosionis yang berfokus pada hubungan-hubungan fungsional antara konsep-konsep dan pendekatan kognitif yang berfokus pada struktur-struktur mental yang mendeskripsikan hubungan antara makna dan memori.
Selain itu ada juga proses pengorganisasian yang dilakukan secara semantik merujuk pada cara konsep-konsep diorganisasikan dan dibentuk sebagai struktur-struktur dalam memori. Proses ini terdiri dari beberapa bagian, yang pertama yakni model set teoritik, berfokus pada pengethuan manusia yang diperoleh dari beberapa konsep semantik.
Yang kedua, model perbandingan fitur semantik, tidak berbeda dengan model sebelumnya yang melalui pengorganisian, model ini juga sama hanyasaja pada model ini ada sedikit perbedaan dalam berasumsi, yakni melalui atribut-atribut pada  model perbandingan semantik yang dibagi menjadi dua atribut, atribut penegas (defining features) dan fitur karakteristik (characteristik features)
Atribut penegas merupakan atribut yang pertama menerima suatu stimuli melalui pancaindera ketika menangkap suatu objek. Sedangkan fitur karakterisktik merupakan atribut pendukung yang ada pada objek dan menjadi penjelas bagi atribut penegas.
Yang ketiga adalah model jaringan semantik, diambil dari pendapat yang dikemukakan oleh Allen Collin dan Rose Qullian yaitu representasi yang menggunakan pemaknaan satu kata yang ditampilkan dalam satu susunan yang memunculkan kata-kata lain yang ada.
Selanjutnya, Model pemrosesan semantik dengan konsep aktivasi menyebar (Collins dan Loftus) yang dibuat berdasarkan sebuah jaringan yang rumit yang menghubungkan asosiasi-asosiasi sederhana dalam suatu ruang konseptual. Model ini digunakan untuk menjelaskan dampak-dampak priming dan dalam menjelaskan lebih mudahnya proses pengambilan sebuah kata atau konsep.
Model-model jaringan proposisional berisikan sebuah gagasan bahwa memori diorganisasikan oleh sebuah jaringan asosiatif runit yang berisi konstruksi-konstruksi proposisional, yang merupakan unit-unit terkecil yang masih memiliki informasi yangbermakna.



Rabu, 06 Desember 2017

Nurul Amalia Syahrullah Yulianto

Nama              : Nurul Amalia Syahrullah Yulianto
NIM                : 16410165

Representasi Pengetahuan Secara Verbal dan Visual

1.     Representasi Pengetahuan Secara Verbal
a.    Bahasa dan Pengetahuan
Bahasa sangat berperan dalam proses memasukkan pengetahuan dalam kognitif. Sehingga, ketika kita dapat memahami suatu makna dari sebuah kata-kata, maka pengetahuan yang tersampaikan melalui bahasa dapat kita mengerti yang kemudian kita simpan dalam memori kita. Dengan memahami kata-kata yang menyusun suatu pengetahuan, kita dapat mengetahui sejumlah hal mengenai isi, struktur, dan proses representasi pengetahuan.
b.    Pengorganisasian Pengetahuan Secara Semantik
-      Model Set-Teoretik
Model set-teoretik membahas mengenai konsep-konsep semantik. Konsep yaitu menggabungkan beberapa unit dengan suatu kategori yang sama. Misalnya; pensil, polpen, buku digabungkan sehingga menjadi konsep alat tulis. Dalam model set-teoretik, suatu memori akan unit-unit dapat dihubungkan dengan konsep lainnya. Misalnya, ikan cupang bisa termasuk dalam konsep ikan, bisa juga termasuk dalam konsep ikan peliharaan.
-      Model-Model Jaringan Semantik
Model jaringan semantik menampilkan setiap kata dalam suatu susunan yang berhubungan dengan kata-kata lainnya dalam memori, misalnya dari segi makna.
2.    Representasi Pengetahuan Secara Visual
a.    Teori-Teori Representasi Pengetahuan Secara Visual
Informasi visual yang kita stimuli diterjemahkan sebagai suatu gambar internal yang dapat kita panggil kembali. Informasi visual yang kita terima akan disaring, dihimpun, dan disimpan sebagai pernyataan-pernyataan yang abstrak mengenai gambaran yang bersangkutan.
-      Hipotesis Penyandian Ganda
Paivio dan rekan-rekannya meneliti mengenai imagery menggunakan paradigm pembelajaran asosiasi-berpasangan. Pada langkah awal Paivio mengkuantifikasikan kualitas imagery yang dimiliki oleh kata-kata benda. Paivio meminta sekelompok partisan untuk menilai kata-kata benda berdasarkan kemampuan kata-kata benda tersebut untuk memunculkan suatu citra atau gambar. Dari penelitian Paivio dan kawan-kawan tersebut menghasilkan suatu hipotesis penyandian ganda, yakni suatu teori yang menjelaskan cara informasi direpresentasikan dalam memori.

-      Hipotesis Proposisional-Konseptual
Hipotesis proposisional-konseptual mengungkapkan bahwa manusia menyimpan interpretasi-interpretasi terhadap peristiwa-peristiwa, baik verbal maupun visual, daripada menyimpan komponen-komponen dari suatu gambaran.

-      Hipotesis Ekuivalensi-Fungsional


Nurul Amalia Syahrullah Yulianto

Nama              : Nurul Amalia Syahrullah Yulianto
NIM                : 16410165

Pemecahan Masalah
            Dalam berbagai lingkup kegiatan manusia, manusia melakukan pemecahan masalah untuk menemukan solusi terkait permasalahan mereka. Tidak hanya manusia, monyet dan beberapa jenis mamalia lainnya juga mengalami proses pemecahan masalah. Hampir setiap waktu, manusia dan mamalia lainnya menemukan suatu permasalahan dalam hidup, sehingga membuat suatu cara untuk menggapai solusi terhadap suatu masalah, diantaranya menanggapi, memilih, dan menguji respon yang dapat diaplikasikan dalam permasalahan.
1.     Psikologi Gestalt dan Pemecahan Masalah
Psikologi Gestalt memandang perilaku sebagai sebuah sistem yang terorganisir. Menurut tokoh-tokoh psikologi Gestalt, suatu permasalahan terjadi karena adanya suatu tegangan atau tekanan atau stress yang timbul sebagai hasil dari interaksi antara persepsi dan memori. Ketika kita memikirkan lebih jauh dari suatu permasalahan atau menelitinya dari berbagai sudut pandang, maka kita akan mendapatkan pandangan yang benar akan hal tersebut. Dari sudut pandang tersebut, timbullah konsep “functional fixedness”, yaitu adanya suatu kecenderungan untuk mempersepsikan suatu barang sesuai dengan fungsi pada umumnya.
2.    Representasi Permasalahan
Menurut psikologi kognitif modern, representasi adalah bagaimana suatu permasalahan tersebut dapat digambarkan dalam pikiran.


Tahapan-tahapan pemecahan masalah menurut Hayes (1989), antara lain:
a.    Mengidentifikasi permasalahan: Bulan depan saya akan melanjutkan kuliah di luar kota yang sangat jauh dengan tempat tinggal saya.
b.    Representasi masalah: Saya akan merasa asing pertama kali ketika baru saja menginjak kota saya merantau tersebut. Saya harus memikirkan bagaimana caranya agar saya dapat cepat beradaptasi dengan lingkungan baru tersebut.
c.    Merencanakan sebuah solusi: Saya akan mencari banyak teman baru di kota rantau saya yang tentunya dapat mengajak saya kepada kebaikan. Selain itu, saya juga akan beradaptasi dengan budaya kota rantau saya.
d.    Merealisasikan rencana: Saya akan ramah terhadap teman-teman saya di kampus, dan saya akan belajar bahasa dari kota rantau saya dengan banyak bertanya pada teman-teman baru saya baik teman kos maupun teman kampus.
e.    Mengevaluasi rencana: Meskipun saya ramah terhadap orang-orang baru agar lebih mudah mendapat banyak teman, saya akan tetap membatasi pergaulan saya agar tidak salah arah. Selain itu, saya tidak akan mempelajari kata-kata kotor dalam bahasa kota rantau saya.
f.    Mengevaluasi solusi: Saya akan merefleksikan proses-proses pemecahan masalah yang sudah saya jalani dan menggunakan pengalaman ini ketika menghadapi permasalahan yang sama di masa depan.


Nurul Amalia Syahrullah Yulianto

 Nama             : Nurul Amalia Syahrullah Yulianto
NIM                : 16410165

Pembentukan Konsep dan Logika

1.     Pembentukan Konsep
Pembentukan konsep yaitu mendefinisikan konsep tersebut seperti ciri-ciri atau karakteristik dari konsep tersebut. Konsep yaitu suatu penggambaran mental, ide, atau proses dari suatu informasi. Dalam mendefinisikan suatu konsep, kita menjabarkan ciri-ciri atau karakteristik konsep tersebut.
a.    Asosiasi
Asosiasi merupakan proses yang paling berpengaruh dalam pembentukan konsep. Prinsip asosiasi meyakini pembelajaran konsep terjadi karena; (1) penguatan (reinforcement) antara sebuah stimulus dengan respon, (2) non-penguatan (hukuman) pasangan tidak tepat antara sebuah stimulus dengan responnya.
b.    Pengujian Hipotesis
Ketika akan membentuk sebuah konsep, kita terlebih dahulu memilih sebuah hipotesis atau strategi yang konsisten dengan objek penyelidikan. Proses tersebut meliputi pembentukan prioritas-prioritas.

2.    Logika
Logika yaitu suatu ilmu untuk menentukan sebuah isu dalam pikiran. Logika tersebut yang membuat adanya pemikiran berbeda terhadap suatu objek yang sama, dan membuat adanya pikiran yang logis mauupun tidak logis.
Aristoteles telah memperkenalkan suatu sistem bernalar yaitu silogisme. Silogisme tersebut menggunakan premis mayor, minor, dan kesimpulan. Contohnya adalah sebagai berikut:
Premis mayor: Seluruh siswa SMA mengikuti ujian nasional tingkat SMA.
Premis minor: Amalia merupakan siswa SMA.
Kesimpulan: Amalia mengikuti ujian nasional tingkat SMA.

a.    Penalaran Deduktif
Johnson-Laird (1995) mengidentifikasi beberapa kemungkinan dalam penalaran deduktif, antara lain:
1.     Kesimpulan relasional menggunakan kata-kata seperti; lebih dari, di sebelah dari, di sebelah kanan dari, sebelum, setelah.
2.    Kesimpulan preposisional menggunakan kata-kata seperti; jika, atau, dan.
3.    Silogisme
4.    Menjumlah kesimpulan kuantitas apabila premis berisi lebih dari 1 kesimpulan.

b.    Penalaran Silogistik
Salah satu cara yang efektif dalam menentukan silogisme yaitu dengan menggambar diagram Venn.