Kamis, 28 September 2017

Emha Ainun Najib

NEURONSAINS KOGNITIF

Oleh :Emha Ainun Najib (16410169)

Neurosains kognitif adalah pendekatana dalam psikologi kognitif yang memusatkana kajiannya pada otak.jaringan neuron yang rumit dalam otak manusia,yang saling terhubung satu sama lain adalah sistem paling rumit yang di kenal manusia.disiplin ilmu ini mendapatkan namanya (neurosains kognitif) pada akhir tahun 1970-an di kursi belakang sebuah taksi di new york.
Bagaimana neurosains kognitif dapat di terapkan pada di kotomi pikiran tubuh (suatu dikotomi yang di teliti oleh para ilmuwan selama berabad-abad,descrates meyakini adanya semacam “filamen” (benang) yang menghubungkan tangan dengan otak dalam contoh,sengatan panas menggerakkan “filamen” itu sehingga mengaktifkan otak,dan otak melepaskan cairan yag membuat lengan menarik telapak tangan dari api tersebut,descrates menyebut mekanisme ini sebagai lengkung refleks,segala sesuatu yang bersifat psikologis (pikiran) menimbulkan dampak pada sitem neurologis (tubuh).
Kita sedang membicarakan hal-hal yang mampu dilakukan oleh otak ,misalnya berpikir,mempertahankan objek dalam memori,memepersepsikan suatu peristiwa dan memberi penilaian,dan juga pengalaman pengalaman kompleks yang mampu di timbulkan oleh sistem kognitif kita,seperti nperasaan cinta dan duka,seni(mengarang lagu), dan humor (membuat lelucon ).dalam pengertian ini,pikiran tersusun dari berbagai proses yang sedang di lakukan oleh otak.
Sistem saraf otak atau di kenal CNS (central nervous system) ,CNS terdiri dari saraf tulang belakang dan otak, unsur-unsur pembentuk CNS adalah neuron,sebuah sel khusus yang mengirimkan informasi sepanjang sitem saraf. Neuron dalam otak manusia melebihi 100 miliar,setiap inchi korteks serebal manusia berisi sekitar 10.000 mil neuron,yang saling menghubungkan sel-sel.otak manusia sedemikian rumitnya sehingga otak sendiri itu tidak akan pernah mampu memahami dirinya sepenuhnya.
Otak manusia terbagi menjadi dua struktur sejenis,yakni hemisfer serebal kiri dan kanan,korteks serebal telah menjadi fokus penelitian selama lebih dari 100 tahun karena di asumsikan menjadi pusat proses berpikir dan kognisi,kognisi meliputi(persepsi,memori,pemecahan masalah,pemrosesan bahasa) melibatkan banyak area di otak dan perlu di ingat bahwa berbagai struktur tubuh dan kognitif yang penting dan rumit tergantung pada bagian-bagian otak yang lain.
Penelitian-penelitian awal tentang lobotomi,frenologi dan lokalisasi fungsi adalah pendahulu penelitian neurosains kognitif modern,neurosains kognitif adalah ilmu yang menyediakan dasar-dasar untuk lebih jauh lagi menyelidiki isu-isu lama terkait pikiran dan tubuh,


PSIKOLOGI KOGNITIF DAN NEUROSAINS KOGNITIF
a.      Kebutuhan untuk menemukan bukti-bukti fisik yang mendukung struktur pikiran (yang bersifat teoritik.
b.     Kebutuhan para ilmuwan neurosains untuk menghubungkan penemuan-penemuan mereka dengan model-model fungsi otak dan kognisi yang lebih komprehensif.
c.      Sasaran klinis untuk menemukan korelasi antara panthologi otak dan perilaku (simtom).
d.     Meningkatnya keterlibatan fungsi-fungsi neurologis dalam model-model yang menggambarkan kinerja pikiran.
e.      Upaya para ahli komputer untuk membuat formulasi kognisi manusia dengan mengembangkan piranti lunak yang mampu berperilaku seperti otak manusia.
f.      Berkembangnya teknik-teknik yang memungkinkan para ilmuwan untuk mengintip kedalam otak manusia dan mengungkapkan struktur-struktur dan proses-proses yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Peralatan dan teknik meliputi ablasi,perusakan atau pembuangan semua atau sebagian organ dengan cara pembedahan maupun pembekuan dengan tujuan mempelajari fungsi organ tersebut.perekaman sel tunggal pemeriksaan postmortem (pasca kematian).

Teknologi baru tersebut pada mulanya dikembangkan untuk mendiagnosis gangguan otak,namun sekarang menjadi sebuah alat yang berguna bagi para peneliti yang berminat mempelajari pikiran manusia.

Marisatia Risma N

Marisatia Risma N / 16410073
Memory Manusia, Ragam, dan Kapasitas

Memori adalah lemari kaca tempat khayalan disimpan, peti harta tempat logika dijaga, pintu depan tempat kesadaran masuk, dan sekaligus sebuah dewan penasihat bagi pikiran-pikiran kita. Itu adalah salah satu ungkapan tentang memori yang disampaikan St. Basile.
Tapi apa sebenarnya memori itu? Solso (92008) dalam bukunya mendefinisikan memori sebagai suatu  elemen pokok dalam sebagian besar proses kognitif. Banyakj penelitian-penelitian tentang memori. Salah satu yang paling sering digunakan dalam pembelajaran adalah konsep memori jangka pendek dan jangka panjang. Pembuat konsep ini, William James, membedekan memori menjadi dua. Yakni memori primer dan memori sekunder.
Memori primer yang konsepnya mirip dengan memori jangkan pendek (STM) tidak pernah meninggalkan kesadaran dan senantia menyediakan ‘tayangan’ peristiwa-peristiwa yang pernah dialami. Sementara memori sekunder / memori jangka panjang (LTM) didefinisikan sebggai ‘jalur’ yang terpahat dalam otak manusia. Secara sederhana memori jangka pendek adalah tempat penyimpanan informasi awal sementara memori jangka panjang adalah tempat penyimpanan informasi yang sudah lalu dimana memori dalam LTM dapat digali kembali pada saat-saaat tertentu.
Memorijangkapendekmemilikikapasitaspenyimpanan yang terbatasdiimbangiolehkapasitaspemrosesan yang jugaterbatas, danbukanhanyaitu, terdapat pula pertukarankonstanantarakapasitaspenyimpanandankemampuanpemrosesan. Memorijangkapendekbersifatterbatasbaikdalamkapasitasmaupundurasi. Informasiakanhilangdalamwaktu 20-30 detikjikatidakdiulang-ulang. STM dibutuhkanketikakitamenyelesaikansebagianbesartugas-tugaskognitif yang mencerminkanperanpenting STM sebagaisebuahmemorikerja (working memory) yang menjagadanmemanipulasiinformasi. STM jugadapatmenggabungkaninformasi, baikdarilingkunganmaupun LTM kapanpunseseorangmencobamempelajariinformasibaru, membuatkeputusanataumenyelesaikanmasalah.
Sedangkanmemorijangkapanjang (LTM), memilikikapasitas yang itdakterbatasdandapatmenahaninformasidalamjangkawaktu yang lebih lama, namunsering kali memerlukanusaha yang keras agar dapatmemasukaninformasikememoriini. Atkinson dan Shiffrin memperhitungkanbahwaadanyaefekposisi serial, mengingatlebihbaik kata-kata di awaldaftardapatdijelaskandenganadanyapenyimpanan kata-kata tersebut di LTM, danmengingatlebihbanyak kata-kata di akhirdaftardapatdijelaskandengan adanyapenyimpanankat-kata tersebut.unsurpusatperkembangankognitif yang memusatkanseluruhsituasi yang didalamnyaindividumenyimpaninformasi yang iaterimasepanjangwaktu. Jenis-jenisMemorijangkapanjang di bagimenjadimemorieksplisit (Deklaratif) danmemoriimplisit (Non-deklaratif). Eksplisityaitumengacupadaingatanmasalalusepertikitadisuruhmembuatceritatentangberliburdirumahnenek, sedangkanimplisityaitumengacupadainformasi yang disimpantanpadisadarisepertikitaditanyaberapasaudarakandungkita, kitaakanmenjawabnyadenganspontan.
Tidaksampaidisitusajamemorieksplisitdiorganisasikanmenjadimemorisematikdanmemoriepisodik, sematikadalahmemorimengenai kata, konsep, peraturan, dan ide-ide abstrak, bisadisebutjugadengankejadianfaktasedangkanepisodikadalahsuatu system memorineurokognitif yangmemungkinkanseseorangmengingatperistiwa-peristiwapada masa lalunya, bisadisebutjugadenganperistiwa masa lalu. Sedangkanmemoriimplisitdibagimenjadimemori procedural danmemoriemosional.Sulitbagikitauntukmembayangkankapasitasdandurasiinformasi yang ditampungdalammemorijangkapanjang, namunkitamasihbisamemperkirakankarakteristik-karakteristiktersebut, bahkaninformasi yang paling samarsekalipundapatkitaingat.
Bukan hanya itu saja, Para psikologjugapernahmenekankanperbedaandari dua memori tersebut, yaituberdasarkanperbedaandalamkode-kodememori. Merekaberpendapatbahwaadaduakodedalammemori, yaitukodeakustik (acoustik code) dankodesematik(sematic code). Akustik (acoustik code), kode yang berdasarkanbunyi. Kodeinimerupakankodememori yang dominandalam STM. Sedangkankodesematik (sematic code), kode yang berdasarkanmakna. Kodeinimerupakankode yang dominandalam LTM.

Pada dasarnya tempatpenyimpananmemoriadalahdiseluruhbagianotak, meskipunjugaterpusatpadabagian-bagiantertentu seperti area frontal yang terlibat dalam pemrosesan mendalam terhadap informasi. Pada intinya, tanpaotak manusiaakanmenjadimakhluk yang tidakmemilikiperasaan, tidakmemilikipikirin, dantidakmemilikimemori. Saatkitaberpikirtentangmemori, kitaseringmembanyangkansuatupenyimpananluas yang berisiinformasidanpengetahuan .Jenismemorisemacamitudisebutmemorijangkapanjang (LTM; long-term memory), danitumerupakandarimemorikita. Meskipunmemorijangkapendek (STM; short-term memory) memilikikapasitas yang lebihkecildibandingkandenganmemorijangkapanjang, tetapimemorijangkapendekmemilikiperanpentingdalampemrosesanmemori.

Rabu, 27 September 2017

SENSASI, ATENSI, DAN PERSEPSI

SENSASI, ATENSI, DAN PERSEPSI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
PSIKOLOGI KOGNITIF
Dosen pengajar Yusuf Ratu Agung, MA







Oleh:
FACHRIZA MAHDIYATUL HUSNA (16410036)
FATIHATUN NURIL MUGHNIA  (16410037)
NUR AMALIA HAMIDA (16410046)
MUKHSIN NASRULLAH


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
FAKULTAS PSIKOLOGI
September 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
            Sensasi dan persepsi pada manusia merupakan proses dimana manusia menerima infoemasisensoris energi fisik yang berasal dari lingkungan baik melalui pengindraan maupun mengartikan stimulus menjadi sebuah sinyal-sinyal neural melalui proses pengcodingan.
            Sensasi (sensation) mengacu pada hubungan antara dunia fisik dan penginderaannya melalui sistem sensorik. Sedangkan, persepsi melibatkan kognisi tingkat tinggi dalam pengintrepetasikan sinyal-sinyal sensorik.
Kebutuhan memusatkan pada satu perhatian merupakan kebutuhan yang kuat, dengan penegecualian pada pesan-pesan yang dianggap istimewa. Gangguan yang datang melalui peristiwa yang dianggap menarik, yang mampu memikat atensi seseorang disebut dengan fenomena pesta koktil (cocktail party phenomenon).
Adaya pemrosesan informasi yang diterima ini diproses dengan menggunakan pemrosesan atensi selktif. Kapasitas saluran (Channel capacity) adalah ketidakmampuan memproses seluruh stimuli sensorik secara bersamaan sebagai akibat adanya keterbatasan neurologis yang menyebabkan adanya proses kemacetan pada suatu tahap pemrosesan informasi. Selain itu, Pemrosesaninformasi juga dapat terjadi secara otomatisakibatadanyalatihandarisetiapaktivitas-aktivitas yang seringdilakukan yang kemudianmenjadibersifatotomatis.

1.2Rumusan Masalah
a)    Apakah yang dimaksud dengan sensasi dan persepsi?
b)   Bagaimana atensi bekerja?
c)    Bagaimana pemrosesan atensi selektif?
d)   Bagaimana kinerja pemrosesan otomatis?
e)    Apa yang dimaksud dengan neurosains atensi?
1.3Tujuan
a)    Untuk mengetahui apa itu sensai dan persepsi
b)   Untuk mengetahui kinerja atensi
c)    Untuk mengetahui pemrosesan atensi selektif
d)   Untuk mengetahui kinerja pemrosesan otomatis
e)    Untuk mengetahui neurosains atensi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Otak Komputasional
Untuk mempersepsi informasi mengenai lingkungannya, memahami dirinya, dan memproses informasi, manusia menggunakan otak komputasional (computasional brain).  Sinyal sensoris yang merupakan tahap utama dalam pemrosesan informasi diterima oleh sistem saraf perifer (peripheral nervous system) dan dilanjutkan ke otak sebagai pusat pengolahan informasi.  Sistem saraf prefier dan otak berfungsi untuk mempersepsi dan memikirkan serta menerima suatu infromasi dan memahaminya. Informasi didapatkan dari sistem sensorik berupa pancaindera yang dimiliki manusia.
Konsep otak kompusional didasarkan pada ide bahwa pikiran adalah apapun yang dilakukan otak yakni pemrosesan informasi ( Solso, 2007, p.74). Komputasi sebenarnya lebih merujuk pada cara untuk menemukan pemecahan masalah. Ketika kita berpikir bagaimana untuk mendapatkan IP lebih tinggi dari semester sebelumnya maka kita sedang melakukan suatu jenis komputasi.
-        Tahap-tahap pemrosesan informasi menurut Solso (2007)
Energi Fisik Sistem sensorik Transduksi penyimpanan sensorik aktivitas CNS dan penyandian Memori dan Pemrosesan aktivitas yang tampak

 
 





A.  Sensasi
Sensasi menurut Solso (2007) sensasi (sensation) mengacu pada pendekatan dini terhadap energi dari dunia fisik. Sedangkan menurut Santrock (2012) adalah produk dari interaksi antara informasi dan reseptor sensoris yakni, mata, telinga, lidah, hidung dan kulit. Sensasi terjadi ketika informasi berinteraksi dengan reseptor sensoris. Contohnya, sensasi pengelihatan terjadi ketika cahaya lampu mengadakan kontak dengan mata, kemudian difokuskan ke retina, dan ditransmisikan oleh saraf optik ke pusat visual di  otak. 
Ketika sel-sel reseptor mencatat adanya rangsangan, energi tersebut dikonversi menjadi implus kimia listrik. Proses energi fisik menjadi energi kimia listrik disebut Tranduksi. ( Laura, 2014, p.225)
2.2. Pemyimpanan Ikonik dan Ekonik
Kemampuan kesan-kesan visual untuk memetap selama jangka waktu singkat sebagai memori ikonik dan bekerja terpisah dari dari faktor-faktor pengendali subjek (seperti atensi). Penyimpanan ikonik tidak melalui proses-proses kognitif tingkat tinggi seperti atensi ia hanya menyerupai arsip foto (snapshot) tentang medan penglihatan dan hanya bertahan selama satu detik yang berfungsi sebagai penyeimbang kecepatan informasi visual yang diterima dari mata yang dilakukan oleh otak.
Selain penyimpanan ikhoik ada juga penyimpanan ekonik yang berfungsi memberikan waktu tambahan bagi kita untuk mendengarkan sebuah pesan. Hal ini semakin jelas ketika ketika seseorang mempertimbangkan kerumitan proses dalam memahami sebuah pembicaraan sederhana. Selain itu ekhoik juga berfungsi sebagai lem yang secara singkat menyimpan informasi auditorik sehingga seluruh informasi auditorik dapat dipahami.
Penyipanan ikhoik dan ekonik memungkinkan kita memilih informasi yang relevan untuk pemrosesan lenih lanjut, sehingga menyediakan sejenis solusi bagi keterbatasan kapasitas pada sistem pemrosesan informasi. Jangka waktu penyimpanan ikonik kira-kira mencapai 250 milidetik. Dan penyimpanan ekhoik menyimpan input auditorik dengan durasi sekitar 4 detik.

2.2 Kapasitas Pemrosesan dan Atensi Selektif

Kapasitas saluran (Channel capacity) adalah ketidakmampuan memproses seluruh stimuli sensorik secara bersamaan sebagai akibat adanya keterbatasan neurologis yang menyebabkan adanya proses kemacetan pada suatu tahap pemrosesan informasi dan bersifat adaptif. Kurangnya kapasitas saluran ini dipandang mampu menimbulkan adanya selektivitas.
Kapasitas saluran ini terjadi karena proses kognitif membatasi jumlah stimuli sebagai upaya untuk menghindari adanya overloading.
Atensi selektif (selective attention) terpusat hanya pada satu titik yang diperhatikan dan menghilangkan hal-hal yang dianggap tidak penting. Tampaknya kekuatan kognitif kita menunjukkan adanya ketidakleluasaan dalam limitasi sensorik tersebut.
Kemampuan merespon sinyal sebagian berhubungan dengan kejernihan sinyal tersebut, artinya seberapa bersih sinyal dari informasi yang mengganggu “noise”. Hal ini disebut dengan rasio sinyal ke-gangguan (signal-to-noise ratio). Seseorang mengalihkan atensi dari satu fiksasi ke fiksasi lain dan menciptakan interferensi kognitif yang mempersulit pengambilankeputusan untuk membeli.
Sinyal-Sinyal Auditori
Cherry (1953) mengemukakan dalam penelitiannya tentang perkembangan prosedur eksperimental yang disebut dengan pembayangan (shadowing), yang dewasa ini digunakan sebagai standar dalam mempelajari atensi auditorik. Dalam metode ini seorang partisipan diminta untuk mengulangi sebuah pesan verbal (lisan), partisipan akan mampu untuk mengulangi ucapan tersebut jika dilakukan dalam pengucapan secara lambat, tapi ia akan merasa kesulitan jika pengucapan itu dilakukan dengan metode cepat. Ini berbeda ketika dilakuakan dengan menggunakan mata (visual) yang mengirimkan informasi ke kedua hemisfer, pada tahap ini setiap telinga akan mengirimkan informasi hanya ke hemisfer kontralateral (telinga kanan mengirimkan informasi ke telinga kiri, dan begitu sebaliknya), secara otomatis otak menyesuaikan perbedaan rentang waktu dengan menggabungkan kedua input pendengaran menjadi sebuah sinyal tunggal. Dari penelitian itu, cherry menyimpulkan bahwa meskipun seseorang mampu untuk melakukan proses pembayangan, ia hanya mampu mengingat sedikit saja dari pesan pesan yang telah mereka ulangi. Maka perlu adanya proses pencarian dalam mencari isyarat yang lebih halus (subtle), dan menghilangkan isyarat-isyarat yang mencolok.
Kebutuhan memusatkan pada satu perhatian merupakan kebutuhan yang kuat, dengan penegecualian pada pesan-pesan yang dianggap istimewa. Gangguan yang datang melalui peristiwa yang dianggap menarik, yang mampu memikat atensi seseorang disebut dengan fenomena pesta koktil (cocktail party phenomenon).

2.3Model-Model Atensi Selektif

Model adalah struktur kognitif hipotetik yang seringkali digambarkan sebagai kotak-kotak dan panah-panah. Model digunakan sebagai alat bantu untuk  para peneliti dalam mengorganisasikan data yang telah dikumpulkan dan digunakan untuk memandu jalannya penelitian, yang memungkinkan penyusunan prediksi/hipotesis  dan mengujinya.
1)   Model penyaringan (Broadbent)
Dikembangkan oleh Broadbent (1958). Teori yang disebut dengan model penyaringan (filter model) ini berhubungan dengan teori saluran tunggal yang meyatakan bahwa pemrosesan dibatasi oleh kapasitas saluran yang tersedia.
Adanya perbedaan antara Berikut ini merupakan saraf yang dibedakan berdasarkan pesan-pesan yang dikirimkan:
a)    Serabut saraf yang distimuli
b)   Jumlah impuls saraf yang dihasilkan
Pemrosesan metode ini diproses melalui sejumlah saluran yang pararel yan diproses melalui sebuah penyaring selektif, yang disaring untuk menuju saluran yang memiliki saluran yang terbatas. Broadbent mempostulatkan untuk menghindari overloading pada sistem, penyaring selektif diaktifkan di segala saluran sensorik.
2)   Model Atenuasi (Treisman)
Denganmenggunakanmetode Broadbent yang memusatkansisi yang dianggappentingdanmenghilangkansisi yang kurangpenting.  Metodeinimendeteksiinformasimelaluisebuahsaluran yang diabaikan (saluran yang tidakmendapatkanatensi).
Treismanmelakukangagasanmenggunakankamuspartisipan (penyimpanan kata dalammemori), beberapa kata ataukalimatmemilikiambangaktivas(threshold for activation) yangvlebihrendah.  Model Treismanmenggabungkanstruktur model Broadbent ditambahhasil-hasilempirik yang didapatdaripenelitian yang dilakukanoleh Moray.

2.4 PemrosesanOtomatis
Pemrosesanotomatisterjadidariakibatadanyalatihandarisetiapaktivitas-aktivitas yang seringdilakukan yang kemudianmenjadibersifatotomatisdanmembutuhkanatensi yang lebihsedikitjikadibandingkandenganaktivitas yang barudilakukan,  atauaktivitas yang belumdikuasai.
Pemrosesaninformasisecaraotomatismenurut Posner dan Snyder melaluitigakarakterikstikpemrosesanotomatis:
1. Pemrosesanotomatis yang terjaditanpaadaniatsadar.
2. Pemrosesanotomatistersembunyidarikesadaran.
3. Pemrosesanotomatismenggunakansedikitsumberdayasadar (ataubahkantidakmenggunakansumberdayasadarsamasekali).
Studimengenaipemrosesanotomatisinidianggappentingkarenaberlangsungdiluarpengalamansadar.

2.5Pandangan Neurosains Kognitif Tentang Atensi

            Mempelajari atensi dari sudut pandang neurosains kognitif memberikan kita kesempatan untuk menemukan dukungan neurologis bagi penemuan sebelumnya, dan juga membantu menemukan lokasi dari berbagai proses-proses terkait atensi yang berlangsung dalam otak. ( Solso, 2007, p.109).
1.      Atensi dan Otak Manusia
      Awalnya, terdapat kesulitan bagi para peneliti atensi dan otak manusia untuk menentukan pusat kerusakan otak yang mengkibatkan gangguan atensi yang spesifik. Selain itu, observasi-observasi pathologis seringkali dilakukan dalam pemeriksaan postmortem (pascakematian), yang tidak mungkin adanya komunikasi antara subjek penelitian dan pengamat (peneliti). Walaupun demikian, studi-studi awal menghasilkan gagasan bahwa atensi sebagian terkait dengan region kortikal yang spesifik.  Kemudian, baru-baru ini peneliti mengembangkan sejumlah teknik yang secara signifikan mengembangkan pemahaman kita mengenai hubungan antara otak dan atensi. Penemuan ini tidak mengahruskan subjeknya untuk mengalami penyakit stroke hingga pascakematian. Fokus pada penelitiian modern ini berada di dua bidang: penelitian dan diagnosis.
a.    Upaya menemukan korelasi antara struktur geografi otak dan proses-proses atensi. (Corbetta, dkk, 1994). Studi ini menggunakan seluruh tes kognitif yang telah dijabarkan dan alat-alat pelacak mandiri yang digunakan dalam studi-studi neurologis.
b.    Teknik – teknik yang dikembangkan di laboraturium kognitif digunakan sebagai alat uji diagnostik dan digunakan untuk menyelidiki senyawa farmakologis, yang berperan mempengaruhi proses-proses atensi ( Tinkleberg & Taylor, 1984).
2.    Atensi dan PET (Positron Emission Tomography)
      Perlu diingat bahwa prosedur PET mengevaluasi laju aliran darah di otak menggunakan pelaacak radioaktif. Saat otak memetabolisasikan zat-zat gizi, aliran darah ke otak diperbanyak. Aktivitas - akitivitas ini dimonitor melalui pendeteksi-pendeteksi radioaktif dan ditampilkan di komputer sebagai suatu peta geografis dari korteks. Peta tersebut menampilkan dan mengidentifikasi “hot spots” yakni area tempat aliran darah terkonsentrasi. Dalam eksperimen Petersen (1990) partisipan penelitian ditunjukkan stimuli kata, stimuli bukan-kata namun yang menyerupai kata, dan rangkaian konsonan.  
     



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
        Konsep otak kompusional didasarkan pada ide bahwa pikiran adalah apapun yang dilakukan otak yakni pemrosesan informasi ( Solso, 2007, p.74). Otak komputasional (computational brain) berfungsi untuk mempersepsi informasi yang berhubungan dengan lingkungannya, memahami dan memproses informasi. Ide pikiran apapun yang dilakukan oleh otak merupakan dasar bagi sistem otak komputasional.
Sensasi (sensation) merupakan pendeteksian dini yang dilakukan terhadap energi yang berasal dari fisik dan berkaitan dengan struktur dan proses mekanisme sensorik serta stimuli yang mempengaruhinya. Sedangkan, persepsi merupakan kognisi tingkat tingkat tinggi yang mengintrepetasikan informasi sensorik.
Kapasitas saluran (Channel capacity) adalah ketidakmampuan memproses seluruh stimuli sensorik secara bersamaan sebagai akibat adanya keterbatasan neurologis yang menyebabkan adanya proses kemacetan pada suatu tahap pemrosesan informasi sehingga mengakibatkan adanya selektifitas.
        Untuk menghasilkan hipotesa itu bia menggunakan 2 metode yaitu metode Broadbent dan metode atenuasi.Keterbatasan kapasitas dan atensi selektif mengimplikasikan adanya kemacetan struktural dalam pemrosesan informasi.




Daftar pustaka

Solso, R.L, dkk. (2007). Psikologi Kognitif. Jakarta: Penerbit Erlangga
Santrock, J.W. (2011). Life Span Development. Jakarta: Penerbit Erlangga
King, L.A. (2012). Psikologi Umum. Jakarta: Salemba Humanika


Muhammad ihza firdaus

Muhammad ihza firdaus
16410076
MEMORI

Memori adalah elemen pokok dari sebagian besar elemen kognitif. Memori jangka pendek adalah kapasitas penyimpanan yang terbatas diimbangi oleh kapasitas pemrosesan yang juga terbatas, dan bukan hanya itu, terdapat pula pertukaran konstan antara kapasitas penyimpanan dan kemampuan pemrosesan. Berapakah kapasitas memori jangka pendek? Memori jangka pendek (STM)  merupakan memori yang kapasitasnya terbatas pada 7 item, namun kepadatan (density) atau jumlah informasi per item dapat ditingkatkan dengan chuking (“Bongkahan” informasi yang memiliki makna). Menurut teknik Brown-Peterson mendemonstasikan bahwa kapasitas kita untuk menyimpan informasi dalam suatu area penyimpanan-sementara bersifat sangat terbatas dan rentan terhadap memudarnya informasi dengan cepat, jika kita tidak memiliki kesempatan untuk mengulang (rehearse).
Memorimemilikiberbagaijenis, di antaranya:
1.   MemoriSensoris
Memorisensorimerupakaningatan yang bersifatsementara yang sumbernyaberasaldariindra. Memorisensorisadalahinformassensoris yang masihtersisasesaatsetelah stimulus diambil.Jadi, di dalamdirimanusiaadabeberapamacamsensori – motoric, yaitusensori – motoric visual (penglihatan), audio (pendengaran), dan lain sebagainya.Memorisensorikcukuppendek, sehinggabiasanyaakanmenghilangsegerasetalahapa yang kitarasakanberakhir.
Ketikakitamendengarsesuatu, melihatsesuatu, ataumerabasesuatu, informasi-informasidariindera-inderaitudiubahdalambentukimpuls-impuls neural (bentuk neuron) dandikirimkebagian-bagiantertentudariotak. Proses tersebutberlangsungdalamsepersekiandetik.
2.   Short Term Memory
Memorijangkapendekbersifatterbatasbaikdalamkapasitasmaupundurasi.Informasiakanhilangdalamwaktu 20-30 detikjikatidakdiulang-ulang. STM dibutuhkanketikakitamenyelesaikansebagianbesartugas-tugaskognitif yang mencerminkanperanpenting STM sebagaisebuah memorikerja (working memory) yang menjagadanmemanipulasiinformasi.STM jugadapatmenggabungkaninformasi, baikdarilingkunganmaupun LTM kapanpunseseorangmencobamempelajariinformasibaru, membuatkeputusanataumenyelesaikanmasalah.
Memorijangkapendekmempunyaibeberapaketerbatasan yang memebedakannyadenganmemeorijangkapanjang.Pertama, STM menghasilkanlupadengancepat, karena item tersebuttidakdiulang-ulang.Penyebabterjadinyalupakareninterferensi. Keduaadalahmasalahkapasitas.Miller mengidentifikasikanketerbatasankapasitashanyamemuattujuh chunk. Chunk merupakansekelompok item yang tersimpandalam unit LTM.
Contohketikakitamelakukanchunking.Di saatkitasedangmembacanomortelepondanhendakmenghafalkannya, mungkinsebagian orang sulitjikaharusmenghafalkan 12 nomorteleponsekaligus.Agar kitalebihmudahuntukmengingatmakakitagunakanmetodepengelompokan.Membaginomortersebutmenjadibeberapapotongangka.
3.   Long Term Memori
Memorijangkapanjangadalahunsurpusatperkembangankognitif yang memusatkanseluruhsituasi yang didalamnyaindividumenyimpaninformasi yang iaterimasepanjangwaktu. Jenis-jenisMemorijangkapanjang di bagimenjadi  memorieksplisit (Deklaratif) danmemoriimplisit (Non-deklaratif). Eksplisityaitumengacupadaingatanmasalalusepertikitadisuruhmembuatceritatentangberliburdirumahnenek, sedangkanimplisityaitumengacupadainformasi yang disimpantanpadisadarisepertikitaditanyaberapasaudarakandungkita, kitaakanmenjawabnyadenganspontan.


Firyal Nabila

Memori
Oleh : Firyal Nabila (16410143)
            Memori merupakan elemen pokok dalam sebagian besar proses kognitif. Memori telah menjadi subjek penelitian utama bagi para peneliti terdahulu yakni William James di Amerika dan Hermann Ebbinghaus di Jerman. Tren dalam penelitian memori menarik minat para psikolog eksperimental yang mengembangkan model-model rumit tentang representasi mental—mengenai bagaimana informasi disimpan dan diambil kembali. Model memori yang bertahan lama adalah model memori yang dibentuk oleh Willi James. Pada metodenya, banyak sekali model yang telah mengalami modifikasi-modifikasi penting.
            Model-model Memori Ganda berkembang pada akhir tahun 1800-an. James membagi model memori ganda menjadi dua, yaitu memori langsung yang disebut memori primer dan memori tidak langsung disebut memori sekunder.
            Memori primer juga disebut sebagai short term memory (STM) atau memori jangka pendek. Sedangkan memori sekunder juga disebut sebgaai long term memory (LTM) atau memori jangka panjang. STM tidak pernah meninggalkan kesadaran dan senantiasa menyediakan “tayangan” peristiwa-peristiwa yang telah dialami. LTM juga didefinisikan sebagai jalur-jalur yang “terpahat” dalam jaringan otak manusia, dan setiap manusia memiliki struktur jalur yang berbeda.
            Dalam model awal, sebuah item memasuki memori primer yang kemudian disimpan disana (melalui latihan pengulangan), aau dilupakan. Dengan melakukan pengulungan (reherseal), item memasuki memori sekunder kemudian menjadi bagian dari memori permanen. Model memori ganda James nampaknya masuk akal secara intuitif. Berdasarkan pengetahuan tentang struktur otak, nampaknya model ini juga memiliki validitas.
            Memori Jangka Pendek memiliki kapasitas yang lebih kecil dibandingkan LTM. STM memiliki peran yang sangat penting dalam pemrosesan memori. Suatu karakteristik lain pada STM adalah kapasitas penyimpanannya yang terbatas diimbangi oleh kapasitas pemrosesan yang juga terbatas, dan bukan hanya itu, terdapat pula pertukaran konstan antara kapasitas penyimpanan dan kemampuan pemrosesan.
            Adapun gagasan yang mendukung keberadaan dua penyimpanan memori menurut peneletian sepasan suami-istri Peterson dapat dirangkum sebagai berikut :
  1. Pengalaman sehari-hari menunjukkan bahwa sejumlah hal yang diingat selama sesaat sedangkan hal-hal lainnya diingat dalam jangka waktu yang cukup lama.
  2. Eksperimen-eksperime psikologis menunjukkan bahwa pengambilan sejumlah informasi dalam memori adalah karakteristik kinerja memori jangka pendek, sedangkan pengambilan sejumlah memori yang lain adalah karakteristik kinerja memori jangka panjang, misalnya terkait data awal dan data akhir.
  3. Studi-studi fisiologis menunjukan bahwa kinerja memori jangka pendek dapat mengalami hambatan , sedangkan kinerja memori jangka panjang tampak tetap stabil.
                 Penyandian memori jangka pendek melibatkan setidaknya sandi-sandi visual, akustik, dan semantik. Memori tampaknya disimpan secara lokal ditempat tertentu dan secara general (tidak ada tempat khusus untuk memori tertentu).

          Pada bidang studi neurosains kognitif yang mempelajari memori menunjukkan bahwa korteks serebral, serebelum dan hipokampus, kesemuanya terlibat dalam penyimpanan dan pemrosesan memori.