Senin, 11 Desember 2017

NIZAL  ARDIANSYAH
16410072

PENGENALAN OBJEK DALAM PSIKOLOGI KOGNITIF



     Kemampuan mengenali jenis – jenis objek yang familiar merupakan suatu karakteristik mengagumkan yang dimiliki manusia. Pengenalan tersebut merupakan kemampuan kognitif yang pada umumnya dilakukan secara cepat dan tanpa banyak usaha. Adanya pengenalan pola ( pattern recognition ) melibatkan sebuah interaksi rumit antara sensasi, persepsi, memori, dan pencarian kognitif dengan tujuan pengenalan terhadap pola tersebut.

1.Teori Gestalt
     Organisasi pola ( pattern organization)
bagi psikolog Gestalt melibatkan kerjasama seluruh stimuli dalam menghasilkan sebuah kesan yang melampaui gabungan seluruh sensasi. Beberapa pola stimuli, menurut Max Wertheimer (1923) diorganisasikan secara natural. Hukum – hukum Gestalt meliputi :
a.Hukum keterdekatan ( law of promiximity)
b.Hukum kesamaan ( law of similarity )
c.Hukum penutupan ( law of closure )
d.Hukum simetri ( law of symetry)
e.Hukum kontinuitas ( law of continuity)
f.Hukum nasib bersama ( law of common fate)
Asumsi yang dikemukakan oleh Kohler, awalnya, bahwa pengorganisasian spontan terhadap suatu pola adalah suatu fungsi natural dari stimulus itu sendiri. Namun demikian, teori ini mengalami kontroversi yang masih terus berlanjut.
Studi terhadap pengenalan pola yang telah dilakukan oleh para psikolog kognitif telah memperluas bidang penelitian para psikolog Gestalt awal. Beberapa psikolog kognitif modern berkonsentrasi pada struktur – struktur dan proses – proses internal yang berhubungan dengan pengenalan pola yang rumit, alih – alih menekankan pada karakteristik dari stimuli sederhana



2.Pengenalan pola visual
     Masing – masing sudut pandang memiliki kesamaan dasar teori satu sama lain, sedangkan perbedaan yang ada akan menyediakan sebuah kerangka organsiasional. Seorang konstruktivis akan menyatakan bahwa otak bersifat interpretatif. Otak menggunakan heuristik dan algoritma untuk memproses sinyal – sinyal informasi. Namun diantara keduanya otak cenderung mengandalkan heuristik sehingga akan sering membuat kekeliruan. Kekeliruan tersebut umumnya bersumber pada ilusi perseptual yang menyebabkan kita melihat yang sesungguhnya tidak ada di dunia fisik. Jenis ilusi menggambarkan cara pikiran mengorganisasikan stimuli visual sekaligus menggambarkan pentingnya pikiran dalam pengenalan objek adalah ilusi yang disebut kontur ilusoris ( ilusory contour ) . Dalam kontur ilusoris ini terdapat inhibisi lateral ( lateral inhibition) yakni tendensi dari elemen – elemen neural yang saling berdekatan dalam retina untuk merintangi sel - sel di sekelilingnya, sehingga memperkuat kesan terhadap kontur. Para psikolog Gestalt mengajukan argumen bahwa manusia membentuk ilusi – ilusi subjektif karena adanya figur sederhana dan familiar dalam wujud yang baik di sebuah lingkungan. Gagasan ini dikenal sebagai hukum Prägnanz dan dianggap hukum utama persepsi Gestalt

3.Teori Perseptual
     Para psikolog yang telah mempelajari persepsi mengembangkan dua teori utama tentang cara manusia memahami dunia. Teori pertama, persepsi konstruktif ( constructive perception)
menyatakan bahwa manusia “merekonstruksi” persepsi dengan secara aktif memilih stimuli dan menggabungkan sensansi dengan memori. Para konstruktivis berpendapat bahwa perubahan pola pada stimulus asli tetap dapat dikenali karena adanya interfensi bawah – sadar ( unconscious interference ) , yakni sebuah proses pengintegrasian informasi secara spontan untuk menyusun interpretasi. Sedangkan teori kedua,
persepsi langsung ( direct perception ) , menyatakan bahwa persepsi terbentuk dari perolehan informasi secara langsung dari lingkungan. Kedua teori tersebut sama – sama menjelaskan persepsi namun berfokus pada tahap – tahap proses yang berbeda.

4.Pemrosesan Bottom – Up Vs Pemrosesan Top – Down
     Terdapat dua pola dalam mengenali suatu pola. Teori pertama,
pemrosesan bottom – up (bottom – up processing) yakni teori yang mengatakan bahwa proses pengenalan diawali oleh identifikasi terhadap bagian – bagian spesifik suatu pola sebagai landasannya. Teori kedua,
pemrosesan top – down ( top – down processing) mengajukan gagasan bahwa proses pengenalan diawali oleh hipotesis mengenai suatu pola yang diikuti oleh pengenalan bagian pola tersebut.
Pemrosesan top – down memerlukan sejumlah waktu pelaksanaan. Para peneliti menguji pengenalan wajah telah menemukan bahwa wajah dapat diinterpretasikan berdasarkan bagian – bagian secara fitural dan konfigurasional.

5.Pencocokan template
     Sebuah teori mula – mula tentang cara otak mengenali pola dan objek disebut teori pencocokan template ( template maching ). Teori pencocokan template sebagai teori pengenalan pola, memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelebihan dari teori ini yakni dalam mengenali suatu pola otak melakukan pembandingan stimuli visual dengan sesuatu yang berbentu internal yang tersimpan dalam memori. Kelemahannya, suatu interpretasi dari teori pencocokan template akan menghadapi kesulitan.

6.Analisis fitur
     Sebuah pendekatan terhadap problem bagaimana kita menyaring informasi dari stimuli rumit disebut analisis fitur ( feature analysis) . Teori ini mengatakan bahwa pengenalan objek merupakan pemrosesan informasi tingkat tinggi yang didahului oleh pengidentifikasian stimuli kompleks yang masuk ke retina sesuai dengan fitur – fitur yang lebih sederhana.Dua aliran utama penelitian – neurologis dan behavioral – telah mendukung hipotesis analisis – fitural.

7.prototype
      Teori ini mengasumsikan bahwa membentuk template yang spesifik atau bahkan membentuk fitur – fitur berbagai ragam pola yang harus diidentifikasi, kita akan  menyimpan sejumlah pola abstraksi dalam memori. Sebagai sebuah teori pengenalan pola, pencocokan template memiliki kegunaan dalam program – program komputer, namun dalam bentuknya yang kaku, pencocokan template tidak dapat menjelaskan pengenalan objek manusia yang sangat beragam, akurat dan ekonomis.























.





Kognisi sepanjang masa kehidupan


KOGNISI SEPANJANG MASA KEHIDUPAN
Kognisi manusia, ditinjau dari sudut pandang perkembangan , adalah hasil dari rangkaian tahap-tahap perkembangan yang dimulai sejak tahun-tahun awal permulaan pertumbuhan pada tahap awal. Persepsi, memori, bahasa, dan proses berpikir kita dikendalikan oleh struktur genetic dasar yang kita warisi dan perubahan yang kita alami sebagai tanggapan terhadap permintaan lingkungan yang muncul dalam berbagai interaksi fisik dan social. Intinya, kognisi berkembang dalam bentuk peningkatan mengikuti pola-pola yang teratur sejak bayi hingga masa dewasa, dan beberapa kemampuan kognitif mengalami penurunan pada masa tua.
ØAsimilasi dan Akomodasi : Piaget
Jean Piaget menetapkan bahwa intelektualitas, sebagaimana fungsi-fungsi biologis, adalah hasil dari adaptasi evolusioner, dengan demikian maka jalan terbaik untuk memahami sifat dasar pikiran orang dewasa adalah melalui sudut pandang biologis dan evolusioner, melalui penelitian terhadap aktivitas mental sejak lahir , serta observasi terhadap perkembangan dan perubahannya sebagai upaya proses adaptasi terhadap lingkungannya.
Prinsip-prinsip Umum Piaget ada dua dalam perkembangan kognitif, yaitu:
1.Organisasi mengacu pada sifat dasar struktur mental yang digunakan untuk mengeksplorasi dan memahami dunia.
2.Adaptasi mencakup dua proses , yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses perolehan informasi dari luar , pengasimilasiannya dengan pengetahuan dan perilaku kita sebelumnya. Akomodasi meliputi proses perubahan (adaptasi) skema lama untuk memproses informasi dan objek-objek baru di lingkungannya.
ØPikiran dalam Masyarakat : Vygotsky
Sekalipun Vygotsky dan Piaget hidup sezaman dan sama-sama tinggal di Eropa, mereka tidak pernah bertemu. Merekapun tidak saling tahu mengenai karya masing-masing. Tetapi Vygotsky lebih dahulu mengenal Piaget. Terdapat kemiripan dan perbedaan teori di antara kedua ahli ini.
Tahap-tahap perkembangan Vygotsky mengamati cara anak memilah-milah objek, seperti memilih balok yang berbeda ukuran, warna, dan bentuk.Proses pemilihan tampak berantai dan berubah-ubah.Berdasarkan observasi, Vygotsky berpikir bahwa anak melalui tiga tahapan dalam perkembangan konseptual, yaitu :
1.Pembentukan konsep tematik, dimana hubungan antar objek dinilai penting .
2.Pembentukan konsep berantai.
3.Pembentukan konsep abstrak yang menyerupai pembentukan konsep pada orang dewasa.
ØPerkembangan Saraf
Ada empat pendekatan digunakan dalam neuropsikologi perekembangan , yaitu:
1.Penelitian perkembangan system saraf dalam hubungannya dengan perubahan kognitif
2.Penelitian kognitif sepanjang rentang kehidupan individu berangkat dari kematangan neurologis
3.Penelitian patologi neurologis atau kerusakan yang mengakibatkan perubahan kognitif
4.Penelitian eksperimental dengan memanipulasi otak atau dengan memperkenalkan beberapa variable independen dan mengobservasi aktivitas otak , sebagaiman dilakukan pada penelitian PET
Jadi, Sepanjang rentang kehidupan , sejak bayi hingga usia lanjut , manusia dan makhluk-makhluk lain dianugrahi kapasitas untuk mengembangkan kapasitas mentalnya dengan cara memanfaatkannya . jika tidak digunakan dan dibiarkan pasif , maka pertumbuhan otak dapat menjadi tumpul.



Laily No
16410236

BAHASA


BAHASA

Salah satu proses kognitif yang paling menarik adalah bahasa, dimana sisi menarik dari bahasa menurut Solso dkk. (2008) adalah bagaimana pikiran yang satu mempengaruhi pikiran yang lain melalui bahasa. Semua orang di seluruh penjuru dunia menggunakan bahasa setiap hari selama sepanjang hari untuk berkomunikasi dengan orang lain, dan bahkan seseorang kerap berbicara dengan dirinya sendiri jika tidak ada orang lain untuk diajak berbicara.
Bahasa, menurut para ahli kognitif, merupakan suatu sistem komunikasi yang di dalamnya pikiran-pikiran dikirimkan dengan perantara suara atau simbol (Solso, dkk., 2008). Studi mengenai bahasa merupakan studi yang dianggap penting karena perkembangan bahasa mencerminkan sebuah abstraksi yang unik, yang menjadi dasar kognisi manusia. Meskipun manusia bukan satu-satunya makhluk hidup yang menggunakan bahasa, tetap saja tingkat abstraksi dari bahasa yang digunakan oleh manusia tingkat yang jauh lebih besar.
Bahasa merupakan cara yang paling lazin digunakan dalam pertukaran informasi. Pemrosesan bahasa adalah sebuah komponen penting dalam penyimpanan pemrosesan informasi, berpikir, dan pemecahan masalah.
Struktur Tata Bahasa
Struktur tata bahasa berkaitan dengan cara kata-kata disusun menjadi frase dan kalimat (Solso dkk., 2008). Secara teknis, studi tata bahasa atau grammar meliputi fonologi (ilmu yang mempelajari kombinasi suara-suara dalam bahasa), morfologi (ilmu yang mempelajari kombinasi potongan-potongan kata dan kata-kata itu sendiri sehingga menjadi unit-unit yang lebih besar), sintaksis (ilmu yang mempelajari kombinasi kata-kata sehingga menjadi frase dan kalimat (Solso dkk., 2008).
Dasar Neurologis bagi Bahasa
Tahun 1861, Paul Broca menemukan sebuah fakta bahwa cedera di bagian lobus frontalis kiri otak seseorang (area ini kemudian dikenal dengan nama area broca) dapat mengakibatkan hilangnya kemampuan berbicara. Tahun 1875, Carl Wernicke menemukan fakta lain bahwa cedera pada lobus temporalis kiri berpengaruh kepada pemrosesan bahasa. Kerusakan pada area wernicke mengurangi kemampuan untuk memahami bahasa lisan dan tulisan, namun kemampuan untuk berbicara secara normal tidak terganggu sama sekali (Solso dkk., 2008).
Hierarki Linguistik
Hierarki linguistik diawali dengan penjelasan mengenai komponen-komponen dasar, lalu ke komponen-komponen gabungan, dan diakhiri dengan komponen-komponen yang sangat rumit.
  1. Fonem, Fonem adalah suara-suara tunggal dalam percakapan yang dipresentasikan oleh sebuah simbol tunggal. Fonem dapat berupa huruf atau konsonan (Denes & Pinson, 1963 dalam Solso dkk., 2008).
  2. Morfem, Morfem merupakan unit-unit terkecil yang memiliki makna dimana morfem ini dapat berupa kata-kata atau bagian-bagian kata. Morfem terdiri dari dua macam, yaitu morfem terikat dan morfem bebas.
  3. Morfologi, Morfologi merupakan studi mengenai struktur kata-kata, dimana dalam bahasa Inggris terdapat satu batasan linguistik yang mengatakan bahwa jumlah maksimum konsonan yang dapat membentuk suatu suku kata adalah tiga. Batasan-batasan yang ada berfungsi untuk mengurangi jumlah kekeliruan dalam transmisi dan penyandian (Solso dkk., 2008).
  4. Sintaksis, Sintaksis merupakan peraturan-peraturan yang mengendalikan kombinasi kata-kata dalam frase dan kalimat. Aspek yang difokuskan adalah aspek produktivitas dan regularitas. Produktivitas mengacu kepada ketidakterbatasan jumlah kalimat, frase, atau ucapan sedangkan regularitas mengacu kepada pola-pola sistemik dalam kalimat, frase, atau ucapan (Solso dkk., 2008).
Tata Bahasa Transformasional
Tata bahasa atau grammar merupakan kumpulan peraturan yang mengendalikan keteraturan bahasa dan tata bahasa transformasional berkaitan dengan perubahan-perubahan dalam bentuk linguistik yang mungkin mempertahankan makna yang sama. Tiga aspek yang terdapat pada konsep ini antara lain adalah struktur permukaan (bagian dari suatu kalimat yang dapat dipecah-pecah dan kemudian diberi label dengan menggunakan teknik penguraian umum), struktur dalam (makna dasar sebuah struktur), dan peraturan-peraturan transformasional (Solso dkk., 2008).


Laily No
16410236

PEMECAHAN MASALAH


PEMECAHAN MASALAH, KREATIVITAS, INTELIGENSI MANUSIA
Pemecahan masalah adalah suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk menemukan suatu solusi atau jalan keluar untuk suatu masalah yang spesifik.
Trik-trik untuk menyelesaikan masalah yaitu dengan :
a.psikologi gestalt dan pemecahan masalah
b.representasi permasalahan
Tindakan kognitifnya
1.Mengidentifikasi permasalahan
2.Representasi masalah
3.Merencanakan sebuah solusi
4.Merealisasikan rencana
5.Mengevaluasi rencana
6.Mengevaluasi solusi
c.Representasi ijternal dan pemecahan masalah
KREATIFITAS
Kreativitas adalah suatu aktifitas kognitif yang menghasilkan suatu pandanagan yang baru mengenai suatu bentuk permasalahan dan tidak dibatasi pada hasil yang pragmatis (selalu diapandang menurut kegunaannya).
Kreativitas dibagi menjadi 4 bagian
1.Proses kreatif yang tahapannya ada 4 tahapan
a.Persiapan
b.Inkubasi
c.Verifikasi
2.Teori investasi kreativitas ini mempunyai 6 atribut
a.Proses inteligensi
b.Gaya intelektual
c.Pengetahuan
d.Motivasi
e.Koneks lingkungan
3.Fungsi adaptig kreativitas
4.Penilaian kreatifitas
Inteligensi manusia dapat didefinisikan dalam hal perbedaan individu dalam bereaksi terhadap waktu,wakti”inspeksi” dan kerjamemori secara de facto di ukur melalui test intelegensi standart.

REprESENTASI PENGETAHUAN



REPRESENTASI PENGETAHUAN
Sebagian besar pengetahuan manusia bersifat verbal. Dalam psikologi kognitif dipelajari bahasa dan pengetahuan karena dengan mempelajari cara kata-kata direpresentasikan dalam memori, kita dapat mempelajari sejumlah hal mengenai isi, struktur, dan proses representasi pengetahuan. Manusia memiliki kemampuan istimewa untuk mengkategorisasikan onjek-objek, hewan, dan tumbuhan. Dengan kemampuan tersebut manusia memiliki kemampuan yang lebih baik untuk memprediksikan dinamika lingkungan mereka, dan akhirnya berhasil beradaptasi dengan lingkungannya. Struktur-struktur kognitif yang mendetail akan merepresentasikan cara informasi semantik diorganisasikan dalam memori. Terdapat beberapa model kognitif tersebut antara lain: model set-teoretik yang membahas konsep sematik, model pembandingan-fitur sematik yang hampir sama dengan model set-teoritik hanya saja memiliki perbedaan dalam sejumlah asumsi penting, model model-model jaringan semantik yang diajukan oleh Allen dan Ross yang berkembang dari sebuah konseptualisasi mengenai pengorganisasian memori yang disusun berdasarkan program komputer, dan yang terakhir adalah model aktivasi menyebar yang terkait dengan pemrosesan semantik yang dikembangkan oleh Allan Collins dan Elizabeth Loftus.
Proposisi merupakan unit terkecil dari suatu pengetahuan yang dapat berdiri sendiri yang masih memiliki makna. Anderson dan Bower mengkonseptualisasikan representasi pengetahuan dalam suatu jaringan asosiasi-asosiasi yang semantik yang berbeda yang disebut dengan HAM. Anderson adalah pencetus teori ACT (adaptive control of thought) yang bersifat asosianistik. Dalam teori ini terdapat gagasan mengenai keberadan tiga jenis memori: memori kerja, representasi deklaratif, dan memori produksi. Neurosains kognitif telah berupaya mengintegrasikan penemuan-penemuan dalam ilmu neurofisiologi dengan teori-teori psikologi kognitif. Para penelitipun juga telah mengidentifikasi pengetahuan menjadi 2 jenis yaitu pengetahuan deklaratif yang bersifat eksplisit dan pengetahuan proseduralyang bersifat implisit. Koneksionisme merupakan sebuah teori tentang pikiran yang mengajukan gagasan mengenai keberadaan sebuah set besar yang berisi unit sederhana yang saling terhubung dalam jaringan yang terdistribusi secara paralel atau PDP dan teori ini bertentangan dengan teori-teori pemrosesan serial yang menyatakan bahwa pemrosesan antara unit0unit dilakukan hanya secara berurutan.
Laily No
16410236

Kesadaran


Kesadaran

Awareness is a topic related to the psychology that had been eliminated because it is considered unscientific, but it is now reaching its rise. Consciousness is a topic that contains the mystery in science that includes psychology, philosophy and neuroscience.

Awareness (Solso R. L., et al, 2008) is the awareness of a person against events in his environment (such as the sights and sounds of the surrounding environment) and cognitive events that include memory, thoughts, feelings and physical sensations. Definition of consciousness has two sides, awareness includes an understanding of the surrounding environmental stimuli, for example we may suddenly hear birds singing, toothache and so on. Consciousness also includes the recognition of a person against his own mental events, such as thoughts generated by memory and personal awareness of his identity. For example, we are hearing birds chirping with the name of the bird, or during toothache we remember our dentist's phone number.

Internal and personal thoughts are as important as external stimuli in determining "who we are" and "what we think". Throughout g = days we have experienced "unconscious experiences" which, when counted infinitely in number, are caused by the sights and sounds of the world around us, as well as from innumerable internal conscious experiences, caused by our thoughts that reflect our own reactions and feelings.

The history of consciousness, beginning with the scientific psychology of the nineteenth century as a study of the conscious experiences. In the excerpt of William James (In Solso R. L., et al, 2008) "psychology is the science of mental life" (mental psychology is a conscious mental life). Philosophers and laypeople have been pondering the questions of the mind and of the nature of the human self. At the beginning of the twentieth century, consciousness as a topic was almost excluded from the realm of psychology by the dominant follower of the psychological ideology of that era, behaviorism, led by John Watson and B. F. Skinner. There was a holy war over the human mind that lasted throughout the last half of the 20th century. The war was carried out by cognitive psychologists struggling to restore consciousness as an important topic, while the behaviorists fought to maintain a fully objective form of psychology.

In awareness (AWAREeness) has multiple frameworks. The main characteristics of the framework include Attention, Wakefulness, Architecture, Recall of knowledge, and Emotive. There are also secondary attributes included in this framework. The secondary attributes are Novelty, Emergence, Selectivity, and Subjectivity. In consciousness also discussed about the functions of consciousness, some philosophers have argued that consciousness is not important for most human activities, as exemplified by zombie illustrations (Chalmers 1995, Dennett, 1988), Zombies are imaginary beings who can do everything which we can do, but have no consciousness. In other words, zombies may have entire receptors to recognize red, and use that information to select mature apples, but still have no subjective experience of "the sensation of seeing red". This subjective experience is called qualia. Qualia refers to the characteristics of sensory experience, subjective experience, and feelings related to those experiences. qualia is considered phenomenological and subjective based on the fact that humans perceive the object as a whole, rather than the actual electromagnetic energy we detect (we see) using our retina. (Source: Solso R. L., et al, 2008)



Laily No
16410236

Pembentuk konsep, Logika dan Pengambilan Keputusan



Laily No
16410236
PEMBENTUK KONSEP LOGIKA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Untuk beberapa orang, psikologi kognitif adalah ilmu tentang berfikir dan pemikira dapat dikatakan sebaga mahkota kognisi. Untuk beberapa orang menjadi sangan briliant, bahkan menjadi amat mulia diantara kebanyakan orang. Dan dalam kenyataannya fakta tersebut terjadi. Salah satu keajaiban spesies kita dalam realitas adalah “berfikir” merupakan istilah umum dari pemrosesan informasi.
Berfikir adalah proses yang membentuk representasi mental baru memulai transformasi informasi oleh interaksi kompleks dari atribusi mental yang mencakup pertimbangan, pengabstrakan, penalaran, penggambaran, pemecahan masalah logis, pembentukan konsep, kretivitas dan kecerdasan.
Pembentukan konsep
Pembentukan konsep berhubungan dengan pengasahan sifat-sifat yang sesuai dengan kelas objek atau ide. Pembentukan konsep yang digunakan lebih kecil cakupannya dari pada berfikir dan mudah untuk dipelajari secara eksperimental bahwa ada pengetahuan yang dapat dipertimbangkan dengan hukum dan proses pembentukan konsep. Definisi awal konsep adalah penggambaran mental, ide atau proses. Ini secara normal tersingkap melalui metode introspeksi eksperimen yang telah secara luas diterima sebagai teknik utama psikologi. Kemunduran introspeksi sebagai sebuah metode dan populernya behaviorisme, khususnya dalam psikologi Amerika membawa tidak hanya metodologis yang revolusioner tetapi juga perubahan korespondensi dalam pandangan asal terhadap peristiwa kognitif dan secara konsekuen dalam definisi konsep.
Konsep didefinisikan dalam ciri-cirinya adalah karakteristik suatu objek atau kejadian yang juga merupakan karakteristik objek atau kejadian lain.Kekhususan yang dapat dibuat dalam dasar kuantitatif juga dalam dasar kualitatif telah dipaparkan. Mobilitas adalah ciri kualitatif yang juga dapat diukur secara kuantitatif. Mobil Kia anda mungkin memiliki mobilitas (pernyataan kualitatif) namun mungkin tidak memiliki mobilitas sebesar mobil lexus seseorang yang diukur berdasarkan kecepatan. Lalu, kedua ciri dimensional (kuantitatif) dan ciri atribusional (kualitatif) membuka pembentukan konseptual, kedua hal tersebut telah dipelajari secara luas.
Asosiasi
Apa yang dimaksud dengan asosiasi ??
Teori yang tertua dan paling berpengaruh dalam pembentukan konsep adalah prinsip asosiasi juga diketahui sebagai asosiasme. Dalam format ringkas, prinsip memegang ikatan yang akan terbentuk diantara kejadian (atau objek) setiap saat dimunculkan bersama kembali. Rienforcement (penguatan), atau sistem hadiah, dapat memfasilitasi bentuk dari ikatan. Jadi, prinsip asosiasi mendalilkan bahwa pembelajaran konsep adalah hasil dari (1) menguatkan pasangan tepat dari sebuah stimulus (misalnya kotak merah) dengan respon yang mengidentifikasikannya sebagai sebuah konsep, dan (2) non penguatan (bentuk hukuman) pasangan yang tidak tepat dari sebuah stimulus (contohnya lingkaran merah) dengan respon untuk mengidentifikasikannya sebagai konsep ( tinjauan mekanistis seperti ini hanya menyisakan ruang kecil untuk konsep yang lazim diantara teori kognitif modern dari struktur internal yang memilih, mengorganisir, dan mengubah bentuk informasi).
Pengujian hipotesis
Pendapat umum bahwa orang terkadang memecahkan masalah dan membentuk konsep dengan memformalisasikan dan menguji hipotesis telah lama muncul dalam psikologi eksperimen. Aplikasi langsung dari model pengujian hipotesis untuk formasi konsep oleh Bruner, Goodnow, dan Austin (1956) dalam buku mereka yang berpengaruh, Astudy of thinking, memperkenalkan analisis hasil metodologi sederhana dalam pembentukan konsep.
Tahap awal dalam pembentukan konsep adalah memilih hipotesis atau strategi yang konsisten dengan objek penyelidikan kita. Ketika kita mencari untuk menemukan sesuatu, prosesnya meliputi pembentukan prioritas-prioritas, sebagai seorang peneliti mungkina mengatur urutan eksperimen, seorang pengacara mungkin menanyakan serangkaian pertanyaan, atau seorang dokter dapat memadu satu set tes diagnostik.
Dalam sebuah eksperimen pembentukan konsep, Bruner dan koleganya (1956) memperkenalkan konsep seluruh alam semesta (misalnya seluruh variasi jumlah yang mungkin dari dimensi dan atribut) kepada partisipan dan mengidentifikasikan suatu hal dari eksemplar konsep yang harus dicapai oleh partisipan. Partisipan akan mengambil satu dari lain hal. Partisipan strategi boleh memilih dalam pembentukan konsep untuk menyertakan pemindaian dan pemusatan, masing-masing memiliki subtipenya yaitu:
a.Pemindaian stimulan. Partisipan mulai dengan seluruh hipotesis dan mengeliminasi yang tak dapat dipertahankan.
b.Pemindaian berturut-turut. Partisipan mulai dengan hipotesis tunggal, mengembangkannya jika berhasil dan jika tidak berhasil, dapat menggantinya dengan hipotesis lain berdasarkan pengalaman sebelumnya.
c.Pemusatan konservatif. Partisipan memformulasikan hipotesis, memilih kejadian positif sebagai fokus, dan kemusian membuat urutan penyusunan kembali (tiap kali hanya mengubah satu ciri ) dengan memperhatikan ciri yang mana menjadi positif dan negatif.
Logika
Berfikir adalah proses umum untuk menetukan sebuah isu dalam pikiran, sementara logika adalah ilmu berfikir. Walaupun dua orang dapat berfikir tentang hal yang sama, kesimpulan mereka keduanya diraih melalui pemikiran mungkin berbeda, yang satu logis, dan yang lain tidak logis.
Pengambilan keputusan
Penalaran induktif, salah satu bentuk lain dari penalaran disebut penalaran induktif . dalam penalaran induktif, sebuah kesimpulan biasanya dinyatakan secara implisit atau eksplisit dalam konteks pernyataan kemungkinan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa membuat keputusan yang tidak terlalu mencerminkan hasil paradigma silogistik yang sudah dipikirkan baik-baik, tapi dalam konteks penalaran induktif, yang keputusannya berdasarkan pengalaman masa lalu dan kesimpulannya berdasarkan yang dirasa sebagai pilihan terbaik dari sejumlah alternatif.

Laily No
16410236