Selasa, 05 Desember 2017

Alvy Arimatul Hamim

Alvy Arimatul Hamim
1641010
Pembentukan Konsep, Logika dan Pengambilan Keputusan
Pembentukan Konsep
Pembentukan konsep berhubungan dengan pengasahan sifat-sifat yang sesuai dengan kelas objek atau ide.
Definisi awal konsep adalah “penggambaran mental, ide, atau proses”. Hal ini secara formal tersingkap melalui metode intropeksi eksperimen, yang telah secara luas diterima sebagai teknik utama psikologi. Kemunduran introspeksi sebagai sebuah metode dan populernya behaviorisme, khususnya dalam psikologi Amerika membawa tak hanya perubahan metodologis dan revolusioner tetapi juga perubahan korespondensi dalam pandangan asal terhadap peristiwa kognitif dan secra konsekuen dalam definisi konsep.
 Konsep didefinisikan dalam ciri-cirinya. Ciri-ciri seperti yang telah digunakan disini adalah karakteristik suatu objek atau kejadian yang juga merupakan karakteristik objek dan kejadian lain.
Kekhususan diantara ciri yang dapat dibuat dalam dasar kuantitatif juga dalam dasar kualitatif telah dipaparkan. Mobilitas adalah ciri kualitatif yang dapat diukur secara kuantitatif.
Asosiasi
Dalam format ringkas, prinsip memegang ikatan yang akan terbentuk diantara kejadian (atau objek) setiap saat dimunculkan bersama kembali. Reinsorcement (penguatan), atau sistem hadiah, dapat memfasilitasi, bentuk dari ikatan.
Prinsip Asosiasi :
1.     Menguatkan pasangan tepat dari sebuah stimulusdengan respon yang mengidentifikasikannya sebagai sebuah konsep
2.    Non-penguatan pasangan yang tidak tepat dari pasangan yang tidak tepat dari sebuah stimulus dengan respons untuk mengidentifikasikannya sebagai konsep.
Pengujian Hipotesis
Tahap awal dari dalam pembentukan konsep adalah memilih hipotesis atau sttategi yang konsisten dengan objek penyelidikan kita. Ketika kita mencari untuk menemukan sesuatu, prosesnya melalui pembentukan prioritas-prioritas, sebagai seorang peneliti mungkin mengatur urutan eksperimen, seorang pengacara mungkin menanyakan serangkaian pertanyaan, atau seorang dokter dapat memandu satu tes diagnostik.


Logika
Berfikir adalah proses umum untuk menentukan sebuah isu dalam pikiran, sementara logika adalah ilmu berfikir.
Walaupun 2 orang dapat berfikir tentang hal yang sama, kesimpulan mereka mungkin berbeda yang satu logis yang satu tidak.
Berpikirr dan logika telah menjadi subjek spekulasi untuk waktu yang lama. Lbih dari 2000 tahun lalu Aristoteles memperkenalkan suatu sistem penalaran atau validasi argumen yang
kita sebut silogisme. Sebuah silogisme mempunyai 3 langkah yaitu sebuah premis mayor, premis minor, dan konklusi.
Konklusi diraih ketika penalaran silogistik diakui valid atau benar, jika premis-premisnya akurat da bentuknya benar. Maka, sangat mungkin menggunakn logika silogistik untuk validasi argumen. Konklusi yang tak logis dapat ditentukan dan sebab-sebabnya terisolasi. Ini merupakan pernyataan ringkasdasar teori dari banyak riset mengeni pemikiran dan logika.

Penalaran Deduktif
Konklusi Anda dihasilkan melalui proses penalaran yang disebut penalaran deduktif, yang merupakan teknis logis dimana konklusi terkait digambarkan dari lebih banyak prinsip dasar.
Penalaran silogistik
Pengambilan Keputusan
Penalaran Induktif
Dalam penalaran induktif, sebuah keai?pulan biasanya dinyatakan secara implisit atau eksplisit dalam konteks pernyataan kemungkinan.
Sebuah contoh pengambilan keputusan berdasarkan penalaran induktif adalah saat kita dibingungkan dalam beberapa pilihan, seperti memilih universitas. Misalnya terdapat 2 atau lebih universitas yang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, maka kita akan melakukan banyak pertimbangan dari berbagai aspek sehingga satu persatu pilihan universitas akan tereliminasi dengan kriteria yg kita buat. Tversky menyatakan bahwa mengambilan keputusan seperti itu disebut eliminasi oleh aspek.
Pengambilan keputusan dalam kehidupan 'nyata'
Dialog Penalaran
Dalam dunia nyata seorang mungkin mengajukan tuntutan yang diikuti oleh permintaan klarifikasi dasar kebenaran, dan diakhiri dengan sangkalan. Skenario ini adalah tipikal dari lusinan argumen kecil yang dilakukan oleh orang-orang sehari-hari.
Penyebab orang lain gagal dalam analisis logis
Buah Pikiran yang Keliri dari Rrifikasi
Argumen Ad Hominem
Argumen yang menggunakan Paksaan dan Kekuatan
Menggunakan Kekuasaan dan ketenaran
Argumen Mayoritas-Pasti-Benar

Argumen Manusia Jerami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar