Rabu, 06 Desember 2017

Sukma Bayyinah

Pembentukan Konsep dan Logika
(Sukma Bayyinah – 16410074)
Berpikir adalah proses yang membentuk representas mental baru melalui transformasi informasi oleh interaksi kompleks dari atribusi mental yang mencakup pertimbangan, pengabstrakan, penalaran, penggambaran, pemecahan masalah logis, pembentukan konsep, kreatifitas, dan kecerdasan.
Proses berpikir sendiri memiliki tiga ide dasar, yaitu :
1. Berpikir adalah kognitif, terjadi secara internal dalam pemikiran, namun keputusan diambil melalui perilaku.
2. Berpikir adalah proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistim kognitif.
3. Berpikir bersifat langsung dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau langsung menuju pada solusi.
Pembentukan Konsep
Pembentukan konsep berhubungan dengan pengasahan sifat-sifat yang sesuai dengan kelas objek atau ide. Konsep didefinisikan dalam ciri-cirinya. Ciri-ciri seperti yang telah digunakan disini adalah karakteristik suatu objek atau kejadian yang juga merupakan karakteristik objek atau kejadian lainnya.
Asosiasi
Asosiasi merupakan proses intraksi yang mendasari terbentuknya konsep-konsep tertentu. Prinsip asosiasi ini menyatakan bahwa pembelajaran konsep merupakan hasil dari :
1. Menguatkan pasangan tepat dari sebuah stimulus dengan respon yang mengidentifikasikannya sebagai sebuah konsep.
2. Non-penguatan pasangan yang tidak tepat dari sebuah stimulus dengan respon untuk mengidentifikasikannya sebagai konsep
Pengujian Hipotesis
Pendapat umum bahwa seseorang terkadang memecahkan masalah dengan pembentukan konsep dengan menguji hipotesis terlebih dahulu telah lama muncul dalam psikologi eksperimen. Tahap awal dalam pembentukan konsep adalah dengan memilih hipotesis atau strategi yang konsisten dengan objek penyelidikan kita.
Partisipan strategi boleh memilih dalam pembentukan konsep untuk menyertakan pemindaian dalam pemusatan, masing-masing memiliki subtipenya di bawah ini :
1. Pemindaian Stimulan : partisipan mulai dengan hipotesis dan mengeliminasi yang tak dapat dipertahankan.
2. Pemindaian Berturut-turut : partisipan mulai dnegan hipotesis tunggal, mengembangkannya jika berhasil dan jika tidak berhasil dapat menggantinya dengan hipotesis lain yang berdasarkan pengalaman sebelumnya.
3. Pemusatan konservatif : partisipan memformulasikan hipotesis, memilih kejadian positif sebagai fokus, dan kemudian membuat urutan penyusunan kembali dengan memperhatikan ciri mana yang menjadi positif dan negatif.
4. Kemungkinan Fokus : dikarakterisasikan dengan mengganti lebih dari satu ciri dalam waktu yang sama. Walaupun teknik pemusatan konservatif bersifat metodologis dan sepertinya terdepan untuk sebuah konsep yang sah, partisipan mungkin memilih suatu kemungkinan dengan harapan dapat menentukan konsepnya dengan lebih cepat.
Logika
Logika adalah ilmu tentang proses berpikir. Memang secara umumnya dua orang atau lebih kemungkinan akan memiliki jawaban yang sama namun setiap orang tersebut memiliki proses pemikiran yang berbeda untuk mencapai jawaban-jawaban tersebut, dimana yang satu kemungkinan berpikir dengan proses logis sedangkan yang lainnya tidak logis.
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif ini lebih fokus di mana adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Johnson Laird (1995) mengidentifikasikan 4 kemungkinan dalam logika deduktif :
1. Kesimpulan relasional (lebih dari, di sebelah kanan dari, dan setelah)
2. Kesimpulan Preposisional (jika, dan, dan atau)
3. Silogisme (seluruh, atau sebagian)
4. Menjumlahkan kesimpulan kuantitatif berdasarkan premis yang berisi lebih dari satu kesimpulan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar