Selasa, 05 Desember 2017

Nur Amalia Hamida

Pengambilan keputusan,
skop kecil dalam pemecahan masalah.
Oleh : Nur amalia hamida
NIM  16410046

Menentukan keputusan berdasarkan penalaran induktif adalah proses yang melibatkan pengalaman masa lalu dan kesimpulannya berdasarkan (yang dirasa) pilihan terbaik dari sejumlah altenatif. Suatu kesimpulan atas penalan induktif biasanya dievaluasi berdasarkan suatu peritmbangan. Contoh :
o   Jika aku bekerja selama seminggu, aku akan mendapatkan cukup uang untuk pergi berbelanja
o   Aku akan bekerja selama seminggu
o   Oleh karena itu, aku akan  mendapat cukup uang untuk berbelanja
Pengambilan keputusan tanpa kita sadari dipengaruhi oleh kerangka keputusan.  Menurut Tversky dan Kahneman (dalam Solso, 2007) adalah konsepsi tindakan, hasil keluaran, serta kontigensi pembuat keputusan yang diasosiasikan dengan pilihan – pilihan tertentu. Perhatikan contoh berikut ini :
Kerangka keputusan I : bayangkan bahwa USA sedang mempersiapkan penangkalan penyakit di Asia, yang diperkirakan akan membunuh 600 orang. Terdapat dua alternatif untuk melawan penyakit ini : - jika program A diambil, 200 orang akan terselamatkan. Jika program B yang diambil, terdapat kemungkinan 1/3 dari 600 orang terselamatkan dan mungkin 2/3 tidak terselamatkan. Dari dua alteratif tersebut, sebanyak 72% responden memilih program A. Padahal , secara statistik kedua alternatif diatas akan menyelamatkan nyawa dalam jumlah yang sama. Ini artinya, kerangka keputusan sangat berpengaruh pada pengambilan keputusan.
Selain itu, keputusan yang kita ambil terkadang mengandung human error. Dimana kita cenderung berlebihan dalam menilai frekuensi sesuatu sehingga tidak sesuai dengan data aktual. Hal ini dinamakan availability heuristic. Availability heuristic yakni mengukur peluang sebuah kejadian dipengaruhi oleh ketersediaan suatu kejadian. Sedangkan jika pengukuran peluang sebuah kejadiaan dipengaruhi oleh besarnya keterwakilan kejadian itu dalam hubungan seberapa sama kejadian tersebut dengan ciri esensial populasinya, ini disebut dengan representativeness heuristic. 
Bagian otak yang terlibat dalam pengambilan keputusan adalah bagian hemisfer kanan.  Hal ini dibuktikan dengan ketidakmampuan pasien cedera hemisfer kanan menentukan kesimpulan yang tepat atas permis terkondisikan yang diberikan. Seperti contoh berikut ini :
o   Jika hujan, jalanan akan kering
o   Sekarang hujan
Kesimpulan yang diberikan kelompok cidera hemisfer kanan adalah : jalanan akan basah. Meskipun jawaban ini benar dalam skema besar yang kita ketahui,  namun kesimpuan tersebut tidak valid karena tidak sesuai dengan permis yang ada.
Penelitian dalam pengambilan keputusan menunjukkan bahwa solusi untuk suatu masalah dipengaruhi ole faktor memori (keberadaan hipotesis) referensi sudut pandang yang mempengaruhi formulasi masalah, kegagalan untuk menyadar seberapa samakah sebuah kejadian pada populasinya, dan meremehkan signifikansi matematis dari kejadian yang mungkin. Bagaimana pun juga, pemecahan masalah sangat terkait dengan pengambilan keputusan. pengambilan keputusan merupakan skop kecil dari suatu pemecahan masalah. Pengambilan keputusan sangat terkait dengan pemecahan masalah karena pengambilan keputusan merupakan skop kecil dari suatu pemecahan masalah.
Pemecahan masalah adalah pemikiran yang terarah secara langsung untuk menemukan suatu solusi atau jalan keluar untuk masalah yang spesifik. Berikut ini tahap penyelesaian masalah yang dikemukakan oleh Hayes (1989):
Tindakan Kognitif
Sifat Permasalahan
Mengidentifikasi permasalahan
Bulan Mei depan saya akan lulus dari perguruan tinggi. Ini adalah akhir dari satu tahapan dalam hidup saya.
Representasi Masalah
Saya akan menjadi pengangguaran dan tidak mempunyai pendapatan. Saya harus mendapatkan pekerjaan
Merencanakan sebuah solusi
Saya akan membuat lamaran, melihat lowongaan pekerjaan yang ada, dan meminta pendapat dari teman dan dosen
Merealisasikan rencana
Saya akan membuat janji dengan perusahaan yang menarik. Saya akan diwawancarai oleh mereka.
Mengevaluasi rencana
Saya akan mempertimbangkan setiap penawaran sesuai dengan kebutuhan an keinginan saya dan kemudian membuat keputusan.
Mengevaluasi solusi
Saya akan merefleksikan proses pemecahan masalah ini dan menggunakan pengetahuan ini sebagai cara pemecahan masalah di masa depan.  


           Melalui tahapan – tahapan ini, kita dapat meendefinisikan suatu permasalahan dengan jelas. Contoh : “saya tidak bahagia dengan pekerjaan saya sekarang“ akan lebih mudah untuk dipecahkan dari pada perhmasalahan “saya benci hidup saya”. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar