Tampilkan postingan dengan label bahasa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bahasa. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 Desember 2017

Nurul Amalia Syahrullah Yulianto

Nama : Nurul Amalia Syahrullah Yulianto
NIM : 16410165

Bahasa

Bahasa merupakan komponen penting dalam berkomunikasi. Semua orang dari berbagai kalangan pasti menggunakan bahasa dalam berkomunikasi, baik dengan orang lain maupun dengan diri sendiri. Bahasa juga digunakan dalam pertukaran suatu informasi, yang artinya bahasa juga mempunyai peran dalam proses kognitif. Jika seseorang tidak mengerti suatu bahasa, tentunya informasi tersebut tidak bisa dimasukkan ke dalam kognitifnya. Bahasa merupakan suatu yang dinamis, yaitu selalu mengalami perubahan.
Ada area-area dalam tubuh manusia yang berperan dalam bahasa, yaitu area broca dan area Wernicke. Area broca berfungsi dalam produksi bahasa, sedangkan area Wernicke berfungsi dalam pemahaman bahasa. Ketika seseorang mengalami kerusakan pada area Wernickenya, dia mungkin masih bisa berbicara dengan normal, namun tidak dapat memahami kata-kata baik secara lisan maupun tulisan.
a. Fonem
Fonem merupakan unit terkecil dari bahasa yang terdapat dalam suatu kata yang tidak memiliki makna. Fonem dihasilkan dari kerjasama antara beberapa koordinasi tubuh seperti paru-paru, pita suara, larynx, bibir, lidah, dan gigi, yang apabila koordinasi tersebut bekerja dengan baik, maka akan menghasilkan suara yang dapat dipahami oleh seorang pendengar. Contoh fonem antara lain; bunyi ee dalam kata heat, bunyi i dalam kata hit, dan lain-lain.

b. Morfem
Morfem juga merupakan unit terkecil dari bahasa. Namun, berbeda dengan fonem, morfem memiliki makna. Morfem dapat berupa kata-kata seperti prefiks (awalan), sufiks (akhiran), ataupun kombinasi prefiks-sufiks. Morfem terbagi menjadi dua, yaitu morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas yaitu suatu kata yang berdiri sendiri sehingga menghasilkan suatu makna, contohnya yaitu color. Morfem terikat yaitu suatu kata yang digabungkan dengan kata lain sehingga menghasilkan makna yang berbeda. Misalnya kata use digabungkan dengan kata less menjadi useless yang berarti tidak berguna.
c. Tata Bahasa Transformasional
Ialah perubahan dalam bentuk tata kalimat namun masih menghasilkan makna yang sama. Contohnya, kalimat “kucing dikejar anjing” diubah menjadi “anjing mengejar kucing”. Meskipun terjadi perubahan dalam tata kalimat, kedua kalimat tersebut mempunyai makna yang sama.
d. Gangguan Bahasa; Disleksia
Disleksia adalah suatu gangguan di mana penderitanya mengalami gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, maupun gabungan antara kedua gangguan. Penderita disleksia memproses kata-kata lebih lambat dibandingkan orang normal. Amerika Serikat merupakan negara dengan penderita disleksia tertinggi dibandingkan negara-negara lainnya.

nurul ikhwana

BAHASA dan KOGNISI

Menurut Soenjono Dardjowidjojo mengemukakan bahwa bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama. Menurut Robert E. Owens, JR mengemukakan bahwa bahasa didefinisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep-konsep melalui penggunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan.
Selanjutnya, menurut Badudu dalam Nurbiana Dhieni,dkk pengertian bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan pikiran, perasaan, dan keinginannya. Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan ucapan pikiran dan perasaan manusia secara teratur yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya. Melalui bahasa, manusia dapat berkomunikasi dengan saling bertegur sapa, dan saling bertukar pikiran untuk memenuhi kebutuhannya.
Sedangkan pengertian kognitif atau sering disebut kognisi merupakan salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Kognitif mempunyai pengertian yang luas mengenai berfikir dan mengamati. Menurut Ahmad Susanto mengemukakan bahwa kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan intelegensi yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan pada ide-ide dan belajar.
Pengertian kognitif menurut Bandura dalam Ane Fatma dan Sri Ernawati mengemukakan bahwa pengertian kognitif adalah proses berpikir seseorang tentang situasi tertentu. Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian kognitif secara umum yaitu sebagai potensi intelektual yang terdiri dari tahapan: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation).
Selanjutnya pembahasan mengenai bahasa dan neurologi. Terkait hal tersebut, terdapat beberapa penelitian yang akan mencari tahu mengenai landasan neurologi dalam bahasa. Penggunaan stimulasi elektrik untuk penelitian digunakan oleh Penfield pada akhit era 1950an. Laporan protokol verbal dari pasien yang mengalami psychosurgery. Pada penelitian tersebut, peneliti memberikan aliran listrik yang bertegangan rendah ke are pemprosesan bahasa seperti area Broca, area Wernicke, dan sejumlah area di korteks motorik. Dari prosedur tersebut ditemukan bahwa listrik tersebut mengganggu dalam kemampuan berbicara. Eksperimen dengan menggunakan stimulasi elekrik juga dilakukan oleh Ojemann, hasil penelitian dari Ojemann mendukung penilitian dari Robert. Selain menggunakan stimuliasi elektrik, penelitian juga menggunakan pemindai PET yang dilakukan oleh Posner dan rekannya. Dalam penelitian ini, kata yang ditampilkan secara visual menimbulkan aktivasi di lobus oksipital, sedangkan kata yang diucapkan secara lisan menimbulkan aktivasi di korteks temporoparietal.
Kemampuaan dalam berbahasa akan ada kaitannya juga kemampuan seseorang dalam membaca. Membaca merupakan suatu bentuk identifikasi terhadap huruf. Saat membaca, kita akan melakukan gerak sakadik dan ada periode waktu saat kita berhenti atau melakukan fiksasi. Norton dan Stark menemukan bahwa selama seseorang membaca pada umumnya akan terjadi dua atau tiga gerakan sakadikperdetik, gerakan yang cepat tersebut nyanya menggunaka waktu sekitar 10 persen utnuk memandang teks. Proses membaca normal terjadi diluar area pandanganfovea, dan ketajaman akan menurun jika berada diluar fovea.
Intensitas pemprosesan pada area Wernicke dan Broca akan mengalami peningkatan siring dengan meningkatnya kerumitan kata. Ada dua pemprosesan dalam memhami suatu teks yaitu :
1. Pemprosesan Top-Down : semakin besar pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca maka akan semakin baik pemahamannya dan tidak memperdulikan jenis dari teks yang dibaca.
2. Pemprosesan Bottom-Up : pemaham akan teks didasarkan pada jenis teks yang dibaca, membaca teks ringan seperti cerita akan mudah diuji secara empirik dan membantu dalam memahami materi yang diorganisasikan dan penyimpanan terhadap materi tersebut.


Fatihatun Nuril Mughnia

Fatihatun Nuril Mughnia
16410037
BAHASA
Pernah gak sih terlintas dalam benak kalian tentang bagaimana seseorang mampu untuk berkomunikasi?
Sebelum saya paparkan mengenai bahasa, saya akan paparkan mengenai fungsi bahasa. Bahasa seringkali digunakan sebagai suatu alat untuk berkomunikasi dengan orang yang lainnya.
Para psikolog kognitif mangataan bahwasanya bahasa (language) adalah sebuah sistem komunikasi yang didalamnya pikiran-pikiran dikirimkan (transmitted) dengan perantaraan suara (sebagaimana dalam percakapan) atau simbol (sebagaimana dalam kata-kata tertulis atau isyarat-isyarat fisik).
Hakikat bahasa bersifat dinamis, ada beberapa kata yang tersimpan didalam verbal manusia, sebagian besar kata lainnya dapat dipahami, dan secara konstan kata-kata baru terus dihasilkan. Secara tidak sadar otak akan menangkap kosa kata baru yang baru pertama kali ditangkap oleh stimulus yang kemudian akan dibawa pada lesikon dan menetap pada tempat tersebut.
Linguistik merupakan suatu ilmu yang mempelajari bahasa yang bertendensi pada pendeskripsian suara-suara, makna-makna, dan tata bahasa dalam percakapan.
Studi-studi neurologis awal yang dilakukan Broca dan Wernicke menemukan keberadaan pusat-pusat pemrosesan di korteks, terutama yang berpusat di hemisfer serebral kiri, yang terlibat dalam produksi percakapan dan pemahaman bahasa.
Tata basa transformasional mempunyai sebuah ciri khas bahwa isi dalam sebuah kalimat mungkin tetap kostan sekalipun terjadi perubahan bentuk linguistik.
Untuk memperoleh suat bahasa dapt digunkan melalui tiga teori ini : teori Chomsky misalnya yang menyatakan bahwa bahasa adalah predisposisi genetik yang bersifat universal; teori skinner menyatakan bahwa bahasa dipelajari melalui himpunan penguatan-penguatan; teori yang terakhir adalah teori yang menyatakan perkembangan bahasa sebagai fungsi dari kemasakan biologis dan interaksi dengan lingkungannya.
Hipotesis Relativitas-linguistik menyatakan bahwa hakikat bahasa menetukan Cara orang memaknai realita, namun bukti-bukti menunjukkan bahwa orang-orang dengan bahasa yang berbeda mengalami pengalaman perseptual yang serupa.
Sejimlah karakteristik-karakteristik fungsuional pada memori dalam prosa naratif mencakup berbagai hal berikut: kalimat-kalimat yang disimpan dalam memori  dalam bentuk yang saling digabungkan, tidak terpisah-pisah; cerita-cerita, seperti kalimat, dapat dipecah menjadi komponen-komponen struktural; memori mengenai informasi naratif adalah sebuah fungsi peran strukturalnya; dan intisari tetap dipertahankan seiring berlalunya waktu, namun detail yang spesifik akan dilupakan.
Dalam model aktifasi interaktf, rekognisi kata terjadi melalui eksitasi dan inhibisi antara fitur-fitur, huruf-huruf, dan tingkat-tingkat kata. Sedangkan pada studi-studi rentang perseptual digunakan untuk menguji hakikat pemrosesan informasi, dan metodenya meliputi penggunaan tachiscospotic, studi pergerakan mata, dan penerapan-penerapan produk fiksasi.
Pemrosesan Top-Down

Marisatia Risma Nitarilla

BAHASA DAN KOGNISI
Marisatia Risma Nitarilla
16410073

Pernahkah kita berpikir apa yang membedakan kita dengan makhluk lain? Orang-orang muslim mungkin akan berpikir bahwa yang membedakan manusia dengan makhluk lain adalah bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling baik/’sempurna’. Lalu apa salah satu bukti ‘kesempurnaan’ manusia itu?. Ya, salah satunya adaah kemampuan berbahasa yang  sejauh ini hanya dimiliki oleh umat manusia sebagai salah satu makhluk di bumi. Bahasa sendiri menurut para psikolog kognitif adalah suatu sistem komunikasi yang didalamnya pikiran-pikiran dikirimkan (transmitted) dengan perantara suara atau simbol. Perkembangan bahasa sendiri mencerminkan sebuah abstraksi yang unik. Hingga saat ini belum ditemukan secara pasti asal dari suatu bahasa, bagaimana bahasa terbentuk, dan apa hubungan antara bahasa dan benda ataupun sifat yang dibahasakan.
Bahasa adalah sarana utama komunikasi manusia, cara perktukaran informasi yang paling lazim. Pemrosesan bahasa adalah sebuah komponen penting dalam penyimpanan pemrosesan informasi, berpikir, dan pemecahan masalah. Pada hakikatnya bahasa adalah hal yang dinamis, karena itu tidak dapat dipastikan berapa banyak kata yang digunakan manusia. Dalam bukkunya, Solso mengatakan ada sekitar 6000 kata yang berbeda tersimpan dalam memori verbal manusia. Banyaknya kkosa kata yang tersimpan dalam memori manusia tergantung pada pengetahuan dari proses kognitifnya masing-masing.

Struktur Tata Bahasa
Studi tatat bahasa mencakup area fonologi, yskkni ilmu ysng mempelajari kombinasi suara-suara dalam suatu bahasa; morfilogi, yakni ilmu yang mempelajari kombinasi-kombinasi potongan-potongan kata ataupun kata-kata itu sendiri sehingga menjadi unit-unit yang lebih besar; dan sintaksis, yakni ilmu yang mempelajari kombinasi kat-kata sehingga menjadi frase atau kalimat.

Dasar Neurologis bagi Bahasa
Bagian-bagian otak yang berperan penting dalam proses berbahasa antara lain area Broca yang terletak di sebelah kiri lobus frontalis dan area Wernicke yang terletak di sebelah kirir lobus temporalis. Area Broca berperan penting pada kemampuan berbahasa seseorang, dan apabila area ini mengalami masalah/ kerusakan dapat menyebabkan hilangnya kemampuan berbicara. Sementara area Wernikce berperan penting dalam kemampuan seseorang memahami bahasa, apabila bagian ini mengalami masalah/kerusakan makan dapat menyebabkan hilangnya kemampuan untuk memahami bahasa meskipun masih dapat memproduksi bahasa.

Hierarki Linguistik
Linguistik merupakan ilmu yang mempelajari bahasa mulai dari struktur, makna, dan tata bahasa dalam percakapan. Hierarki linguistik berkisar dari komponen-komponen yang fundamental ke komponen-komponen gabungan hingga ke komponen-komponen yang sangat rumit.
· Fonem (phonemes), adalah unit dasar bahasa lisan yang paling sederhana dan tidak memiliki makna, Contoh a, t, ch, sh, f.
· Morfem (moephemes), adalah unit terkecil yang memiliki makna dan merupakan gabungan dari fonem-fonem. Bentuknya dapat berupa prefiks, sufiks, atau kata-kata.
· Morfologi (Morphology), adalah studi mengenai struktur kata-kata.
· Sintaksis (syntax), adalah peraturan-peraturan yang mengendalikan kombinasi kata-kata dalam frase dan kalimat.

Psikolinguistik
Solso dalam bukunya mengutip beberapa anggapan mengenai proses berbahasa. Teori chomsky menyatakan bahwa komponen yang paling penting  dari bahasa adalah bahwa ia bersifat bawaan (nature). Halini bertentangan dengan anggapan Skinner bahwa bahasa itu diperoleh melalui pembelajaran (nurture).  Sementara kaum behavioris meyakini bahwa bahasa berkembangan melalui proses penguatan (reinforcement). Adapula hip[otesis l;ain yang menyatakan bahwa bahasa dan kemasakan biologis berjalan beriringan, saling mempengaruhi satu sama lain. Adapula hipotesis Whorf yang menyatakan bahwa bahas kita mempengaruhi persepsi dan konseptualisasi realita. Suatu benda yang direpresentasikan oleh suatu kata akan dipahami secara berbeda oleh orang-orang yang memiliki bahasa yang berbeda, dan penyebab perbedaan cara pandang terhadap realita itu tak lain adalah hakikat bahasa itu senidri.

Selasa, 05 Desember 2017

Nurul Ihkwana

BAHASA dan KOGNISI

          Menurut Soenjono Dardjowidjojo mengemukakan bahwa bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama. Menurut Robert E. Owens, JR mengemukakan bahwa bahasa didefinisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep-konsep melalui penggunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan.

Rizka Amalia

BAHASA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KOGNITIF MANUSIA
          Bahasa meliputi suatu sistem simbol yang kita gunakan untuk berkomunikasi satu sama lain. Pada manusia, bahasa ditandai oleh daya cipta manusia yang tidak pernah habis dan adanya sebuah sistem aturan, yang dimaksud daya cipta yang tidak pernah habis ialah suatu kemampuan individu untuk menciptakan sebuah kalimat bermakna yang tidak pernah berhenti dengan menggunakan seperangkat kata dan aturan yang terbatas, yang menjadikan bahasa sebagai upaya yang sangat kreatif.
Linguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa, dengan topik pembelajaran mengenai struktur bahasa dan berfokus pada pendeskripsian suara-suara, makna-makna dan tata bahasa dalam percakapan. Para psikolog umumnya mempelajari cara manusia menggunakan bahasa. Ilmu yang menggabungkan pendekatan tersebut (yakni psikologi dan linguistik) disebut psikolinguistik.
Linguistic sendiri memiliki banyak hierarki, yang diantaranya adalah :
1.     Fenom (phoneme) adalah unit dasar ahasa lisan yang saat digunakan sebagai sebuah unit tunggal, tidak memiliki makna sama sekali. Fenom dihasilkan oleh koordinasi yang rumit dari paru-paru, pita suara, larynx, bibir, lidah dan gigi.
2.    Morfem adalah unit-unit terkecil yang memiliki makna, marfem (morfheme) dapat berupa kata-kata atau bagian-bagian kata seperti prefik (awalan), sufiks(akhiran), atau ahasa ahasa-sufiks. Morfem ini terdapat morfem bebas atau morfen terikat. Morfen bebas adalah unit-unti kata yang berdiri secara mandiri (seperti, color, orange, dog), sementara morfem terikat adalah bagian-bagian kata (colorless, oranges driving).
3.    Morfologi (morphology) adalah studi mengenai stuktur kata-kata. Bahasa inggris memiliki lebih dari 100.000 kata yang dibentuk dari kombinasi-kombinasi morfem, namun komposisi morfem yang sedemikian luasnya tersebut diatur dengan ketat oleh batasan-batasan lingustik.
4.    Sintaksis (syntax) adalah peraturan-peraturan yang mengendalikan kombinasi kata-kata dalam frase dan kalimat. Jumlah variasi kata-kata yang dapat dihasilkan manusia hanya dibatasi oleh waktu dan imajinasi.
Tahun 1861, Paul Broca menemukan sebuah fakta bahwa cedera di bagian lobus frontalis kiri otak seseorang (area ini kemudian dikenal dengan nama area broca) dapat mengakibatkan hilangnya kemampuan berbicara. Tahun 1875, Carl Wernicke menemukan fakta lain bahwa cedera pada lobus temporalis kiri berpengaruh kepada pemrosesan ahasa. Kerusakan pada area ahasat mengurangi kemampuan untuk memahami ahasa lisan dan tulisan, namun kemampuan untuk berbicara secara normal tidak terganggu sama sekali (Solso dkk., 2008).
Pandangan kedua dari para ahli ahasatic tentang pemrosesan ahasa adalah teori tata ahasa transformasional. Yaitu suatu pandangan yang dikembangkan oleh Chomsky, bahwa dalam ahasa terdapat tata ahasa transformasional yaitu kumpulan peraturan yang mengendalikan keteraturan ahasa yang berkaitan dengan perubahan-perubahan bentuk ahasatic yang mempertahankan makna. Misalnya “Andi memukul bola” dan “bola dipukul Andi” keduanya memiliki makna yang sama meskipun susunan linguistiknya berbeda. Inilah yang dinamakan tata ahasa transformasional.
Berdasarkan teori-teori di atas memberikan dampak pada teori kognisi dan memori. Bahwa memori manusia tidak hanya menyimpan kalimat-kalimat akan tetapi memori manusia adalah hasil dari proses rekonstruksi dinamis yang salah satu komponennya adalah pengambilan intisari atau ide pokok dari suatu kalimat. Sehingga meskipun manusia diberikan kalimat dengan susunan yang beraneka ragam, manusia tetap dapat memahami makna dari kalimat tersebut.
Para psikolog ahasatic menjelaskan beberapa teori terhadap ahasa. Pertama, bahwa ahasa adalah hasil dari belajar  dan berkembang melalui penguatan. Asumsi ini bertolak belakang dengan teori ahli ahasatic Chomsky yaitu ahasa adalah bersifat bawaan dan hanya pada area morfologi saja yang melalui penguatan.
Kedua, terori hipotesis relativitas ahasatic, yaitu pandangan yang menyatakan bahwa ahasa dan perkembangan biologis manusia berjalan beriringan, saling mempengaruhi satu sama lain. Selain itu juga memiliki gagasan penting bahwa ahasa mempengaruhi persepsi dan konseptualisasi realita. Misalnya suatu benda yang direpresentasikan oleh suatu kata akan dipahami secara berbeda oleh orang-orang yang memiliki ahasa yang berbeda.
Menjelang akhir abad ke-19, Emile Javal (1878) yang merupakan seorang peneliti Perancis menemukan fenomena bahwa dalam proses membaca, mata manusia tidaklah mengamati huruf demi huruf secara berurutan, melainkan bergerak dalam loncatan-loncatan kecil dengan disertai fiksasi sesaat di titik-titik tertentu yang disebut dengan gerak sarkadik (Saccades). James McKeen Cattel (1886a. 1886b) berupaya menemukan seberapa banyak yang dapat dibaca manusia normal selama sebuah periode fiksasi visual. Hasil eksperimennya mendukung studi-studi sebelumnya mengenai rentang atensi, namun sebuah hasil yang paling menarik minat Cattel berkenaan dengan fakta bahwa waktu reaksi berhubungan dengan familiaritas partisipan terhadap materi visual yang diberikan.
            Manusia melakukan gerak sakadik karena penglihatan manusia memiliki kecermatan paling tajam hanya pada sudut yang sangat sempit, sekitar 1 atau 2 derajat. Manusia menggerakkan mata untuk meninjau kembali teks yang telah dibaca dengan waktu 10-15 persen dari waktu keseluruhan. Gerakan ini disebut regresi (regressions). Ketajaman visual (visual activity) mencapai puncaknya bagi citra-citra objek yang jatuh di suatu bagian retina yang disebut fovea. Fovea adalah suatu lekukan kecil di bagian belakang mata, yang dipadati oleh neuron-neuron fotosensitif yang disebut sel kerucut (cones). Penglihatan Foveal (foveal vision) menjangkau sudut visual sekitar 1 atau 2 derajat. Beberapa peneliti (Goodman, 1970) mengajukan gagasan bahwa berdasarkan konteks informasi sekaligus parsial dari penglihatan perifer, para subyek menyusun “hipotesis” mengenai materi yang mungkin akan muncul dalam baris selanjutnya.
            Sebuah pandangan yang gagasan tersebut adalah gagasan dari McConkie dan Rayner (1973) mengasumsikan bahwa para partisipan menggunakan waktu fiksasinya untuk menentukan hakikat atau sifat teks, bukannya menyusun hipotesis mengenai apa yang akan muncul dalam baris berikutnya. Rayner juga menemukan bahwa unterpretasi semantic (seperti pemaknaan) dari suatu kata dapat diterapkan hanya pada kata yang terletak satu hingga tujuh spasi dari titik fiksasi, diluar rentang itu (7-12 spasi) partisipan hanya mampu menangkap karakteristik visual dasar (seperti huruf awal dan huruf akhir dalam kata).

NAMA          : RIZKA AMALIA

NIM             : 16410070

Fikrotul Jauhariyah

Nama  : Fikrotul Jauhariyah
NIM    : 16410163
BAHASA
a.   Struktur Tata Bahasa
Kita perlu mengetahui rule of sequencing ( urutan yang mengatur bentuk kata kerja ) [ tenses ] menurut waktu .Kata – kata dapat digabungkan menjadi berbagai kombinasi , sekalipun untuk menyampaikan ide yang sama . Secara teknis , studi tata bahasa ( grammar ) mencaku area fonologi , yakni ilmu yang mempelajari kombinasi suara – suara dalam suatu bahasa ; morfologi , yakni ilmu yang mempelajari kombinasi potongan – potongan kata – kata itu sendiri sehingga menjadi unit-unit yang lebih  esar ; dan sintaksis , yakni ilmu yang mempelajari kombinasi kata – kata sehingga menjadi frase dan kalimat .  
b.  Hirerki Linguistik
Linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa , dengan topic pembelajaran meliputi struktur bahasa dan berfokus pada pendeskripsian suara – suara , makna – makna , dan tata bahasa dalam percakapan . Para ahli linguistik telah mengembangkan sebuah kerangka kerja bahasa yang bersifat hierarkis ( berjenjang ) . Hirarki linguistik berkisar dari komponen – komponen yang fundamental ke komponen – komponen gabungan ( compound components ) hinga  ke komponen – kompone yang sangat rumit
1.  Fonem ( phonem ) adalah unit dasar bahasa lisn yang , saat digunakan sebagai sebuah unit tunggal , tidak memiliki makna sama sekali . Fonem adalah suara – suara tunggal dalam percakapan yang direpresentasikan oleh sebuah symbol tunggal . Fonem dihasilkan oleh koordinasi yang rumit dari paru-paru , pta suara , larynx , bibir , lidah , dan gigi . Ketika semua organ itu bekerja dengan baik , suara yang dihasilkan dipersepsi dan dipahami dengan cepat oleh pendengar . Fenom dapat berupa huruf hidup ( ee  seperti heat , I  seperti dalam hit ), atau konsonan ( t  seperti tee , p  seperti dalam pea ) ( Denes & Pinson , 1963 )
2.  Morfem ( morphem ) dalam bahasa disebut unit-unit terkecil yang memiliki makna . Morfem dapat berupa kata – kata atau bagian – bagian kata seperti presfiks ( awalan ) , sufiks ( akhiran ) , atau kombinasi prefiks-sufiks . Morfet dapat berbentuk morfem bebas atau morfem  terikat ( bounded morhemes ) . Morfem bebas adalah  unit – unit bermakna yang berdiri secara mandiri ( seperti  color , orange , dog , drive ) , sedangkan morfem terikat adalah bagian – bagian kata ( colorless , oranges , driving ) .
3.  Morfologi ( morphology ) adalah studi mengenai struktur kata – kata . Salah satu batasan linguistic dalam bahasa Inggris menyatakan bahwa jumlah maksimum konsonan yang dapat membentuk suatu kata – kata adalah tiga ; pada umumnya kurang dari dua . Sebuah batasan linguistic lainnya mengatakan bahwa huruf – huruf tertentu , misalnya q  dan d atau j dan z  tidak pernah muncul berdambingan .
4.  Sintaksis ( syntax ) yaitu peraturan – peraturan yang mengendalikan kombinasi kata – kata dalam frase dan kalimat . Jumlah variasi kata kata – kata yang dapat dihasilkan manusia hanya dibatasi oleh waktu dan imajinasi . Dalam upaya memahami struktur bahasa , para ahli linguistic telah memusatkan upaya mereka dalam dua aspek : produktivitas dan regularitas . Produktivitas mengacu pada ketidakterbatasan jumlah kalimat , frase atau ucapan yang mungkin muncul dalam suatu bahasa . Sedangkan reguralitas mengacu pada pola-pola sistemik dalam kalimat , frase atau ucapan .
c.   Psikolinguistik
1.  Nature vs Nurture    
Pada awalnya , aspek teori Chomsky yang paling kontroversial adalah gagasannya bahwa komponen yang paling penting dari bahasa bawaan ( nature ) . Berlawanan dengan hal itu , skinner menyanggah bahwa bahasa diperoleh melalui pembelajaran ( nurture ) . Kaum behaviorisme meyakini bahwa bahasa berkembang mlalui penguatan ( reinfrecement ) , namun Vhomsky menyatakan bahwa satu- satunya aspek perkembangan bahasa yang diperoleh melalui penguatan adalah aspek morfologi .
2.  Hipotesis Relativitas – Linguistik
Penekanan Chomsky dalam universalitas linguistic adalah suatu upaya untuk mengidentifikasi kinerja – kinerja linguistic yang umum didapati di segala bahasa . Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya , upaya tersebut disusun berdasarkan struktur bahasa yang mendalam beserta transformasi – transformasinya . Meskipun demikian , dalam level semantic dan fenomenik , bahasa – bahsa tentulah memilik perbedaan . Hipotesis relativitas-linguistik terutama relevan terhadap karakteristik – karakteristik permukaan suatu bahasa .
d.  Bahasa dan Neurologi
Studi landasan neurologis bagi bahasa telah dilaksanakan melalui sejumlah cara ., termasuk pemeriksaan klinis terhadap pasien – pasie yang mengalami kerusakan otak . Cara – cara lain mencakup stimulasi elektrik terhadap otak , prosedur – prosedur psychosurgery ( pembedahan terkait eksperimen psikologi ) , pemeriksaan farmaseutikal , dan teknologi pencitraan .
1.  Stimulasi Elektrik
Selama beberapa decade , para peneliti telah menggunakan konduktor elektrik dwikutub nerukuran mini dalam eksperimen – eksperimen terhadap hewan dan manusia . Pada akhir era 1950-an , Penfield ( 1959 ) serta Penfield dan Robert ( 1959 ) menggembparkan jagad psikologi saat mereka menyajikan laporan protokol verbal dari para pasien yang menjalani psychosurgery .Dalam pembedahan tersebut , para peneliti memberikan aliran listrik bertegangan rendah di area – areapemrosesan bahasa , seperti Broca , area  Wernice , dan sejumlah area di korteks motoric . Ditemukan bahwa prosedur tersebut mengganggu kemampuan berbicara .


2.  Pemindai PET
Sebuah keunggulan teknologi PET  dibandingkan stimulasi elektrik adalah bahwa tekni ini tidak bersifat invasive ( tidak menimbulkan luka pada pasien ) dan dapat diterapkan pada orang yang sehat . Sebaliknya , stimulasi elektrik umumnya dilaksanakan sebagai suatu eksperimen tambahan selama operasi psychosurgery  terhadap pasien – pasien yang menderita suatu gangguan .
3.  Pemrosean Teks
Sejak 1906 para psikolog telah berusaha membuat rekaman fotografis mengenai pergerakan mata selama membaca . Sistem modern pelacakan pergerakan mata menggunakan perekam video dan komputer untuk menganalisi pergerakan mata selama membaca atau saat melihat suatu gambar .Sejumlah penelitian mengenai ukuran rentang perseptual dilakukan dengan menggunakan studi pelackan bola mata . Dalam penelitian semacam itu , ketika seseorang partisipan terfikasi di suatu bagian teks yang dibacanya , para peneliti dapat melakukan manipulasi dalam tampilan lain  di layar
4.  Lexical – Decision Task ( LDT )
Swebuah oendekatan yang inovatif terhadap masalah dampak kontekstual dalam identifikasi kata telah diperkenalkan oleh Mayer dan rekan – rekannya ( Mayer & Schvenevldt , 1972 ; Mayer , Schvanevldt & Ruddy , 1974a , 1974b ) . Para peneliti tersebut menggunakan LDT ( lexial-decision task ; tugas pengambilan keputusan secara leksikal ) , yakni sejenis tugas priming yang di dalamnya para peneliti mengukur kecepatan para partisipan dalam menentukan apakah sepasang “kata” adalah kata – kata yang memang dalam kosakata bahasa Inggris