Jumat, 08 Desember 2017

FIKROTUL BARIZAH
16410006

Kognisi sepanjang masa kehidupan

Perkembangan kognitif berkaitan dengan perubahan-perubahan yang terjadi, dan sedikit banyak membentuk pola-pola yang teratur sepanjang rentang kehidupan individu. Hal ini dapat dipelajari dari perspektif psikologi perkembangan neorokognitif, dan perkrmbangan kognitif. Salah satu teori perkembangan kognitif (piaget) menyatakan bahwa pertumbuhan intelektual secara biologis ditentukan dan diatur oleh dua proses, yaitu: adaptasi yang mencakup penyesuaian kognitif terhadap lingkungan (asimilasi dan akomodasi), dan organisasi yang mencakup peningkatan kompleks dan representasi mental yag terintegrasi. Ciri0ciri perkembangan kognitif adalah besifat kuantitatif, perubahannya linear dalam satu tahap, dan adanya perubahan kualitatif melintasi empat tahap utama yakni: tahap sensorimotor, pra-operasiona;,operasional konkret, dan operasional formal.
Teori lain mengenai perkembangan kognitif (vygosky) menolak determinisme biologis yang ketat dan menyatakan bahwa perkembangan didahului oleh proses belajar. Pikiran dan bahasa diyakini vygosky sebagai dua hal yang tidak saling tergantung , dimana pikiran terbentuk secara biologis, sementara bahasa merupakanbentukan sosial. Integrasi terjadi ketika anakmenghubungkan pikiran, bahasa, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungannya melalui aktivitas pemberian nama.
Neurosains kognitif perkembangan didasarkanpada asumsi bahwa semua fungsi-fungsi kognitif semata-mata merupakan struktur da proses neurologis belaka. Otak berkembang dari sederhana menjadi kompleks sejak awal tahap kehidupan individu. Hal ini menjadi pokok persoalan dalam permasalahan mengenai stimulsi lingkungan dan batasan biologis. Lateralisasi selebral ditemukan pada anak usia dini, yang mendukung sifat dasar biologis fenomena ini.
Perkembangan kognitif dari perspektif pemrosesan informasi berkaitan dengan pertanyaan mengenai perubahan dalam proses-proses seperti perhatian dan memori sebagai suatu fungsi terhadap pertambahan usia. Penelitian-penelitian tentang anak kembar dewasa ini menunjukan bahwa faktor genetik memegang peranan penting dalam menentukan kemampuan verbal dan spasial pada anak-anak. Anak-anak usi dini dan bayi memiliki kapasitas memori, tetapi diragukan bahwa memori yang reliabel telah terbentuk atau dapat diingat kembali sebelum individu mencapai usia dua tahun.

Pengalaman yang paling banyak diingat di kemudian hari adalah sepanjang rentang usia 10 hingga 30 tahun. Penelitian-penelitian yang membandingkan kognisi tingkat lanjut pada anak dan orang dewasa menunjukan bahwa anak-anak menggunakan skematik cerita yang sama dengan cara yang dilakukan orang dewasa. Sementara orang dewasa lebih mengendalkan representasi semantik, anak-anak lebih mengandalkan representasi yang berdasarkan persepsi, seperti misalnya pembayangan. Pembentukan kategori konseptul mendahului akuisisi bahasa, berdasarkan pembentukan prototipe bada bayi. Akuisisi informasi mula-mula membutuhkan persepsi dan perhatian pada informasi yang bersangkutan. Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa perbedaan antara kelompok subjek yang lebih muda dan kelompok subjek yang lebih tua dalam kemampuan-kemampuan seperti perhatian selektif dan kemampuan untuk merespon tugas, meningkat seiring bertambahnya usia. Orang dewasa adan anak-anak yang lebih besar menggunakan stategi penyandian yang berbeda dengan anak-anak yang lebih kecil dan perbedaan ini muncul pada tahap awal rangkaian pemrosesan informasi sebagai register sensori.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar