Selasa, 05 Desember 2017

Herlina Ramadhantika Anwar


Herlina Ramadhantika Anwar
16410095
Representasi Pengetahuan

  • Representasi pengetahuan secara lisan

Pengorganisasian secara semantik merujuk pada cara konsep-konsep diorganisasikan dan bentuk sebagai struktur –struktur dalam memori.

Dua sudut pandang utama telah mendominasi studi-studi pengorganisasian semantik dan kedua sudut pandang tersebut memiliki fokus yang berbeda. Pendekatan asosiasionis berfokus pada hubungan-hubungan fungsional antara konsep-konsep, dan pendekatan kognitif berfokus pada struktur-struktur mental yang mendeskripsikan hubungan antara makna dan memori.

Para penganut aliran asosiasionis mempelajari pengorganisasian semantik dengan mempelajari bentuk mengingat-bebas atau free recall ( misalnya, kata-kata apa saja yang diingat bersamaan)dengan asumsi ahwa protokol-protokol semacam itu menyediakan informasi mengenai hakikat mengenai pengorganisasian konsep dan struktur kognitif yang mendasari proses tersebut.

Model-model kognitif mengorganisasikan data yang dihasilkan dari eksperimen-eksperimen semantik menjadi teori-teori memori yang komprehensif dan mencakup model-model sel-teoretik, model pembandingan fitur, model-model jaringan dan jaringan proposisional.

Model-model set-teoretik berisi gagasan bahwa kosep-konsep diorganisasikan melalui sejumlah besar set informasi yang meliputi ketegori-kategori  dan atribut-atribut.

Model pembandingan fitur semantik mengasumsikan sebuah struktur set-teoritik namun membedakan atribut-atribut sebagai atribut penegas (yakni fitur-fitur yang hakiki) dengan fitur-fitur karakteristik (yang bersifat deskriptif atau komplementer). Diasumsikan bahwa validasi konsep cenderung mengutamakan atribut penegas.

Model-model jaringan mengasumsikan bahwa konsep-konsep disimpan dalam memori sebagai unit-unit independen yang saling terhubung oleh koneksi-koneksi yang spesifik dan bermakna. Terdapat pula asumsi-asumsi tambahan, yakni mengenai pengambilan memori melalui verifikasi kedua sasaran dan verifikasi konsep-konsep yag berhubungan. Asumsi lainnya menyatakan bahwa pergerakan intrastruktural selama retrieval akan membutuhkan waktu.

Model  pemrosesan semantik dengan konsep aktivasi menyebar ( Collins dan Loftus ) dibuat berdasarkan suatu jaringan rumit yang didalamnya asosiasi-asosiasi sederhana (seperti merah dan api) dihubungkan bersama dalam suatu ruang konseptual. Model tersebut penting dalam menjelaskan dampak-dampak priming dan dalam menjelaskan lebih mudahnya proses pengambilan sebuah kata atau konsep dari memori ketika partisipan sebelumnya melihat oleh kata yang berhubungan dan konsep atau kata sasaran.

Model-model jaringan proposisional berisi gagasan bahwa memori diorganisasikan ole sebuah jaringan asosiatif rumit yang berisi konstruksi-konstruksi proporsional, yang merupakan unit-unit terkecil yang masih memiliki informasi yang bermakna (misalnya, New York Sungguh besar).

Teori ACT (Adaptive Control of Thought) dari aderson adalah sebuah teori memori yang bersifat asosiasionistik. Teori tersebut mengajukan gagasan mengenai keberadaan tiga jenis memori: Memori kerja , representasi deklaratif, dan memori produksi.

Studi-studi  terbaru dalam neurosains kognitif telah berupaya mengintegrasikan penemuan-penemuan dalam ilmu neurofisiologi dengan teori-teori psikologi kognitif. Sebagai contoh studi-studi terhadap para penderita amnesia telah menjadi studi-studi ang sangat bermanfaat dalam pencarian tanpa henti terhadap cara kerja otak yang sesungguhnya.

Para peneliti telah mengidentifikasi dua jenis pengetahuan: pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif bersifat eksplisit dan meliputi fakta-fakta; pengetahuan prosedural bersifat implisit dan dapat diperoleh melalui kinerja yang sesungguhnya. Seseorang ilmuwan yang bernama Larry Squire telah mengembangkan suatu taksonomi struktur memori yang memuat memori deklaratif dan memori nondeklaratif sebagai bagian yang integral.

Pengetahuan direpresentasikan dalam model-model PDP sebagai koneksi-koneksi antara unit-unit yang secara teoretik serupa dengan cara jaringan neural merepresentasikan informasi.





  • Representasi pengetahuan secara visual

Telah kita pelajari pada bab sebelumnya tentang imagery tentang tiga sudut pandang mengenai imagery yakni hipotesis penyandian ganda, hipotesis proposional-konseptual, dan hipotesis ekuivalent fungsional. Setiap sudut pandang tersebut elegan secara teoretik dan masuk akal secara intuitif sehingga para mahasiswa yang mempelajari imagery mungkin merasa bingung dalam memilih model yang paling baik. Diyakini bahwa informasi disandikan secara imajiner dalam sejumlah level pemrosesan, sedangkan informasi yang sama akan disandikan secara konseptual dalam level pemrosesan yang berbeda. Dengan demikian perbedaan yang ditimbulkan oleh ketiga hipotesis tersebut dapat diselesaikan dengan menerima sekaligus ketiga hipotesis tersebut, sembari tetap mengingat bahwa penyandian informasi dapat menjangkau sejumlah lapisan pemrosesan kognitif, yang masing-masing merekam informasi dengan caranya sendiri-sendiri.

Studi mental imagery seperti perumpamaan, perbandingan, pembayangan mental membahas isu bagaimana informasi direpresentasikan dalam memori. Terdapat tiga kedudukan teoretik yang berbeda terkait bagaimana informasi disimpan dalam memori. Ketiga teori tersebut meliputi hipotesis penyandian ganda, hipotesis proposisional-knseptual dan hipotesis ekuivalentsi-fungsional.

Hipotesis penyandian ganda menyatakan bahwa informasi dapat disandikan dan disimpan dalam satu atau kedua sistem: verbal dan imajinal. Data-data behavioral dan neurologis mendukung hipotesis ini. Hipotesis proposisional- konseptual menyatakan bahwa informasi disimpan dalam format proporsisional-abstrak yang mendefinisikan objek, peristiwa dan hubungan antara objek peristiwa tersebut, secara spesifik. Hipotesis ini elegan secara teoretik namun memiliki kesulitan mempertanggung jawabkan data-data mengenai proses-proses imajinal yang melibatkan isomorfisme urutan kedua. Hipotesis ekuivalent-fungsional menyatakan bahwa imagery dan persepsi sangat serupa satu sama lain.

Dua jenis representasi telah diajukan untuk menjelaskan imagery representasi langsung dan representasi alegoris. Representasi alegoris diterima secara lebih luas dibandingkan dengan representasi langsung.

Sinestesia adalah sebuah kondisi yang didalamnya sensasi-sensasi yang lazimnya dialami disebuah modalitas tunggal dialami dalam dua modalitas. Fenomena ini, dan orang-orang yang mengalami fenomena tersebut telah menjadi subjek sejumlah penelitian yang menarik dan informatif. Pada kenyataannya, sejumlah data menunjukkan fungsi-fungsi yang sangat reliabel.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar