Selasa, 31 Oktober 2017

Nur amalia hamida

Representasi pengetahuan verbal dan visual
Oleh : Nur amalia hamida
NIM  16410046
Pada kesempatan sebelumnya, kita telah mempelajari mengenai memori. Memori ialah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Dengan menggunakan memori, kita dapat mengakses suatu pengetahuan. Pengetahuan adalah penyimpanan, pengintegrasian dan pengorganisasian informasi dalam memori.  Sebagian besar dari pengetahuan kita bersifat verbal. Hal ini didukung oleh fakta bahwa perkembangan verbal manusia jauh melampaui spesies – spesies lain.  Selain itu, struktur semantik memunngkinkan kita mengidentifikasi jenis-jenis “benda” yang tersimpan dalam memori dan bagaimana “benda” tersebut saling berhubungan dengan “benda” lain.  Pengogaisasian secara sematik merujuk pada cara konsep – konsep yang diorganisasikan dan dibentuk  sebagai struktur-struktur dalam memori.
Studi pengorganisasian semantik dibagi menjadi dua yaitu, pendekatan asosiasionis yang berfokus pada hubungan – hubungan fungsional antara konsep – konsep. Pendekatan ini mempelajari pengorganisasian semantik dengan mempelajari bentuk mengingat bebas atau free call (misalnya, kata-kata apa saja yang diingat bersamaan, dengan asumsi bahwa protokol-protokol semacam itu menyediakan informasi mengenai hakikat pengorgaisasian konsep dan struktur kognitif yang mendasari proses tersebut.  Selain itu, terdapat pendekatan kognitif yang berfokus pada struktur – struktur mental yang mendeskripsikan hubungan antara makna dan memori. Model – model kognitif mengorganisasikan data yang dihasilkan dari eksperimen – eksperimen semantik menjadi teori – teori memori yang komperhensif yang mencakup model – model set-teoritik, model pembandingan fitur, model – model jaringan, dan jaringan proposisional.
Pertama, kita membahas mengenai model set-teoritik. Model ini berisi gagasan bahwa konsep – konsep diorganisasikan melalui sejumlah besar set-informasi, yang meliputi kategori –kategori dan atribut – atribut. Jadi pada model ini kita akan mengenal adanya konsep yakni ide – ide abstrak yang merepresentasikan kategori – kategori informasi atau unit- unit pengetahuan. Contoh : kata “ mawar “ bukan lah sebuah konsep, namun ketika mawar digabuungkan dengan anggrek, kamboja, melati  dan tulip, maka akan terbentuk konsep “ bunga”.
Kedua, kita membahas mengenai model  pembandingan fitur semantik. Model ini mengasumsikan sebuah struktur set-teoritik namun mebedakan atribut – atribut sebagai atribut penegas dengan fitur- fitur karakteristik. Atribut penegas yang dimksud adalah fitur –fitur yang hakiki. Sedangkan fitur – fitur karakteristik adalah fitur yang beersifat karakteristik. Contoh : pikirkanlah kategori burung. Sebagian besar orang setuju bahwa murai adalah contoh yang baik untuk menggambarkan burung.  
Ketiga, model – model jaringan. Model ini mengasumsikan bahwa konsep-konsep disimpan dalam memori sebagai unit-unit independen yang saling terhubung oleh koneksi – koneksi yang spesifik dan bermakna. Keempat, model aktivitas menyebar. Model ini dibuat berdasarkan suatu jaringan rumit yang di dalamnya asosiasi-asosiasi sederhana dihubungkan bersama dalam suatu ruang konseptual. Contoh : merah dan api.
Kelima,  model jaringan proposisional. Model ini berisi gagasan bahwa memori diorganisasikan oleh sebuah jaringan asosiatif rumit yang berisi konstruksi – konstruksi proposional, yang merupakan unit-unit terkecil yang masih memiliki informasi yang bermakna (misalnya, “New York sungguh besar”).
Selain representasi pengetahuan verbal, pembahasan yang tak kalah penting adalah representasi secara visual. Studi terhadap representasi visual memunculkan pertanyaan yang lebih besar mengenai bagaimana informasi visual disimpan dan diambil dari memori. Studi mental imagery (perumpamaan, perbandingan, pembayangan mental) membahas isu bagaimana informasi direprentasikan dalam memori. Terdapat tiga kedudukan teoritik yang berbeda terkait bagaimana informasi disimpan  dalam memori. Pertama, Hipotesis- penyandian ganda (dual-coding hypothesis), yakni hipotesis mengenai keberadaan dua sandi dan dua sistem penyimpanan sandi dan sistem penyandian pertama bersifat khayalan (imaginal) dan yang lainnya bersifat verbal. Kedua, hipotesis proposional-konseptual (conceptual propositional hypothesis), yang mengajukan gagasan bahwa informasi visual dan verbal dipresentasikan dalam bentuk proporsi – proporsi abstrak mengenai objek – objek beserta hubungannya. Ketiga, hipotesis ekuivalensi – fungsional (fungctional equivalency hypothesis), yang mengajukan gagasan bahwa imagery dan persepsi melibatkan proses-proses yang serupa.
Dalam representasi pengetahuan secara visual, ada istilah yang disebut dengan sinestesia. Sinestesia adalah suatu kondisi ketika sensasi-sensasi dari sebuah modalitas perseptual misalnya penglihatan dialami juga dalam modalitas yang lain seperti pendengaran. Sinestesia dikendalikan oleh peraturan, tidak terjadi secara acak. Terdapat data-data yang meyakinkan  dan mengindikasikan bahwa banyak orang mengalami sinestesia yang didalamnya citra-citra visual, suara-suara, dan pengalaman-pengalaman sensorik lainnya saling jalin menjalin.

Indah noor mazaya

Indah noor mazaya
16410079
Representasi pengetahuan secara verbal
Pengetahuan adalah penyimpanan, pengintegrasian, dan pengoorganisasian dalam memori. Pengoorganisas pengetahuan secara semantik mengasumsikan bahwa struktur struktur kognitif yang mendetail akan mempresentasikan cara informasi semantik di organisasikan dalam memori.
Model set teoretik mengenai memori, konsep konsep semantik dipresentasikan oleh rangkaian elemen atau kumpulan informasi. Sebuah konsep dapat dipresentasikan dalam LTM tidak hanya melalui ekslempar. Konsep yang dapat didefinisikan oleh atribut atribut ekslemplar dapatdi definiskan oleh etribut atributnya juga. Model perbandingan fitur semantik memiliki kesamaan dengan model set teoritik dalam hal struktur teoritiknya, namun memilki jumlah perbedaan asumsi penting yaitu tahap pertama dalam validasi pernyataan melibatkan perbandingan fitur penegas sekaligus fitur karateristik dari kedua kategori leksikal.jika terdapat tumpang tindih yang signifikan, kalimat tersebut menjadi valid, jikaterdapat tumpang tindih antara fitur penegas dan fitur karateristik akibatnya kalimat atau pertanyaan yang bersangkutan dinilai tidak sah. Model perbandingan fitur dipandang mampu memecahkan sejumlah isu yang tidak mampu diselesaikan oleh model set teoritik,namun pada saat bersamaan model ini juga memiliki kelemahan sendiri. Model model jaringan semantik model ini merupakan model paling populer yang diajukan oleh Allen Collins dan Ross Quillian, model ini menampilkan setiap kata dari susuanan yang berhubungan dengan kata kata lainnya dalam memori, makna setiap kata ditampilkan serta berhubungan makna makna tersebut dengan kata lain. Sebuah ciri menarik dari model Collins dan Quillian dalam model ini mengeksplisitkan cara cara pengambilan informasi dari memori simpatik. Dalam upaya pencarian suatu memori terkait validitas suatu dalil spesifiknya. Model Collins dan Quillin mengimplikasikan gagasan bahwa memori semantik terdiri dari suatu jaringan luas berisi konsep konsepnya sendiri tersusun dariunit unit karateristik yang berkaitan dan saling berhubungan melalui serangkaian modus asosiasionitik
Model aktivasi menyebar berisi item item spesifik yang terdistribusi dalam suatu area konseptual. Model aktivasi menyebar mengimplikasikan adanya aktivasi konsep konsep yang semakin menyebar, yang dapat menjelaskan hasil hasil eksperiment priming (upaya membuat suatu kata atau konsep menjadi lebih mudah di ingat setelah partisipan sebelumnya menyaksikan penayangan sebuahkata terkait prime).
Koneksionisme dan representasi pengetahuan dapat didifinisikan sebagai sebuah teori tentang pikiran yang mengajukan gagasan mengenai keberadaan sebuah set terbesar berisi unit sederhana saling berhubungan dalam sebuah jaringan yang terdistribusi secara paparel.  Dalam berbagai model representasi informasi yang telah disebutkan  Pengetahuan disimpan sebagai suatu salinan (copy)  statik suatu pola. Suuatu objek, citra atau pikiran disimpan dalam memori beserta atribut atribut dan koneksi koneksinya dengan objek citra citra dan pikiran lainnya. Representasi pengetahuan dalam model model kognisi yang bersifat koneksiotik sangatlah berbeda dengan model yang menyimpan objek, citra dan sebagainya. Pertama dalam model koneksionitik pola-pola itu sendiri tidaklah disimpan item item yang disimpan adalah kekuatan koneksi antra unit unit yang memungkinkan pembentukan pola pola tersebut. Kedua model koneksionitik melakukan pendektan terhadap pembelajaran secara berbeda. Dalam model representasi yang bersifat tradisonal sasaran proses pembelajaran adalah terbentukknya peraturan eksplisit yang memungkinkan pengambilan informasi dan generalisasi isyarat atau petunjuk petunjuk. Ketiga model PDP adalah neurally inspired dibuat berdasarkan asumsi simsi neurologis.

Vica Nahdiyatus Suaiba

REPRESENTASI PENGETAHUAN SECARA VERBAL
Vica Nahdiyatus Suaiba / 16410092
Bahasa dan Pengetahuan
Beberapa ahli (Baddeley, 1990a, 1990b) memperkirakan bahwa jumlah kata – kata yang maknanya diketahui oleh seseorang berkisar antara 20.000 hingga 40.000 kata, dan memori rekognisi bahkan berjumlah jauh lebih besar daripada angka tersebut, sehingga tidaklah mengherankan bahwa sebagian besar pengetahuan kita bersifat verbal.
Pendekatan Asosiasi
Doktrin pendekatan asosiasionis menyatakan bahwa terdapat hubungan – hubungan fungsional antara fenomena psikologis.
Variabel – variable Organisasional
Studi faktor – faktor organisasional dalam memori dipengaruhi oleh serangkaian naskah ilmiah yang ditulis oleh Gordon Bower dan rekan – rekannya. Dalam konteks teori kognitif modern, Bower menggunakan faktor – faktor organisasional dalam cara tradisional sekaligus kontemporer. Bower meyakini bahwa pengorganisasian entitas – entitas semantic dalam memori memiliki pengaruh yang jauh lebih kuat terhadap kemampuan mengingat variable – variable organisasional dengan menyusun sejumlah hierarki konseptual. Geary (2005) mengajukan gagasan bahwa manusia memiliki kemampuan istimewa unuk mengkategorikan (artinya, secara mental mempresentasikan) objek – objek, hewan, dan tumbuhan. Dengan kemampuan tersebut, manusia memiliki kemampuan yang lebih baik untuk memprediksikan dinamika lingkungan  mereka, dan akhirnya berhasil beradaptasi dengan lingkungannya.
Peongorganisasian Pengetahuan Secara Semantik
a. Model Set-Teoritik
Model set-teoritik membahas konsep – konsep semantic (semantic concepts). Konsep adalah ide – ide abstrak yang mempresentasikan kategori – kategori informasi atau unit – unit pengetahuan.
Dalam model set-teoritik mengenai memori, konsep – konsep semantic dipresentasikan oleh rangkaian – rangkaian elemen, atau kumpulan informasi. Dalam model ini, yang berbeda dengan model pengelompokan sebuah konsep dapat dipresentasikan dalam LTM tidak hanya melalui eksemplar atau aitem – aitem yang berpadu membentuk konsep tersebut, tetapi juga melalui atribut – atribut eksemplar itu sendiri.
b. Model Pembandingan – Fitur Semantik
Model pembandingan – fitur semantic (semantic feature – comparison model) memiliki kesamaan dengan model set-teoritik dalam hal struktur set – teoritiknya, namun memiliki perbedaan dalam sejumlah asumsi penting (Rips, dkk., 1973; Smith dkk., 1974). Asumsi pertama adalah bahwa makna sebuah kata direpresentasikan sebagai suatu rangkaian fitur – fitur semantic. Serangkaian luas fitur – fitur yang berkaitan dengan suatu kata bervariasi dalam sebuah kontinum, dari fitur yang sangat oenting hingga fitur yang sepele.
c. Model – model jaringan Semantik
Model jaringan awal yang paling popular, yang diajukan oleh Allen Collins dan Ross Quillian, berkembang dari sebuah konseptualisasi mengenai pengorganisasian memori yang disusun berdasarkan program computer. Model tersebut menampilkan setiap kata dalam suatu susunan yang berhubungan dengan kata – kata lainnya dalam memori; makna setiap kata ditampilkan beserta hubungan makna – makna tersebut dengan kata – kata lain.
Sebuah ciri menarik dari model Collins dan Quillian adalah model ini mengeksplisitkan cara – cara pengambilan infromasi dari memori semantic. Dalam upaya pencarian suatu memori terkait validasi suatu dalil yang spesifik.



d. Model Aktivasi Menyebar
Model aktivasi menyebar (spreading activation model) terkait pemrosesan semantic dikembangkan oleh Allan Collins dan Elizabeth Loftus (1975). Model tersebut, yang dibentuk berdasarkan sebuah jaringan aosiasi yang rumit, yang berisi item – item spesifik yang terdistribusi dalam suatu area konseptual. Area konseptual itu sendiri berisi konsep – konsep yang saling berhubungan satu sama lain melalui asosiasi.
Model aktivasi menyebar mengimplikasikan adanya aktivasi konsep – konsep yang semakin menyebar, yang dapat menjelaskan hasil – hasil eksperimen priming (upaya membuat suatu kata atau konsep menjadi lebih mudah diingat setelah partisipan sebelumnya menyaksikan penayangan sebuah kata yang terkait, atau prime)
Jaringan – Jaringan Proposisional
Sebuah proposisional didefinisikan oleh Anderson (1985) sebagai “unit pengetahuan terkecil yang dapat berdiri sendiri sebagai suatu pernyataan terpisah (misalnua: bayi menangis).” Proposisi adalah unit terkecil yang masih memiliki makna.
Human Associative Memory (HAM) dan Representasi Pengetahuan
Sebuah ciri utama HAM adalah penggunaan proposisi, yang berupaya ungkapan – ungkapan atau pernyataan – pernyataan mengenai sifat – sifat dunia. Proposisi adalah suatu representasi atau abstraksi yang menyerupai suatu kalimat; sejenis struktur lemah yang menghubungkan ide – ide atau konsep – konsep. Proposisi pada umumnya diilustrasikan dengan contoh – contoh semantic, namun bentuk – bentuk informasi lainnya, seperti representasi visual, dapat pula ditampilkan dalam memori dengan menggunakan proposisi.
Dalam kerangka kerja HAM dalam sistem ACT, berisi 3 jenis memori:
1. Memori Kerja (working memory) adalah sejenis memori jangka pendek yang aktif bekerja, yang berisi informasi yang dapat diakses sistem pada saat itu juga, termasuk informasi yang diambil dari memori deklaratif jangka panjang.
2. Memori deklaratif (declarative memory) adalah pengetahuan yang kita miliki mengenai dunia (sebagai contoh kita mengenai bahwa anggur yang baik dihasilkan di California dan Prancis, atau kita mampu mengingat sejumlah materi kelas psikologi kognitid yang kita ikuti sebelumnya). Representasi pengetahuan secara deklaratif memasuki sistem dlam wujud chunks and strings.
3. Memori produktif adalah komponen utama yang terakhir dalam sistem ACT. Memori produktif sangatlah menyerupai memori procedural, yang mengacu pada pengetahuan yang diperluka untuk melakukan hal – hal fisik, seperti mengikat tali sepatu, mengerjakan soal – soal matematika, atau memesan makanan di suatu restoran. Perbedaan antara memori procedural dan memori deklaratif adalah perbedaan antara mengetahui “bagaimana” dengan mengetahui “apa”

Garin Prakoso

Representasi Pengetahuan
Secara Lisan dan Gambaran visual 
Oleh Garin Prakoso (13410107)

Bab ini membahas repesentasi pengetahuan, yang sebagian orang dianggap sebagai konsep terpenting dalam Psikologi Kognitif. Menurut buku yang ditulis oleh Solso, pengetahuan adalah penyimpanan, pengintegrasian, dan pengorganisasian informasi dalam memori. Sebagaimana yang telah kita lihat dari bab-bab sebelumnya, informasi diperoleh dari indera, namun tidak demikian halnya dengan pengetahuan. Pengetahuan adalah informasi yang telah diorganisasikan dalammemori; pengetahuan adalah bagian dari sebuah sistem atau jaringan informasi yang terstruktur; dengan kata lain, pengetahuan adalah informasi yang telah diproses dan memori adalah sistem yang kita gunakan untuk mengakses pengetahuan tersebut.
Sebuah alasan yang menyebabkan kata-kata dan bahasa dipelajari secara mendalam adalah bahwa tingkatan perkembangan kemampuan verbal manusia jauh melampaui spesies-spesies yang lain. Oleh karea itu, kemampuan berbahasa berfungsi sebagai demarkasi (batas pemisah) filogenetik. Para ahli memperkrakan bahwa jumlah kata-kata yang maknanya diketahui oleh seseorang berkisar antara 20.000 hingga 40.000 kata, dan memori rekognisi bahkan berjumlah jauh lebih besar dari pada angka tersebut, sehingga tidaklah mengherankan bahwa sebagian besar pengetahuan kita bersifat verbal.
Ada beberapa sejumlah mode kognitif, diantaranya adalah, Model Set-teoretik dimana model ini membahsa konsep-konsep sematik. Konsep adalah ide-ide abstrak yang merepresentasikan kategori-kategori informasi atau unit-unit pengetahuan. Selanjutnya Model Pembandingan-Fitur Semantik, model ini memiliki kesamaan dengan model Set-Teoretik dalam hal struktur set-teoretiknya, namun memiliki perbedaan dalam sejumlah asumsi penting, dimana asumsi pertama adalah bahwa makna sebuah kata direpresentasikan sebagai suatu rangkaian fitur-fitur sematik. Model yang selanjutnya adalah Model-model Jaringan Semantik, model ini adalah yang paling populer yang diajukan oleh Allen Collins dan Ross Quillian, model ini menampilkan setiap kata dalam suatu susunan yang berhubungan dengan kata-kata lainnya dalam memori; makna setiap kata ditampilkan beserta hubungan makna-makna tersebut dengan kata-kata lain. Dan yang terakhir yaitu Mode Aktivasi Menyebar, model ini mengimplikasikan adanya aktivasi konsep-konsep yang semakin menyebar, yang dapat menjelaskan hasil-hasil eksperimen priming yaitu upaya untuk membuat suatu kata atau konsep menjadi lebih mudah diingat setelah partisipan sebelumnya menyaksikan penayangan sebuah kata yang terkait atau prime.
Selanjutnya pencapaian pemahaman mengenai cara pengetahuan direpresentasikan dalam otak dan cara aktivitas otak memanifestasikan dirinya dallam pegalaman psikologis adalah salah satu sasaran utama psikologi kognitif. Studi terhadap representasi pengetahuan secara visua memunculkan pernyataan yang lebih besar mengenai bagaimana informasi visual disimpan dan diambi dari memori. Kita dapat mengajukan argumen bahwa aktifitas neurologis yang terasosiasi dengan penyimpanan informasi memiliki bentuk yang spesifik. Artinya, informasi visual disandikan sebagai “gambar” interna yang dapat diaktifkan kembali dengan memanggi gambar tersebut.
Teori-teori terkini mengenai perumamaan mental berfokus pada tiga hipotesis sentral: yang pertama Hipotesis penyandian-Ganda yaitu hipotesis mengenai keberadaan dua sandi dan dua sistem penyimpanan sandi dan sistem penyimpanan pertama bersifat khayalan dan lainnya bersifat verbal. Sedangkan yang kedua adalah Hipotesis Proposisional-konseptual yang mengajukan gagasan bahwa informasi visual dan verbal direpresentasikan dalam bentuk proposisi-proposisi abstrak mengenai objek-objek beserta hubungan-hubungannya. Dan yang ke tiga adalah Hipotesis Ekuvalensi-fungsional yang mengajukan gagasan bahwa gambar dan persepsi meibatkan proses-proses yang serupa. Selanjutnya tentang peta kognitif yaitu kemampuan manusisa untuk membenuk gabaran sebuah karakteristik kuat memori, sebagaimana yang telah kita lihat dalam sub bab artikel mengenai mnemonik.
Dukungan neurosains kognitif, memori bersifat terpusat (localized) dalam arti sistem-sistem otak yang spesifik merepresentasikan aspek-aspek spesifik dari setiap peristiwa, dan memori terdistribusi dalam arti sejumlah besar sistem neural terlibat dalam proses representasi peristiwa. Larry Squire (1986). Mengembangkan taksonomi struktur memori yang memuat memori deklaratif & nondeklaratif sebagai bagian yang integral. Otak diorganisasikan berdasarkan sistem-sistem penyimpanan informasi yang berbeda secara fundamental.
Koneksionisme & representasi pengetahuan, Koneksionisme teori tentang pikiran dengan gagasan mengenai keberadaan sebuah set besar berisi unit-unit sederhana yang saling terhubung dalam sebuah jaringan yang terdistribusi secara paralel (jaringan PDP). Asumsi dasar, unit-unit saling merangsang (excite) atau menghambat (inhibit) satu sama lain dalam sistem tsb, bersamaan ataupun paralel.

Nurul Ikhwana

Representasi Pengetahuan Secara Lisan dan Gambaran Visual
Oleh : Nurul Ikhwana (16410177)


Menurut   Stuart   Hall   (1997),   representasi   adalah   salah   satu praktek   penting   yangmemproduksi kebudayaan. Kebudayaan merupakan konsep yang sangat luas, kebudayaanmenyangkut ‘pengalaman berbagi’. Seseorang dikatakan berasal dari kebudayaan yang samajika manusia-manusia yang ada disitu membagi pengalaman yang sama, membagi kode-kodekebudayaan yang sama, berbicara dalam ‘bahasa’ yang sama, dan saling berbagi konsep-konsep yang sama. Bahasa adalah medium yang menjadi perantara dalam memaknai sesuatu ,memproduksi   dan   mengubah   makna.   Bahasa   mempu   melakukan   semua ini   karena   iaberoperasi sebagai sistem representasi. Lewat bahasa (simbol-simbol dan tanda tertulis, lisan,atau gambar) dapat mengungkapkan pikiran, konsep, dan ide-ide tentang sesuatu. Makna sesuatu hal sangat tergantung dari cara individu merepresentasikannya. Dengan mengamati kata-kata yang digunakan dan imej-imej yang gunakan dalam merepresentasikan sesuatu bias terlihat jelas nilai-nilai yang diberikan pada sesuatu hal tersebut. 
Representasi adalah konsep yang mempunyai beberapa pengertian. Ia adalah prosessosial dari ‘representing’. Representasi menunjuk baik   pada  proses  maupun  produk daripemaknaan  suatu tanda. Representasi  juga bisa  berarti  proses  perubahan  konsep-konsepideologi yang abstrak dalam bentuk-bentuk yang kongkret. Jadi, pandangan-pandangan hiduptentang perempuan, anak-anak, atau laki-laki misalnya, akan dengan mudah terlihat dari caramemberi hadiah ulang tahun kepada temanteman yang laki-laki, perempuan dan anak-anak.Begitu juga dengan pandanganpandangan hidup terhadap cinta, perang, dal lain-lain akantampak dari hal-hal yangpraktis juga. Representasi adalah konsep yang digunakan dalam proses sosial pemaknaan melalui sistem penandaan yang tersedia: dialog, tulisan, video, film, fotografi, dsb. Secara ringkas, representasi adalah produksi makna melalui bahasa (Hall, 1997:15). 
Hiebert dan Chorpenter (dalam Mudzakir, 2006) menyatakan bahwa, “Representasi internal merupakan proses berpikir tentang idea-idea matematika yang memungkinkan pikiran seseorang  bekerja atas dasar idea tersebut”. Pada intinya representasi internal sangat berkaitan dengan proses mendapatkan kembali pengetahuan yang telah diperoleh dan disimpan dalam ingatan serta relevan dengan kebutuhan untuk digunakan ketika diperlukan. Proses tersebut sangat terkait erat dengan pengkodean pengalaman masa lalu. Proses representasi internal ini tentu tidak dapat diamati secara kasat mata. 
Menurut Goldin (dalam Mudzakir, 2006), “Representasi eksternal adalah hasil perwujudan dalam menggambarkan apa-apa yang dikerjakan siswa secara internal atau representasi internal”. Hasil perwujudan ini dapat diungkapkan baik secara lisan, tulisan dalam bentuk kata-kata, simbol, ekspresi atau notasi matematis, gambar, grafik, diagram, tabel, atau objek fisik berupa alat peraga. Dengan kata lain, terjadi hubungan timbal balik antara representasi internal dan eksternal dari seseorang disaat berhadapan dengan sesuatu yang dihadapinnya.
Pengetahuan  adalah  berbagai  gejala  yang  ditemui dan  diperolehmanusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akalbudinya   untuk mengenali benda  atau   kejadian   tertentu yang belum  pernah   dilihat   ataudirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya,ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.
Visual berhubungan erat dengan mata atau penglihatan. Menurut beberapa ahli, visualjuga merupakan salah satu bagian dari aktivitas belajar. Dimana aktivitas belajar itu sendiriterdiri dari : somatis (belajar dengan bergerak dan berbuat), auditori (belajar dengan berbicaradan mendengar), intelektual (belajar dengan memecahkan masalah dan merenung), dan visual(belajar dengan cara melihat, mengamati, dan menggambarkan). Keempat aktivitas belajattersebut harus dikuasai supaya proses belajar dapat berlangsung secara optimal.
Representasi dimaksudkan untuk menangkap sifat-sifat penting problema dan membuat informasi   penting   tsb.   Dapat   diakses   oleh   prosedur   pemecahan   permasalahan bahasa, representasi harus dapat membuat sesorang pemogram mampu mengekspresikan pengetahuan yang diperlukan untuk mendapatkan solusi permasalahan. Banyak cara untuk dapat mempresentasikan pengetahuan (fakta), ada dua definisi yang perlu diperhatikan :
· Fakta kejadian sebenarnya. Fakta inilah yang akan dipresentasikan.
· Representasi dari fakta. Dari representasi ini kita akan dapat memanipulasinya.
Dalam representasi sebuah fakta yang kita gunakan dalam sebuah program, kita jugaharus konsisten dengan representasi yang kita gunakan dalam sebuah program , kita jugaharus konsisten dengan representasi yang menggunakan bahasa natural (bahasa Inggris). Representasi yang baik harus mengemukakan hal secara eksplisit, Membuat masalah menjadi transparan, Komplit dan efisien, Menampilkan batasan-batasan alami yang ada dan menghilangkan detil-detil yang diperlukan dapat dilakukan komputasi (ada batasan )Secara singkat. Representasi pengetahuan diklasifikasikan menjadi 4 kategori :
· Representasi  logika :Representasi  jenis  ini menggunakan  ekspresi-ekspresi  dalamlogika formal untuk mempresentasikan basis pengetahuan.
· Representasi   procedural   :   representasi   menggambarkan   pengetahuan   sebagaikumpulan instruksi untuk memecahkan suatu problema.
· Representasi Netrwork : representasi ini menangkap pengetahuan sebagai sebuah grafdimana simpul-sim[pilnya menggambarkan obyek atau konsep dari problema yangdihadapi, sedangkan edgenyamenggambarkan hubungan atau asosiasi antar mereka.
· Representasi terstruktur : representasi terstruktur memperluas network dengan caramembuat setiap simpulnya menjadi sebuah struktur data kompleks (dibahas bab 3)Dengan respresentasi, banyak hal yang kita dapatkan dalam kita menyelesaikan suatupermasalahan.

Nurul Ikhwana

KESADARAN MANUSIA
Oleh : Nurul Ikhwana (16410177)

Secara harfiah, kesadaran sama artinya dengan mawas diri (awareness).  Kesadaran juga bisa diartikan sebagai kondisi dimana seorang individu memiliki kendali penuh terhadap stimulus internal maupun stimulus eksternal. Namun, kesadaran juga mencakup dalam persepsi dan pemikiran yang secara samar-samar disadari oleh individu sehingga akhirnya perhatiannya terpusat.
Kesadaran dapat dibagi menjadi dua (2) macam, yaitu:
1. Kesadaran pasif
Kesadaran pasif adalah keadaan dimana seorang individu bersikap menerima segala stimulus yang diberikan pada saat itu, baik stimulus internal maupun eksternal.
2.Kesadaran Aktif
Kesadaran aktif adalah kondisi dimana seseorang menitikberatkan pada inisiatif dan mencari dan dapat menyeleksi stimulus-stimulus yang diberikan.
Bentuk kesadaran :
Menurut Maramis (1999) bentuk-bentuk kesadarannya, yaitu : kesadaran normal, kesadaran menurun, kesadaran meninggi,kesadaran waktu tidur, kesadaran waktu mimpi,kesdaran waktu disosiasi, trance, hipnotis, dan kesadaran yang terganggu. Kesadaran normal,suatu bentuk kesadaran yang ditandai individu sadar tentang diri dan lingkungannya sehingga daya ingat, perhatian, dan orientasinya mencakup ruang, waktu, dan orang  dalam keadaan baik. Kesadaran yang menurun, suatu bentuk kesadaran yang berkurang secara keseluruhan, kemampuan persepsi, perhatian dan pemikiran.
Tingkat menurunya kesadaran :
a. Amnesia, menurunnya kesadaran ditandai dengan hilangnya ingatan atau lupa tentang suatu kejadian tertentu.
b. Apatis, menurunnya kesadaran ditandai dengan acuh tak acuh terhadap stimulus yang masuk (mulai mengantuk).
c. Somnolensi, menurunya kesadaran ditandai dengan mengantuk (rasa malas, dan ingin tidur).
d. Sopor, menurunnya kesadaran ditandai dengan hilangnya ingatan, orientasi,dan pertimbangan.
e. Subkoma dan koma, menurunnya kesadaran  ditandai dengan tidak ada respon terhadap rangsang yang keras.
kesadaran yang tinggi adalah bentuk kesadaran dengan respon yang meninggi terhadap rangsangan. Contoh : Warna terlihat lebih terang dengan suara terdengar lebih keras.
Kesadaran waktu tidur, suatu bentuk kesadaran yang ditandai dengan menurunnya kesadaran secara reversibel, biasanya disertai posisi berbaring dan tidak bergerak.
Kesadaran waktu disosiasi, suatu bentuk kesadaran ditandai dengan keadaan memisahkan sebagian tingkah laku aatau kejadian dirinya secara psikologik dan kesadaran. Bentuk disosiasi, meliputi :
a. trance, yaitu keadaan kesadaran tanpa reaksi yang jelas terhadap lingkungan yang biasanya dimulai dengan mendadak. Contoh :Kesurupan, permainan kuda kepang, dan tari keris.
b. Senjakala histerik atau histerical twilight state. yaitu kehilangan ingatan atas dasar psikologik ditandai kesadaran menurun dan menyempit.
c. Fugue, yaitu suatu periode penurunan kesadaeran dengan pelarian secara fisik dari suatu keadaan yang menimbulkan banyak stres (ada keinginan besar untuk mengembara).
d. Serangan histerik, yaitu suatu penampilan emosional yang jelas, dengan unsur menarik perhatian dan kelihatannya tidak ada kontak dengan lingkungan. 

Teori Alam Sadar dan Tak Sadar
Teori Sigmund Freud (1856-1939)
Menurut Freud bahwa kesadaran hanyalah sebagian kecil dari seluruh kehidupan psikis. Psikis diibaratkan fenomena gunung es di tangah lautan luas yang ada dalam alam sadar atau kesadaran, sedangkan yang berada dibawah permukaan air laut dan merupakan bagian terbesar adalah hal-hal yang tidak disadari atau ketidaksadaran. Menurut Freud di dalam ketidaksadaran inilah terdapat kekuatan-kekuatan dasar yang mendorong pribadi. Freud mengemukakan teori topografi tentang,kesadaran. Tingat kesadaran menurutnya dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : alam sadar, alam prasadar, dan alam tak sadar. 
Alam sadar
Alam sadar merupakan bagian kecil dari kehidupan psikis yang merupakan sistem yang disadari. Kesadaran  ini diperoleh melalui
pengamatan (persepsi) baik berasal dari luar dirinya (eksternal) maupun yang dari dalam dirinya (internal). Alam sadsar memiliki hubungan yang sangat erat dengan alam prasadar.
Dalam kehidupan psikis, ternyata hanya bahan-bahan yang berasal dari alam prasadar yang dapat masuk ke alam sadar, sedangkan hal-hal lain berada diluar kesadaran. Kesadaran itu sendiri merupakan fenomena subjektif yang isinya hanya dapat dikomunikasikan malalui perilaku dan bahasa.
Alam prasadar atau bawah sadar.
Alam prasadar merupakan jembatan penghubung antara alam tak sadar dan alam sadar. Kehidupan psikis alam prasadar disebut proses berpikir sekuder yang memiliki prinsip kenyataan dan bertujuan menghambat munculnya keinginan instingtif, menghindari ketidak  senangan dan mengikat energi psikis agar sesuai dengan kenyataan dan ajaran serta norma individu.
Alam prasadar berisikan kehidupan psikis yang laten dan tanggapan yang dapat diingat sehingga sewaktu-waktu dapat dimunculkan kembali melalui ingatan. Persepsi, dan reproduksi. Alam prasadzr menjaga agar hasrat yang mencemaskan dan bertentangan dengan realitas tidak keluar ke alam sadar.
Alam tak sadar
Alam tak sadar merupakan sistem dinamisyang berisi berbagaia ide dan efek yang ditekan atau terdesak. Hal-hal yang ada dalam alam tidak sadar dapat dimunculkan kembali ke alam sadar karena ada sensor maupun resepsi dari alam prasadar dibuat tak berdyaa seperti pada pembentukan gejala neurotik, dalam keadaan mimpi, atau dikelabuhi melalui lelucon.         
Kehidupan psikis pada alam tak sadar disebut proses berpikir primer yang mengutamakan pemuasan keinginan dan erat berkaitan dengan prinsip kesenangan (hedoinisme) dan naluri seksual. Alam tak sadar berisis kekuatan pokok, yaitu nafsu-nafsu yang merupakan ungkapan libido sebagai sumber segala nafsu yang hendak tampak keluar.

FATIHATUN NURIL MUGHNIA

FATIHATUN NURIL MUGHNIA
16410037
Pernahkah kalian terfikir tentang bagaimana seseorang itu terjaga atau sadar?
Yups. Kesadaran ini bukan hanya sebuah kata yang tiba-tiba muncul disekeliling kita loh, kesadaran sendiri mempunyai sejarah yang perlu kita ketahui. Bahkan kesadaran (consiousness) pernah menjadi suatu pembicaraan topik sentral dalam psikologi yang kemudian dihilangkan karena dianggap tidak bersifat ilmiyah. Namun, jika dilihat dizaman ini kesadaran mulai mencapai zaman kejayaannnya.
Dari awal sudah saya singgung mengenai kesadaran. Jadi, apa sih kesadaran itu? Kesadaran (consousness) adalah kesiagaan (awareness) seseorang terhadap peristiwa-peristiwa di lingkungannya (seperti pemandangan dan suara-suara dari lingkungannya) atau peristiwa-peristiwa kognitif yang meliputi memori, pikiran, perasaan, dan sensasi-sensai fisik.
kesadaran tidak terjadi begitu saja, ia memiliki suatu kerangka kerja yang disebut AWAREness, yakni meliputi Attention merupakan suatu perhatian dimana pemusatan  bersumber daya mental pada hal-hal eksternal maupun internal, Wakefulness merupakan meruapakan suatu kondisi mental yang sepnjang hidupnya dialami oleh seseorang, Architecture merupakan sebuah aspek dalam struktur fisiklogis, dimana sebuah kesadaran tidak tertumpu hanya pada satu proses tunggal saja melainkan pada pertahanan dari beberapa proses neurologis yang diasosiasikan dengan interpretasi terhadap fenomena sensorik, semantik, kognitif, dan emosional baik secara fisik maupun imajinatif, Recall of Knowledge merupakan proses pengambilan informasi terkait diri yang berkaitan  dan pada dunia yang ada pada lingkungan sekitarnya, dan yang terakhir adalah Emotive yaitu suatu kondisi sadar yang timbul karena adanya perasaan dan emosi.
Kerangka kerja kesadaran memiliki lima elemen yang dicantumkan dalam konsep AWAREness adalah suatu upaya  mengurangi variansi dalam pendefinisian pengalaman subjektif yang disebut dengan kesadaran.
Selain itu,Kesadaran juga punya model loh, apa aja sih? Nah disini akan saya paparkan mengenai model-model kesadaran yang saya kutip dari buku solso
a)  Model komputasional, mengatakan bahwa struktur arsitektural kognitif berupa suatu sistem pemrosesan pararel yang didominasi oleh kontrol hierarki.
b) Model Schachter atau DICE model ini digunakan sebagai suatu penjelas disosiasi dalam fungsi memori normal dan tidak normal.
c) Model Shallice, yaitu suatu model kesadaran yang berfokus pada skrip behavioral yang ada pada pemrosesan informasi.
d) Model Baars, suatu model yang memanfaatkan  sebuah fedung sebagai bahan penjabaran kesadaran yang lebih terpusat pada keterbatasan kapasitas pengalaman sadar.
Hilangnya kesadaran seseorang pun tidak terjadi dengan begitu saja. Ada tingkatan-tingkatan yang dialami seseorang sehingga benar-benar kehilangan kesadarannya. Nah, berikut merupakan tingkat-tingkat kesadaran yang terjadi pada seseorang:
a) Komposmetis
Kesadaran kompostis meruapakan suatu keadaan dimana seseorang dikatakan sadar sepenuhnya, entah pada dirinya atau dengan lingkungan sekitarnya.
b) Apatis
Kesadaran ini tak begitu peduli apa yang ada pada sekitarnya, bisa dikatakan acuh pada selain dirinya.
c) Delirium
Keadaan dimana seseorang mengalami penurunan kesadaran dan mulai timbul kekacauan yang terjadi pada fungsi motorik.
d) Somnolen (letargie)
Keadaan mengantuk yang dialami seseorang namun masih bisa dirangsang oleh suatu stimuli. Dan ketika stimuli itu hilang ia akan berada pada keadaan itu lagi.
e) Sopor (Stupor)
Sebagai kelanjutan dari tingkat somnolen, tingkat sopor ini adalah keadaan mengantuk yang mendalam yang hanya sadar jika mendapatkan rangsangan yang kuat, namun respon yang diberikan tidak bersifat verbal.
f) Semi koma
Pada tingkat ini, seserang tidak lagi mampu untuk merespon secara verbal, dan tidak bisa berada pada kesadaran.
g) Koma
Tahap yang terakhir ini merupakan tahap dimana seseorang tidak lagi mampu merespon suatu rangsangan dan tidak timbulnya gerakan spontan.
Dapat disimpulkan bahwa kesadaran berfungsi sebagai suatu cara individu dalam  menentukan pola berfikir, perilaku. Baars mengatakan bahwa (1996) fungsi kesadaran yang ada pada diri seseorang itu terdiri dari konteks setting, adaptasi dan pembelajaran, prioritas dan fungsi kesadaran, rekrutmen dan kontrol, pengambilan keputusan, deteksi dan penyuntingan kekeliruan, monitor diri, dan pengorganisasian dan fleksibilitas.