Selasa, 05 Desember 2017

Rizka Amalia

PEMBENTUKAN KONSEP dan LOGIKA

Pembentukan konsep berhubungan dengan pengasahan sifat-sifat yang sesuai dengan kelas objek atau ide. Konsep didefinisikan dalam ciri-cirinyaa. Ciri-ciri seperti yang telah digunakan di sini adalah karakteristik suatu objek atau kejadian yang juga merupakan karakteristik objek. Dari sudut pandang kognitif, dasar untuk menerima sebuah karakteristik sebagai sebuah ciri adalah subjektif. Jadi, sseorang dapat membayangkan sesuatu dengan “ciri kritis” seuah objek atau ide adalah penggunaan sesuai keadaan. Dalam hal ini konseptual mirip dengan proses yang dibutuhkan dalam deteksi signal, yang mana penerimanya sebagai ciri dari sebuah konsep ditentukan oleh kakunya kriteria. 
1.     Asosisasi
Proses asosiasi mendalilkan bahwa pembelajaran konsep adalah hasil dari (1) menguatkan pasangan tepat dari sebuah stimulus dengan respons yang mengindentifikasikannya sebagai sebuah konsep, dan (2) non-penguatan (bentuk hukuman) pasangan yang tidak tepat dari sebuah stimulus dengan respons untuk mengidentifikasikannya sebagai konsep.
2.    Pengujian Hipotesis
Tahap awal dalam pembentukan konsep adalah memilih hipotesis atau strategi yang konsisten dengan objek penyelidikan kita. Ketika kita mencari untuk menemukan sesuatu prosesnya meliputi pembentukan prioritas-prioritas.
Partisipan strategi boleh memilih dalam pembentukan konsep untuk menyertakan pemindaian dan pemusatan, masing-masing memiliki subtipenya yaitu pemindaian simultan, pemindaian berturut-turut, pemusatan konservatif dan kemungkinan focus. Dari strategi yang diutarakan, pemfokusan konservatif menjadi paling efektif; teknik memindai hanya memberikan tingkat kesuksesan marginal.
Dalam sebuah eksperimen pembentukan konsep, Bruner dan koleganya (1956) memperkenalkan konsep seluruh alam semesta (misalnya seluruh variasi jumlah yang mungkin dari dimensi dan atribut) kepada partisipan dan mengidentifikasikan suatu hal dari eksemplar konsep yang harus dicapai oleh partisipan. Partisipan akan mengambil satu dari lain hal. Partisipan strategi boleh memilih dalam pembentukan konsep untuk menyertakan pemindaian dan pemusatan, masing-masing memiliki subtipenya yaitu:

1)    Pemindaian stimulan. Partisipan mulai dengan seluruh hipotesis dan mengeliminasi yang tak dapat dipertahankan.

2)   Pemindaian berturut-turut. Partisipan mulai dengan hipotesis tunggal, mengembangkannya jika berhasil dan jika tidak berhasil, dapat menggantinya dengan hipotesis lain berdasarkan pengalaman sebelumnya.

3)   Pemusatan konservatif. Partisipan memformulasikan hipotesis, memilih kejadian positif sebagai fokus, dan kemusian membuat urutan penyusunan kembali (tiap kali hanya mengubah satu ciri ) dengan memperhatikan ciri yang mana menjadi positif dan negatif.
Logika adalah ilmu tentang berpikir. Aristoteles memperkenalkan sistem penalaran atau validasi argumen: silogisme. Silogisme memiliki 3 langkah, yaitu premis mayor, premis minor, dan konklusi. Konklusi diperoleh ketika penalaran silogistik diakui valid, jika premis-premisnya akurat & bentuknya benar.
a.    Penalaran deduktif
Ada 4 kemungkinan logika deduktif (Johnson-Laird, 1995), yaitu :
-      Kesimpulan relasional berdasarkan perangkat logis dari hubungan sebagai: lebih dari, di sebelah kanan dari, dan setelah.
-      Kesimpulan preposisional berdasarkan negasi & dalam koneksi seperti jika, atau, & dan.
-      Silogisme berdasarkan pasangan premis yang masing-masing berisi pemberi sifat tunggal seperti seluruh atau sebagian.
-      Menjumlahkan kesimpulan kuantitatif berdasarkan premis yang berisi lebih dari satu kesimpulan.
b.    Penalaran silogistik
Bentuk : Bentuk dasar dan salah satu cara untuk memecahkan silogisme dengan menggambar diagram Venn.
c.    Efek Atmosfer adalah kecenderungan untuk menerima/menolak suatu argumen berdasarkan bentuknya.
-      Peraedaan dalam memasangkan anggota A dan B akan menciptakan atmosfer berbeda, dan ujungnya kesimpulannya pun berbeda.
-      Penelitian menunjukkan orang cenderung menarik kesimpulan dalam permasalahan silogistik berdasarkan gambaran internal yang pertama kali terbentuk mengenai premis; dan terkadang gambaran yang tidak sebenarnya.
d.    Isi, silogistik dapat mempertahankan bentuk argumen sambil mengubah-ubah isinya.

Pengambilan keputusan. Penalaran induktif, salah satu bentuk lain dari penalaran disebutpenalaran induktif . dalam penalaran induktif, sebuah kesimpulan biasanya dinyatakan secara implisit atau eksplisit dalam konteks pernyataan kemungkinan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa membuat keputusan yang tidak terlalu mencerminkan hasil paradigma silogistik yang sudah dipikirkan baik-baik, tapi dalam konteks penalaran induktif, yang keputusannya berdasarkan pengalaman masa lalu dan kesimpulannya berdasarkan yang dirasa sebagai pilihan terbaik dari sejumlah alternatif.
Kerangka keputusan
-      Tversky & Kahneman (1981) kerangka keputusan adalah konsepsi tindakan, hasil keluaran, serta kontigensi pembuat keputusan yang diasosiasikan dengan pilihan-pilihan tertentu.
-      Kerangka diadopsi seseorang saat akan membuat keputusan, dikendalikan oleh formulasi masalah serta norma, kebiasaan, & karakteristik  personal.
-      Kerangka berperan sangat kuat dalam menentukan kesimpulan yang dicapai individu dengan fakta-fakta esensial yang diberikan, tapi dalam konteks yang berbeda.


NAMA : RIZKA AMALIA
NIM : 16410070


Tidak ada komentar:

Posting Komentar