Jumat, 08 Desember 2017

FIKROTUL BARIZAH
16410006

Pemecahan Masalah, Kreativitas, dan Intelegensi Manusia

Di dunia ini, tak ada manusia yang tak memiliki masalah. Hanya yang membedakan adalah kebijaksanaan setiap dari mereka dalam mencari solusi dalam pemecahan masalahnya. Sesungguhnya apa sih pemecahan masalah itu? Pemecahan masalah adalah suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk menemukan suatu solusi / jalan keluar untuk suatu masalah yang spesifik.
Menurut psikologi Gestalt, suatu permasalahan, ada ketika ketegangan atau stres muncul sebagai hasil dari interaksi antara persepsi dan memori.dengan memikirkan suatu permasalahan, atau dengan menelitinya dari berbagai sudut yang berbeda, maka pandangan yang benar akan muncul ketika kita memikirkannya lebih jauh. Para psikolog Gestalt berfokus pada sifat dari suatu tugas dan pegaruhnya pada kemampuan seseorang untuk memecahkannya. Informasi yang direpresentasikan dalam pemecahan masalah sebenarnya memiliki pola yang berurutan. Menurut Hayes (1989), ada beberapa tahapan dalam pemecahan masalah yaitu : mengidentifikasi masalah, representasi masalah,merencanakan sebuah solusi, merealisasikan rencana, mengavaluasi rencana, mengevaluasi solusi.
Beberapa model telah mengemukakan penggunaan jaringan kognitif selama aktifitas pemecahan masalah. Salah satu dari beberapa model tersebut adalah model representasi internal yang di kemukakan oleh Eisenstadt dan Kareev yang memfokuskan perhatian pada gambaran internal yang di bentuk selama proses pemecahan masalah, terkait dengan penelitian yang menunjukan ingatan mengenai cakupan permasalahan adalah suatu fungsi dari pembentukan permasalahan itu sendiri, perencanaan untuk mengatasi hal-hal yang tidak di perlukan dan pada pengamatan dari cakupan permasalahan yang tersugesti dalam pemrosesan atas ke baah atau yang di dorong oleh hipotesis.
Dari kebanyakan orang memandang kreatif sebagai bakat dalam hal-hal tertentu saja. Namun sebenarnya, ada kreativitas lain dalam diri manusia. Kreativitas adalah suatu aktivitas kognitif yang menghasilkan suatu pandanagn yang baru mengenai suatu bentuk permasalahan dan tidak dibatasi pada hasil yang pragmatis. Itu artinya proses kreativitas bukan hanya sebatas menghasilkan sesuatu yang bermanfaat saja. Suatu kerangka untuk melihat proses kreatif menurut Wallas dilihat berdasarkan 4 fase, yaitu : (1) persiapan, melibatkan bentuk permasalahan, suatu proses yang menggunakan dasar pengetahuan umum seseorang; (2) inkubasi, masa tak ada usaha yang di lakukan secara langsung untuk memecahkan permasalahan dan perhatian dialihkan sejenak pada hal lainnya (3) iluminasi, berlangsung saat pemahaman meningkat; (4) verifikasi, melibatkan uji coba dari pemahaman yang telah didapat.
Intelegensi manusia menghasilkan masalah-masalah pendefisian. Usaha awal dalam mengatasi kesulitan konsep menggunakan analisis faktor untuk mengisolasi kemampuan umum maupun kemampuan khusus, telah di kritisi karena tidak menyediakan informasi mengenai proses-proses mental; sulit di ujikan terhadap teori; dan mengandalkan perbedaan individu, dimana cara tersebut bukan merupakan satu-satunya atau cara terbaik untuk mempelajari kemampuan manuisa.
Teori kognitif mengenai intelegensi mengungkapkan hal tersebut sebagai suatu komponen yang terkait dengan informasi, sebagai suatu prosesmelalui tahap-tahap yang melibatkan mekanisme yang unik. Penelitian dengan menggunakan kerangka ini telah menemukan bahwa daya ingat merupakan suatu fungsi dari kemampuan verbal dan suatu dasar pengetahuan yang dimiliki individu dapat mempengaruhi jumlah dan ketepatan dari proses recall sebaik ketepatan dan metamemorinya.

Studi mengenai GMR mengindikasikan bahwa seseorang yang memiliki tingkat intelegensi yang tinggi atau seseorang yang benar-benar terlatih cenderung untuk membutuhkan lebih sedikit nutrisi untuk beberapa bagian dari otak dibandingkan dengan otak yang kurang efisien dalam penggunaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar