Jumat, 08 Desember 2017

FIKROTUL BARIZAH
16410006
Representasi pengetahuan secara lisan dan gambaran visual

Tahukah kalian mengapa selama ini bahasa selalu dipelajari secara mendalam? Alasannya karena bahasa merupakan alat komunikasi kita dengan manusia lainnya dan juga sebagai demarkasi dengan spesies lainnya. Para ahli memperkirakan bahwa jumlah kata-kata yang maknanya diketahui oleh seseorang berkisar anatara 20.000 hingga 40.000 kata, maka tak mengherankan bila sebagian besar pengetahuan kita bersifat verbal.
Pengorganisasian pengetahuna secara semantik memiliki beberapa model. Yang pertama yakni, model set-teoretik mengenai memori, konsep-konsep semantik direpresentasikan oleh rangkaian-rangkaian elemen, atau kumpulan informasi. Kemudian kedua, model perbandingan fitur-semantik mengansumsikan sebuah struktur set-teoretik namun membedakan atribut-atribut sebagai atribut penegas (yakni fitur-fitur yang hakiki) dengan fitur-fitur karakteristik yang bersifat deskriptif atau komplementer di asumsikan bahwa validasi konsep cenderung mengutamakan atribut penegas. model aktivasi penyebar di bentuk berdasarkan sebuah jaringan asosiasi yang rumit, yang berisi item-item spesifik yang terdistribusi dalam suatu area konseptual. Area konseptual itu sendiri berisi konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lain melalui asosiasi.
Anderson dan Bower mengkonseptualisasikan representasi pengetahuan dalam suatu jaringan asosiasi-asosiasi semantik yang mereka sebut emori asosiatif manusia (HAM). Dalam representasi-representasi proposional, struktur utama yang di gunakan sebagai penyimpanan informasi berupa suatu konstruksi subjek-predikat yang di hubungkan dengan nodus fakta. HAM merupakan suatu model asosiasionistik dasar dan mempengaruhi representasi pengetahuan dalam jumlah yang terbatas. Sebuah model representasi pengetahuan dan pemrosesan informasi yang komprehensif telah di kembangkan oleh Anderson. Model tersebut yakni pengendalian pikiran secara adaptif (adaptive control of thought;ACT), teori ini bersifat asosionistik. Teori tersebut mengajukan gagasan mengenai keberadaan tiga jenis memori; memori kerja, representasi deklaratif, dan memori produksi.
Teori-teori terkini mengenai perumpamaan mental berfokus pada tiga hipotesis sentral: 1) hipotesis penyandian ganda yakni hipotesis mengenai keberadaan dua sandi dan dua penyimpanan –sandi dan sistem penyimpanan pertama bersifat khayalan (imaginal) dan yang lainnya bersifat verbal. Hipotesis ini juga menyatakan bahwa informasi dapat di sandikan dan disimpan secara imajinal maupun secra verbal, atau keduanya. Hipotesis ini terutama di dapati dalam karya Paivio. 2) hipotesis proposisional-konseptual, yang mengajukan gagasan bahwa informasi visual dan verbal di representasikan dalam bentuk proposisi-proposisi abstrak mengenai objek-objek beserta hubungan-hubungannya. Hipotesisi ini terutama didapati dalam karya Anderson dan Bower, dan juga dalam karya Pylyshyn. 3) hipotesis ekuivalensi-fungsional yang mengajukan gagasan bahwa imagery dan persepsi melibatkan proses-proses yang serupa. Hipotesis ini terutama di temukan dalam karya Shepard dan Kosslyn.
Bukti-bukti neurologis mendukung keberadaan rotasi mental. Penelitian-penelitian modern mengenai imagery telah terbagi menjadi dua kubu, yakni para ilmuwan yang meyakini bahwa citra-citra mental sangatlah serupa dengan impresi-impresi sensorik lainnyayang di hasilkan dari dunia fisisk; dan kubu yang meyakini bahwa objek direpresentasikan dalam bentuk basis atau landasan pengetahuan seseorang.sejumlah ilmuwan menggabungkan kedua sudut pandang yang ekstrem tersebut.

Sinestesia adalah sebuah kondisi yang di dalamnya sensasi-sensasi yang lazimnya di alami dis ebuah modalitas tunggal dialami dalam dua modalitas. Fenomena ini, dan orang-orang yang mengalami fenomena tersebut,telah menjadi subjek sejumlah penelitian yang menarik dan informatif. Pada kenyataannya, sejumlah data menunjukkan fungsi-fungsi yang sangat reliabel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar