Selasa, 19 September 2017

Muhammad Ihza Firdaus

Sensasi, persepsi, dan atensi
Muhammad Ihza Firdaus
16410076

  • Sensasi dan persepsi
Dalam psikologi kognitif, kita mengacu pada dunia fisik (eksternal) sekaligus dunia mental (internal).Penghubung realitas eksternal dengan dunia mental berpusat di sistem sensorik.
Sensasi(sensation) mengacu pada pendeteksian dini terhadap energi dari dunia fisik.
Persepsi(perception) melibatkan kognisi tingkat tinggi dalam penginterpretasian terhadap informasi sensorik. Pada dasarnya,sensasi mengacu pada pendeteksian dini terhadap stimuli, persepsi mengacu pada interpretasi hal-hal yang kita indera. Ketika kita mencium bau parfum kita mengalami lebih dari sekedar stimulasi sensorik. Kejadian sensorik tersebut disebut proses sesuai pengetahuan kita tentang dunia, sesuai budaya, pengharapan, bahkan disesuaikan dengan orang yang bersama kita saat itu. Hal-hal tersebut memberikan makna terhadap pengalaman sensorik sederhaba dan itulah persepsi.
Penglihatan
Penglihatan(vision), yakni pendeteksian sebuah bagian kecil gelombang elektromagnetik(yang kita sebut "cahaya"),dimungkinkan karena mata kita memiliki struktur yang unik. Berkas cahaya yang masuk melalui kornea dan lensa, yang mengarahkan berkas citra(dari objek yang dilihat) ke retina. Pengenalan pola,baik hitam-putih dua dimensi, tiga dimensi diaktifkan ketika impuls-impuls tersebut ditransfer melalui jalur saraf penglihatan ke korteks visual. Contohnya, kita mengenali nenek kita ketika kita melihat beliau.
  • Ilusi
Terkadang realita dan persepsi tidak sama, sebagaimana yang terjadi dalam kasus ilusi persepsi. Dalam ilusi tersebut, kedua garis seolah memiliki panjang berbeda, meskipun panjangnya sama. Terjadinya ilusi ini sebagian mungkin disebabkan karena pengalaman masa lalu kita. Karena ilusi justru menyediakan wawasan untuk memahami cara kerja sistem persepsi kita. Sebagai contoh, lingkaran-lingkaran dalam ilusi "ular berputar"(rotating snake illusion). Ilusi tersebut akan terjadi apabila kita tidak memandang lingkaran-lingkaran tidak secara langsung,karena tatapan langsung ke arah lingkaran yang "bergerak" akan menghentikan ilusi tersebut.
Rentang perseptual
Rentang perseptual(perceptual span), yang meruoakan suatu komponen awal dalam pemrosesan informasi. Kita nampaknya memiliki memiliki sebuah peyimpanan sensorik(sensiry store) yang mampu mengambil keputusan dengan ceoat berdasarkan pemaparansingkat terhadap suatu kejadian. Fungsi penyimpanan-penyimpanan sensorik adalah sebagai suatu mekanisme mempertahankan diri mungkin masih sebatas dugaan murni,namun tampakknya masuk akal bahwa penyimpanan sensorik tersebut memungkinkan kita memperhatikan "segalanya" dan hanya mengolah komponen-komponen terpenting dari persepsi kita.
  • Atensi
Atensi adalah pemusatan pikiran, dalam bentuk yang jernih dan gamblang,terhadap sejumlah objek simultan atau sekelompok pikiran. Pemusatan(focalization)kesadaran adalah intisari atensi. Atensi mengimplikasiakan adanya pengabaian objek-objek lain agar kita sanggup menangani objek-objek tertentu secara efektif.
Penelitian tentang atensi meliputi 5 aspek utama, yaitu :
Kapasitas pemrosesan dan selektivitas
Kendali terhadap atensi
Pemrosesan otomatis
Pandangan neurosains kognitif terhadap atensi
Kesadaran
Keterbatasan kapasitas dan atensi selektif mengimplikasikan adanya kemacetan(bottleneck)struktural dalam pemrosesan informasi. Sebuah model menempatkan kemacetan itu pada, atau persis sebelum, analysis perseptual(model Broadbent).
Model atenuasi tentang atensi selektif mengajukan gagasan mengenai keberadaan penyaring(filter) perseptual, yang terletak diantara sinyal dan analisis verbal,yang berfungsi menyaring input dengan secara selektif mengendalikan "volume" pesan. Stimuli diasumsikan memiliki ambang aktivasi yang berbeda-beda sebuah gagasan yang menjelaskan mengapa kita dapat mendengar kita dapat mendengar suatu percakapan meskipun tidak memusatkan perhatian kepada percakapan itu.

Penelitian terbaru dalam neurosains kognitif telah mempelajari atensi dan telah mencari korelasi antara bagian-bagian otak dengan mekanisme pengolahan atensi. 

Roro Lovieziyyad An Nada

Sensasi, Persepsi, dan Atensi
A.  Otak Komputasional
          Pikiran (mind) adalah sebuah system yang tersusun dari organ- organ komputasional, yang didesain oleh seleksi alam untuk memecahkan berbagai permasalahn yang dihadapi oleh manusia. Konsep “otak komputasional” didasarkan pada ide bahwa pikiran adalah apapun yang dilakukan otak yaitu pemrosesan informasi.
B.  Sensasi dan Persepsi
       Sensasi pendeteksian dini terhadap energy dari luar fisik. Studi terhadap sensasi mumnya berkaitan dengan struktur an proses mekanisme sensorik. Beserta stimuli yang mempengaruhi mekanisme- mekanisme tersebut. Persepsi mengacu pada interpretasi hal- al yang kita indera, seperti membaca, mendengarkan radio, dll
          Persepsi melibatkan kognisi tingkat tinggi dalm penginterpretasian terhadap informasi sensorik. Kejadian- kejadian sensorik tersebut diproses sesuai dengan pengetahuan kita tentang dunia, sesuai budaya, pengharapan ha- hal tersebut memberikan makna terhadap pengalaman sensorik sederhana (persepsi)
Penglihatan(vision)
          Penglihatan adalah sebuah indra yang menyediakan informasi paling penting. Penglihatan yakni pendeteksian bagian kecil gelombang elektromagnetik (yang disebut cahaya) dimungkinkan karena mata kita memiliki struktr yang unik.
Ilusi
       Perbedaan natara sensasi dan interpretasi (persepsi) terhadap pengalaman yang di indera: artinya perbedaan anatara informasi yang diterima system sensosri kits  dengan informasi yang diiterpretasi pikiran kita menjadi suatu topik utama dalam studi persepsi dan kognisi. Studi yang mempelajari hubungan antara perubahan- perubahan fisik di dunia dengan pengalaman- pengalaman psikologis akibat perubahan tersebut dinamakan psikofisika.
           Terjadinya ilusi sebagian akan terjadi akibat masa lalu kita, ilusi di anggap penting oleh ilmuan psikofisika bukan karena ilusi menyediakan wawasan untuk memahami cara kerja system persepsi kita.
C.  Penyimpanan Ikonik dan Ekhoik.
Ikonik, banyak peneliti menemukan bahwa informasi yang diindera direpresikan dengan akurat dalam memori ekonik , namun menghilang dengan cepat (sekitar 250 milidetik hingga 4 detik) jikalau tidak dikirim ke tahap- tahap pemrosesan selajutnya. Jika ikon (kesan visual) sedang memudar saat partisipan berusaha melaporkan seluruh huruf dalam penyimpanan ikoniknya, maka partisipan mungkin hanya melaporkan seluruh sebagian dari keseluruhan huruf tesebut.
Ekhoik, hasil eksperimen mengindikasikan bahwa kemampuan mengingat pada metode pelaporan persial (menggabungkan isyarat cahaya dengan suara) jauh lebih baik dibandingkan metode pelaporan penuh, yakni tanpa menggunakan isyarat pembantu. Hasil ini diinterpretasikan sebagai dukungan terhadap gagasan bahwa informasi auditorik juga disimpan selama beberapa saat dalam penyimpanan sensorik.

D.  Kapasitas Pemrosesan dan Atensi Selektif
Atensi yakni pemusatan upaya mental pada peristiwa- peristiwa sensorik atau peristiwa- peristiwa mental. Penelitian terhadap atensi mencangkup lima aspek utama: kapasitas pemrosesan dan atensi selektif, tingkat rangsangan pengendalian atensi, kesadaran, dan neurosains kognitif.
          Kapasitas saluran yakni ketidakmampuan kita memproses stimuli sensrik secara bersamaan, ada suatu kondoso “kemacetan” pada suatu tahap pemrosesan informasi, yang sebagian diakibatkan oleh keterbatasan neurologis.
E.  Pandangan Neurosain Kognitif Tentang Attensi
Hubungan antara atensi dengan otak manusia mulanya diselidiki melalui studi terhadap deficit atensi karena cidera otak. Meskipun demikian, studi- studi patologis menghasilkan gagasan bahwa atensi sebagian terkait dengan region kortal yang spesifik, dan sejumlah penelitian baru- baru ini telah mengembangkan teknik dalamilmu psikologi kognitif dan ilmu otak yang secara signifikan mengembangkan pemahaman kita tentang hubungan otak dan atensi. Lebih jauh lagi, telah ada teknik yang ada telah dipilih oleh ilmuan psikologi kognitif dan ilmu otak, yang tidak mengharuskan subjek penelitiannya berada dalam keadaan ang tidak bernyawa, mengalami strok ynag parah, mengalami luka tembak di kepala, dan tidak mengharuskan adanya prosedur pembedahan agar observasi pada otak dapat dilakukan.
Penelitian masa kini tentang atensi diloakukan dengan menggunakan teknologi pencitraan otak (PET). Eksperimen yang menggunakan meode PET , partisipan penelitian ditunjukkan stimuli kata, stimuli bukan kata namun yang mnyerupai kata, dan rangkaian konsonan.





















Ning Syifa Ridwan

Sensasi, Persepsi, dan Atensi

Oleh                : Ning Syifa Ridwan
NIM                 : 16410063
Dalam dunia nyata, manusia tidak akan pernah terpisahkan dengan yang namanya panca indera. Manusia selalu menggunakan panca inderanya untuk menangkap stimulus-stimulus dari luar kemudian memprosesnya di dalam otaknya. Stimulus-stimulus yang ada ini akan ditangkap oleh sistem sensorik, kemudian di transduksikan, lalu sistem saraf pusat (CNS) akan melakukan aktivitas penyandian, dan kemudian akan diproses dan dimemorikan, sehingga pada akhirnya akan muncullah sebuah aktivitas yang nampak.
Sebagai contoh pernahkah ketika kamu dan temanmu sedang jalan-jalan lalu melihat sebuah uang pecahan 50 ribu rupiah tergletak di tepi pagar?kemudian kamu tengok kanan kiri, melirik temanmu dan hendak kau ambil, setelah dekat dan kamu memperhatikan. Ternyata uang yang hendak kamu ambil itu hanyalah sebuah karcis bis yang sudah tak berguna lagi? Alhasil temanmu menertawakanmu dan berkata “mata duitan”. Wah, pasti sebal kan? Itulah yang akan kita bahas dalam artikel singkat kali ini. Yaps tentu saja mengenai Sensasi, Persepsi, dan Atensi. Bukan hal asing kan? Kalau bukan, apa pengertiannya?
Sensasi (sense)  merupakan sebuah tahap awal dimana manusia menerima informasi dari luar berupa stimulus yang dapat diterima oleh indera. Kemudian, informasi yang didapatkan oleh alat indera akan dikirim via saraf sensoris ke otak sehingga manusia mulai bisa menerkanya. Selanjutnya manusia mengenali stimulus tadi dan menyimpulkan sebuah kesan sesuai pengalaman dan pengetahuan yang dinamakan Persepsi. Lanjutnya setelah persepsi, kita mencoba untuk memusatkan perhatian kita terhadap objek yang menjadi stimulus tadi dan ternyata apa yang kita persepsikan adalah salah dan berbeda dengan fakta, itu dinamakan Atensi.
Pada contoh diatas ketika kamu berjalan dengan temanmu dan melihat adanya uang pecahan 50 ribu rupiah merupakan sensasi. Persepsinya, uang yang tergeletak itu menstimulus kita dan kita menyimpulkan bahwa benda itu dinamakan uang 50 ribu rupiah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman kita. Lalu ketika kita hendak mendekati dan mengambilnya, eh setelah diperhatikan itu hanyalah karcis bis yang telah dibuang oleh pemiliknya, itu yang dinamakan atensi.
Bicara tentang atensi, ada beberapa hal menarik yang patut diketahui. Yakni yang yang Pertama, kapasitas pemrosesan dan selektivitas. Di sekeliling kita banyak sekali stimulus. Namun kita tidak akan bisa memperhatikan semuanya secara bersamaan. Kedua, Kendali. Kita memiliki sebuah kendali untuk memilih stimulus mana yang akan kita respon. Ketiga, pemrosesan otomatis. Sejumlah kegiatan rutin seperti menulis merupakan hal yang familiar bagi mahasiswa sehingga hanya memerlukan sedikit atensi dasar dan dapat dilakukan secara otomatis. Keempat, neurosains kognitif. Otak dan sistem saraf pusat adalah sistem pendukung anatomi atensi, sepertihalnya kognisi. Dan Kelima adalah kesadaran. Atensi membawa kita pada dunia kesadaran.
Penelitian terbaru dalam neurosains kognitif telah mengalami beberapa kemajuan. Antara lain telah mempelajari atensi dan mencari korelasi antara bagian-bagian otak dengan mekanisme pengolahan atensi. Sehingga diharapkan ke depannya, ketika kita mampu memahami konsep sensasi, persepsi, dan atensi, maka pemahaman kita tentang hubungan antara sistem saraf pusat dan perilaku yang ditunjukkan oleh manusia pun akan menjadi semakin kompleks.




Nizal Ardiansyah


Nama : Nizal Ardiansyah
NIM : 16410072

Persepsi, Atensi dan Sensasi

1.Persepsi
     Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa inggris perception berasal dari bahasa latin perceptio, dan percipere, yang artinya menerima atau mengambil.
Kata
persepsi biasanya dikaitkan dengan kata lain, menjadi: persepsi dari persepsi sosial (calhoun& Acocella, 1990: Sarwono,1997; Gerungan 1987), dan persepsi interpersonal (Rakhmat, 1994). Tegiuri (dalam Muhadjir 1992) menawarkan istilah (la atrui atau mengenal orang lain. Dlam keputusan berbahasa inggris, istilah yang banyak digunakan adalah social perception. Objek fisik pada umumnya memberikan stimulus fisik yang sama, sehingga orang mudah membuat persepsi yang sama. Pada dasarnya, objek berupa pribadi memberi stimulus yang sama pula, namun kenyataannya tidaklah demikian.
Persepsi ( perception ) dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas adalah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (leavitt,1978). Menurut DeVito(1997:75), persepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang memengaruhi indra kita.
Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, kita tidak mungkin berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yng menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuansinya, semakin cendrung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas (Mulyana,2000:167-168).









2.Atensi
     Atensi adalah pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi yang didapatkan dari pengindraan, ingatan dan proses kognitif linnya. Atensi terbagi menjadi (selective attention ) dan atensi terbagi (devided ettention). Kesadaran meliputi perasaan sadar maupun hal hal yang disadari yang mungkin fokus dari atensi.
Atensi atau perhatian adalah pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari pengindraan, ingatan maupun proses kognitif linnya. Proses atensi membantu efisiensi penggunaan sumberdaya mental yang terbatas kemudian akan membantu kecepatan reaksi terhadap rangsang tertentu.
Ada yang mengatakan bahwa perhatian adalah aktivitas jiwa. Pehatian juga dikatakan modus dari fungsi. Modus yaitu cara berposisi dan menggerakkan. Jadi perhatian adalah cara menggerakkan bentuk umum cara bergaulnya jiwa bahan-bahan dalam medan tingkah laku. Oleh karena itu maka definisi perhatian oleh para ahli psikologi dapat diartikan beberapa macam, yaitu:
1) Perhatian adalah pemusatan tenaga/kekuatan jiwa tertuju pada suatu objek
2) Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan.
3) Perhatian adalah reaksi umum yang menyebabkan bertambahnya aktifitas daya konsentrasi dan fokus terhadap satu objek, baik didalam maupun di luar dirinya.
4) Perhatian adalah konsentrasi atau aktifitas jiwa kita, terhadap pengamatan, pengertiaan, dan sebagainya dengan mengenyampingkan yang lain dari pada itu.
Perhatian Berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap sesuatu objek yang direaksi suatu waktu. Terang tidaknya kesadaran kita terhadap sesuatu objek tertentu tidak tetap, ada kalanya kesadaran kita meningkat (menjadi terang), ada kalanya menurun( menjadi samar- samar).
Taraf kesadaran kita meningkat kalau jiwa kita dalam mereaksi sesuatu meningkat. Apabila taraf kekuatan kesadaran kita naik atau menjadi giat karena suatu sebab, maka kita berada pada permulaan perhatiaan. Perhatian timbul dengan adanya pemusatan kesadaran kita terhadap sesuatu. Objek yang menjadi sasaran mungkin hal- hal yang ada dalam dirinya sendiri, misalnya : tanggapan, pengertian, perasaan. Dan hal
hal yang berada diluar dirinya, misalnya: keadaan alam, keadaan masyarakat, sosial ekonomi dan sebagainya.




3.sensasi
      Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi. Sensasi atau dalam bahasa inggrisnya sensation, berasal dari kata latin, sensatus, yang artinya dianugrahi dengan indra, atau intelek. Secara lebih luas, sensasi dapat diartika sebagai aspek kedasaran yang paling sederhana yang dihasilkan oleh indra kita, seperti temperatur tunggi, warna hijau, rasa nikmatnya sebatang coklat. Sebuah sensasi dipandang sebagai knadungan atau objek kesadaran puncak yang privat dan spontan. Benyamin B. Wolman (1973, dalam Rakhmat,1994) menyebut sensasi sebagai “ pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indra. Apapun definisi sensasi, fungsi alat indra dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Melalui alat indra, menusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih dari itu, melalui alat indralah, manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya. Tanpa alat indra, manusia sama, bahkan mungkin rendah lebih dari rumput-rumputan, karena rumput juga mengindra cahaya dan humiditas (Lefrancois, 1974, dalam rakhmat,1994). Sensasi sering di bedakan dari persepsi, yang melibatkan penilain, inferensi, interpretasi, bias, atau prakonseptualisasi, sehingga bisa salah, sensasi dipandang sebagai pasti, ditentukan sebagai mendasar, fakta kasar. Menurut beberapa pendapat, sensasi lebih berkonotasi pada sebuah hubungan dengan perasaan (tetapi bukan dengan emosi ), sedangkan persepsi lebih berhubungan dengan kognisi. Sensasi sering digunakan secara sinonim dengan kesan indrawi, sense datum, sensum, dan sensibilium



ADHETIO RINOLVA PUTRA

ADHETIO RINOLVA PUTRA
16410162
SENSASI, PERSEPSI, ATENSI
Pembahasan selanjutnya adalah sensasi, persepsi dan atensi yang merupakan hal yang menjadi hasil atau output dari pemprosesan yang dilakukan oleh otak.  Sensasi, persepsi dan atensi merupakan proses dari pemberian stimulus yang kemudian disampaikan ke otak melalui sel – sel yang berjumlah sangat banyak hingga sampai kepada otak dan di berikan balasan berupa berbagai macam bentuk balasan.
A.  SENSASI
Sensasi yang dalam jika diterjemahkan kedalam bahasa inggris menjadi  sensation  berasal dari bahasa latin yaitu sensatus, yang artinya dianugerahi dengan indra, atau intelek.  Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan. Dari pengertian secara bahasa sensasi berhubungan erat dengan indra dan perasaan yang ditumbulkan dari hasil balasan dari otak dari stimulus yang diberikan oleh panca indra.
Dalam menghubungkan dirinya dan dunia luar manusia memiliki panca indra yang menjadi jembatan antara diri dan dunia luar. Tanpa panca indra manusia sama seperti robot karena dari panca indra ini semua informasi dunia luar ditangkap oleh panca indra dibawa oleh sel – sel menuju inti sel, melewati celah – celah yang ada antara satu sel  dengan sel yang lain yang disebut celah synapse  yang pada muara nya akan sampai kepada otak.
Manusia hanya mampu mendapatakan sebuah sensasi yang bisa ditangkap oleh indra saja, jika sensasi tersebut tidak ditangkap oleh reseptor atau reseptor tidak bisa mengubah sebuah sensasi menjadi kode – kode yang mampu dibaca oleh otak, atau mungkin kegagalan impuls listrik yang kurang maka sebuah sensasi tidak akan menjadi sebuah sensasi. Sensasi yang bisa diterima oleh manusia berasal dari lima sumber atau yang lebih kita kenal dengan panca indra yaitu penglihatan, pendengaran, perasa, peraba dan yang terakhir adalah pengecap.
B.  PERSEPSI
Ketika mendapatkan sebuah berita bahwa semua orang yang memiliki reaksi yang berbeda – beda. Contoh yang paling dekat dengan manusia adalah ketika berita duka, ekspresi setiap orang ketika mendengar sebuah berita duka berbeda – beda seperti sedih, bingung dan ada yang tanpa ekspresi. Didalam Al-Quran disebutkan bahwa manusia adalah sebaik – baiknya penciptaan dimana antara satu manusia dengan manusia lainnya memiliki perbedaan.
Ada banyak sekali pengertian yang diberikan dari berbagai tokoh tentang persepsi, akan tetapi apa yang saya tangkap adalah bagaimana seseorang mengartikan atau memandang dan merespon suatu stimulus dipengaruhi dari apa yang tersimpan di memorinya.
Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan didalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterprestasi stimulus (rangsangan) yang diteriman oleh alat indera seperti mata, telinga, dan hidung (Matlin, 1989; Solso,1988). Secara singkat dapat dikatakan bahwa prsepsi merupakan suatu proses menginterprestasi atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui sistem indera manusia. Misalnya pada waktu seorang melihat sebuah gambar, membaca tulisan, atau mendengar suara tertentu, ia akan melakukan interprestasi berdasarkan pengetahua. Presepsi mencakup dua proses yaitu bottom-up atau data driven processing (aspek stimulus), dan top-down atau conceptually driven processing (aspek pengetahuan seseorang). Hasil persepsi seseorang mengenai sesuatu objek disamping dipengaruhi oleh penampilan objek itu sendiri, juga pengetahuan seseorang mengenai objek itu. Ada tiga aspek dalam presepsi yang dianggap sangat relevan dengan kognisi manusia, yaitu pencatatan indera, pengenalan pola, dan perhatian.
Dalam mempersepsikan suatu hal dipengeruhi oleh sesuatu yang dari internal berupa fisiologi yaitu hal yang berkaitan dengan alat tubuh, minat, perhatian, memori dan pengalaman, serta yang terakhir adalah suasana hati. Sedangkan dari luar diri dipengaruhi oleh intensitas dan keunikan dari stimulus.
C.  ATENSI

Atensi berasal dari bahasa inggris yang berarti perhatian. Jadi secara bahasa atensi bisa kita nalarkan dalam upaya mendapatkan sebuah stimulus yang kita inginkan. Kita akan memusatakan perhatian kepada sebuah stimulus yang ingin kita masukan kedalam memori. Melalui short term memory yang jika di ulang – ulang dengan proses encoding akan menjadi sebuah memori long term memory.

Kapasitas Pemrosesan dan Atensi Selektif Atensi selektif dapat dianalogikan dengan menyorotkan cahaya lampu senter ke tengah ruangan gelap untuk mencari benda yang kita perlukan, sambil membiarkan benda-benda lain tetap dalam kegelapan (Solso, 2001). Contohnya saat kita menonton film dengan disertai terjemahan.


Model-model Atensi SelektifModel penyaringan (Broadbent) : teori penyaringan menunjukkan bahwa kapasitas manusia dalam memproses informasi memiliki keterbatasan.

Model atenuasi (Treisman) :  manusia cenderung mengikuti makna pesan dibanding harus mengikuti salah satu sumber stimuli pesan. Atensi Visual Treisman dan rekan, serta Julesz dan rekan menemukan bahwa saat elemen visual tampil lebih mencolok, maka pengamatakan lebih mudah mengenali batas elemen visual dalam waktu 50 milidetik. Pemrosesan Otomatis  Dicontohkan dalam latihan berulang-ulang untuk melepaskan logam pemberat yang dilakukan oleh calon penyelam. Jadi jika suatu saat penyelam dalam keadaan genting dapat secara otomatis melepaskan logam pemberatnya meskipun dalam kondisi panik.

Laily No

Sensasi, Atensi, dan Persepsi

Laily No 16410236

A.  Sensasi
Sensasi diartikan sebagai pendeteksian diri. Sensasi juga bisa diartikan penerimaan stimulasi/rangsangan indra dan sensasi lebih cenderung hubungannya. Sensasi, merupakan pendeteksian dini terhadap energi dari dunia fisik. Berkaitan dengan struktur dan proses mekanisme sensorik.
Jenis-jenis sensasi; Indra Penglihatan (mata), Indra Pendengar (telinga), Indra Penciuman (hidung), Indra Pengecap (lidah), Indra Peraba (kulit).

B.  Persepsi
Persepsi di artikan sebuah proses saat individu mengatur dan menginterprestasikan kesan-kesan sensorik mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Persepsi, melibatkan kognisi tingkat tinggi dalam penginterprestasian terhadap informasi sensori.
Jenis-jenis persepsi; a) Persepsi visual di dapatkan dari penglihatan. Persepsi visual ini tahap paling awal pada bayi. B) Persepsi audiotori di dapatkan dari indera pendengaran manusia. Manusia dapat mendengar 20-200 HZ. C) Persepsi perabaan. D) Persepsi penciuman/vulfaktori di dapati dari indera penciuman (hidung). E) Persepsi pengecapan.
     Proses persepsi memberi makna kepada sensasi dengan memperoleh pengetahuan baru. Persepsi mengubah sensasi menjadi informasi.
          Pemrosesan secara otomatis di teliti secara mendalam oleh ponser dan sydner (dalam salso, 2007) yang menyebut 3 karakteristik pemrosesan otomatis. a) Pemrosesan otomatis terjadi tanpa ada niat sadar. b) pemrosesan otonomis sembunyi dan kesadaran. c) Pemrosesan otomatis menggunakan hanya sedikit sumber daya (atau bahkan tidak menggunakan sumber daya sadar sama sekali.)

C.  Atensi
Pemusatan pikiran, dalam bentuk yang jernih dan gamblang, terhadap sejumlah objek simultan atau sekelompok pikiran.
Lima isu terkain atensi sebagai berikut: 1) Kapasitas pemrosesan dan selektifitas. 2) Kendali. 3) Pemrosesan otomatis. 4) Neurosains kognitif. 5) Kesadaran.

          Contoh-contoh sensasi, persepsi, dan atensi:
1)    Contoh sensasi
Contohnya gelombang udara yang bergetar di terima oleh telinga luar.
2)   Contoh Persepsi
Contohnya orang mengetahui suara yang di dengar adalah suara musik, suara motor, binatang.
3)   Contoh atensi
Contohnya seperti seseorang yang ingin melihat penyanyi di panggung dengan mengabaikan orang-orang di sekitar panggung saat ada sebuah pertunjukan.










Firyal Nabila

Sensasi, Persepsi, dan Atensi
Oleh : Firyal Nabila (16410143)
Sensasi  pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi. Sensasi berasal dari bahasa latin, sensatus yang artinya dianugrahi dengan indra, atau intelek. Secara lebih luas, sensasi dapat diartikan sebagai aspek kesadaran yang paling sederhana yang dihasilkan oleh indra manusia.
Menurut kamus lengkap psikologi, persepsi adalah: a) proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera, b) kesadaran dari proses-proses organis, c) titchener / satu kelompok penginderaan dengan penambahan arti-arti yang berasal dari pengalaman di masa lalu, d) variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari kemampuan organisasi untuk melakukan pembedaan diantara perangsang-perangsang, e) kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu (Chaplin, 2005).
          Dalam buku Psikologi Kognitif milik Solso, sensasi (sensation) mengacu pada pendeteksian dini terhdap energi dari dunia fisik. Studi terhadap sensasi umumnya berkaitan dengan struktur dan mekanisme proses sensorik. Sedangkan persepsi (perception) melibatkan kognisi tingkat tinggi dalam penginterpretasian terhadap informasi sensorik. Pada dasarnya , sensasi mengacu pada pendeteksian dini terhadap stimuli; persepsi mengacu pada interpretasi hal-hal yang kita indera.
Pengalaman-pengalaman manusia selama di dunia menuntun persepsi manusia, namun demikian juga dengan kekuatan-kekuatan yang mengarahkan perkembangan sistem-sistem biologis dan kognitif. Perbedaan antara sensasi dan interpretasi (persepsi) terhadap pengalaman yang kita indera – artinya perbedaan antara informasi yang diterima sistem sensori manusia dengan informasi yang diinterpretasi pikiran manusia – menjadi suatu topik utama dalam studi persepsi dan kognisi. Studi yang mempelajari hubungan antara perubahan-perubahan fisik di dunia dengan pengalaman-pengalaman psikologis akibat perubahan tersebut, disebut psikofisika (psychophysics).
Adapun hubungan antara persepsi dan pengetahuan sebelumnya (prior knowledge) tentang dunia dimanifestasikan tidak hanya dalam wujud ilusi geometri sederhana, melainkan dalam pengintepretasian data-data ilmiah. Dalam mengolah informasi primer dari dunia, manusia sangat dipengaruhi oleh struktur sistem sensorik dan struktur otak. Otak manusia diprogram dalam cara tertentu serta dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman manusia di masa lalu yang memberikan makna bagi stimuli.
Atensi adalah pemusatan pikiran, dalam bentuk yang jernih dan gamblang, terhadap sejumlah objek simultan atau sekelompok pikiran. Pemusatan kesadaran adalah intisari atensi. Atensi mengimplikasikan adanya pengabaian objek-objek lain agar kita sanggup menangani objek-objek tertentu secara efektif.
Ketika berbicara tentang atensi dari sudut pandang psikolog kognitif masa kini, mengacu pada sebuah proses kognitif yang menyeleksi informasi penting dari dunia sekeliling kita (melalui pancaindera), sehingga otak kita tidak secara berlebihan dipenuhi oleh informasi yang tidak terbatas jumlahnya.
Adapun definisi umum tentang atensi adalah pemusatan upaya mental pada peristiwa-peristiwa sensorik atau peristiwa-peristiwa mental. Penelitian terhadap atensi mencakup lima aspek utama : kapasitas pemrosesan dan atensi selektif, tingkat rangsangan, pengendalian atensi, kesadaran dan neurosains kognitif.

Dengan demikian, telah diketahui bahwa manusia hanya mampu memperhatikan satu stimuli dengan mengorbakan stimuli yang lain.

Annisa Trihastuti

Nama: Annisa Trihastuti
Nim: 16410205
Kelas: Kognitif D

Manusia dan Interaksi Terhadap Dunia: Sensasi, Persepsi, dan Atensi
          Manusia mampu berhubungan dengan lingkungan sekitarnya. Manusia mempersepsi informasi mengenai lingkungan, memahami dunia, dan memproses informasinya menggunakan otak kompusional. Dalam otak kompusional, terdapat System saraf perifer yang merupakan tempat untuk penerimaan informasi yang diolah otak.  Sebab otak mampu menerima dan mengolah informasi.
          Sensasi dan Persepsi merupakan salah satu kemampuan manusia untuk mengolah informasi. Sensasi berkaitan dengan struktur dan mekanisme sensorik sedangkan persepsi melibatkan kognisi tingkat tinggi terhadap informasi sensorik. Sensasi dilakukan ketika kita mendeteki hal yang diindera, sedangkan persepsi mengacu pada interpertasi dari informasi yang di indera.
          Indera pertama adalah penglihatan, yaitu pendeteksian bagian gelombang cahaya, berkas cahaya memasuki mata melalui kornea dan lensa yang emudian difokuskan pada retina. Terdapat juga argumen dari Cosmedis dan Tobby yang menyatakan bahwa akibat dari kekuatan seleksi alam, system sensorik manusia telah beradaptasi dalam menyelasaikan masalah.
          Kasus ilusi, yang merupakan perbedaan dari realitas dan persepsi dapat terjadi karena pengalaman masa lalu. Cara kita dalam mengolah informasi primer dipengaruhi oleh sistem sensorik dan struktur orak yang dipogram untuk memahami dunia. Dalam Presdiposisi Sensorik-Otak, terdapat labeled lines yang menjelaskan bahwa saraf terhubung pada fungsi sensori yang spesifik, mempersiskan seilah infomasi dari timulasi tersebut.
          Ketika manusia melihat dunia sekitarnya, sesungguhnya adalah hal yang keliru, karena apa yang dilihat adalah terbatas. Tidak semua stimulus dapat ditangkap karena ada pendeteksian dan pengintpretasian terhadap sinyal sensorik. Pandangan manusia terhadap dunia lebih ditentukan oleh gabungan dari apa yang diketahui dan apa yang indera rasakan secara spesifik.    
          Terdapat beberapa istilah dalam persepsi yaitu rentang perseptual yaitu jumlah informasi yang dapat dipahami dalam waktu singkat. Setelah itu terdapat, Penyimpanan sensorik yang mampu mengambil keputusan dengan cepat berdasarkan pemaparan singkat terhadap suatu kejadian.
          Tedapat juga penyimpanan Ikonik dan Penyimpanan Ekhoik. Penyimpanan Ikonik atau memori ikonik adalah kemampuan dalam menangkap kesan visual yang menetap dalam waktu singkat. Yaitu selama seperempat detik. Penyimpanan Ekhoik mempunyai kesamaan dengan penyimpanan ekhoik yaitu saat informasi mentah disimpan dalam ruangan penyimpanan dan sangat singkat. Dengan penyimpanan-penyimpanan sensorik ini manusia mampu memilih informasi yang akan diseleksi lebih lanjut.
          Setelah berbicara mengenai sensasi dan persepsi, manusia akan berinteraksi dengan dunia menggunakan atensinya, atensi menurut James adalah pemusatan pemikiran terhadap objek simultan. Dalam atensi terdapat lima isu terkait, yakni kapasitas pemrosesan, kendali, neurosans kognitif, dan kesadaran.    Kesadaran, Persepsi Sublimal, dan Lokasi Filter adalah hal penting dalam atensi.
          Manusia selektif dalam memproses informasi yang diterimanya, selektivitas ini disebabkan oleh adanya kapasitas saluran. Dimana kapasitas ini karena tidak mampu memproses stimulus secara bersamaan. Informasi yang kita fokuskan, seperti dalam menyorotkan lampu kearah suatu benda tertentu merupakan analogi dari atensi selektif.
          Jadi, manusia dalam berinteraksi dengan sekitarnya menggunakan sensorik, yang kemudian di persepsi oleh otak. Lalu terdaoat atensi, yang memfokuskan individu untuk terpusat pada suatu objek. Sehingga tidak semua informasi diproses oleh manusia karena terdapat proses penyeleksian didalam otak manusia.



          

Arini Rusda

SENSASI, PERSEPSI, DAN ATENSI
Oleh Arini Rusda

Pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari mengenai cara kerja otak komputasional dalam mempersepsi informasi mengenai lingkungannya, memahami dunianya, dan memproses informasi.
Sebelumnya kita akan mempelajari persepsi terlebih dahulu, karenainilah tahap pertama dalam pemrosesan informasi. Pusat dari seluruh proses ini adalah otak, karena otak lah yang mengolah dan memaknai informasi yang diterima dari sistem saraf perifer; saraf yang terletak di luar sumsum tulang belakang atau otak.
Otak Komputasional (Computational Brain)
Konsep ‘otak komputasional’ didasarkan pada ide bahwa pikiran adalah apapun yang dilakukan otak-yakni pemrosesan informasi. Para psikolog kognitif meyakini bahwa otak diaktifkan saat informasi sedang diproses.
Tahapan pemrosesan informasi dimulai dari adanya energi fisik yang menstimulasi sistem sensorik dan tertransduksi (diubah ke energi neural oleh organ-organ sensorik). Energi neural ini disimpan sesaat di penyimpanan sensorik,  selanjutnya diproses oleh sistem syaraf pusat, dan mungkin dikirim ke sistem memori untuk diproses lebih lanjut.
Sensasi dan Persepsi
Sensasi mengacu pada pendeteksian dini terhadap energi dari dunia fisik, pada umumnya berkaitan dengan struktur dan proses mekanisme sensorik.
Sedangkan persepsi melibatkan kognisi tingkat tinggi dalam penginterpretasian terhadap informasi sensorik.
Penglihatan
Sejauh ini, inderah yang menyediakan informasi paling penting adalah indera penglihatan. Penglihatan (vision) yaitu pendeteksian sebuah bagian kecil gelombang elektromagnetik (yang disebut “cahaya”), dimungkinakn terjadi karena mata manusia memiliki struktur yang unik.
Mata manusia memiliki sekitar 7 juta sel kerucut (cones), yang peka terhadap stimuli terang (bersifat photopic), dan memiliki sekitar 125 juta sel batang (rods) yang peka terhadap stimuli gelap. Sel kerucut banyak didapati di fovea, dan berperan dalam mengenali warna dan objek dalam cahaya terang. Sel batang menyebar menjauh dari fovea, bahkan tidak ada sel batang dalam fovea. Menariknya, pencitraan dalam retina bersifat dua dimensi, tanpa kedalaman dan tanpa warna (persepsi warna dihasilkan hanya ketika input neural digabungkan dengan citra dalam retina).
Ilusi
Studi yang mempelajari hubungan antara perubahan-perubahan fisik di dunia dengan pengalaman-pengalaman psikologis akibat perubahan tersebut, disebut psikofisika (psychophysics).
Ilusi dianggap penting bagi para ilmuwan psikofisika, bukan karena ilusi menunjukkan kegagalan kemampuan manusia untuk mempersepsi, melainkan karena ilusi justru menyediakan wawasan untuk memahami cara kerja sistem persepsi kita.
Pengetahuan Sebelumnya
Hubungan antara persepsi dan pengetahuan sebelumnya tentang dunia dimanifestasikan tidak hanya dalam wujud ilusi geometri sederhana, melainkan dalam penginterpretasian data-data ilmiah.
Cara kita dalam mengolah informasi primer dari dunia sangat dipengaruhi oleh struktur sistem sensorik dan struktur otak kita – kita “diprogram” untuk memahami dunia dalam cara tertentu- dan juga dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman kita, yang meberikan makna bagi stimuli.
Predisposisi Sensorik-Otak
Sistem sensorik tersusun oleh reseptor-reseptor dan neuron-neuron penghubung dari kelima indera (pendengaran, penglihatan, peraba, perasa, dan penciuman).
Pengetahuan tentang otak dan perannya dalam persepsi, di sisi lain, lambat berkembang karena sulitnya mengakses otak. Observasi langsung terhadap otak umumnya melibatkan pembuatan lubang pada tempurung kepala pasien, atau melalui pemeriksaan postmortem (pascakematian) oleh para dokter yang berminat menemukan penyebab neurologis dari simtom yang dialami pasien selama hidupnya.
Dengan bantuan bantuan teknologi modern, para ilmuwan kognitif telah mampu mengobservasi proses-proses sensorik, perseptual, dan kognitif di otak tanpa harus membongkar tempurung kepala seseorang. Teknik-teknik tersebut meliputi data-data behavioral, seperti eksperimen waktu-reaksi dan teknologi pencitraan.
Segala Sesuatu yang Kita Ketahui adalah Keliru
Sistem sensorik kita memiliki keterbatasan kemampuan dalam menerima sensasi, sehingga pengetahuan kita tentang dunia pun terbatas. Karena kita harus memahami realita melalui saluran-saluran yang sedemikian terbatas, kita terpaksa menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang kita ketahui adalah keliru. Kunci pemrosesan informasi sensorik dan interpretasi kognitif terletak pada proses pengabstraksian informasi.
Penyimpanan Ikonik
Memori ikonik (iconic memory) merupakan kemampuan kesan-kesan visual untuk menetap selama jangka waktu singkat; sehingga dapat diproses lebih lanjut (Neisser, 1967).  Bagi banyak psikolog kognitif, istilah memori menyiratkan adanya penyandingan dan penyimpanan informasi, yang melibatkan proses-proses kognitif tingkat tinggi.
Penyimpanan ikonik hanyalah menyerupai semacam arsip foto (snapshot) tentang medan penglihatan. Setiap arsip hanya bertahan sekitar satu detik.
Penyimpanan Ekhoik
Seperti penyimpanan ikonik, yang berfungsi menyediakan waktu tambahan untuk mengamati stimuli yang menghilang dari penglihatan, penyimpanan ekhoik memberikan waktu tambahan bagi kita untuk mendengarkan pesan. Penyimpanan ekhoik berfungsi sebagai “lem” yang secara singkat menyimpan informasi auditorik sehingga seluruh informasi auditorik dapat dipahami.
ATENSI
Atensi adalah pemusatan pikiran, dalam bentuk yang jernih dan gamblang, terhadap sejumlah objek simultan atau sekelompok ikiran. Pemusatan kesadaran adalah intisari atensi. Atensi mengimpilikasikan adanya pengabaian objek-objek lain agar kita sanggup menangani objek-objek secara efektif (James William, 1890, hal. 403-403).
Kapasitas Pemrosesan dan Atensi Selektif
Fakta bahwa kita secara selektif memilih hanya sebagian kecil stimuli dari seluruh stimuli yang ada di sekeliling kita. Selektifitas ini dipandang sebagai akibat kurangnya kapasitas saluran, yakni ketidakmampuan kita memproses seluruh stimuli sensorik secara bersamaan. Gagasan ini menyarankan bahwa terdapat suatu kondisi “kemacetan” (bottleneck) pada suatu tahap pemrosesan informasi, yang sebagian diakibatkan oleh keterbatasan neurologis.
Atensi selektif yaitu mengarahkan atensi kita, memproses informasi yang paling kita perhatiakn, dan mengabaikan informasi yang lain. Atensi selektif dapat dianalogikan dengan menyorotkan cahaya lampu senter ke tengah sebuah ruang gelap untuk mencari benda-benda yang kita perlukan, sambil membiarkan benda-benda yang lain tetap berada dalam kegelapan.
Pemrosesan Otomatis
Setiap orang menghadapi stimuli tak terhitung jumlahnya saat secara bersamaan melakukan beberapa tugas sekaligus. Agar pemrosesan otomatis dapat terjadi, informasi haru dapat mengalir bebas dar memori ke kendali seseorang atas tindakan-tindakannya.
Pemrosesan informasi secara otomatis diteliti secara mendalam oleh Posner dan Snyder (1974, 1975), yang menyebutkan tiga karakteristik pemrosesan otomatis.
a)    Pemrosesan otomatis terjadi tanpa ada niat sadar
b)   Pemrosesan otomatis tersembunyi dari kesadaran.
c)    Pemrosesan otomatis menggunakan hanya sedikit sumber daya sadar (atau bahkan tidak menggunakan sumber daya sadar sama sekali).

Pandangan Neurosains Kognitif tentang Atensi
Atensi dan Otak Manusia
Hubungan antara atensi dan otak manusia pada mulanya diselidiki melalui studi terhadap defisit atensi yang terjadi karena cedera otak. Lebih jauh lagi, terdapat sejumlah teknik mengesankan, yang dapat dipilih oleh psikologi kognitif dan ilmu otak, yang tidak mengharuskan subjek penelitiannya berada dalam keadaan tidak bernyawa dsb. Fokus dari upaya-upaya modern tersebut secara umum berada di dua bidang; penelitian dan diagnosis/testing.
1.     Ada upaya menemukan korelasi antara struktur geografi otak dan proses-proses atensi

2.    Teknik-teknik yang dikembangkan di laboratorium kognitif digunakan sebagai alat uji diagnostik dan digunakan untuk menyelidiki senyawa farmakologis yang berperan mempengaruhi proses-proses atensi (Tinkleberg & Taylor, 1984).

Sendi wiratama mandala putra

SENSASI, PERSEPSI dan ATENSI

Sendi wiratama mandala putra (16410085)
A.    Sensasi
Manusia memiliki 5 panca indera yang dapat merasakan stimulus dari luar. Seperti indera penglihatan dapat melihat lingkungan sekitar, tidak hanya melihat tapi dapat juga membedakan warna. Indera perasa dapat merasakan suhu dingin, panas dan masih banyak lagi. Indera pendengaran dapat mendengar suara dari luar. Indera peraba dapat merasakan stimulus dari luar. Indera pembau dapat mencium segala bau yang terdapat pada lingkungan. 5 hal ini dapat menimbulkan reaksi yang berbeda setiap kita merasakan. Hal ini lah yang disebut sensasi. Sensasi dapat diartikan juga penerimaan stimulus yang dapat membuat manusia itu berubah dari tidak senang menjadi senang, marah menjadi bahagia, takut mrnjadi berani atau malah bisa sebaliknya.

B.     Persepsi
Secara psikologi persepsi adalah penerimaan stimulus dari luar yang diterima oleh 5 panca indera manusia untuk mendefinisikan cara pandang sesorang yang dapat dapat menimbulkan perilaku. Dari pernyataan ini terdapat suatu pertanyaan yaitu apakah perbedaan sensasi dengan persepsi. Menurut saya, perbedaannya asalah sensasi lebih kepada perasaan yang diterima oleh pelaku sedangkan persepsi lebih mengandalakn logika.Intinya persepsi adalah sadar (concionsness), panca indra, penafsiran atau interpretasi dan dapat menimbulkan perilaku. Perilaku tersebut dibagi menjadi 2 yaitu :
1.      Perilaku coferd (tidak nampak). Contoh: berfikir
2.      Perilaku aferd (nampak). Contoh : makan, minum dan masih banyak lagi.

C.     Atensi
Atensi adalah suatu keadaan dimana kita fokus 100 persen tanpa adanya gangguan apapun. Seperti seorang pemburu yang membidik hewan bidikannya. Maka pemburu itu harus secara focus untuk mengenai hewan bidikannya tersebut. Ciri Atensi dibagi menjadi 5. Yaitu :
1.      Kapasitas pemrosesan dan selektivits.
2.      Kendali
3.      Pemrosesan otomatis
4.      Neurosains Kognitif
5.      Kesadaran