Rabu, 06 Desember 2017

Marisatia Risma Nitarilla

BAHASA DAN KOGNISI
Marisatia Risma Nitarilla
16410073

Pernahkah kita berpikir apa yang membedakan kita dengan makhluk lain? Orang-orang muslim mungkin akan berpikir bahwa yang membedakan manusia dengan makhluk lain adalah bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling baik/’sempurna’. Lalu apa salah satu bukti ‘kesempurnaan’ manusia itu?. Ya, salah satunya adaah kemampuan berbahasa yang  sejauh ini hanya dimiliki oleh umat manusia sebagai salah satu makhluk di bumi. Bahasa sendiri menurut para psikolog kognitif adalah suatu sistem komunikasi yang didalamnya pikiran-pikiran dikirimkan (transmitted) dengan perantara suara atau simbol. Perkembangan bahasa sendiri mencerminkan sebuah abstraksi yang unik. Hingga saat ini belum ditemukan secara pasti asal dari suatu bahasa, bagaimana bahasa terbentuk, dan apa hubungan antara bahasa dan benda ataupun sifat yang dibahasakan.
Bahasa adalah sarana utama komunikasi manusia, cara perktukaran informasi yang paling lazim. Pemrosesan bahasa adalah sebuah komponen penting dalam penyimpanan pemrosesan informasi, berpikir, dan pemecahan masalah. Pada hakikatnya bahasa adalah hal yang dinamis, karena itu tidak dapat dipastikan berapa banyak kata yang digunakan manusia. Dalam bukkunya, Solso mengatakan ada sekitar 6000 kata yang berbeda tersimpan dalam memori verbal manusia. Banyaknya kkosa kata yang tersimpan dalam memori manusia tergantung pada pengetahuan dari proses kognitifnya masing-masing.

Struktur Tata Bahasa
Studi tatat bahasa mencakup area fonologi, yskkni ilmu ysng mempelajari kombinasi suara-suara dalam suatu bahasa; morfilogi, yakni ilmu yang mempelajari kombinasi-kombinasi potongan-potongan kata ataupun kata-kata itu sendiri sehingga menjadi unit-unit yang lebih besar; dan sintaksis, yakni ilmu yang mempelajari kombinasi kat-kata sehingga menjadi frase atau kalimat.

Dasar Neurologis bagi Bahasa
Bagian-bagian otak yang berperan penting dalam proses berbahasa antara lain area Broca yang terletak di sebelah kiri lobus frontalis dan area Wernicke yang terletak di sebelah kirir lobus temporalis. Area Broca berperan penting pada kemampuan berbahasa seseorang, dan apabila area ini mengalami masalah/ kerusakan dapat menyebabkan hilangnya kemampuan berbicara. Sementara area Wernikce berperan penting dalam kemampuan seseorang memahami bahasa, apabila bagian ini mengalami masalah/kerusakan makan dapat menyebabkan hilangnya kemampuan untuk memahami bahasa meskipun masih dapat memproduksi bahasa.

Hierarki Linguistik
Linguistik merupakan ilmu yang mempelajari bahasa mulai dari struktur, makna, dan tata bahasa dalam percakapan. Hierarki linguistik berkisar dari komponen-komponen yang fundamental ke komponen-komponen gabungan hingga ke komponen-komponen yang sangat rumit.
· Fonem (phonemes), adalah unit dasar bahasa lisan yang paling sederhana dan tidak memiliki makna, Contoh a, t, ch, sh, f.
· Morfem (moephemes), adalah unit terkecil yang memiliki makna dan merupakan gabungan dari fonem-fonem. Bentuknya dapat berupa prefiks, sufiks, atau kata-kata.
· Morfologi (Morphology), adalah studi mengenai struktur kata-kata.
· Sintaksis (syntax), adalah peraturan-peraturan yang mengendalikan kombinasi kata-kata dalam frase dan kalimat.

Psikolinguistik
Solso dalam bukunya mengutip beberapa anggapan mengenai proses berbahasa. Teori chomsky menyatakan bahwa komponen yang paling penting  dari bahasa adalah bahwa ia bersifat bawaan (nature). Halini bertentangan dengan anggapan Skinner bahwa bahasa itu diperoleh melalui pembelajaran (nurture).  Sementara kaum behavioris meyakini bahwa bahasa berkembangan melalui proses penguatan (reinforcement). Adapula hip[otesis l;ain yang menyatakan bahwa bahasa dan kemasakan biologis berjalan beriringan, saling mempengaruhi satu sama lain. Adapula hipotesis Whorf yang menyatakan bahwa bahas kita mempengaruhi persepsi dan konseptualisasi realita. Suatu benda yang direpresentasikan oleh suatu kata akan dipahami secara berbeda oleh orang-orang yang memiliki bahasa yang berbeda, dan penyebab perbedaan cara pandang terhadap realita itu tak lain adalah hakikat bahasa itu senidri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar