Nama : Fikrotul Jauhariyah
NIM : 16410163
BAHASA
a. Struktur
Tata Bahasa
Kita perlu mengetahui rule of sequencing ( urutan yang
mengatur bentuk kata kerja ) [ tenses ] menurut waktu .Kata – kata dapat
digabungkan menjadi berbagai kombinasi , sekalipun untuk menyampaikan ide yang
sama . Secara teknis , studi tata bahasa ( grammar
) mencaku area fonologi , yakni ilmu yang mempelajari kombinasi suara –
suara dalam suatu bahasa ; morfologi , yakni ilmu yang mempelajari kombinasi
potongan – potongan kata – kata itu sendiri sehingga menjadi unit-unit yang
lebih esar ; dan sintaksis , yakni ilmu
yang mempelajari kombinasi kata – kata sehingga menjadi frase dan kalimat .
b. Hirerki
Linguistik
Linguistik adalah ilmu yang
mempelajari bahasa , dengan topic pembelajaran meliputi struktur bahasa dan
berfokus pada pendeskripsian suara – suara , makna – makna , dan tata bahasa
dalam percakapan . Para ahli linguistik telah mengembangkan sebuah kerangka
kerja bahasa yang bersifat hierarkis ( berjenjang ) . Hirarki linguistik
berkisar dari komponen – komponen yang fundamental ke komponen – komponen
gabungan ( compound components )
hinga ke komponen – kompone yang sangat
rumit
1. Fonem
( phonem ) adalah unit
dasar bahasa lisn yang , saat digunakan sebagai sebuah unit tunggal , tidak
memiliki makna sama sekali . Fonem adalah suara – suara tunggal dalam
percakapan yang direpresentasikan oleh sebuah symbol tunggal . Fonem dihasilkan
oleh koordinasi yang rumit dari paru-paru , pta suara , larynx , bibir , lidah
, dan gigi . Ketika semua organ itu bekerja dengan baik , suara yang dihasilkan
dipersepsi dan dipahami dengan cepat oleh pendengar . Fenom dapat berupa huruf
hidup ( ee seperti heat
, I seperti dalam hit ), atau konsonan ( t seperti tee
, p seperti dalam pea ) ( Denes & Pinson , 1963 )
2. Morfem
( morphem ) dalam bahasa disebut unit-unit terkecil
yang memiliki makna . Morfem dapat berupa kata – kata atau bagian – bagian kata
seperti presfiks ( awalan ) , sufiks ( akhiran ) , atau kombinasi
prefiks-sufiks . Morfet dapat berbentuk morfem bebas atau morfem terikat ( bounded
morhemes ) . Morfem bebas adalah
unit – unit bermakna yang berdiri secara mandiri ( seperti color
, orange , dog , drive ) , sedangkan morfem terikat adalah bagian – bagian
kata ( colorless , oranges , driving ) .
3. Morfologi
( morphology ) adalah studi mengenai struktur kata – kata
. Salah satu batasan linguistic dalam bahasa Inggris menyatakan bahwa jumlah
maksimum konsonan yang dapat membentuk suatu kata – kata adalah tiga ; pada
umumnya kurang dari dua . Sebuah batasan linguistic lainnya mengatakan bahwa
huruf – huruf tertentu , misalnya q dan d atau
j dan z tidak pernah muncul
berdambingan .
4. Sintaksis
( syntax ) yaitu peraturan – peraturan yang
mengendalikan kombinasi kata – kata dalam frase dan kalimat . Jumlah variasi
kata kata – kata yang dapat dihasilkan manusia hanya dibatasi oleh waktu dan
imajinasi . Dalam upaya memahami struktur bahasa , para ahli linguistic telah
memusatkan upaya mereka dalam dua aspek : produktivitas dan regularitas . Produktivitas mengacu pada
ketidakterbatasan jumlah kalimat , frase atau ucapan yang mungkin muncul dalam
suatu bahasa . Sedangkan reguralitas
mengacu pada pola-pola sistemik dalam kalimat , frase atau ucapan .
c.
Psikolinguistik
1. Nature
vs Nurture
Pada awalnya , aspek teori Chomsky yang
paling kontroversial adalah gagasannya bahwa komponen yang paling penting dari
bahasa bawaan ( nature ) . Berlawanan
dengan hal itu , skinner menyanggah bahwa bahasa diperoleh melalui pembelajaran
( nurture ) . Kaum behaviorisme
meyakini bahwa bahasa berkembang mlalui penguatan ( reinfrecement ) , namun Vhomsky menyatakan bahwa satu- satunya
aspek perkembangan bahasa yang diperoleh melalui penguatan adalah aspek
morfologi .
2. Hipotesis
Relativitas – Linguistik
Penekanan Chomsky dalam universalitas
linguistic adalah suatu upaya untuk mengidentifikasi kinerja – kinerja
linguistic yang umum didapati di segala bahasa . Sebagaimana yang telah
dijelaskan sebelumnya , upaya tersebut disusun berdasarkan struktur bahasa yang
mendalam beserta transformasi – transformasinya . Meskipun demikian , dalam
level semantic dan fenomenik , bahasa – bahsa tentulah memilik perbedaan .
Hipotesis relativitas-linguistik terutama relevan terhadap karakteristik –
karakteristik permukaan suatu bahasa .
d. Bahasa
dan Neurologi
Studi landasan neurologis bagi bahasa telah
dilaksanakan melalui sejumlah cara ., termasuk pemeriksaan klinis terhadap
pasien – pasie yang mengalami kerusakan otak . Cara – cara lain mencakup
stimulasi elektrik terhadap otak , prosedur – prosedur psychosurgery ( pembedahan terkait eksperimen psikologi ) ,
pemeriksaan farmaseutikal , dan teknologi pencitraan .
1. Stimulasi
Elektrik
Selama beberapa decade , para peneliti
telah menggunakan konduktor elektrik dwikutub nerukuran mini dalam eksperimen –
eksperimen terhadap hewan dan manusia . Pada akhir era 1950-an , Penfield (
1959 ) serta Penfield dan Robert ( 1959 ) menggembparkan jagad psikologi saat
mereka menyajikan laporan protokol verbal dari para pasien yang menjalani psychosurgery .Dalam pembedahan tersebut
, para peneliti memberikan aliran listrik bertegangan rendah di area –
areapemrosesan bahasa , seperti Broca , area
Wernice , dan sejumlah area di korteks motoric . Ditemukan bahwa
prosedur tersebut mengganggu kemampuan berbicara .
2. Pemindai
PET
Sebuah keunggulan teknologi PET dibandingkan stimulasi elektrik adalah bahwa
tekni ini tidak bersifat invasive (
tidak menimbulkan luka pada pasien ) dan dapat diterapkan pada orang yang sehat
. Sebaliknya , stimulasi elektrik umumnya dilaksanakan sebagai suatu eksperimen
tambahan selama operasi psychosurgery terhadap pasien – pasien yang menderita suatu
gangguan .
3. Pemrosean
Teks
Sejak 1906 para psikolog telah berusaha
membuat rekaman fotografis mengenai pergerakan mata selama membaca . Sistem
modern pelacakan pergerakan mata menggunakan perekam video dan komputer untuk
menganalisi pergerakan mata selama membaca atau saat melihat suatu gambar
.Sejumlah penelitian mengenai ukuran rentang perseptual dilakukan dengan
menggunakan studi pelackan bola mata . Dalam penelitian semacam itu , ketika
seseorang partisipan terfikasi di suatu bagian teks yang dibacanya , para
peneliti dapat melakukan manipulasi dalam tampilan lain di layar
4. Lexical
– Decision Task ( LDT )
Swebuah oendekatan yang inovatif terhadap
masalah dampak kontekstual dalam identifikasi kata telah diperkenalkan oleh
Mayer dan rekan – rekannya ( Mayer & Schvenevldt , 1972 ; Mayer ,
Schvanevldt & Ruddy , 1974a , 1974b ) . Para peneliti tersebut menggunakan
LDT ( lexial-decision task ; tugas pengambilan keputusan secara leksikal )
, yakni sejenis tugas priming yang di
dalamnya para peneliti mengukur kecepatan para partisipan dalam menentukan
apakah sepasang “kata” adalah kata – kata yang memang dalam kosakata bahasa
Inggris
Tidak ada komentar:
Posting Komentar