FIKROTUL BARIZAH
16410006
Kognisi
sepanjang masa kehidupan
Perkembangan kognitif berkaitan dengan
perubahan-perubahan yang terjadi, dan sedikit banyak membentuk pola-pola yang
teratur sepanjang rentang kehidupan individu. Hal ini dapat dipelajari dari
perspektif psikologi perkembangan neorokognitif, dan perkrmbangan kognitif.
Salah satu teori perkembangan kognitif (piaget) menyatakan bahwa pertumbuhan
intelektual secara biologis ditentukan dan diatur oleh dua proses, yaitu:
adaptasi yang mencakup penyesuaian kognitif terhadap lingkungan (asimilasi dan
akomodasi), dan organisasi yang mencakup peningkatan kompleks dan representasi
mental yag terintegrasi. Ciri0ciri perkembangan kognitif adalah besifat
kuantitatif, perubahannya linear dalam satu tahap, dan adanya perubahan kualitatif
melintasi empat tahap utama yakni: tahap sensorimotor,
pra-operasiona;,operasional konkret, dan operasional formal.
Teori lain mengenai perkembangan kognitif
(vygosky) menolak determinisme biologis yang ketat dan menyatakan bahwa
perkembangan didahului oleh proses belajar. Pikiran dan bahasa diyakini vygosky
sebagai dua hal yang tidak saling tergantung , dimana pikiran terbentuk secara
biologis, sementara bahasa merupakanbentukan sosial. Integrasi terjadi ketika
anakmenghubungkan pikiran, bahasa, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di
lingkungannya melalui aktivitas pemberian nama.
Neurosains kognitif perkembangan
didasarkanpada asumsi bahwa semua fungsi-fungsi kognitif semata-mata merupakan
struktur da proses neurologis belaka. Otak berkembang dari sederhana menjadi
kompleks sejak awal tahap kehidupan individu. Hal ini menjadi pokok persoalan
dalam permasalahan mengenai stimulsi lingkungan dan batasan biologis.
Lateralisasi selebral ditemukan pada anak usia dini, yang mendukung sifat dasar
biologis fenomena ini.
Perkembangan kognitif dari perspektif
pemrosesan informasi berkaitan dengan pertanyaan mengenai perubahan dalam
proses-proses seperti perhatian dan memori sebagai suatu fungsi terhadap
pertambahan usia. Penelitian-penelitian tentang anak kembar dewasa ini
menunjukan bahwa faktor genetik memegang peranan penting dalam menentukan
kemampuan verbal dan spasial pada anak-anak. Anak-anak usi dini dan bayi
memiliki kapasitas memori, tetapi diragukan bahwa memori yang reliabel telah
terbentuk atau dapat diingat kembali sebelum individu mencapai usia dua tahun.
Pengalaman yang paling banyak diingat di
kemudian hari adalah sepanjang rentang usia 10 hingga 30 tahun.
Penelitian-penelitian yang membandingkan kognisi tingkat lanjut pada anak dan
orang dewasa menunjukan bahwa anak-anak menggunakan skematik cerita yang sama
dengan cara yang dilakukan orang dewasa. Sementara orang dewasa lebih
mengendalkan representasi semantik, anak-anak lebih mengandalkan representasi
yang berdasarkan persepsi, seperti misalnya pembayangan. Pembentukan kategori
konseptul mendahului akuisisi bahasa, berdasarkan pembentukan prototipe bada
bayi. Akuisisi informasi mula-mula membutuhkan persepsi dan perhatian pada
informasi yang bersangkutan. Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa perbedaan
antara kelompok subjek yang lebih muda dan kelompok subjek yang lebih tua dalam
kemampuan-kemampuan seperti perhatian selektif dan kemampuan untuk merespon
tugas, meningkat seiring bertambahnya usia. Orang dewasa adan anak-anak yang
lebih besar menggunakan stategi penyandian yang berbeda dengan anak-anak yang
lebih kecil dan perbedaan ini muncul pada tahap awal rangkaian pemrosesan
informasi sebagai register sensori.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar