Cakupan kecil berpikir dan ilmu berpikir.
Oleh : Nur amalia hamida
NIM 16410046
NIM 16410046
Pada bab sebelumnya, kita telah membahas mengenai konsep
–konsep semantik. Konsep adalah suatu ide-ide abstrak yang merepresentasikan kategori
– kategori informasi atau unit – unit pengetahuan. Suatu objek, dikonsepkan
berdasarkan ciri-cirinya atau karakteristiknya dan kateristik suatu objek atau
kejadian yang juga biasanya menjadi suatu karakteristik objek dan kejadian
lainnnya.
Manusia memiliki konsep yang berbeda – beda mengenai
suatu objek atau kejadian. Hal ini dikarenakan konsep bersifat subjektif.
Ketika kita disuruh membayangkan sebuah “burung” maka antara manusia satu dan
yang lainnya memiliki konsep yang cenderung berbeda. Lalu bagaimana konsep
dapat terbentuk ? berikut ini beberapa teori mengenai pembentukan konsep.
§ Asosiasi
Menurut teori ini, ada 2 hal yang diperhatikan dalam
pembentukan konsep, yakni :
1.
Menguatkan suatu pasangan yang tepat dari stimulus dengan
respon yang menandakannya sebagai sebuah konsep. Ex : Kotak merah
2.
Tidak menguatkan suatu pasangan yang tepat dari stimulus
dengan respon yang menandakannya sebagai sebuah konsep. Ex : Lingkaran merah
§ Pengujian Hipotesis
Menurut teori ini, tahap awal pembentukan konsep adalah dengan
memilih hipotesis atau strategi yang konsisten dengan objek penyelidikan kita. Berikut
ini strategi dalam pembentukan konsep melalui pengujian hipotesis :
1.
Pemindaian stimulan : memulai dan mengeliminasi hipotesis
2.
Pemindaian berturut – turut : mulai dengan hipotesis
tunggal. Dikembangkan jika berhasil, jika tidak berhasil dirubah dengan
hipotesis lain.
3.
Pemusatan konservatif : mempormulasikan hipotesis,
memilih kejadian positif sebagai fokus, membuat urutan penyusunan.
4.
Kemungkinan fokus : mengganti lebih dari satu ciri dalam waktu yang sama.
Terdapat dua kemungkinan dalam kesimpulan berpikir yakni,
logis dan tidak logis. Lebih dari 2000 tahun lalu, Aristoteles memperkenalkan
suatu sistem penalaran untuk berpikir logis yang disebut silogisme. Terdapat
tiga langkah dalam bepikir logis yakni, premis mayor, premis minor dan
kesimpulan. Contoh :
·
Premis mayor : Semua laki-laki adalah makhluk hidup.
·
Premis minor : Alfin adalah anak laki – laki
·
Konklusi : oleh karena itu, Alfin adalah makhluk hidup
Johnshon – Laird (1995) telah mengidentifikasikan kemungkinan
yang terlibat dalam pengambilan keputusan yang terjadi dalam penalaran deduktif.
Penalaran deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa
prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang
bersifat umum. Silogisme merupkan bagian dari penalaran deduktif. Berikut ini 4 kemungkinan pada
penalaran deduktif.
1.
Kesimpulan relasional, berdasarkan hubungan sebagai:
lebih dari, di sebelah kanan dari, dan setelah.
2.
Kesimpulan preposisional berdasarkan negasi dan dalam
koneksi seperti jika dan atau.
3.
Silogisme berdasarkan permis masing –masing berisi
pemberi sifat tunggal. Seperti seluruh dan sebagian.
4.
Menjumlahkan kesimpulan kuantitatif berdasarkan
permis yang berisi lebih dari satu kesimpulan.
Contoh
penalaran deduktif :
o
Semua pengendara sepeda motor yang tidak mengenakan helm
akan ditilang
o
Kamu adalan pengendara sepeda motor yang mengenakan helm
o
Oleh karena itu, kaamu tidak akan ditilang
Selain penalaran deduktif, seseorang juga dapat melakukan
penalaran induktif dalam proses pengambillan keputusan. Perbedaannya adalah penalarn
deduktif menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus
berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum dan penalaran induktif adalah
proses menentukan keputusan berdasarkan pengalaman masa lalu dan kesimpulannya
berdasarkan (yang dirasa) pilihan terbaik dari sejumlah altenatif. Contoh :
o
Jika aku bekerja selama seminggu, aku akan mendapatkan
cukup uang untuk pergi berbelanja
o
Aku akan bekerja selama seminggu
o
Oleh karena itu, aku akan
mendapat cukup uang untuk berbelanja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar