PEMBENTUKAN
KONSEP dan LOGIKA
Pembentukan
konsep berhubungan dengan pengasahan sifat-sifat yang sesuai dengan
kelas objek atau ide. Konsep didefinisikan dalam ciri-cirinyaa. Ciri-ciri
seperti yang telah digunakan di sini adalah karakteristik suatu objek atau
kejadian yang juga merupakan karakteristik objek. Dari sudut pandang kognitif,
dasar untuk menerima sebuah karakteristik sebagai sebuah ciri adalah subjektif.
Jadi, sseorang dapat membayangkan sesuatu dengan “ciri kritis” seuah objek atau
ide adalah penggunaan sesuai keadaan. Dalam hal ini konseptual mirip dengan
proses yang dibutuhkan dalam deteksi signal, yang mana penerimanya sebagai ciri
dari sebuah konsep ditentukan oleh kakunya kriteria.
1. Asosisasi
Proses
asosiasi mendalilkan bahwa pembelajaran konsep adalah hasil dari (1) menguatkan
pasangan tepat dari sebuah stimulus dengan respons yang mengindentifikasikannya
sebagai sebuah konsep, dan (2) non-penguatan (bentuk hukuman) pasangan yang
tidak tepat dari sebuah stimulus dengan respons untuk mengidentifikasikannya
sebagai konsep.
2. Pengujian Hipotesis
Tahap
awal dalam pembentukan konsep adalah memilih hipotesis atau strategi yang
konsisten dengan objek penyelidikan kita. Ketika kita mencari untuk menemukan
sesuatu prosesnya meliputi pembentukan prioritas-prioritas.
Partisipan
strategi boleh memilih dalam pembentukan konsep untuk menyertakan pemindaian
dan pemusatan, masing-masing memiliki subtipenya yaitu pemindaian simultan,
pemindaian berturut-turut, pemusatan konservatif dan kemungkinan focus. Dari strategi
yang diutarakan, pemfokusan konservatif menjadi paling efektif; teknik memindai
hanya memberikan tingkat kesuksesan marginal.
Dalam
sebuah eksperimen pembentukan konsep, Bruner dan koleganya (1956)
memperkenalkan konsep seluruh alam semesta (misalnya seluruh variasi jumlah
yang mungkin dari dimensi dan atribut) kepada partisipan dan
mengidentifikasikan suatu hal dari eksemplar konsep yang harus dicapai oleh
partisipan. Partisipan akan mengambil satu dari lain hal. Partisipan strategi
boleh memilih dalam pembentukan konsep untuk menyertakan pemindaian dan
pemusatan, masing-masing memiliki subtipenya yaitu:
1) Pemindaian stimulan.
Partisipan mulai dengan seluruh hipotesis dan mengeliminasi yang tak dapat
dipertahankan.
2) Pemindaian
berturut-turut. Partisipan mulai dengan hipotesis tunggal, mengembangkannya
jika berhasil dan jika tidak berhasil, dapat menggantinya dengan hipotesis lain
berdasarkan pengalaman sebelumnya.
3) Pemusatan konservatif.
Partisipan memformulasikan hipotesis, memilih kejadian positif sebagai fokus,
dan kemusian membuat urutan penyusunan kembali (tiap kali hanya mengubah satu
ciri ) dengan memperhatikan ciri yang mana menjadi positif dan negatif.
Logika adalah ilmu
tentang berpikir. Aristoteles memperkenalkan sistem penalaran atau validasi
argumen: silogisme. Silogisme memiliki 3 langkah, yaitu premis mayor, premis
minor, dan konklusi. Konklusi diperoleh ketika penalaran silogistik diakui
valid, jika premis-premisnya akurat & bentuknya benar.
a. Penalaran deduktif
Ada 4
kemungkinan logika deduktif (Johnson-Laird, 1995), yaitu :
- Kesimpulan relasional
berdasarkan perangkat logis dari hubungan sebagai: lebih dari, di sebelah kanan
dari, dan setelah.
- Kesimpulan
preposisional berdasarkan negasi & dalam koneksi seperti jika, atau,
& dan.
- Silogisme berdasarkan
pasangan premis yang masing-masing berisi pemberi sifat tunggal
seperti seluruh atau sebagian.
- Menjumlahkan
kesimpulan kuantitatif berdasarkan premis yang berisi lebih dari satu
kesimpulan.
b. Penalaran silogistik
Bentuk
: Bentuk dasar dan salah satu cara untuk memecahkan silogisme dengan menggambar
diagram Venn.
c. Efek Atmosfer adalah
kecenderungan untuk menerima/menolak suatu argumen berdasarkan bentuknya.
- Peraedaan dalam
memasangkan anggota A dan B akan menciptakan atmosfer berbeda, dan ujungnya kesimpulannya
pun berbeda.
- Penelitian menunjukkan
→ orang cenderung menarik
kesimpulan dalam permasalahan silogistik berdasarkan gambaran internal yang
pertama kali terbentuk mengenai premis; dan terkadang gambaran yang tidak
sebenarnya.
d. Isi, silogistik dapat
mempertahankan bentuk argumen sambil mengubah-ubah isinya.
Pengambilan
keputusan. Penalaran induktif, salah satu bentuk lain dari
penalaran disebutpenalaran induktif . dalam penalaran induktif, sebuah
kesimpulan biasanya dinyatakan secara implisit atau eksplisit dalam konteks
pernyataan kemungkinan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa membuat
keputusan yang tidak terlalu mencerminkan hasil paradigma silogistik yang sudah
dipikirkan baik-baik, tapi dalam konteks penalaran induktif, yang keputusannya berdasarkan
pengalaman masa lalu dan kesimpulannya berdasarkan yang dirasa sebagai pilihan
terbaik dari sejumlah alternatif.
Kerangka
keputusan
- Tversky & Kahneman
(1981) → kerangka keputusan
adalah konsepsi tindakan, hasil keluaran, serta kontigensi pembuat keputusan
yang diasosiasikan dengan pilihan-pilihan tertentu.
- Kerangka diadopsi
seseorang saat akan membuat keputusan, dikendalikan oleh formulasi masalah
serta norma, kebiasaan, & karakteristik personal.
-
Kerangka berperan sangat kuat dalam menentukan kesimpulan yang
dicapai individu dengan fakta-fakta esensial yang diberikan, tapi dalam konteks
yang berbeda.
NAMA
: RIZKA AMALIA
NIM
: 16410070
Tidak ada komentar:
Posting Komentar