BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Otak adalah suatu organ
terpenting pada tubuh manusia yang merupakan pusat dari system saraf. Volume
otak berkisar 1.350 cc dan mempunyai 100 juta sel saraf atau neuron untuk
menunjang fungsinya. Otak terletak di dalam kepala, dan mempunyai beberapa
fungsi, yaitu sebagai pusat regulasi sebagian tindakan yang dialami dan sebagai
pusat pengatur organ-organ tubuh (misalnya mengatur kerja jantung, hati, dan
lain-lain)
Otak juga merupakan pengendali
tubuh. Jika seseorang memiliki otak yang sehat, maka akan mendorong kesehatan
tubuh. Namun sebaliknya, jika otak seseorang dalam kondisi yang tidak sehat, maka
itu merupakan penyebab dari segala masalah pada tubuh.
Kemampuan
yang dimiliki manusia dalam mengingat dan menyimpan sesuatu kejadian atau
pengalaman hidup karena adanya memori dalam otak kita. Dimana dalam memori
tersebut tidak akan pernah penuh selama hidup kita. Sebagaimana diibaratkan
dalam sebuah komputer yang memiliki RAM (Randoom Acces Memory) yaitu sebuah
penyimpanan sementara. Begitu pula dengan otak manusia yang memiliki memori
jangka pendek dan jangka panjang. Masing-masing memori manusia memiliki sistem
mekanisme kerja yang unik. Hal ini terjadi dengan sendirinya siring dimana
manusia melakukan proses mengingat dan menyimpan informasi dalam kehidupan
sehari-harinya.
Dari
pengalaman sehari – hari, kita memiliki kesan seakan – akan apa – apa yang kita
alami dan kita pelajari tidak seluruhnya tersimpan dalam akal kita. Padahal,
menurut teori kognitif apapun yang kita alami dan kita pelajari, kalau memang
sistem akal kita mengolahnya dengan cara yang memadai, semuanya akan tersimpan
dalam subsistem akal permanen kita. Akan tetapi, kenyataan yang kita alami
terasa bertolak belakang dengan teori itu. Acapkali terjadi, apa yang telah
kita pelajari dengan tekun justru sukar diingat kembali dan mudah terlupakan.
Sebaliknya, tidak sedikit pengalaman dan pelajaran yang kita tekuni sepintas
lalu mudah melekat dalam ingatan.
Pada umumnya
orang percaya bahwa lupa terutama disebabkan oleh lamanya tenggang waktu antara
saat terjadinya proses belajar sebuah materi dengan saat pengungkapannya. Namun
berdasarkan hasil – hasil penelitian, ternyata anggapan seperti itu nyaris tak
terbukti.
Lalu,
mengapa kelupaan dapat terjadi? Dalam makalah ini akan dibahas alasan – alasan
mengapa memori kita kadang “tidak berfungsi”, menempatkan kita dalam situasi
tidak mampu meningati informasi yang kita inginkan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa
saja teori – teori kelupaan?
b. Apa
saja penyebab terjadinya lupa?
c. Bagaimanakah
cara mengatasi lupa?
d. Bagaimanakah
proses mengingat yang dilakukan oleh otak?
e. Bagaimana
cara meningkatkan kinerja memori otak?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Mengetahui
teori – teori kelupaan.
b. Mengetahui
penyebab terjadinya lupa.
c. Mengetahui
cara mengatasi lupa.
d. Memahami
proses terjadinya mengingat yang dilakukan oleh otak.
e. Mengetahui
cara untuk meningkatkan kinerja memori otak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Teori – Teori Kelupaan
Ketika kita
dihadapkan dalam pada sebuah informasi, sistem sensorik kita akan secara
otomatis mengambil informasi tersebut untuk dibawa ke otak dan disimpan dalam
memori. Namun, terkadang informasi tersebut tidak benar-benar tersimpan di
memori. Ada beberapa bagian atau bahkan semuanya tidak memasuki memori jangka
panjang. seperti halnya ketika dalam pembelajaran, kita sering menghadiri sesi
kuliah namun ketika kita dihadapkan pada sebuah soal ujian kita tidak mampu
menjawabnya. Nah, inilah yang disebut dengan kelupaan, yaitu peristiwa dimana
kita gagal untuk mengingat atau merecall informasi yang telah kita terima sebelumnya. Ada beberapa hal
yang dapat menjelaskan terjadinya kelupaan ini, diantaranya:
a. Kegagalan
Penyandian (failure to encode) dan
mengacu pada kegagalan memasukkan materi ke dalam LTM. Hal ini terjadi jika
informasi tidak memasuki otak kita melalui reseptor – reseptor sensoris akibat
pegaruh sistem atensi, akibatnya, tidak ada informasi yang tidak dapat diingat.
Misalnya ketika kita diperkenalkan kepada seseorang dan tidak lama kemudian
kita tidak mampu mengingat nama orang tersebut. Kita mungkin bukannya
“melupakan” nama itu, tetapi nama tersebut mungkin memang tidak pernah memasuki
sistem memori kita. Sebuah faktor lain yang dapat mempengaruhi kegagalan
penyandian adalah faktor stress.
b.
Kegagalan Konsolidasi (consolidation failure) adalah hilangnya memori akibat gangguan
organic yang terjadi saat pembentukan jejak memmori (memory trace) , yang berakibat pada terbentuknya memori – memori
yang tidak sempurna, yang bagi indvidu yang bersangkutan dirasakan sebagai
“kelupaan”. Dalam kegagalan konsolidasi, STM bekerja sama dengan normal namun
gangguan terjadi pada proses perpindahan informasi dari STM ke LTM.
c.
Amnesia adalah sejenis kelupaan yang
terjadi akibat adanya problem di otak. Berbeda dengan kasus yang ada di film –
film, amnesia tidak terjadi semudah akibat pukulan di kepala, dan sangat jarang
berakibat hilangnya informasi mengenai diri dan identitas individu yang
bersangkutan. Amnesia dapat disebabkan oleh penyakit (seperti Alzheimer dan
sindrom Korsakoff). Penyakit Alzheimer menyebabkan problem – problem memori,
dan sebuah penelitian modern mengindikasi bahwa Alzheimer kemungkinan disebabkan
oleh molekul – molekul protein yang melekat secara berlebihan di glumatate,
yang selanjutnya menghambat fungsi glumatate sebagai pengaktif proses – proses
memori di otak (Hoe dkk., 2006). Sindrom Korsakoff menyebabkan problem –
problem memori sebagai akibat dari defisiensi serius Vitamin B. seorang
Individu dengan riwayat alkoholisme yang ekstrem dan panjang seringkali tidak
mengonsumsi cukup makanan yang bisa memenuhi kebutuhan vitaminnya. Akibatnya,
terjadilah kerusakan di otak karena sel – sel otak tidak dapat memproses
glukosa (yang penting untuk bertahan hidup) tanpa vitamin B1. Para penderita
sindrom Korsakoff mengalami kehilangan memori tentang peristiwa – peristiwa
tertentu, dan seringkali mereka tidak menyadari bahwa mereka memiliki masalah
memori. Mereka sering melakukan konfabulasi
(confabulate), yakni membentuk
sendiri detail – detail yang hilang ( yang tidak mampu mereka ingat )dari
memori mereka.
Amnesia retrograde (retrograde amnesia) adalah hilangnya memori mengenai peristiwa
– peristiwa sebelum terjadinya cedera otak. Sebagian besar kejadian lenyapnya
memori pada kasus amnesia retrograde meliputi peristiwa – peristiwa yang
terjadi lima atau sepuluh menit sebelum kecelakaan (kecelakaan itu sendiri
umumnya berupa suatu benturan keras, seperti yang terjadi pada kecelakaan mobil
atau ketika seorang individu mendapatkan tackle
yang keras, seperti di permainan futbol). Cedera otak tersebut mengganggu
penyimpanan memori yang normal. Berdasarkan informasi ini kita dapat
menyimpulkan bahwa amnesia retrograde memiliki hubungan kuat dengan kegagalan
konsolidasi.
Beberapa
orang mengalami kehilangan memori tentang bulan – bulan atau tahun – tahun masa
lalunya sebagai akibat dari suatu gradient
temporal (temporal gradient). Dalam
kasus gradient temporal, hilangnya memori terjadi paling parah pada memori
mengenai peristiwa – peristiwa yang terjadi sesaat sebelum cedera dan menurun
secara bertahap (incremental) seiring
mundurnya waktu. Dengan demikian, memori – memori yang paling lama atau paling
kuno justru seringkali masih utuh.
Amnesia anterogade (anterogade amnesia) adalah
lenyapnya memori mengenai peristiwa – peristiwa yang terjadi setelah cedera.
Dalam kasus cedera otak, para pasien seringkali mengalami amnesia retrograde
dan anterograde sehingga mereka tidak dapat mengingat peristiwa yang terjadi
beberapa menit sebelum kecelakaan, dan saat siuman, mereka juga seringkali
tidak mampu mengingat kunjungan – kunjungan awal dari para anggota keluarga dan
dari para dokter.
Amnesia
anterograde total sangatlah jarang terjadi, namun kasus Clive Wearing adalah
sebuah kasus langka mengenai amnesia anterograde. Suatu kali, Wearing –
sebelumnya orang normal – mengalami serangan virus herpes – suatu jenis virus
yang sangat lazim, yang umumnya hanya menyebabkan demam ringan. Dalam kasus
Wearing,virus tersebut menyerang otaknya, menghancurkan bagian hipokampus dan
sebagian lobus temporal dan frontalnya. Akibatnya, Wearing tidak mampu mebentuk
memori – memori baru. Dunia Wearing berkisar pada rentang waktu selama 1 – 5
menit. Setiap kali atensi Wearing dialihkan ke hal – hal lain, dia seketika
melupakan apa yang barusan terjadi. Setiap saat, setiap perjumpaan adalah
sesuatu yang baru baginya. Dalam usahanya menjaga “jejak – jejak” peristiwa
yang telah dialaminya, Wearing menggunakan buku harian (diari), namun hasilnya
pun tetap berakibat pada perasaan frustasi dan kebingungan.
d.
Decay (secara harfiah
berarti “pembusukan”) adalah memudarnya memori seiring berlalunya waktu atau
akibat jarang digunakannya memori tersebut. Decay dapat terjadi di STM
(mengingat nomor telepon yang diucapkan operator). Decay dapat pula terjadi di
LTM, yakni saat informasi yang tidak diakses memudar secara ilmiah. Eksperimen
Ebbinghaus yang telah disebutkan sebelumnya adalah sebuah contoh Decay.
e.
Interferensi
(Interference) adalah
bercampur – baurnya memori – memori yang serupa. Interferensi retroaktif (retroactive
interference) terjadi ketika memori – memori baru menghambat
pengambilan memori – memori lama. Misalnya saat seseorang menjadi mahasiswa
baru, orang tersebut mendapatkan nomor mahasiswa yang sekaligus menjadi nomor
absennya. Ia menghapalkan nomor tersebut dan sesudahnya tidak mampu mengingat
nomor absennya selama SMA- nomor yang Ia gunakan selama tiga tahun.
Interferensi proaktif terjadi
saat memori – memori lama menghambat pengambilan memori – memori baru.
Misalnya, seorang mahasiswa terkadang membawa kendaraan pribadi ke kampus, dan
seringkali harus parker di tempat tertentu, yang agak jauh dari kampus. Suatu
hari, Ia secara kebetulan menemukan tempat parker yang sangat dekat dengan
kampusnya. setelah selesai kuliah, pada siang harinya, di mana Ia berada? Ia
mungkin berjalan ke tempat parkir yang jauh, tempat Ia biasa memarkir
kendaraannya. Memori baru (tempat parkir yang lebih dekat, yang Ia temukan pagi
tadi) dihambat oleh memori lama (tempat Ia biasa memarkir kendaraan).
f.
Kegagalan
pengambilan (retrieval failure) adalah
ketidakmampuan menemukan isyarat memori (memory
cue) yang diperlukan bagi pengambilan memori tersebut. Kegagalan
pengambilan (retrieval failure) memiliki
problematika tersendiri karena sulit dibedakan dengan decay dan kegagalan penyandian. Hal ini sungguh – sungguh
problematik terutama bagi orang – orang yang berusaha mengakses suatu memori
secara akurat (seperti para detektif yang menginterogasi saksi mata mengenai
memori saksi mata tersebut). Upaya mengungkap suatu memori yang sesungguhnya
tidak eksis (akibat decay maupun
kegagalan penyandian) dapat menyebabkan timbulnya memori palsu (false memory).
g.
Kelupaan
yang disengaja (motivated forgetting) adalah
represi yang disadari terhadap memori, yang pada umumnya dilakukan seseorang
untuk menghindari kenangan akan pengalaman – pengalaman traumatic. Ketika
seseorang menolak membicarakan atau memikirkan suatu pengalaman traumatic, ia
mungkin akan mulai melupakan pengalaman tersebut.
h. Represi (repression) adalah tindakan mendorong pemikiran –
pemikiran, memori – memori, atau perasaan – perasaan yang mengancam keluar dari
kesadaran. Konsep asli Freud tentang represi menyatakan bahwa represi dilakukan
secara tidak sadar untuk melindungi ego. Freud mendalilkan mimpi, hypnosis, dan
asosiasi bebas adalah sarana untuk mengungkapkan memori – memori tersebut.
Memori yang ditekan (direpres) adalah memori yang disingkirkan seseorang dari
kesadarannya, terutama menyangkut memori yang menyakitkan, seperti pelecehan
seksual semasa kanak – kanak. Memori – memori tersebut dapat dibawa ke
kesadaran melalui psikoterapi.
2.2
Penyebab Terjadinya Lupa
Pertama,
lupa dapat terjadi karena gangguan konflik antara item – item informasi atau
materi yang ada dalam sistem memori siswa. Dalam interference theory( (teori mengenai gangguan), gangguan konflik
ini terbagi menjadi dua macam, yairu: proactive
interference dan retroactive
interference (Reber 1988; Best, 1989; Anderson, 1990).
Kedua, lupa dapat terjadi pada seseorang karena adanya
tekanan terhadap item yang telah ada, baik sengaja maupun tidak. Penekanan ini
terjadi karena beberapa kemungkinan. a) Karena item informasi (berupa
pengetahuan, tanggapan, kesan, dan dengan sengaja menekannya hingga ke alam
ketidaksadaran. b) karena item informasi yang baru secara otomatis menekan item
informasi yang telah ada, jadi sama dengan fenomena retroaktif. c) Karena item
informasi yang akan direproduksi (diingat kembali) itu tertekan ke alam bawah
sadar dengan sendirinya lantaran tidak pernah dipergunakan.
Ketiga, lupa dapat terjadi pada siswa karena perubahan
situasi lingkungan antara waktu belajar dengan waktu mengingat kembali
(Anderson, 1990). Jika seseorang hanya mengenal atau mempelajari hewan jerapah
atau kuda nil lewat gambar – gambar yang ada di sekolah misalnya, kemungkinan
ia akan lupa menyebut nama hewan – hewan tadi ketika melihatnya di kebun
binatang.
Keempat, lupa dapat terjadi karena perubahan sikap dan
minat seseorang terhadap proses dan situasi belajar tertentu. Jadi, meskipun
seseorang telah mengikuti proses belajar dengan tekun dan serius, tetapi karena
suatu hal sikap dan minat orang tersebut menjadi sebaliknya (seperti karena
ketidaksenangan kepada guru atau dosen) maka materi pelajaran itu akan mudah
terlupakan.
Kelima, menurut law of disuse (Hilgard & Bower 1975),
lupa dapat terjadi karena materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah
digunakan atau dihafalkan siswa. Menurut asumsi sebagian ahli, materi yang
diperlakukan demikian dengan sendirinya akan masuk kea lam bawah sadar atau
mungkin juga bercampur aduk dengan materi baru.
Keenam, lupa tentu saja dapat terjadi karena perubahan
urat saraf otak. Seseorang yang terserang penyakit tertentu seperti keracunan,
kecanduan alcohol, dan gegar otak akan kehilangan ingatan atas item – item
informasi yang ada dalam memori permanennya.
2.3
Cara
Mengatasi Lupa
1. Jangan
asal pilih di dalam mengonsumsi makanan!
Hindari konsumsi makanan yang tinggi kadungan MSG, hal ini
sangat penting untuk membuat proses aliran darah yang menuju otak menjadi
lancar, yang bermafaat pada kekuatan memori. Selain itu, hindari makan-makanan
model junk food, tinggi lemak dan tinggi kolesterol.
Tingginya konsumsi kandungan lemak dan kolesterol memberikan
dampak buruk pada kesehatan secara umum, termasuk menganggu peredaran darah ke
otak.
Beberapa jenis makanan dan minuman yang bermanfaat untuk
mengatasi atau mencegah mudah lupa yang pertama yaitu buah beri yang sangat
baik untuk menjaga kesehatan dan fungsi organ otak. Blueberry dan raspberry
mengandung antosianin yang berfungsi melindungi neuron otak, yang akhirnya
sangat baik untuk menjaga kekuatan daya ingat.
Senyawa fiestin di dalam strawberry berfunsi untuk menjaga
kekuatan memori dalam jangka panjang. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa
konsumsi secangkir buah beri setiap hari (selama beberapa bulan) bermanfaat
untuk meningkatkan daya ingat.
Kesimpulan yang didapat dari sebuah studi yang dilakukan oleh
para peneliti dari Brigham and Women's Hospital (BWH), Amerika Serikat,
menemukan bahwa asupan tinggi buah yang kaya flavonoid seperti stroberi dan
bluberi, dapat menunda penurunan daya ingat (memori) pada perempuan hingga 2,5
tahun.
Tim peneliti menggunakan data dari Nurses Health Study dari
121.700 perempuan berusia antara 30 dan 55 tahun, mereka diminta menyelesaikan
kuesioner kesehatan dan gaya hidup, yang dimulai dari tahun 1976. Sejak
tahun 1980, peserta disurvei setiap empat tahun mengenai frekuensi mereka dalam
mengonsumsi makanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi bluberi dan
stroberi berkaitkan dengan pencegahan penurunan memori.
Selain meningkatkan
memori, manfaat lainnya buah seperti blueberry yaitu untuk mencegah penuaan,
menjaga fungsi indra penglihatan, mencegah pertumbuhan beberapa tipe kanker,
meminimalkan risiko alzeimer, mencegah penyakit jantung, mencegah kerusakan
DNA, menghilangkan bakteri berbahaya pada dinding kemih dan mencegah infeksi
saluran kencing.
Buah Apel memiliki nutrisi penting yang terdiri dari vitamin,
mineral, kalsium, fosfor dll, Konsumsi satu buah apel secara rutin pada setiap
harinya, dipercaya mampu memperbaiki kerusakan sel dan jaringan pada otak. Buah
jeruk yang merupakan sumber vitamin C, mampu berperan sebagai antioksidan yang
berfungsi untuk menangkal serangan radikal bebas dan memperbaiki sel-sel dalam
tubuh termasuk otak. Buah anggur juga memiliki
fungsi penting dalam menjaga dan memperbaiki sel tubuh yang mengalami
kerusakan, menyembuhkan gejala amnesia, dan menjaga kemampuan daya ingat. Hal
ini karena di dalam anggur ada kandungan antioksidan tinggi.
Kuning telur sangat kaya nutrisi, kandungan kolin di dalamnya
memiliki manfaat penting bagi perkembangan otak. Sehingga anak-anak yang masih
dalam tahap pertumbuhan dianjurkan untuk mengkonsumsi telur. Ikan
laut seperti tuna dan salmon kaya akan kandungan omega 3. Rajin konsumsi ikan
yang kaya akan kandungan omega-3 berkhasiat untuk memperlancar proses
pengiriman signal menuju ke otak. Adapun kekurangan kandungan tersebut
mengakibatkan gangguan mood, depresi, autisme, kurang konsentrasi, hingga
masalah hilangnya memori.
Buah bit mengandung vitamin B bermanfaat menjaga fungsi otak,
utamanya dalam hal mengingat. Selain itu, buah bit segar dipercaya sebagai obat
alami anti-depresi sejak jaman dahulu. Buah bit juga berfungsi mengikat folat,
yang ujung-ujungnya bermanfaat untuk kemampuan memori otak.
Sayuran seperti kubis, kembang kol dan brokoli memiliki
banyak nutrisi dan vitamin, yang berperan untuk kesehatan organ otak, agar
kemampuan berpikir tidak mengalami gangguan (alias pikun). Cabai
mengandung capsaicin, yang bekerja untuk membuat saraf-saraf dalam tubuh,
termasuk saraf otak menjadi lebih tenang dan meningkatkan produki hormon
endorfin yang bermanfaat untuk menjaga kemampuan konsentrasi.
Kacang-kacangan kaya vitamin E yang memiliki peran besar
dalam kesehatan organ otak, termasuk kemampuan memori agar tetap terjaga sampai
tua. Vitamin E mencegah lemahnya kemampuan memori. Kacang kenari mengandung
omega 3 yang bermanfaat besar bagi organ otak. Kacang mede mangandung magnesium
yang berfungsi mengoptimalkan pasokan okigen ke sel-sel otak.
Kandungan choline mampu meningkatkan daya ingat dan daya
pikir. Hati ayam, kedelai, dan telur memiliki choline yang cukup tinggi. Dengan
mengkosumsi makanan tersebut secara teratur (tidak berlebihan), bermanfaat
untuk meningkatkan daya pikir.
2. Pastikan
Peredaran Darah Lancar
Tidak jarang ada orang yang tiba-tiba
lupa pada sesuatu yang biasa dihafalnya, setelah diperiksa ternyata ada masalah
pada aliran darah di kepala.
Untuk itu, sangat penting menjaga kondisi peredaran darah di
tubuh, termasuk peredaran darah ke organ otak. Tidak heran, orang yang
mengalami masalah peredaran darahnya tidak lancer mengalami kesulitan dalam
memanggil informasi terdahulu yang tersimpan di pikirannya. Untuk
menjaga kelancaran aliran darah di tubuh, maka perlu menjaga aktivitas fisik yang
cukup, lakukan olahraga seperti bersepeda, jogging, dll selama 30 menit dalam
setiap harinya (minimal 4 kali dalam seminggu). Berolahraga secara rutin juga akan memperlancar peredaran oksigen di
dalam otak. Suplai oksigen yang lancar ke organ otak berguna untuk
mengoptimalkan kemampuan berpikir, serta membantu dalam pertumbuhan sel-sel
baru di dalam organ otak.
Hindari makanan yang berpotensi mengganggu peredaran darah di
dalam tubuh, penting untuk mengkonsumsi makanan yang sehat.
3.
Istirahat Cukup
Tubuh dan pikiran perlu diistirahatkan setelah seharian
beraktivitas. Umumnya waktu tidur adalah 7 jam dalam sehari, tidur yang cukup
adalah hal yang penting agar memori otak tetap optimal. Hal ini berdampak baik
pada kemampuan mengingat Anda.
4.
Banyak Mengonsumsi
Air Putih
Untuk mengembalikan kemampuan dalam mengingat, maka perlu
minum banyak air putih. Minum air putih yang mencukupi bagi kebutuhan tubuh,
mengoptimalkan seluruh fungsi organ tubuh, termasuk fungsi otak akan berfungsi
lebih baik.
2.4
Proses Mengingat yang Dilakukan oleh Otak
Sudah tidak perlu dipertanyakan lagi
bahwa kemampuan mengingat dan kemampuan melupakan adalah kemampuan yang penting
dan bermanfaat. Sebagian besar kemampuan mengingat dan melupakan dikendalikan
oleh proses – proses neural yang mengatur seluruh proses tersebut (mengingat
dan melupakan) tanpa upaya sadar. Meskipun demikian, terkadang kita berada
dalam situasi saat kita harus menghapalkan hal – hal tertentu agar tidak
melupakan hal – hal tersebut, dan dengan demikian “mematikan” tendensi alamiah
kita untuk membiarkan informasi memudar decay
sieirng berlalunya waktu- artinya, dalam situasi – situasi tertentu, kita
mengambil alih proses – proses memori kita.
Lalu, bagaimana proses mengingat itu berlangsung? Proses mengingat
berlangsung melalui tiga tahap. Berikut ini tahap-tahap tersebut :
1.
Tahap
pertama adalah belajar. Melalui belajar orang menerima informasi dari
lingkungan. Pemerolehan informasi dapat dilakukan dengan sadar dan bertujuan
(intentional learneing) melalui perhatian dan konsentrasi terhadap sesuatu yang
ingin dipelajari. Tetapi informasi dapat diterima tanpa tujuan untuk
mengingatnya (incidental learning). Anda harus memperhatikan proses ini, agar
anak Anda memiliki daya ingat yang baik. Optimalkan proses belajar anak Anda.
2. Tahap kedua adalah penyimpanan
(retention): informasi yang diterima memori jangka pendek (short-term memory),
yakni hanya mengingat-ingat informasi dalam beberapa detik sampai beberapa jam.
Informasi ini perlu ditransfer ke dalam memory jangka panjang (long-term
memory) agar dapat disimpan dan diingat lebih lama, bahkan mungkin bertahan
seumur hidup. Salah satu yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk membantu
proses ini adalah dengan menyediakan jam tidur yang cukup bagi anak.
3.
Tahap
ketiga adalah mengingat kembali informasi yang telah diterima dan tersimpan
dalam memori jangka panjang. Pada tahap inipun orang tua juga bisa berperan.
Misalnya dengan memberikan suasana kondusif bagi anak agar ia lebih mudah
mengingat segala hal yang telah dipelajari. Ketiga tahap tersebut sama-sama
pentingnya untuk diperhatikan jika Anda menginginkan anak Anda memiliki daya
ingat yang prima. Selalu ingatlah, bahwa daya ingat meliputi tiga tahap ini.
Anda bisa berperan pada ketiganya.
Ingatan atau
sering disebut memory adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak
dalam pengambilan informasi. Ingatan merupakan proses perilaku yang menyangkut
pencatatan / penyandian (encoding), penyimpanan (storage) dan mengingat kembali
(retrieval).
Proses penyandian
( encoding ) merupakan suatu proses mengubah sifat suatu informasi ke dalam
bentuk yang sesuai dengan sifat-sifat memori. Proses ini sangat mempengaruhi
lamanya suatu informasi disimpan dalam memori.
Proses kedua
adalah penyimpanan (penyimpanan terhadap apa yang telah diproses dalam
encoding).
Proses
berikutnya adalah mengingat kembali hal-hal yang disimpan dalam ingatan. Proses
mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi yang
disimpan dalam memori untuk digunakan kembali bila dibutuhkan. Mengingat
kembali ingatan yang sudah disimpan dapat menggunakan cara :
a.
Recall, yaitu
proses mengingat kembali informasi di masa lalu tanpa adanya petunjuk.
b. Recognize, yaitu proses mengenal kembali informasi
yang sudah dipelajari melalui suatu petunjuk.
c.
Redintegrative,
yaitu : proses mengingat dengan menghubungkan berbagai informasi menjadi suatu
konsep.
Daerah otak yang
berperan dalam ingatan adalah lobus temporalis, korteks prafrontalis,
daerah-daerah lain di korteks cerebrum, sistem limbik, dan cerebellum. Lobus
temporalis dan sistem limbik penting untuk memindahkan ingatan baru ke simpanan
jangka panjang. Hipokampus, merupakan bagian dari sistem limbik, berperan
penting dalam ingatan jangka dan pendek yang melibatkan integrasi berbagai ragsangan
terkait dan juga penting untuk konsolidasi menjadi ingatan jangka panjang.
Pengaksesan dan manipulasi simpanan jangka panjang ini melalui operasi working
memory dilaksanakan oleh daerah prafrontalis korteks cerebrum. Selain itu,
hipokampus dan daerah disekitanya berperan penting dalam ingatan
deklaratif-ingatan mengenai fakta yang sering terbentuk setelah hanya sekali
pengalaman. Berbeda dengan peran hipokampus, daerah sekitar lobus temporalis
dan sistem limbik, serebelum berperan penting dalam ingatan prosedural,
melibatkan keterampilan motorik yang diperoleh melaui latihan berulang.
2.5 Cara Meningkatkan Kinerja Memori Otak
Pemusatan perhatian kepada stimuli dalam lingkungan
akan meningkatkan kecenderungan memori memasuki sistem sensorik dan memasuki
STM. Maintenance reherseal (pengulangan
pemeliharaan) akan menjaga informasi tetap di dalam STM, dan elaborative reherseal (pengulangan
elaborative) mendorong informasi STM ke LTM. Kita juga telah mengetahui bahwa
prinsip kekhasan penyandian (encoding specificity
principle) dapat menyebabkan meningkatkan potensi pengambilan memori dari
LTM dengan menyediakan isyarat cue yang
dapat menyediakan akses ke jejak – jejak memori. Penelitian dalam bidang
konsolidasi memori telah menunjukkan bahwa orang – orang yang mempelajari tugas
– tugas yang memerlukan memori deklaratif atau tugas – tugas yang memerlukan
memori procedural menunjukkan peningkatan kinerja memori dalam tugas – tugas
tersebut apabila para partisipan yang bersangkutan diijinkan tidur selama interval
retensi.
Tetapi ada cara lain untuk meningkatkan memori adalah
menggunakan teknik – teknik yang dirancang untuk meningkatkan penyandian dan
memudahkan pengambilan (retrieval), yang
disebut teknik mnemonic.
Teknik mnemonic
adalah suatu tekik yang meningkatkan penyimpanan dan pengambilan informasi
dalam memori. Dalam mitologi Yunani, Mnemosyne ( yang merupakan asal kata
mnemonic) adalah ibu dari Sembilan muse (semacam
tokoh pujangga) dalam bidang kesenian dan ilmu pengetahuan. Memori dianggap
sebagai induk dari segala keterampilan mental tertua dan yang paling dikagumi;
memori dianggap sebagai induk dari segala keterampilan lain. Diyakini bahwa
jika kita tidak memiliki memori, kita tidak akan pernah memiliki ilmu
pengetahuan, kesenian, maupun logika.
Metode Loci (Method of Loci) adalah suatu metode yang akar penggunannya dapat dilacak hingga
Simonedes, yang mampu mengingat tenpat duduk setiap tamunya dalam persta yang
diselenggarakannya. Metode Loci adalah metode yang mengasosiasikan objek –
objek tertentu di lokasi yang ditentukan dalam benak. Dengan secara mental
mengunjungi tempat atau lokasi tersebut, individu yang bersangkutan dapat
mengingat item yang diperlukan. Lokasi (Loci)
tersebut dapat berupa suatu kamar, sebuah jalan yang sering dilalui, atau bahkan
sebuah rumah.
Sistem Kata
Bergantung Sistem (peg word system),
atau daftar kata bergantung (peg list
system), memiliki sejumlah ragam, namun ide dasarnya adalah seseorang
mempelajari serangkaian kata yang berfungsi sebagai “gantungan” untuk “menggantungkan”
item – item yang dihapalkan. Hal tersebut dapat dianalogikan dengan sebuah
gantungan pakaian tenpat kita dapat menggantung topi, syal, dan jaket.
Metode Kata Kunci sebuah
bentuk yang sedikit berbeda dari teknik kata bergantung adalah metode kata
kunci (key word method) , yang
berguna dalam upaya mempelajari kosakata bahasa asing (Atkinson, 1975; Atkinson
& Raugh, 1975; Raugh & Atkinson, 1975)
Teknik – teknik Verbal terdapat sejumlah teknik tambahan yang anda dapat
gunakan. Salah satu teknik menggunakan akronim
(acronym) , yakni kata yang
dibentuk berdasarkan huruf – huruf pertama dalam sebuah frase atau kumpulan
kata – kata. Akronim berfungsi sebagai suatu isyarat atau pemicu bagi kata –
kata yang harus dihapalkan; akronim tersebut menyediakan informasi mengenai
urutan kata – kata atau nama – nama yang harus dihapalkan; akronim juga
menyediakan informasi mengenai jumlah item yang perlu dihapalkan; dan akronim
berfungsi sebagai “kata pemicu” untuk mengingat kata – kata yang tidak
diikutsertakan dalam akronim tersebut.
Penggunaan teknik
– teknik mnemonic dapat meningkatkan dasar pengetahuan khusus seseorang (yang
merupakan prasyarat kepakaran), namun pengorganisasian pengetahuan tetap
merupakan elemen yang vital. Sebuah sistem lain yang berhubungan dengan
mnemonic adalah pembentukan akrostik (acrostic), yakni sebuah frase atau
kalimat yang di dalamnya huruf – huruf pertama diasosiasikan dengan kata – kata
yang harus diingat. Kings Play Chess on
Fine Grained Sand adalah sebuah akrostik yang seringkali digunakan oelh
para mahasiswa biologi untuk mengingat kingdom,
phylum, class, order, family, genus, species. Kalimat – kalimat yang aneh,
yang bermakna, atau yang melibatkan elemen visual, adalah kalimat – kalimat
yang paling mudah diingat.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Lupa adalah
suatu kondisi dimana suatu informasi yang telah disimpan dalam memori otak
jangka panjang hilang (Long term Memory).
Ingatan atau sering
disebut memory adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan
informasi. Ingatan merupakan proses perilaku yang menyangkut pencatatan /
penyandian (encoding), penyimpanan (storage) dan mengingat kembali (retrieval).
Proses mengingat kembali
merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan dalam
memori untuk digunakan kembali bila dibutuhkan. Mengingat kembali ingatan yang
sudah disimpan dapat menggunakan cara :
d.
Recall, yaitu proses mengingat kembali
informasi di masa lalu tanpa adanya petunjuk.
e.
Recognize, yaitu proses mengenal kembali
informasi yang sudah dipelajari melalui suatu petunjuk.
f.
Redintegrative, yaitu : proses mengingat
dengan menghubungkan berbagai informasi menjadi suatu konsep.
Daerah otak yang berperan
dalam ingatan adalah lobus temporalis, korteks prafrontalis, daerah-daerah lain
di korteks cerebrum, sistem limbik, dan cerebellum. Lobus temporalis dan sistem
limbik penting untuk memindahkan ingatan baru ke simpanan jangka panjang. Hipokampus,
merupakan bagian dari sistem limbik, berperan penting dalam ingatan jangka dan
pendek yang melibatkan integrasi berbagai ragsangan terkait dan juga penting
untuk konsolidasi menjadi ingatan jangka panjang. Pengaksesan dan manipulasi
simpanan jangka panjang ini melalui operasi working memory dilaksanakan oleh
daerah prafrontalis korteks cerebrum. Selain itu, hipokampus dan daerah
disekitanya berperan penting dalam ingatan deklaratif-ingatan mengenai fakta
yang sering terbentuk setelah hanya sekali pengalaman. Berbeda dengan peran
hipokampus, daerah sekitar lobus temporalis dan sistem limbik, serebelum
berperan penting dalam ingatan prosedural, melibatkan keterampilan motorik yang
diperoleh melaui latihan berulang.
3.2 Saran
Penulis
berharap tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta dapat
dijadikan acuan atau pedoman dalam penulisan makalah yang lain. Serta dapat
memberikan informasi atau pengetahuan yang bermanfaat dan membantu pembaca
mengenai teori tentang lupa dan mengingat.
Dalam penyusunan makalah ini,
penulis juga menyadari masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Maka dari
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk ke depannya agar dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Solso, dkk.2008, Psikologi Kognitif, Jakarta: PT Gelora
Aksara Pratama
Muhibbin Syah.2013, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset
http://www.untukku.com/artikel-untukku/proses-mengingat-dan-memori-untukku.html
http://kesehatantubuh-tips.blogspot.com/2016/08/cara-menghilangkan-kebiasaan-lupa.html