Pengambilan keputusan,
skop kecil dalam pemecahan masalah.
Oleh : Nur amalia hamida
NIM 16410046
NIM 16410046
Menentukan keputusan
berdasarkan penalaran induktif adalah proses yang melibatkan pengalaman masa
lalu dan kesimpulannya berdasarkan (yang dirasa) pilihan terbaik dari sejumlah
altenatif. Suatu kesimpulan atas penalan induktif biasanya dievaluasi
berdasarkan suatu peritmbangan. Contoh :
o
Jika aku bekerja selama seminggu, aku akan mendapatkan
cukup uang untuk pergi berbelanja
o
Aku akan bekerja selama seminggu
o
Oleh karena itu, aku akan
mendapat cukup uang untuk berbelanja
Pengambilan keputusan
tanpa kita sadari dipengaruhi oleh kerangka keputusan. Menurut Tversky dan Kahneman (dalam Solso,
2007) adalah konsepsi tindakan, hasil keluaran, serta kontigensi pembuat
keputusan yang diasosiasikan dengan pilihan – pilihan tertentu. Perhatikan
contoh berikut ini :
Kerangka keputusan I :
bayangkan bahwa USA sedang mempersiapkan penangkalan penyakit di Asia, yang
diperkirakan akan membunuh 600 orang. Terdapat dua alternatif untuk melawan
penyakit ini : - jika program A diambil, 200 orang akan terselamatkan. Jika
program B yang diambil, terdapat kemungkinan 1/3 dari 600 orang terselamatkan
dan mungkin 2/3 tidak terselamatkan. Dari dua alteratif tersebut, sebanyak 72%
responden memilih program A. Padahal , secara statistik kedua alternatif diatas
akan menyelamatkan nyawa dalam jumlah yang sama. Ini artinya, kerangka
keputusan sangat berpengaruh pada pengambilan keputusan.
Selain itu, keputusan
yang kita ambil terkadang mengandung human error. Dimana kita cenderung
berlebihan dalam menilai frekuensi sesuatu sehingga tidak sesuai dengan data
aktual. Hal ini dinamakan availability heuristic. Availability heuristic
yakni mengukur peluang sebuah kejadian dipengaruhi oleh ketersediaan suatu
kejadian. Sedangkan jika pengukuran peluang sebuah kejadiaan dipengaruhi oleh
besarnya keterwakilan kejadian itu dalam hubungan seberapa sama kejadian
tersebut dengan ciri esensial populasinya, ini disebut dengan
representativeness heuristic.
Bagian otak yang
terlibat dalam pengambilan keputusan adalah bagian hemisfer kanan. Hal ini dibuktikan dengan ketidakmampuan
pasien cedera hemisfer kanan menentukan kesimpulan yang tepat atas permis
terkondisikan yang diberikan. Seperti contoh berikut ini :
o
Jika hujan, jalanan akan kering
o
Sekarang hujan
Kesimpulan yang
diberikan kelompok cidera hemisfer kanan adalah : jalanan akan basah.
Meskipun jawaban ini benar dalam skema besar yang kita ketahui, namun kesimpuan tersebut tidak valid karena
tidak sesuai dengan permis yang ada.
Penelitian dalam pengambilan
keputusan menunjukkan bahwa solusi untuk suatu masalah dipengaruhi ole faktor
memori (keberadaan hipotesis) referensi sudut pandang yang mempengaruhi
formulasi masalah, kegagalan untuk menyadar seberapa samakah sebuah kejadian
pada populasinya, dan meremehkan signifikansi matematis dari kejadian yang
mungkin. Bagaimana pun juga, pemecahan masalah sangat terkait dengan pengambilan
keputusan. pengambilan keputusan merupakan skop kecil dari suatu pemecahan
masalah. Pengambilan keputusan sangat terkait dengan pemecahan masalah karena pengambilan
keputusan merupakan skop kecil dari suatu pemecahan masalah.
Pemecahan masalah adalah
pemikiran yang terarah secara langsung untuk menemukan suatu solusi atau jalan
keluar untuk masalah yang spesifik. Berikut ini tahap penyelesaian masalah yang
dikemukakan oleh Hayes (1989):
Tindakan
Kognitif
|
Sifat
Permasalahan
|
Mengidentifikasi
permasalahan
|
Bulan Mei depan saya
akan lulus dari perguruan tinggi. Ini adalah akhir dari satu tahapan dalam
hidup saya.
|
Representasi Masalah
|
Saya akan menjadi
pengangguaran dan tidak mempunyai pendapatan. Saya harus mendapatkan
pekerjaan
|
Merencanakan sebuah
solusi
|
Saya akan membuat
lamaran, melihat lowongaan pekerjaan yang ada, dan meminta pendapat dari
teman dan dosen
|
Merealisasikan rencana
|
Saya akan membuat
janji dengan perusahaan yang menarik. Saya akan diwawancarai oleh mereka.
|
Mengevaluasi rencana
|
Saya akan
mempertimbangkan setiap penawaran sesuai dengan kebutuhan an keinginan saya
dan kemudian membuat keputusan.
|
Mengevaluasi solusi
|
Saya akan
merefleksikan proses pemecahan masalah ini dan menggunakan pengetahuan ini
sebagai cara pemecahan masalah di masa depan.
|
Melalui
tahapan – tahapan ini, kita dapat meendefinisikan suatu permasalahan dengan
jelas. Contoh : “saya tidak bahagia dengan pekerjaan saya sekarang“ akan lebih
mudah untuk dipecahkan dari pada perhmasalahan “saya benci hidup saya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar