Herlina Ramadhantika Anwar
16410095
Representasi
Pengetahuan
- Representasi pengetahuan secara lisan
Pengorganisasian
secara semantik merujuk pada cara konsep-konsep diorganisasikan dan bentuk
sebagai struktur –struktur dalam memori.
Dua
sudut pandang utama telah mendominasi studi-studi pengorganisasian semantik dan
kedua sudut pandang tersebut memiliki fokus yang berbeda. Pendekatan
asosiasionis berfokus pada hubungan-hubungan fungsional antara konsep-konsep,
dan pendekatan kognitif berfokus pada struktur-struktur mental yang mendeskripsikan
hubungan antara makna dan memori.
Para
penganut aliran asosiasionis mempelajari pengorganisasian semantik dengan
mempelajari bentuk mengingat-bebas atau free recall ( misalnya, kata-kata apa
saja yang diingat bersamaan)dengan asumsi ahwa protokol-protokol semacam itu
menyediakan informasi mengenai hakikat mengenai pengorganisasian konsep dan
struktur kognitif yang mendasari proses tersebut.
Model-model
kognitif mengorganisasikan data yang dihasilkan dari eksperimen-eksperimen
semantik menjadi teori-teori memori yang komprehensif dan mencakup model-model
sel-teoretik, model pembandingan fitur, model-model jaringan dan jaringan
proposisional.
Model-model
set-teoretik berisi gagasan bahwa kosep-konsep diorganisasikan melalui sejumlah
besar set informasi yang meliputi ketegori-kategori dan atribut-atribut.
Model
pembandingan fitur semantik mengasumsikan sebuah struktur set-teoritik namun
membedakan atribut-atribut sebagai atribut penegas (yakni fitur-fitur yang
hakiki) dengan fitur-fitur karakteristik (yang bersifat deskriptif atau
komplementer). Diasumsikan bahwa validasi konsep cenderung mengutamakan atribut
penegas.
Model-model
jaringan mengasumsikan bahwa konsep-konsep disimpan dalam memori sebagai
unit-unit independen yang saling terhubung oleh koneksi-koneksi yang spesifik
dan bermakna. Terdapat pula asumsi-asumsi tambahan, yakni mengenai pengambilan
memori melalui verifikasi kedua sasaran dan verifikasi konsep-konsep yag
berhubungan. Asumsi lainnya menyatakan bahwa pergerakan intrastruktural selama
retrieval akan membutuhkan waktu.
Model pemrosesan semantik dengan konsep aktivasi
menyebar ( Collins dan Loftus ) dibuat berdasarkan suatu jaringan rumit yang
didalamnya asosiasi-asosiasi sederhana (seperti merah dan api) dihubungkan
bersama dalam suatu ruang konseptual. Model tersebut penting dalam menjelaskan dampak-dampak
priming dan dalam menjelaskan lebih mudahnya proses pengambilan sebuah kata
atau konsep dari memori ketika partisipan sebelumnya melihat oleh kata yang
berhubungan dan konsep atau kata sasaran.
Model-model
jaringan proposisional berisi gagasan bahwa memori diorganisasikan ole sebuah
jaringan asosiatif rumit yang berisi konstruksi-konstruksi proporsional, yang
merupakan unit-unit terkecil yang masih memiliki informasi yang bermakna
(misalnya, New York Sungguh besar).
Teori
ACT (Adaptive Control of Thought) dari aderson adalah sebuah teori memori yang
bersifat asosiasionistik. Teori tersebut mengajukan gagasan mengenai keberadaan
tiga jenis memori: Memori kerja , representasi deklaratif, dan memori produksi.
Studi-studi terbaru dalam neurosains kognitif telah
berupaya mengintegrasikan penemuan-penemuan dalam ilmu neurofisiologi dengan
teori-teori psikologi kognitif. Sebagai contoh studi-studi terhadap para
penderita amnesia telah menjadi studi-studi ang sangat bermanfaat dalam
pencarian tanpa henti terhadap cara kerja otak yang sesungguhnya.
Para
peneliti telah mengidentifikasi dua jenis pengetahuan: pengetahuan deklaratif
dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif bersifat eksplisit dan
meliputi fakta-fakta; pengetahuan prosedural bersifat implisit dan dapat
diperoleh melalui kinerja yang sesungguhnya. Seseorang ilmuwan yang bernama
Larry Squire telah mengembangkan suatu taksonomi struktur memori yang memuat
memori deklaratif dan memori nondeklaratif sebagai bagian yang integral.
Pengetahuan
direpresentasikan dalam model-model PDP sebagai koneksi-koneksi antara
unit-unit yang secara teoretik serupa dengan cara jaringan neural
merepresentasikan informasi.
- Representasi pengetahuan secara visual
Telah
kita pelajari pada bab sebelumnya tentang imagery tentang tiga sudut pandang
mengenai imagery yakni hipotesis penyandian ganda, hipotesis
proposional-konseptual, dan hipotesis ekuivalent fungsional. Setiap sudut
pandang tersebut elegan secara teoretik dan masuk akal secara intuitif sehingga
para mahasiswa yang mempelajari imagery mungkin merasa bingung dalam memilih
model yang paling baik. Diyakini bahwa informasi disandikan secara imajiner
dalam sejumlah level pemrosesan, sedangkan informasi yang sama akan disandikan
secara konseptual dalam level pemrosesan yang berbeda. Dengan demikian
perbedaan yang ditimbulkan oleh ketiga hipotesis tersebut dapat diselesaikan
dengan menerima sekaligus ketiga hipotesis tersebut, sembari tetap mengingat
bahwa penyandian informasi dapat menjangkau sejumlah lapisan pemrosesan
kognitif, yang masing-masing merekam informasi dengan caranya sendiri-sendiri.
Studi
mental imagery seperti perumpamaan, perbandingan, pembayangan mental membahas
isu bagaimana informasi direpresentasikan dalam memori. Terdapat tiga kedudukan
teoretik yang berbeda terkait bagaimana informasi disimpan dalam memori. Ketiga
teori tersebut meliputi hipotesis penyandian ganda, hipotesis
proposisional-knseptual dan hipotesis ekuivalentsi-fungsional.
Hipotesis
penyandian ganda menyatakan bahwa informasi dapat disandikan dan disimpan dalam
satu atau kedua sistem: verbal dan imajinal. Data-data behavioral dan neurologis
mendukung hipotesis ini. Hipotesis proposisional- konseptual menyatakan bahwa
informasi disimpan dalam format proporsisional-abstrak yang mendefinisikan
objek, peristiwa dan hubungan antara objek peristiwa tersebut, secara spesifik.
Hipotesis ini elegan secara teoretik namun memiliki kesulitan mempertanggung
jawabkan data-data mengenai proses-proses imajinal yang melibatkan isomorfisme
urutan kedua. Hipotesis ekuivalent-fungsional menyatakan bahwa imagery dan
persepsi sangat serupa satu sama lain.
Dua
jenis representasi telah diajukan untuk menjelaskan imagery representasi
langsung dan representasi alegoris. Representasi alegoris diterima secara lebih
luas dibandingkan dengan representasi langsung.
Sinestesia
adalah sebuah kondisi yang didalamnya sensasi-sensasi yang lazimnya dialami
disebuah modalitas tunggal dialami dalam dua modalitas. Fenomena ini, dan
orang-orang yang mengalami fenomena tersebut telah menjadi subjek sejumlah
penelitian yang menarik dan informatif. Pada kenyataannya, sejumlah data
menunjukkan fungsi-fungsi yang sangat reliabel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar