Ainun Nisfi (16410069)
Model model memori dan
memori jangka pendek
Memori merupakan elemen pokok dalam sebagaian besar
proses kognitif. Memori manusia terdiri dua unsur yaitu memori primer atau
momori jangka pendek (short-term-memory/STM) dan memori skunder atau memori
jangka panjang (long-term-memory/LTM). Memori memiliki sifat dan permanen.
Penemuan penemuan neuorofisiologis menunjukkan bahwa kedua penyimpanan memori
yang berbeda tersebut memiliki letak tertentu dalam struktur otak manusia.
Struktur memori manusia yang paling penting adalah lobus temporal dan
hipokampus. Secara khusus hipokampus adalah sebuah tempat penyimpanan sementara
bagi LTM, yang memproses informasi awal dan memindahkan informasi informasi tersebutke
korteks serebral sebagai tempat penyimpanna yang lebih permanen.
Formulasi teknik Brown dalam mengkur kapasitas STM
beserta kasus H.M memperkuat konsep STM sebagai sistem memori yang mandiri. STM
tidak hanya dianggap terpisah dari LTM , namun konsep STM juga memiliki
landasan fisiologis yang ditegaskan oleh studi studi neurologis terhadap pasien
yang mengalami kerusakan otak. Memori kerja (working memory) didefinisikan
secara konseptual sebagai suatu tipe kerja yang secara konstan mengubah, mengkombinasikan
dan memperbarui informasi baru ataupun lama. Model memori kerja menyanggah
pandangan bahwa STM hanyalah sekedar “kotak” dikepala dan konsep memori kerja
juga menyanggah gagasan bahwa kapasitas STM terbatah hanya pada tujuh item.
Baddley menyatakan bahwa rentang memori ditentukan oleh kecepatan kita
mengulang informasi. Intisari dari gagasan Baddely adalah bahwa kita dapat
melakukan pengulangan hanya sejumlah informasi yang terbatas dalam putaran
fonologis (phonological loop), dan satu satunya determinan adalah waktu
yang dibutuhkan untuk mengucapkan kata-kata tersebut secara lisan. Komponen
kedua dalam memori kerja adalah “alas sketsa visuospasial (visuospatial
sketchpad) yang memiliki kemiripan dengan putaran fonologis namun
berperan mengendalikan kinerja visual dan spasisal. Eksekutif sentral
(central executive) berperan layaknya seorang penyelia yang menentukan
topik topik yang seharusnya diabaikan dan apa yang harus dilakukan apabila
sistem mengalami masalah. Tidak lamasetelah model memori kerja diperkenalkan,
para peneliti mengungkapkan lebih banyak informasi mengenai putaran fonoligis,
visuopital dan hakikat eksekutif sentral menggunakan standar pengukuran dalam
ilmu psikologi. Cabeza dan Nyberg (1997) menemukan bahwa putaran fonologis memiliki
kaitan aktivasi bilateral pada lobus frontal dan parietal, alas sketsa
visuospital mengaktifkan area area yang berbeda dalam korteks. Penahan episodik
adalah suatu sistem berkapasitas terbatas yang menggabungkan informasi dari
LTM, dari alas sketsa visuopasial, serta dari putaran fonologis kedalam
eksekutif sentral.
Menurut Miller kapasitas STM memuat tujuh unit, dalam
hipotesis Miller keterbatasan keterbatasan di akibatkan oleh adanya sejumlah
mekanisme yang bersifat mendasar dan umum adapun mekanis tersebut adalah STM
dan CHUNKING gagasan bahwa STM memuat tujuh unit terlepas dari data apaun
yang masuk kedalamnya adalah gagasan yang paradoks. Kita lebih mudah mengingat
informasi dalam rangkaian kata dibandingkan huruf. Meningkatnya kapasitas STM
di capai melalui proses chungking yakni mengubah huruf huruf menjadi unit kata
yang bermakna.proses chunking adalah suatu proses yang penting karena
menjelaskan fenomena STM yang mampu memproses sejumlah besar informasi tanpa
menyebabkan “kemacetan” dalam rangka informasi. Hubungan LTM dan chunking di
ilustrasikan dengan eksperimen yang dilakukan Bower dan spingston (1970) bahwa
partisipan lebih mudah mengingat unit chunk terdiri dari huruf huruf yang bila
digabungkan menjadi makna. Hal ini menunjukkan peran LTM dalam STM dan
chunking. Sandi Penyandian informasi dalam STM terbagi menjadi tiga, sandi
auditorik, sandi visual sandi semantik
Era modern pemrosesan informasi sangat dipengaruhi
oleh sebuah teknik eskperimental yang dikembangkan oleh saul sternberg. Teknik ini
melibatkan sebuah tugas pemindaian serial yang ada di dalam partisipan mendapat
stimuli berupa serangkaian item. Diasumsikan bahwa setiap item disimpan dalam
STM partisipan. Setelah pertisipan menghafal daftar, ia menekan sebuah tombol
untuk memunculkan sebuah angka yang ada atau tidak dalam daftar yang telah
dilihat sebelumnya. Tugas partisipan adalah membandingkan angka tersebut dengan
daftar yang telah di ingatnya dan menjawab apakah angka tersebut memang ada di
daftar atau tidak. Pada dasarnya tugas ini mengaruskan partisipan mencari angka
dalam suatu daftar untuk menemukan jawab yang tepat. Pencarian seperti ini
dapat berhenti dengan sendirinya saat partisipan telah menemukan angka tersebut
dan memberikan jawaban. Sebaliknya partisipan mungkin melakukan pencarian
menyeluruh terhadap daftar di memori sebelum melaporkan jawabannya, terlepas ia
menemukan angka itu atu tidak. Waktu reaksi mencerminkan waktu yang diperlukan
pertisipan untuk melakukan pencarian angka pada daftar dalam memori an waktu
reaksi dapat beperan sebagai dasar untuk mengammbarkan struktur STM sekaligus
mengammbarkan hukum hukum pengambilan informasi dari strukur tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar