Alvy
Arimatul Hamim
1641010
Pembentukan
Konsep, Logika dan Pengambilan Keputusan
Pembentukan
Konsep
Pembentukan
konsep berhubungan dengan pengasahan sifat-sifat yang sesuai dengan kelas objek
atau ide.
Definisi
awal konsep adalah “penggambaran mental, ide, atau proses”. Hal ini secara
formal tersingkap melalui metode intropeksi eksperimen, yang telah secara luas
diterima sebagai teknik utama psikologi. Kemunduran introspeksi sebagai sebuah
metode dan populernya behaviorisme, khususnya dalam psikologi Amerika membawa
tak hanya perubahan metodologis dan revolusioner tetapi juga perubahan
korespondensi dalam pandangan asal terhadap peristiwa kognitif dan secra
konsekuen dalam definisi konsep.
Konsep didefinisikan dalam ciri-cirinya.
Ciri-ciri seperti yang telah digunakan disini adalah karakteristik suatu objek
atau kejadian yang juga merupakan karakteristik objek dan kejadian lain.
Kekhususan
diantara ciri yang dapat dibuat dalam dasar kuantitatif juga dalam dasar
kualitatif telah dipaparkan. Mobilitas adalah ciri kualitatif yang dapat diukur
secara kuantitatif.
Asosiasi
Dalam
format ringkas, prinsip memegang ikatan yang akan terbentuk diantara kejadian
(atau objek) setiap saat dimunculkan bersama kembali. Reinsorcement (penguatan),
atau sistem hadiah, dapat memfasilitasi, bentuk dari ikatan.
Prinsip
Asosiasi :
1.
Menguatkan pasangan tepat dari sebuah stimulusdengan respon
yang mengidentifikasikannya sebagai sebuah konsep
2.
Non-penguatan pasangan yang tidak tepat dari pasangan yang
tidak tepat dari sebuah stimulus dengan respons untuk mengidentifikasikannya
sebagai konsep.
Pengujian
Hipotesis
Tahap
awal dari dalam pembentukan konsep adalah memilih hipotesis atau sttategi yang
konsisten dengan objek penyelidikan kita. Ketika kita mencari untuk menemukan
sesuatu, prosesnya melalui pembentukan prioritas-prioritas, sebagai seorang
peneliti mungkin mengatur urutan eksperimen, seorang pengacara mungkin
menanyakan serangkaian pertanyaan, atau seorang dokter dapat memandu satu tes
diagnostik.
Logika
Berfikir
adalah proses umum untuk menentukan sebuah isu dalam pikiran, sementara logika
adalah ilmu berfikir.
Walaupun
2 orang dapat berfikir tentang hal yang sama, kesimpulan mereka mungkin berbeda
yang satu logis yang satu tidak.
Berpikirr
dan logika telah menjadi subjek spekulasi untuk waktu yang lama. Lbih dari 2000
tahun lalu Aristoteles memperkenalkan suatu sistem penalaran atau validasi
argumen yang
kita
sebut silogisme. Sebuah silogisme mempunyai 3 langkah yaitu sebuah premis
mayor, premis minor, dan konklusi.
Konklusi
diraih ketika penalaran silogistik diakui valid atau benar, jika
premis-premisnya akurat da bentuknya benar. Maka, sangat mungkin menggunakn
logika silogistik untuk validasi argumen. Konklusi yang tak logis dapat
ditentukan dan sebab-sebabnya terisolasi. Ini merupakan pernyataan ringkasdasar
teori dari banyak riset mengeni pemikiran dan logika.
Penalaran
Deduktif
Konklusi
Anda dihasilkan melalui proses penalaran yang disebut penalaran deduktif, yang
merupakan teknis logis dimana konklusi terkait digambarkan dari lebih banyak
prinsip dasar.
Penalaran
silogistik
Pengambilan
Keputusan
Penalaran Induktif
Dalam penalaran induktif, sebuah
keai?pulan biasanya dinyatakan secara implisit atau eksplisit dalam konteks
pernyataan kemungkinan.
Sebuah contoh pengambilan keputusan
berdasarkan penalaran induktif adalah saat kita dibingungkan dalam beberapa
pilihan, seperti memilih universitas. Misalnya terdapat 2 atau lebih
universitas yang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, maka kita
akan melakukan banyak pertimbangan dari berbagai aspek sehingga satu persatu
pilihan universitas akan tereliminasi dengan kriteria yg kita buat. Tversky
menyatakan bahwa mengambilan keputusan seperti itu disebut eliminasi oleh
aspek.
Pengambilan keputusan dalam kehidupan
'nyata'
Dialog Penalaran
Dalam dunia nyata seorang mungkin
mengajukan tuntutan yang diikuti oleh permintaan klarifikasi dasar kebenaran,
dan diakhiri dengan sangkalan. Skenario ini adalah tipikal dari lusinan argumen
kecil yang dilakukan oleh orang-orang sehari-hari.
Penyebab orang lain
gagal dalam analisis logis
Buah Pikiran yang Keliri dari
Rrifikasi
Argumen Ad Hominem
Argumen yang menggunakan Paksaan dan
Kekuatan
Menggunakan Kekuasaan dan ketenaran
Argumen Mayoritas-Pasti-Benar
Argumen Manusia Jerami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar