Kamis, 16 November 2017

Vica Nahdiyatus Suaiba

BAHASA
Vica Nahdiyatus Suaiba / 16410092
Bahasa menurut psikologi kognitif, ialah suatu sistem komunikasi yang di dalamnya pikrian – pikiran dikirimkan (transmitted) dengan perantaraan suara (sebagaimana dalam percakapan) atau symbol (sebagaimana dalam kata – kata tertulis atau isyarat – isyarat fisik). Manusia mengetahui banyak sekali kata; sekitar 60.000 kata yang berbeda tersimpan dalam kamus verbal kita (leksikon; lexicon)
Struktur Tata Bahasa
Sebuah area yang tak kalah pentingnya berkaitand dengan cara kata – kata disusun menjadi frase atau kalimat. Kata – kata dapat digabungkan menjadi berbagai kombinasi, sekalipun untuk menyampaikan ide yang sama. Secara teknis, studi tata bahasa (grammar) , mencakup area fonologi, yakni ilmu yang mempelajari kombinasi suara – suara dalam suatu bahasa; morfologi, yakni ilmu yang mempelajari kombinasi potongan – potongan kata dan kata – kata itu sendiri sehinga menjadi unit – unit yang lebih besar, dan sintaksis, yakni lmu yang mempelajari kombinasi kata – kata sehingga menjadi frase dan kalimat.
Bagian otak yang bekerja dalam bahasa adalah bagian broca dan Wernicke.
Hiearki Linguistik.
Linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa, dengan topic pembelajaran meliputi struktur bahasa dan berfokus pada pendeskripsian suara – suara, makna – makna, dan tata bahasa dalam percakapan. Sedangkan ilmu yang menggabungkan pendekatan tersebut (yakni psikologi dan linguistic) disebut psikolinguistik.
Fonem adalah unit dasar bahasa lisan yang saat digunakan sebagai sebuah unit tunggal, tidak memiliki makna sama sekali. Fenom adalah suara tunggal dalam percakapan yang direpresentasikan oleh sebuah symbol tunggal. Fenom dapat berupa huruf hidup atau konsonan.
Morfem adalah unit – unit terkecil yang memiliki makna, morfem dapat berupa kata – kata atau bagian – bagian kata seperti prefix (awalan), sufiks (akhiran), atau kombinasi keduanya. Morfem dapat berbentuk morfem bebas atau morfem terikat (bounded morphemes) . morfem bebas adalah unit – unit bermakna yang berdiri secara mandiri (color, orange, dog, etc), sedangkan morfem terikat adalah bagian – bagian kata (colorless, oranges, etc) . dengan menggabungkan morfem – morfem, kita dapat membentuk jutaan kata – hampir tidak terbatas.
Morfologi adalah studi mengenai struktur kata – kata. Bahasa inggris memiliki lebih dari 10.000 kata yang dibentuk dari kombinasi – kombinasi morfem, namun komposisi morfem yang sedemikian luasnya tersebut diatur dengan ketat olehh batasan – batasan lingusitik.
Sintaksis adalah peraturan – peraturan yang mengandalikan kombinasi kata  - kata dalam frase dan kalimat. Dalam upaya memahami struktur bahasa, para ahli linguistic telah memusatkan upaya mereka dalam dua aspek: produktivitas dan regularitas. Produktivitas (productivity) mengacu pada ketidakterbatasan jumlah kaliamt, frase, atau ucapan yang mungkin muncul dalam suatu bahasa, dan sifat keteraturan atau regularitas (regularity) mengacu pada pola – pola sistematik dalam kalimat, frase, atau ucapan.
Tata Bahasa Transformasional
Kumpulan peraturan yang mengendalikan keteraturan bahasa disebut tata bahasa (grammar) , dan tata bahasa transformal berkaitan dengan perubahan – perubahan dalam bentuk – bentuk linguistic yang mungkin mempertahankan makna yang sama. Contoh: kucing itu dikejar anjing = anjing itu mengejar kucing.
Psikolinguistik
Nature versus nurture. Nature ( bawaan) di mana bahasa dapat diperoleh melalui bawaan sejak lahir. Sejak kecil ia sudah memiliki kemampuan untuk berbahasa. Sedangkan nurture (asuhan) di mana bahasa dapat diperoleh oleh seseorang melalui asuhan dari orang tua ataupun lingkungan. Kemampuan berbahasa seseorang juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Di mana mayoritas lingkungan menggunakan suatu bahasa terentu, maka orang tersebut cepat atau lambat akan mengikuti bahasa di lingkungan sosialnya tersebut.
Bahasa dan Neurologi
Stimulasi Elektrik. Ketika area broca dan Wernicke, dan sejumlah are adi korteks motoric diberi aliran listrik bertegangan rendah, ditemukan bahwa prosedur tersebut mengganggu kemampuan berbicara.
Pemindaian PET sebuah keunggulan teknologi PET dibandingkan stimulasi elektrik adalah bahwa teknik ini tidak bersifat insasive (tidak menimbulkan luka pada pasien) dan dapat diterapkan pada orang yang sehat. Sebaliknya,  stimulasi elektrik umumnya dilaksanakan sebagai suatu eksperimen tambahan selama operasi psychosaurgery terhadap pasien – pasien yang menderita suatu gangguan.
Membaca
Emil Javal (1878) menemukan fenomena bahwa dalam proses membaca, mata manusia tidaklah mengamati huruf demi huruf secara berurutan, melainkan bergerak dalam loncatan – loncatan kecil – gerak sakadik (saccades) dengan disertasi fiksasi sesaat di itik – titik tertentu.
Tidak berbeda dengan para psikolog abad ke-19, para psikolog kognitif modern disibukkan dengan pertanyaan mengenai rentang perseptual (perceptual span) – yakni seberapa banyak informasi yang dapat dipahami dalam suatu penyajian stimuli yang singkat.
Lexical – Decision Task (LDT)
Sebuah pendekatan yang inovatif terhadap masalah dampak  konstektual dalam identifikasi kata telah diperkenalkan oleh Meyer dkk. LDT yakni sejenis tugas priming yang di dalamnya para peneliti mengukur kecepatan para partisipan dakam menentukan apakah sepasang “kata” adalah kata – kata yang memang dikenal dalam kosakata bahasa Inggris dengan stimuli yang lazim.
Pemrosesan Top-Down
Kita dapat mengawali subbab ini dengan sebuah generalisasi sederhana bahwa semakin besar pengetahuan yang dimiliki seorang pembaca, semakin baik pula pemahamannya terhadap naskah yang dibacanya. Generalisasi ini tidak bergantung pada jenis materi yang dibaca. Sebagian besar pemahaman (namun tidak semuanya) merupakan bentuk pemrosesan top-down. Orang – orang yang memiliki pengetahuan khusus, seperti ilmu pertukangan, balet, astrofisika atau balap mobil, mampu memahami informasi teknis dalam ranah kerjanya lebih baik daripada kaum awam atau orang amatir. Berikut adalah contoh kekuatan pemrosesan top-down.
Pemrosesan Bottom – Up
Sebuah model lain yang penting mengenai pemahaman diajukan oleh Kintsch dan van Dijk. Pada tataran proses membaca materi tertulis, model tersebut tersusun berdasarkan proposisi – proposisi yang diambil dari sumber tertulis itu sendiri, sedangkan pada tataran niat si pembaca itu sendiri, model tersebut mengajukan teori mengenai sebuah skema sasaran yang mengarahkan pemahamaman si pembaca terhdap materi tertulis yang dibacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar