Kamis, 16 November 2017

Mihmidati Hilmia

Nama : Mihmidati Hilmia
NIM : 16410212
KOGNISI SEPANJANG HIDUP MANUSIA
Kognisi manusia berkembang dalam bentuk peningkatan mengikuti pola-pola yang teratur, sejak bayi hingga masa dewasa, yang kemudian mengalami penurunan di masa tua. Fokus perkembangan kognitif adalah pada perubahan dalam cara berpikir, memecahkan masalah, memori, dan inteligensi.Perubahan ini merupakan akibat dari proses-proses pematangan atau kemunduran neurologis dan fisik individu; keluarga, lingkungan sosial, dan lingkungan pendidikannya; serta akibat interaksi antara perubahan fisik individu dengan lingkungannya.
A. Perkembangan kognitif
1) Asimilasi dan Akomodasi: Jean Piaget
Intelektualitas dianggap sebagai hasil dari adaptasi evolusioner. Untuk memahami sifat dasar pikiran orang dewasa, dapat dilakukan melalui sudut pandang biologis dan evolusioner, penelitian aktivitas mental sejak lahir, observasi perkembangan serta perubahan (proses adaptasi).
Prinsip Umum
a) Organisasi
Organisasi merupakan sifat dasar struktur mental yang digunakan manusia untuk mengeksplorasi dan memahami dunia. Skema: Tingkat berpikir paling sederhana; representasi mental beberapa tindakan (fisik/mental). Contoh: bayi menggenggam.
b) Adaptasi
Adaptasi mencakup 2 proses, yaitu:
Ø Asimilasi atau perolehan informasi dari luar dan pengasimilasiannya dengan pengetahuan serta perilaku individu sebelumnya. Contoh: bayi memasukkan benda ke mulut.
Ø Akomodasi merupakan proses perubahan (adaptasi) skema lama untuk memproses informasi & objek baru di lingkungannya. Contoh: batita mendekati meja kopi.
Tahap Perkembangan Kognitif
Tahap ini menunjukkan perkembangan pada intelektualitas manusia yang setiap periode harus dilalui secara bertahap oleh seseorang, yaitu:
à Periode sensorimotor
à Periode pra-operasional
à Periode operasional-konkret
à Periode operasional-formal

Tahapan
Rentang Usia
Karakteristik
Sensorimotor
0-2 tahun
• Dunianya terbatas pada saat sekarang dan di sini.
• Belum mengenal bahasa, belum memiliki pikiran pada masa-masa awal.
• Belum mampu memahami realitas objektif.
Pra-operasional
2-7 tahun
• Pikirannya bersifat egosentris dan didominasi oleh persepsi.
• Intuisi lebih mendominasi dibanding logika.
• Belum memiliki pikiran tentang konservasi.
Operasional Konkret
7-11 tahun
• Kemampuan konservasi, mengklasifikasikan, dan menggabungkan.
• Pemahaman tentang angka.
• Berpikir konkret.
• Perkembangan pikiran tentang reversibilitas.
Operasional Formal
11 tahun keatas
• Pikiran bersifat umum dan menyeluruh.
• Berpikir proposional.
• Kemampuan membuat hipotesis.
• Perkembangan idealisme yang kuat.

B. Kritik atas perspektif Piaget
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Jean Mandler, kemampuan berpikir bayi pada tahap sensorimotor jauh lebih luas jika dibandingkan dengan yang diajukan oleh Piaget. Buktinya adalah konseptualisasi perseptual pada usia dini. Selain itu, penelitian Spelke (1979) menyatakan bahwa bayi usia 4 bulan mampu membedakan dua stimulus terpisah dan mengombinasikannya bersama. Penelitian Meltzoff dan  Borton (1979) juga menghasilkan temuan bahwa bayi usia 1 bulan mampu mengingat objek yang dirasakan dalam mulutnya, artinya bahwa terjadi persepsi silang.

C. Pikiran dalam Masyarakat: Vygotsky
Menurut Vygotsky, perkembangan manusia didahului oleh proses belajar. Pikiran dan bahasa merupakan dua hal yang tidak saling bergantung. Pikiran terbentuk secara biologis; sedangkan bahasa adalah bentukan sosial. Proses tindakan eksternal (perilaku berbicara) ditransformasikan menjadi fungsi psikologis internal (proses berbicara). Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat tiga tahapan dalam perkembangan konseptual, yaitu:
a. Pembentukan konsep tematik
b. Pembentukan konsep berantai
c. Pembentukan konsep abstrak
Teori Vygotsky tentang Bahasa
Tahapan
Fungsi
Sosial (eksternal)
(Sebelum usia 3 tahun)
Mengontrol perilaku orang lain
Mengekpresikan pikiran-pikiran dan emosi sederhana
Egosentris
(Usia 3-7 tahun)
Fase antara bicara eksternal dan internal
Mengontrol perilaku, tetapi diekspresikan dengan keras
Internal (Inner)
(Usia 7 tahun keatas)
Pembicaraan dengan diri sendiri yang memungkinkan pikiran terarah
Bahasa melibatkan fungsi mental yang lebih tinggi

Perkembangan pikiran dan internalisasi kemampuan bicara adalah integrasi yang terjadi ketika anak menghubungkan pikiran, bahasa, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungannya melalui aktivitas pemberian nama.
D. Perkembangan saraf
Proses kognitif (persepsi, memori, imagery, bahasa, berpikir, dan pemecahan masalah) didasarkan pada struktur dan proses-proses neurologis. Pendekatan neuropsikologi perkemangan adalah sebagai berikut:
a. Penelitian perkembangan sistem saraf dalam hubungannya dengan perubahan kognitif.
b. Penelitian kognitif sepanjang rentang kehidupan individu berangkat dari kematangan neurologis.
c. Penelitian patologi neurologis atau kerusakan yang mengakibatkan perubahan kognitif.
d. Penelitian eksperimental dgn memanipulasi otak
Perkembangan saraf
Di awal trisemester kedua korteks serebral terdiferensiasi, bulan ke-7 lobus penting terbentuk, dan bulan ke-9 lobus mulai dapat dibedakan dan tampak invaginasi. Selanjutnya, pembentukan sinapsis yang berhubungan dengan pembentukan kognitif meningkat hingga sekitar usia 2 tahun. Lalu, jumlah sinapsis berkurang hingga 50% (kiri) dan dendrit meluas, lebih kompleks, serta bercabang (kanan).
Lingkungan dan perkembangan saraf
Terdapat hasil penelitian yang menunjukkan bahwa lingkungan mempengaruhi perkembangan otak, kognitif, dan ukuran otak. Efek stimulasi awal terhadap fungsi kognitif dianggap sangat penting karena diperlukan untuk menjamin bahwa sistem saraf akan mampu berfungsi optimal. Selain itu, terdapat bukti penelitian lain yang menyatakan bahwa lingkungan yang kaya stimulasi mampu meningkatkan ukuran neokorteks otak.
E. Perkembangan kemampuan kognitif
• Inteligensi
Hasil penelitian Plomin & DeFries (1998) menyatakan bahwa:
ü Skor kembar identik lebih mirip dibanding kembar fraternal.
ü Pengaruh genetik substansial pada kemampuan kognitif spesifik berlangsung dari masa kanak-kanak hingga lanjut usia.
ü Data ini berlawanan dengan ide bahwa genetik menyusut dari waktu ke waktu.
ü Genetik berperan penting menentukan kemampuan verbal dan spasial anak.
ü Bentuk spesifik perilaku manusia juga dipengaruhi lingkungan tempat dia tumbuh.
• Kemampuan akuisisi-informasi
1. Atensi atau Perhatian Selektif
• Kemampuan untuk fokus pada informasi yang relevan.
• Penelitian Pick (1975): Fleksibilitas perhatian anak lebih mudah teralihkan perhatiannya.
2. Perhatian pada Wajah
• Fokus: ciri pemandangan visual apa yang anak perhatikan.
• Penelitian Haith, Bergman, & Moore (1977) yang dilakukan dengan alat eye tracking. Menghasilkan anggapan bahwa wajah ibu bukan semata kumpulan stimulus, melainkan satu entitas bermakna.
• Hasil penelitian Mondloch dkk (1999): Bayi lebih menyukai stimulus yang mirip wajah dibanding yang tidak mirip wajah.
• Simpulan: persepsi wajah sarana penting awal untuk merekognisi tanda-tanda kritis selama menit-menit pertama setelah kelahiran.
3. Memori
• Diragukan apakah memori bayi dini yang reliabel telah terbentuk atau tidak sebelum usia 2 tahun.
• Pengalaman yang paling banyak diingat di kemudian hari à sepanjang rentang 10-30 tahun.
• Berdasarkan hasil penelitian, anak dengan usia besar lebih mampu melihat dan memanfaatkan hubungan higher order pada stimulus dan menjadikannya dasar pengelompokan.
• Simpulan: perkembangan organisasi yang aktif, terencana, dan spontan merupakan karakteristik pertumbuhan kemampuan memori anak sekolah.
4. Kognisi Tingkat Lanjut
• Struktur pengetahuan dan memori
Bentuk penyimpanan informasi sangat bergantung pada beberapa faktor, meliputi: sumber informasi, pengetahuan individu sebelumnya, dan jaringan struktural yang telah terpola.
• Berpikir metaforis
Perkembangan kemampuan intelektual, kreativitas, dan imagery berhubungan dengan pemikiran metaforis pada anak.
• Membayangkan (imagery)
• Representasi gagasan pada anak lebih didasari oleh persepsi; orang dewasa didasari arti semantik.
• Dalam menjawab pertanyaan, anak cenderung menggunakan imagery, orang dewasa menggunakan penyimpanan informasi berbasis proporsisional.
5. Pembentukan Prototipe pada Anak
• Manusia tidak dapat menyimpan segala sesuatu yang terdeteksi oleh sistem sensoriknya.
• Alternatif penyimpanan dengan membentuk representasi abstrak impresi sensorik dalam bentuk prototipe dan/atau kategori-kategori konseptual.
• Pembentukan kategori konseptual ada sejak bayi, bahkan sebelum bahasa berkembang.
• Penelitian Walton & Bower (1993) menyatakan bahwa bayi yang baru lahir membentuk representasi mental dengan menggunakan skema atau prototipe, dan representasi dibentuk dengan cepat.
• Penelitian Inn, Walden, & Solso (1993)
F. Kognisi  dan penuaan
— Kemajuan bidang medis dan pendidikan memengaruhi usia harapan hidup meningkat.
— Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari masalah penuaan.
— Gerotologis adalah ilmu yang mempelajari perubahan sosial, fisik, dan mental pada lansia.
— Fokus psikologi kognitif adalah pad dampak penuaan terhadap kemampuan mental kognitif (pembuatan keputusan, memori, dan kemampuan perseptual).
— Penelitian Lars Nilsson (2003) menunjukkan bahwa performa memori jangka pendek, memori semantik, dan memori prosedural tidak berhubungan dengan penuaan yang normal; memori episodik menurun.
— David Rubin (1987) beranggapan bahwa orang mengingat beberapa periode dalam kehidupannya lebih baik dibandingkan periode yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar