Kamis, 16 November 2017

Dina Rahmawati

NAMA : Dina Rahmawati
NIM : 16410089
KELAS : Psikologi Kognitif “D”
KOGNISI SEPANJANG HIDUP MANUSIA
Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognisi manusia berlangsung sepanjang hidup. Semuanya berawal dari perkembangan sederhana yang terjadi pada masa awal kehidupan yang selanjutnya mengalami meningkatkan kerumitan yang membentuk kognisi seorang individu. Bahasan kali ini lebih difokuskan pada masa awal kehidupan atau masa bayi, dimana dari situlah awal terbentuknya kognisi yang dimiliki tiap individu. Yang intinya perkembangan kognisi meningkat mulai dari sejak lahir hingga dewasa dengan melalui pola-pola tertentudan akan mengalami penurunan kognisi pada lanjut usia.
Menurut para psikolog kognitif perkembangan kognitif manusia dipengaruhi oleh sifat bawaan atau genetik dan dipengaruhi lingkungan atau pengalaman-pengalaman hidup. Mereka yang menganggap kognitif manusia dipengaruhi oleh sifat genetic menyatakan bahwa sifat genetic manusia mengendalikan persepsi, memori, bahasa, dan proses berpikir serta perubahan yang kita alami sebagai tanggapan terhadap permintaan lingkungan. Sedangkan para psikolog kognitif yang menganggap kognitif manusia didasarkan pada faktor lingkungan atau pengalaman-pengalaman yang kita alami.
Asimilasi dan Akomodasi : Piaget
Penelitian terhadap perkembangan kognitif manusia sepanjang masa diawali oleh teori Jean Piaget dan dikembangkan oleh Vygotsky. Dalam teori Piaget terdapat prinsip-prinsip umum yaitu organisasi dan adaptasi. Organisasi adalah bahwa kognitif manusia terstruktur dan terorganisasi yang mengacu pada sifat dasar struktur mental yang digunakan untuk mengeksplorasi dan memahami dunia. Sifat dasar struktur mental disini adalah skema, yaitu representasi mental beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh objek. Misalnya tindakan bayi menghisap, menggenggam dan melihat adalah skema dasar untuk memahami dunianya. Dan dari skema tersebut akan membentuk pikiran orang dewasa. Sedangkan adaptasi yaitu mencakup dua proses diantaranya asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi adalah proses mendapatkan informasi dari sekeliling individu dan mencocokkan dengan skema yang sudah ada. Misalnya bayi berusaha memasukkan benda-benda ke dalam mulut agar mendapatkan informasi dari luar. Sedangkan akomodasi adalah proses perubahan atau adaptasi skema lama untuk memproses informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang ada. Misalnya pada awalnya anak mengetahui satu hewan yaitu sapi, dan ketika anak itu melihat hewan lain yang baru anak itu akan mencoba memproses dan akan mengubah-mengubah skema sapi dengan hewan baru tersebut.
Ciri perkembangan kognitif menurut Piaget, perkembangan bersifat kuantitatif, yaitu berkembang secara linier dari satu tahap ke tahap selanjutnya. Dan bersifat kualitatif yang meliputi empat tahap perkembangan, yaitu :
1. Periode Sensorimotorik (Dari kelahiran sampai berumur 2 tahun). Dalam periode ini terdapat beberapa fase yang dimana dari setiap fase dicirikan dengan interkoordinasi progesif dari skema menjadi lebih kompleks dan teritegrasi.
2. Periode Pra-Operasional (Usia 2 tahun sampai 7 tahun). Dalam periode ini anak mulai menggunakan proses berfikir. fase ini dicirikan dengan sifat egosentris anak, persepsinya mendominasi cara berpikirnya dan belum memiliki kemampuan konservasi atau mentransformasikan objek.
3. Periode Operasional Konkret (Usia 7 sampai 11 tahun). Periode ini anak mulai dapat berpikir konkret, yaitu anak telah mampu memahami suatu bacaan akan tetapi berpikirnya masih khusus atau tertuju pada suatu bacaan tersebut. Fase ini dicirikan dengan penyempurnaan tiga aspek penting perkembangan intelektual yaitu konservasi (mentransformasikan sifat objek), Klasifikasi (pengelompokan dan kategorisasi objek-objek yang mirip), Seriasi dan trassirivitas (merangkai secara bersamaan).
4. Periode Operasional Formal (Usia Remaja dan Dewasa). Periode ini ditandai dengan manusia telah mampu memberikan suatu hipotesa terhadap suautu masalah yang dihadapi. mereka dapat mengembangkan suatu masalah menjadi suatu pertanyaan yang harus dicari jawabannya.

Kritik atas Perspektif piaget. Piaget memandang bayi melalui tahap di mana mereka belum dapat sepenuhnya membentuk pikiran-pikiran.  namun hal ini di kritik oleh psikolog lan yaitu Mandler yang mengatakan bahwa adanya konseptualisasi perseptual pada usia dini.
Pikiran dalam Masyarakat : Vygotsky
Tahapan-Tahapan dalam Perkembangan antara Piaget dan Vygotsky saling bertolak belakang dimana Piaget meyakini bahwa perkembangan mendahului pembelajaran sedangkan Vygotsky meyakini bahwa pembelajaran mendahului perkembangan. dan Vygotsky ini menerima tahap-tahap perkembangan Piaget. Fenomena Internalisasi. Internalisasi adalah proses, di mana tindakan eksternal (perilaku berbicara) ditransformasikan menjadi fungsi-fungsi psikologis internal(proses berbicara). Tahap-Tahap Perkembangan, tahap-tahap mengamati cara anak memilah-milah objek, seperti memilih balok yang berbeda ukuran, warna, dan bentuk. Proses pemilihan tampak berantai dan berubah-ubah. Berdasarkan observasi, Vygotsky berpikir bahwa anak melalui tiga tahapan dalam perkembangan konseptual, yaitu:
1. Pembentukan konsep tematik : dimana hubungan antar objek dinilai penting.
2. Pembentukan konsep berantai.
3. Pembentukan Konsep abstrak yang menyerupai pembentukan konsep pada orang dewasa.
Perkembangan Saraf
Ada empat pendekatan digunakan dalam neuropsikologi perkembangan, yaitu: (1) Penelitian perkembangan sistem saraf dalam hubungannya dengan perubahan kognitif. (2) Penelitian kognitif sepanjang rentang kehidupan individu berangkat dari kematangan neurologis. (3) Penelitian patologi neurologis atau kerusakan yang mengakibatkan perubahan kognitif. (4) Penelitian eksperimental dengan memanipulasi otak atau dengan memperkenalkan beberapa variabel independen dan mengobservasi otak. Jadi, Sepanjang rentang kehidupan sejak bayi hingga usia lanjut manusia dan makhluk-makhluk lain dianugrahi kapasitas untuk mengembangkan kapasitas mentalnya dengan cara memanfaatkannya. Jika tidak digunakan dan dibiarkan pasif, maka pertumbuhan otak dapat menjadi tumpul.
Tahap Awal Perkembangan Saraf terjadi pada fase embrionik selama pertumbuhan pranatal. namun perkembangan kognitifnya masih belum sepenuhnya muncul. Lingkungan dan Perkembangan Saraf hal ini lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan otak dan perkembangan kognitif. Otak berkembang dari sederhana menjadi kompleks sejak tahap awal kehidupan individu.
Perkembangan Kemampuan Kognitif
Perkembangan kognitif manusia sepanjang kehidupan memiliki fokus pada bagaimana memahami aspek penting dalam perkembangan manusia. Aspek penting tersebut meliputi inteligensi, kemampuan akuisisi informasi, memori, kognisi tingkat lanjut, dan pembentukan prototipe pada anak.
Inteligensi. Penelitian inteligensi mansuia dilakukan pada anak kembar identic dan menghasilkan suatu yang sangat penting. Yaitu bahwa genetic memegang peran penting dalam perkembangan kemampuan bahasa dan spasial anak. Namun, perlu diperhatikan pula, bahwa perkembangan tersebut juga dipengaruhi oleh lingkungan tempat di mana anak itu tumbuh.
Kemampuan Akuisisi Informasi melibatkan Atensi (Perhatian) Selektif dimana kemampuan untuk fokus pada informasi yang relevan. Fleksibilitas perhatian: anak lebih mudah teralihkan perhatiannya (Pick,1975). Perhatian pada Wajah berfokus: ciri pemandangan visual apa yang orang/anak perhatikan(Haith, Bergman, & Moore,1977)-Alat eye tracking. Persepsi wajah sarana penting awal untuk merekognisi tanda-tand kritis selama menit-menit pertama setelah kelahiran. Bayi lebih menyukai stimulus yang mirip wajah disbanding yang tidak mirip wajah(Mondloch, 1999).
Memori  terdapat organisasi (Chunking) yakni penggabungan potongan-potongan kecil informasi menjadi unit informasi yang lebih besar dan bermakna. Perkembangan organisasi yang aktif, terencana, dan spontan merupakan karakteristik pertumbuhan kemampuan memori anak sekolah.
Kognisi Tingkat Lanjut pada Anak. Struktur Pengetahuan dan Memori Bentuk penyimpanan informasi sangat bergantung pada beberapa faktor, meliputi: sumber informasi, pengetahuan individu sebelumnya dan jaringan structural yang telah terpola. Berpikir Metaforis dunia make-believe. Perkembangan kemampuan intelektual, kreativitas, dan imagery berhubungan dengan pemikiran metaforis pada anak. Membayangkan Bentuk (Imagery) representasi gagasan pada anak lebih didasari oleh persepsi, orang dewasa didasari arti semantic. Dalam menjawab pertanyaan, anak cenderung menggunakan imagery orang dewasa menggunkana penyimpanan informasi berbasis proposisional.
Pembentukan Prototipe pada Anak. Manusia tidak dapat menyimpan segala sesuatu yang terdeteksi oleh sistem sensoriknya. Alternatif penyimpanannya membentuk represesntasi abstrak impresi sensorik dalam bentuk prototipe dana tau kategori-kategori konseptual. Bayi yang baru lahir membentuk representasi mental dengan menggunakan prototipe dan representasi dibentu dengan cepat(Walton & Bower, 1993).
Kognisi dan Penuaan
Perkembangan kognitif pada usia lanjut mengalami penurunan secara kognitif. Masalah dalam penurunan kognisi dipelajari dalam gerontologi kognitif. Misalnya kita telah terbiasa orang usia lanjut mengalami kepikunan, hal tersebut karena faktor penuaan yang berakibat pada kecenderungan memori yang menyatu satu dengan lainnyadan menjadi sangat sulit diingat. Akan tetapi ada beberapa orang yang tidak mengalami penurunan kognitif pada usia tuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar