Kamis, 16 November 2017

Nur amalia hamida

Bahasa dan Membaca
Oleh : Nur amalia hamida
NIM  16410046
Saat anda sedang membaca tulisan ini, itu artinya anda sedang terlibat dalam proses kognitif yang sangat menarik, bahasa merupakan cara suatu pikiran mempengaruhi pikiran lainnya. Bahasa (language), menurut para psikologi kognitif, adalah suatu sistem komunikasi yang di dalamnya pikiran – pikiran dikrimkan (transmitted) dengan perantara suara atau simbol (Solso, 2007: 327). Bahasa adalah sarana utama umat manusia dalam berkomuniakasi. Hal ini menjadikan manusia mengetahui sekitar 60.000 kata yang berbeda yangtersimpan dalam kamus verbal manusia. Kamus ini disebut dengan leksikon.
Pada tahun 1861, Broca melakukan observasi terhadap pasien yang mengalami paralis di sebelah sisi tubuhnya dan mengalami hilangnya kemampuan berbicara akibat kerusakan neurologis. Broca menemukan cedera dibagian lobus frontalis kiri otak pasien. Bagian ini nantinya dikenal sebagai area Broca. Pada tahun 1875, Wernicke menemukan suatu cedera di lobus temporalis kiri yang mempengaruhi pemrosesan bahasa. Area Broca terlibat dalam produksi bahasa, sedangkan area Wernicke terlibat dalam pemahaman bahasa. Kerusakan di area Wernicke mengurangi kemampuan untuk memahami kata-kata lisan dan tulisan, namun pasien tersebut masih mampu berbicara secara normal.
Menurut para ahli linguistik, bahasa adalah suatu struktur hirearkis yang memiliki komponen – komponen. Komponen – komponen tersebut adalah fonem (unit dasar bahasa lisan dan tidak memiliki makna sama sekali) , morfem (unit-unit terkecil yang memiliki makna) dan sintaksis (peraturan – peraturan yang mengendalikan kombinasi kata-kata dalam frase dan kalimat).
Manusia dalam memperoleh bahasa menggunakan beberapa cara. Teori yang berkaitan dengan hal ini adalah : (1)teori yang dikemukakan Chomsky, bahasa adalah keadaan genetik yang bersifat universal, (2)teori yang dikemukakan Skinner, bahasa dipelajari melalui himpunan penguatan – penguatan, (3)teori yang menyaatakan bahwa perkembangan bahasa sebagai fungsi dari kemasakan biologis dan interaksi dengan lingkungan.
Studi neurologis mengenai bahasa menunjukkan keberadaan area – area tertentu yang terlibat dalam pemrosesan bahasa, namun bahasa melibatkan sejumlah besar sub-sistem sehingga diasumsikan sejumlah besar region di otak diaktifkan secara bersamaan.
Seperti yang telah dituliskan diatas, dalam mempelajari mengenai bahasa kita sedang terlibat dalam proses kognitif  yang sangat menarik yakni membaca. Seorang peneliti Perancis pada akhir abad ke-19, Emile Javal (1878) menemukan fenomena bahwa dalam proses membaca, mata manusia tidaklah mengamati huruf demi huruf secara berurutan, melainkan bergerak dalam loncatan-loncatan kecil dengan disertai fiksasi sesaat di titik-titik tertentu yang disebut dengan gerak sarkadik (Saccades). James McKeen Cattel (1886a. 1886b) berupaya menemukan seberapa banyak yang dapat dibaca manusia normal selama sebuah periode fiksasi visual. Hasil eksperimennya mendukung studi-studi sebelumnya mengenai rentang atensi, namun sebuah hasil yang paling menarik minat Cattel berkenaan dengan fakta bahwa waktu reaksi berhubungan dengan familiaritas partisipan terhadap materi visual yang diberikan.
  Manusia melakukan gerak sakadik karena penglihatan manusia memiliki kecermatan paling tajam hanya pada sudut yang sangat sempit, sekitar 1 atau 2 derajat. Manusia menggerakkan mata untuk meninjau kembali teks yang telah dibaca dengan waktu 10-15 persen dari waktu keseluruhan. Gerakan ini disebut regresi (regressions). Ketajaman visual (visual activity) mencapai puncaknya bagi citra-citra objek yang jatuh di suatu bagian retina yang disebut fovea. Fovea adalah suatu lekukan kecil di bagian belakang mata, yang dipadati oleh neuron-neuron fotosensitif yang disebut sel kerucut (cones). Penglihatan Foveal (foveal vision) menjangkau sudut visual sekitar 1 atau 2 derajat.
Beberapa orang memiliki keterhambatan dalam proses perkembangan bahasanya. Hal ini biasanya disebabkan oleh gangguan dalam proses baca – tulis yang biasa disebut disleksia. Disleksia dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti bawaan sejak lahir dan gangguan atau perubahan cara otak kiri membaca.
Jadi,  sistem komunikasi yang di dalamnya pikiran – pikiran dikrimkan dengan perantara suara atau simbol itulah yang diamakan bahasa. dalam mempelajari mengenai bahasa kit sedang terlibat dalam proses kognitif  yang menarik yakni membaca. Beberapa orang memiliki keterhambatan dalam proses perkembangan bahasanya yang disebabkan oleh gangguan dalam proses baca – tulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar