Kamis, 16 November 2017

Mihmidati Hilmia

Nama : Mihmidati Hilmia
N I M : 16410212
BAHASA DAN KOGNISI
Bahasa didefinisikan sebagai suatu sistem komunikasi yang di dalamnya pikiran-pikiran ditransmisikan dengan perantara suara (verbal) atau simbol (nonverbal). Karena bahasa diperoleh manusia dari mendengar dan membaca, maka tak heran jika ini termasuk dalam pembahasan psikologi kognitif. Hal ini dikarenakan bahwa bahasa ada dan diproses di otak dan melibatkan aspek kognisi makhluk hidup. Beberapa studi tentang tata bahasa: a) fonologi (mempelajari kombinasi suara-suara dalam suatu bahasa); b) morfologi (mempelajari kombinasi potongan-potongan kata dan kata-kata itu sendiri, sehingga menjadi unit-unit yang lebih besar); c) sintaksis (mempelajari kombinasi kata-kata sehingga menjadi frase dan kalimat).
Dasar neurologis bagi bahasa:
1. Penelitian Paul Broca (1861) terhadap observasi pasien dengan paralisis di sebelah sisi tubuh sekaligus hilang kemampuan berbicara akibat kerusakan neurologis menghasilkan temuan cedera di bagian lobus frontalis kiri (area Broca: area yang terlibat dalam produksi bahasa).
2. Uji klinis yang dilakukan Carl Wernicke (1875) menemukan cedera di lobus temporalis kiri yang mempengaruhi pemprosesan bahasa (area Wernicke: area yang terlibat dalam pemahaman bahasa).
3. Hierarki linguistik berkisar dari komponen-komponen yang fundamental ke komponen-komponen gabungan hingga ke komponen-komponen yang sangat rumit. 
Fonem, adalah unit dasar bahasa lisan yang digunakan sebagai sebuah unit tunggal, tidak memiliki makna. Fonem dapat berupa huruf hidup atau konsonan. Bunyi-bunyian yang membentuk percakapan dapat diklasifikasikan sebagai bunyi yang diucapkan (misal a atau z) atau bunyi yang tidak disuarakan (seperti t dalam ssstt).
Morfem, adalah unit-unit terkecil yang memiliki makna. Morfem dapat berupa kata-kata atau bagian-bagian kata seperti prefiks (awalan), sufiks (akhiran), atau kombinasi prefiks-sufiks.
Sintaksis, yaitu peraturan-peraturan yang mengendalikan kombinasi kata-kata dalam frase dan kalimat. Istilah produktivitas berarti ketidakterbatasan jumlah kalimat, frase, atau ucapan yang mungkin muncul dalam suatu bahasa, sedangkan regularitas merupakan pola-pola sistematik dalam kalimat, frase, atau ucapan.
Tata bahasa transformasional sangat berkaitan dengan perubahan-perubahan dalam bentuk-bentuk linguistik yang mungkin mempertahankan makna yang sama. Terdapat tiga ide yang mewakili aspek-aspek penting dari teori Chomsky:
1) Struktur permukaan (bagian dari suatu kalimat yang dapat dipecah-pecah dan diberi label dengan menggunakan teknik penguraian umum)
2) Struktur dalam (makna dasar sebuah struktur)
3) Peraturan-peraturan transformasional.
Psikolinguistik
Para psikolog tertarik dengan kajian linguistic yang mempelajari bahasa (struktur, pendeskripsian suara, makna, dan tata bahasa) manusia, termasuk bagaimana mereka menggunakannya. Dari ketertarikan itulah, kemudian lahir ilmu Psycholinguistic yang menggabungkan kedua pendekatan tersebut.
· Nature VS Nurture
Noam Chomsky beranggapan bahwa komponen yang terpenting dari bahasa itu bersifat bawaan (nature). Manusia memiliki sebuah skema bawaan yang berfungsi sebagai sarana pemprosesan informasi dan pembentukan struktur-struktur abstrak dalam bahasa yang menjelaskan adanya LAD (perangkat perolehan bahasa), yaitu struktur kognitif yang berfungsi dalam pembelajaran aturan-aturan bahasa. Berbeda dengan Skinner yang menyatakan bahwa bahasa itu diperoleh dari pembelajaran (nurture), melalui penguatan (reinforcement). Namun, ada pula teori tambahan yang percaya bahwa perkembangan bahasa merfupakan ngsi kemasakan biologis dan interaksi dengan lingkungan
· Hipotesis Relativitas-linguistik
Penelitian Benjamin Lee Whorf (1956) menghasilkan hipotesis bahwa bahasa mempengaruhi persepsi dan konseptualisasi realita (hipotesis Whorf). Whorf menyimpulkan bahwa suatu benda yang direpresentasikan oleh suatu kata akan dipahami secara berbeda oleh orang-orang yang memiliki bahasa yang berbeda; penyebab perbedaan cara pandang terhadap realita itu merupakan hakikat bahasa itu sendiri. Hipotesis Whorf ini mendapat tentangan keras dari Heider/Rosch.
Bahasa dan Neurologi
· Stimulasi elektrik
Tahun 1950-an, Penfield & Roberts memperkenalkan psychosurgery, yang cara kerjanya dengan memberikan aliran listrik bertegangan rendah ke area-area pemprosesan bahasa dan korteks memori. Hasilnya, prosedur ini mengganggu kemampuan bicara.
· Pemindaian PET
a) Posner, dkk (1988) melakukan penelitian yang hasilnya bahwa pemprosesan semantik dan auditorik terhadap stimuli yang disajikan secara visual terjadi di bagian-bagian yang berbeda dalam otak.
b) Kemampuan mengamati teks tertulis dibatasi oleh karakteristik-karakteristik sistem visual.
c) Studi-studi rentang perseptual digunakan untuk menguji hakikat pemprosesan informasi dan metodenya meliputi penggunaan tachistoscopic, studi pergerakan mata, dan penerapan prosedur fiksasi.
d) Emile Javal (1878) berpendapat bahwa mata manusia bergerak dalam loncatan-loncatan kecil (gerak sakadik) dengan disertai fiksasi sesaat di titik-titik tertentu.
e) James McKeen Cattell (1886), menggunakan tachistoscope dengan hasil: waktu reaksi berhubungan dengan familiaritas partisipan terhadap materi visual yang diberikan.
Membaca
Pemprosesan teks: bukti studi pelacakan pergerakan mata
a. Rayner mempelajari luas area pandang pembaca (area pandang tempat pembaca mengambil informasi dari teks).
b. McConkie & Rayner (1973) berasumsi bahwa para partisipan menggunakan waktu fiksasinya untuk menentukan hakikat atau sifat teks.
c. Rayner (1975) menemukan interpretasi semantik (seperti pemaknaan) dari suatu kata dapat diterapkan hanya pada kata yang terletak satu hingga tujuh spasi dari titik fiksasi. Di luar rentang tersebut, partisipan hanya mampu menangkap karakteristik visual dasar, seperti bentuk kata serta huruf awal & akhir dalam kata.
d. Informasi yang berada di area pandang semi-perifer (sekitar 12 spasi dari titik fiksasi) disandikan secara parsial (sebagian) dan lamanya pemprosesan bergantung pada jarak dari titik fiksasi.
e. Carpenter dan Dahbeman (1981) melakukan eksperimen yang menyesatkan dengan mengindikasikan tahap-tahap awal pemahaman terhadap materi tertulis mungkin terjadi hanya dalam interval waktu yang sangat singkat.  
f. Pola pergerakan mata akan berubah dengan sangat cepat (hanya dalam beberapa ratus milidetik) untuk mengakomodasi konteks-konteks dalam bacaan yang saling bertentangan.
g. Fenomena ini menunjukkan bahwa proses-proses pemahaman tingkat tinggi terjadi secara dini, yakni pada awal pemprosesan materi tertulis.
h. Dalam membaca, pemahaman terjadi hampir seketika, bersamaan dengan persepsi visual dan tidak selalu terjadi setelah penyandian STM yang berurutan.
i. Selama membaca, manusia mengaktifkan serangkaian reaksi asosiatif kaya-makna yang digunakan untuk memahami hal-hal yang sedang diindra.
j. Familiaritas (keterbiasaan) dan konteks memudahkan rekognisi kata. Peningkatan familiaritas dan peningkatan konteks menyebabkan rekognisi yang semakin cepat dan semakin baik.
Lexical-Decision Task (LDT)
Meyer, dkk (1970-an) mendefinisikan LDT sebagai sejenis tugas priming untuk mengukur kecepatan partisipan dalam menentukan apakah sepasang kata dikenal dalam kosakata bahasa Inggris. Model penyimpanan memori berdasarkan peristiwa-peristiwa leksikal membuat dua asumsi yang penting:
a. kata-kata disimpan dalam beragam lokasi di memori, ada kata yang memiliki hubungan dekat (misalnya: bread-butter), sementara ada yang jauh (misalnya: nurse-doctor).
b. pengambilan informasi dari suatu lokasi memori yang spesifik menghasilkan aktivitas neural yang menyebar ke lokasi-lokasi di sekitarnya dan mampu melancarkan rekognisi terhadap memori yang saling memiliki hubungan.
Pemahaman 
Pemahaman dalam membaca berarti kemampuan untuk menggambarkan proses pemahaman terhadap makna suatu materi tertulis. Model pemahaman teks dibentuk berdasarkan proposisi: abstraksi-abstraksi yang dibentuk berdasarkan observasi. Pemahaman bergantung pada 2 sumber, yaitu: skema sasaran (serupa dengan pemprosesan top-down), dan struktur permukaan teks (serupa dengan bottom-up).
— Pemprosesan top-down
1) Generalisasi, bahwa semakin besar pengetahuan yang dimiliki seorang pembaca, pemahamannya terhadap naskah yang dibaca juga semakin baik.
2) Asumsi, yaitu pengetahuan yang tersimpan dalam memori seseorang dapat diumpamakan sebagai suatu koleksi atau kumpulan informasi yang terorganisasi.
— Pemprosesan bottom-top
1) Kintsch dan van Dijk melakukan penelitian tentang memori dan pemahaman terhadap materi tertulis. Hasilnya, detail spesifik semakin terlupakan seiring dengan berlalunya waktu, tapi intisari cerita tetap diingat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar