Rabu, 27 September 2017

Abdullah nashikhul umam

PENGENALAN OBJEK
Oleh
Abdullah nashikhul umam
164102220

Teori-teori perseptual
Para psikolog yang telah mempelajari persepsi telah mengembangkan dua teori utama tentang cara manusia memahami dunia. Sebuah teori , persepso konstruktif(constructive perception) , menyatakan bahwa manusia “mengkonstruksi” persepsi terbentuk dari perolehan informasi secara langsung dari lingkungan. Persepsi konstruktif menggunakan strategi top-down sedangkan persepsi langsung menggunakan strategi bottom-up.
Teori Persepsi konstruktif disusun berdasarkan anggapan bahwa selama persepsi kita membentuk dan menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan persepsi berdasarkan apa yang kita indera dan apa yang kita ketahui. Dengan demikian persepsi adalah sebuah efek kombinasi dan informasi yang diterima system sensorik dan pengetahuan yang kita pelajari tentang dunia , yang kita dapatkan dari pengalaman.
Teori persepsi langsung menyatakan bahwa informasi dalam stimuli adalah elemen penting dalam persepsi dan bahwa pembelajaran dan kognisi tidaklah penting dalam persepsi karena lingkungan telah mengandung cukup informasi yang dapat digunakan untuk interpretasi

Pengenalan pola visual
            Selain kedua teori umum yang dijabarkan sebelumnya , terdapat sejumlah teori spesifik yang meraih seiring berlalunya waktu , meskipun tidak semua teori tersebut mendapatkan dukungan seimbang. Teori-teori tersebut adalah teori komputasional , teori Gestalt , pemrosesan bottom-up dan top-down , pencocokan template , analisis fitur , teori prototype , dan sebuah bentuk gabungan dari teori-teori persepsi. Perlu diperhatikan bahwa masing-masing sudut pandang tersebut memiliki kesamaan dasar teori dengan sudut pandang yang lain;sedangkan perbedaan-perbedaan yang ada menyediakan sebuah kerangka kerja organisasional.

Teori Gestalt
            Beberapa hukum gestalt meliputi , sebagai contoh , hukum keterdekatan (law of proximity) , hukum kesamaan (law of similarity), hukum penetapan (law of closure),  hukum simetris (law of symmetry), hukum kontinuitas (law of countinuty) dan hukum nasib bersama (law of common fate)  . Karena pengaruh pragnans , kita melihat pengaturan delapan titik dibawah ini sebagai sebuah persegi panjang atau suatu lingkaran , namun bila tata letak titik-titik tersebut tidak memiliki bentuk (form) yang baik , kita hanya akan mempersepsi bentuk yang abstrak.
            Menurut para psikolog Gestalt, kita mencari simetri ketika berusaha memahami pola-pola. Sebuah asumsi mencolok yang disusun para psikolog Gestalt mula-mula—terutama kohler (1947)-adalah bahwa pengorganisasian spontan terhadap suatu pola adalah suatu fungsi natural dari stimulus itu sendiri dan hanya sedikit berhubungan dengan pengalaman masa lalu terkait objek tersebut.

Pemrosesan bottom-up dan pemrosesan top-down
1.     Teori yang pertama adalah Pemrosesan bottom-up (Bottom up processing) , yakni teori yang mengajukan gagasan bahwa proses pengenalan diawali oleh identifikasi terhadap bagian-bagian spesifik dari suaru pola , yang menjadi landasan bagi pengenalan pola secara keseluruhan .
2.    Pemrosesan top-down (top-down processing), yakni teori yang mengajukan gagasan bahwa proses pengenalan diawali oleh suatu hipotesis mengenai identitas suatu pola , yang diikuti oleh pengenalan terhadap bagian-bagian pola tersebut , berdasarkan asumsi yang sebelumnya telah dibuat.Pemrosesan top-down memerlukan sejumlah waktu pelaksanaan . Para peneliti yang menguji pengenalan wajah telah menemukan bahwa wajah dapat diinterpretasikan berdasarkan bagian-bagiannya (secara fitural) dan berdasarkan konfigurasi keseluruhan bagian tersebut (secara konfigurasional)

Pencocokan template analisis fitur dan pencocokan prototipe
            Sebuah teori mula-mula tentang cara otak mengenai pola dan objek disebut teori pencocokan template (template matching). Sebuah template, dalam konteks pengenalan pola pada manusia, merujuk pada suatu konstruk internal yang ketika disesuaikan atau dicocokkan dengan stimuli sensorik, menyebabkan terjadinya pengenalan objek.
            Teori pencocokan template, sebagai sebuah teori pengenalan pola, memiliki kekuatan dan kelemahan. kekuatannya, bahwa agar kita mampu mengenali suatu bentuk, suatu huruf, atau suatu wujud visual, otak perlu melakukan pembandingan stimuli visual tersebut dengan bentuk internal yang tersimpan dalam memori.
Kelemahan teori tersebut, suatu interpretasi harafiah dari teori pencocokan template akan menghadapi suatu kesulitan.Pengenalan objek merupakan pemrosesan informasi tingkat tinggi yang didahului oleh pengidentifikasian stimuli kompleks yang masuk ke retina sesuai dengan fitur-fituryang lebih sederhana.
Selain pencocokan dan analisis fitur, sebuah alternatif teori untuk menjelaskan pengenalan objek adalah teori pencocokan prototipe (prototype matching. Diasumsikan bahwa, alih-alih membentuk template yang spesifik atau bahkan membentuk fitur-fitur berbagai ragam pola yang harus kita identifikasi , kita akan menyimpan sejumlah jenis pola-pola abstraksi dalam memori dan abstraksi tersebut berperan sebagai prototype. Sebuah pola yang diindera selanjutnya akan dibandingkan dengan prototype dalam memori, dan jika terdapat kesamaan antara keduanya.
           

Pengenalan Pola pada pakar
            Chase dan Simon menguji hipotesis menggunakan tiga jenis partisipan-seorang maestro, seorang pemain catur level A (sesorang yang sangat mahir namun belum mencapai tingkat grandmaster), dan seorang amatir. dalam eksperimen tersebut, Chase dan simon menemukan bahwa waktu yang digunakan seluruh partisipan untuk mengati papan catur adalah setara , namun waktu yang digunakan untuk merekontruksi berbeda-sang maestro catur memerlukan waktu lebih singkat dibandingkan kedua partisipan lain.
            Eksperimen Chase dan Simon memilik dampak teoritik yang signifikan, bongkahan-bongkahan informasi yang disatukan oleh hubungan-hubungan yang bersifat abstrak mungkin merupakan landasan teori sintaksis pola. Potongan-potongan informasi yang tidak disertai konteks yang bermakna atau yang sulit dikelompokkan ternyata lebih sulit disandikan, apapun bentuk informasi itu, huruf, bentuk, geometric, catatan-catatan , dan lain-lain.

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar