Rabu, 27 September 2017

Desi Rahmawati


Desi Rahmawati
Nama: Desi Rahmawati
NIM: 16410003

Memori Jangka Panjang dan Memori Jangka Pendek
Dimanakah tempat penyimpanan memori? Tempat penyimpanan memori adalah diseluruh bagian otak, meskipun juga terpusat pada bagian-bagian tertentu. Tanpa otak, kita akan menjadi makhluk yang tidak memiliki perasaan, tidak memiliki pikirin, dan tidak memiliki memori. Saat kita berpikir tentang memori, kita sering membanyangkan suatu penyimpanan luas yang berisi informasi dan pengetahuan . Jenis memori semacam itu disebut memori jangka panjang (LTM; long-term memory), dan itu merupakan dari memori kita. Meskipun memori jangka pendek (STM; short-term memory) memiliki kapasitas yang lebih kecil dibandingkan dengan memori jangka panjang, tetapi memori jangka pendek memiliki peran penting dalam pemrosesan memori.
Memori adalah elemen pokok dari sebagian besar elemen kognitif. Memori jangka pendek adalah kapasitas penyimpanan yang terbatas diimbangi oleh kapasitas pemrosesan yang juga terbatas, dan bukan hanya itu, terdapat pula pertukaran konstan antara kapasitas penyimpanan dan kemampuan pemrosesan. Berapakah kapasitas memori jangka pendek? Memori jangka pendek (STM)  merupakan memori yang kapasitasnya terbatas pada 7 item, namun kepadatan (density) atau jumlah informasi per item dapat ditingkatkan dengan chuking (“Bongkahan” informasi yang memiliki makna). Menurut teknik Brown-Peterson mendemonstasikan bahwa kapasitas kita untuk menyimpan informasi dalam suatu area penyimpanan-sementara bersifat sangat terbatas dan rentan terhadap memudarnya informasi dengan cepat, jika kita tidak memiliki kesempatan untuk mengulang (rehearse).
Memori jangka panjang adalah unsur pusat perkembangan kognitif yang memusatkan seluruh situasi yang didalamnya individu menyimpan informasi yang ia terima sepanjang waktu. Jenis-jenis Memori jangka panjang di bagi menjadi  memori eksplisit (Deklaratif) dan memori implisit (Non-deklaratif). Eksplisit yaitu mengacu pada ingatan masalalu seperti kita disuruh membuat cerita tentang berlibur dirumah nenek, sedangkan implisit yaitu mengacu pada informasi yang disimpan tanpa disadari seperti kita ditanya berapa saudara kandung kita, kita akan menjawabnya dengan spontan.
Tidak sampai disitu saja memori eksplisit diorganisasikan menjadi memori sematik dan  memori episodik, sematik adalah memori mengenai kata, konsep, peraturan, dan ide-ide abstrak, bisa disebut juga dengan kejadian fakta sedangkan episodik adalah suatu system memori neurokognitif yang memungkinkan seseorang mengingat peristiwa-peristiwa pada masa lalunya, bisa disebut juga dengan peristiwa masa lalu. Sedangkan memori implisit dibagi menjadi memori procedural dan memori emosional.
Sulit bagi kita untuk membayangkan kapasitas dan durasi informasi yang ditampung dalam memori jangka panjang, namun kita masih bisa memperkirakan karakteristik-karakteristik tersebut, bahkan informasi yang paling samar sekalipun dapat kita ingat. Contohnya seperti, Anda mampu mengingat nomor hp anda, anda mampu mengingat letak mobil anda di tempat parkir, anda mengingat nama binatang peliharaan anda yang pertama, dan uniknya, sebagian besar informasi tersebut tidak berada dalam jangkauan kesadaran anda hingga dimunculkan ke memori sadar.Kapasitas otak manusia untuk menyimpan informasi yang mendetail dalam jangka waktu lama tetaplah tidak tertandingi. Ingatlah bahwa otak manusia adalah suatu struktur yang sedemikian kecilnya. Seharusnya kita sebagai umat muslim harus banyak-banyak bersyukur karena Allah swt telah memberikan nikmat yang sangat luar biasa kepada kita semua. Apabila artikel ini kurang jelas bisa di lihat di buku psikologi kognitif edisi kedelapan.
Penyimpanan LTM
            Sebuah penjelasan tentang bagaimana memori jangka panjang dibentuk dan disimpan, ditemukan dalam karya Donald Hebb yang menjadi klasik. Versi sederhana dari gagasan Hebb tentang LTM menyatakan bahwa informasi dari STM akan dikirim ke LTM apabila diulang-ulang (rehearsed) di STM dalam jangka waktu yang cukup lama. Transformasi informasi dari STM ke LTM terjadi karena struktur STM diotak memiliki sirkuit yang berisikan aktivitas-aktivitas neural yang bergema (reverberating), yang memiliki neuron-neuron yang mampu bergerak dalam putaran (loop) secara mandiri. Manaka sirkuit tersebut tetap aktif selama satu periode tertentu, terjadilah perubahan kimiawi dan/atau perubahan structural, dan memori akan disimpan secara permanen dalam LTM. Jika informasi tersebut dikombinasikan dengan memori-memori lain yang bermakna, terjadilah peningkatan memoribilitas (kemudahan memori untuk diingat).
            Sejumlah pengalaman lebih mudah diingat dibandingkan pengalaman lain. Sebagai contoh, pengalaman-pengalaman yang menyenangkan, yang melibatkan ego, atau yang bersifat traumatic, tampaknya bertahan lama dimemori dibandingkan memori yang mengenai kuliah yang rumit. Penelitian terhadap hewan menunjukan peran peningkatan kadar glukosa terhadap pembentukan memori. Lebih lanjut lagi ketika peristiwa menyenangkan terjadi, medulla adrenal meningkatkan sekresi epinephrine (adrenaline) kedalam darah sehingga meningkatkan konsolidasi memori (Megaugh,1990). Diyakini bahwa epinephrine tidak secara langsung menstimulasi sinapsis-sinapsis otak, melainkan mengubah jadangan glikogen menjadi glukosa sehingga meningkatkan kadar glukosa dalam darah, yang menjadi nurisi dalam otak. Sejumlah penelitial eksperimental telah mendukung gagasan bahwa penyunting glukosa seketika setelah proses belajar akan meningkatkan memori tentang materi yang dipelajari (Gold,1987; Hall & Gold, 1990)
            Sandi
            Dalam LTM, informasi sidandikan secara akustik, secara visual, dan secara semantic. Hakikat ketiga jenis sandi (codes) dalam LTM tersebut dapat diilustrasikan dengan mudah. Sebgian besar dari kita pernah mengalami kondisi ti of the tongue (TOT): di ujung lidan) (Brown,1991,Schwartz, 1999), yakni kondisi saat Anda mengingat sejumlah aspek dari item tertentu, namun melupakan indetitas utama item yang bersangkutan. Dalam kondisi TOT, Anda mampu mengingat atribut-atribut item yang bersangkutan, namun nama item itu sendiri seolah berada diluar jangkauan Anda. Sebagai contoh, pada suatu saat kami sedang mengendarai motor menuju ke kampus, dan percapakan yang berlangsung diantara kami sempat tersendat saat kami mencoba mengingat nama sebuah jenis minuman ringan (diet soda). Kami tida mampu mengingat nma minuman tersebut, dan hal tersebut segera menjadi hal perbincangan kami.
            Level pemrosesan
            Sebagaimana telah kami nyatakan, hal-hal yang bemakna akan disimpan dalam memori, namun hal tersebut menimbulkan pertanyaan: Bagaimana otak mengenali bahwa informasi adalah sebuah informasi yang syarat makna? Otak dapat menggunakan metode heuristic (metode yang menutun pada penemuan sesuatu, atau penyelidikan sesuatu, sehingga penyembabkan perumusan-perumusan pikiran-pikiran atau kesimpulan baru).
            Penelitian Craik dan Lockhart (1972) terhadap level pemrosesan (level of processing) menyertakan gagasan umum bahwa informasi yang diterima oleh indera harus menjalani serangkaian analisis yang diawali dengan analisis sensorik dangkal dan dilanjutkan oleh analisis-analisis yang semakin dalam, semakin rumit,semakin abstrak,dan semakin bersifat semantic.
            Dalam pandangan Craik dan Lockhart, isu yang signifikan adalah bahwa kita mampu menganalisis atau mempersepsi informasi pada level yang rumit, yang penuh makna (meaningful) sebelum kita menganalisis informasi tersebut pada level yang primitive.
            Gagasan bahwa kita dapat menganalisis informasi pada level yang lebih dalam sebelum pada level yang lebih dangkal menyebabkan timbulnya keraguan-keraguan besara terhadap teori asli yang menyatakan keberadaan sejumlah level pemrosesan. Jika seluruh tipe pemrosesan dapat menerima stimulus (yang sma), akibatnya teori mengenai keberadaan sejumlah level dapat digantikan oleh subuah sistem yang melenyapkan konsep “sejumlah level” atau “sejumlah krdalaman pemrosesan” namun tetap memepertahankan beberapa gagasan Craik dan Lockhart mengenai pengulangan (rechearsal) dan mengenai pembentukan jejak-jejak memori
            Level Pemrosesan versus Pemrosesan informasi
            Model-model memori yang menggunakan konsep ppemrosesan informasi pada umumnya menekankan kompenen-kompenen structural (seperti penyiman sensorik, STM, dan LTM) yang berhubungan dengan pemrosesan (sperti atensi,penyandian,pengulangan, transformasi informasi. Model memori dengan konsep pemrosesan informasi menekankan keberadaan serangkaian terhadap yang didalamnya informasi dipindah dan diproses, sedangkan pandangan alternative Craik dan Lockhart (yakni level pemrosesan) menyatakan bahwa jejak-jejak memori dibentuk sebagai produk sampingan dari pemrosesan perceptual.
            Efek Referensi Diri
            Konsep level pemrosesan mengalami kemajuan pesat ketika Rogers, kuiper, dan kirker (1977) menemukan bahwa referensi diri  (self-reference) merupakan sebuah faktor yang kuat. Dengan menggunakan suatu metode yang menyerupai metode craik dan Tulving (1975), para peneliti meminta partisipasipan untuk mengevaluasi sebuah daftar yang berisi 40 kata sifat (adjective) setelah para partisipan tersebut dibagi dalam empat kelompok tugas (empat kondisi perlakuan): tugas structural,fonemik, semantic, dan refensi sendiri.



Jenis-jenis Memori
             Secara umum kita dapat menganalogikan LTM sebagai suatu tempat penyimpanan (repository) segala hal memori yang pada saat itu tidak sedang digunakan namun memiliki makna yang penting dan dapat diambil kembali (retrievable). Sejumlah kategori umum dari jenis informasi yang disimpan dalam LTM (Bower,1975) disusun berdasarkan kemungkinan fungsi adaptifinya.
·        Kemampuan spasial. Informasi mengenai lokasi kita didunia dan objek-objek yang penting. Pengetahuan ini memungkinkan kita melakukan pergerakan maneuver efektif dilingkukngan kita.
·        Karakteristik-karakteristik Fisik Dunia Sekeliling Kita. Informasi ini memungkinkan kita berinteraksi secara aman dengan objek-objek yang kita jumpai.
·        Hubungan Sosial. Penting untuk mengetahui siapa kawan kita, siapa kerabat kita, dan siapa oramg yang dapat kita percayai. Mengenai siapa musuh kita itu lebih pentung.
·        Nilai-nilai Sosial. Peengetahuan mengenai apa yang dianggap penting oleh kelompok kita.
·        Keteramoilan-keteramoilan motorik. Penggunaan alat, pemanipulasi objek.
·        Keterampilan-keterampialn perseptuail. Memungkinkan kita memahami stimuli dalam lingkungan kita, mulai dari bhasa hingga music.
Sebagaimana telah kita diskusikan sebelumnya, sistem memori kita tidak hanya menyimpaninformasi, melainkan juga memproses dan mengarahkan informasi. Tergantung jenis informasi, atau drajat kepentingan, skema organisasi yang berbeda-beda akan dilibatkan dalam LTM . anda dapat mengamati bahwa LTM dapat dibagi menjadi memori ekspilit (deklaratif) dan memori implicit (nondeklaratif). Memori eksplisit diorganisasikan lagi menjadi memori episodic dan memori semantic. Memori implicit dibagi menjadi memori procedural dan memori emosional. Terdapat pula sejumlah subtype dalam kategori memori implicit dan memori eksplisit tersebut.
            Memori eksplisit (exposit memory) terutama mengendalikan pengembalian (retrieval) pengalaman-pengalaman sadar dan menggunakan i syarat(cue) berupa rekognisi dan tugas-tugas recall. Memori implicit (implicit memory), sebaliknya diekspresikan dalm bentuk mempermudah kinerja dan tidak memerlukan kinerja dan tidak memerlukan rekoleksi yang sadar.
Memori Otobiografis
            Isi LTM bukanlah menyerupai suatu gudang yang menyimpan segala sesuatu yang kita alami. LTM memiliki suatu fungsi kendali, yakni tempat informasi yang relevan dan bermakna mendapat perhatian khusus. Memori otobiografis adalah memori yang dimiliki oleh seorang individu mengenai masa lalunya. Meskipun memori pribadi telah menjadi minat sebagian orang awam, sesungguhnya memori pribadi juga menjadi subjek sebuah penelitian psikologis.
            Memori otobiografis pada umumnya memiliki kekuratan tinggi (bahkan sempurna). Pada umumnya, memori biografis berisi informasi terkait emosi, deskripsi-diri,peristiwa-peristiwa khusus, dan sejarah kehidupan sesorang yang bersangkutan.
Memori Episodik dan Memori Semantik
            Tulving (1972,1986a,1989b, 1993) mengklasifikasikan memori kedalam dua jenis: memori episodic dan memori semantic. Klasivikasi Tulving kita anggap penting sebab kita amsusikan bahwa suatu kondisi memori tunggal eksis dalm LTM.
            Memori Episodik adalah suatu “sistem memori neurokognitif yang memungkinkan seorang mengingat peristiwa-peristiwa pada masa lalunya”. (Tulving,1993,hal 67). Artinya memori pengalaman-pengalaman khusus (misalnya melihat pemandangan indah, merasakan pegangan tangan) membentuk memori episodic. Peristiwa tersebut disimpan sebagai” referansi otobiografis”. Memori episodic tidak memiliki struktur formal sebagaimana yang didapati dalam memori simantik.
            Memori semantic adalah memori mengenai kata, konsep, peraturan, dan ide-ide abstrak: memori ini penting bagi penggunaaan bahasa. Dalam kata-kata Tulving :
Memori semantic adalah sebuah kamus mental, sebuah pengetahuan tetorganisasi yang dimiliki seseorang, mengenai kata-kata dan symbol verbal lainnya, makna dan acuanya;mengenai hubungan antara symbol-simbol dan verbal tersebut berserta peraturan-peraturan, rumus dan algoritma yang digunakan pemanipulasian terhadap symbol-simbol, konsep-konsep dan hubungan-hubungan tersebut. Memori semantic tidak mencakup karakteristik-karakteristik perceptual dari input, namun mencakup referensi kognitif dari sinya-sinyal input. (hal 217).
            Memori semantic dan memori episodic berbeda tida hanya dalam isinya, namun juga dalam keterangnanya terhadap kelupaan. Informasi dalam memori episodic lenyap dengan cepat seiring masuknya informasi baru secara konstan. Meskipun demikian pengetahuan yang diperlukan untuk mengalikan 5 x 3 (yakni memori simantik) lebih “kebal” terhadap kelupaan. Memori episodic diaktifkan lebih sering (dan akibatnya, lebih sering menglami perunbahan), sedangkan memori semantic tidak diaktifkan sesering memori episodic dan kondisinya relative stlabil seiring berlalunya waktu.
            Tulving berpendapat bahwa sistem memori yang baik menggambarkan kompleksitas dan adaptibilitas manusia adalah sistem klasifikasi yang terdiri dari tiga bagian : memori procedural, memori semantic, dan memori episodic. Ketiga sistem tersebut dianggap bersifat monohirarkis. Artinya, dalam sistem yang paling rendah, memori procedural mencakup sistem berikutnya, yakni memori semantic sebagai suatu entitas tunggal, sementara memori semantic mencakup memori episodic sebagai suatu subsistem tunggal yang terspesialisasi. Meskipun setiap sistem memiliki kemampuan yang unik.
            Memori Prosedural, sebgai bentuk memori terendah, mempertahankan hubungan-hubungan antara stimulus dan respondan dapat disertakan dengan memori asosiatif sebagaimana  yang disebutkan Oakley (1981).Memori semantic memiliki kemampuan tambahan berupa mempresentasikan peristiwa internal yang  tidak ada saat kejadian,sementara memori episodic memungkinkan adanya suatu kemampuan tambahan berupa kemampuan memperoleh (dan mempertahankan) pengetahuan mengenai peristiwa yang dialami secara pribadi.
Dukungan Neurosains Kognitif
            Bukti-bukti yang mendukung keberadaan memori semantic dan memori episodic didemostrasikan secara dramatis oleh Tulving, yang menyajikan dokumentasi fisikal mengenai sistem-sistem memori. Terdapa dua jenis studi yang telah dilaporkan. Dalam sebuah studi, tulving mendeskripsikan subuah studi khusus yang mengenai seseorang pria bernama “K.C.,” yang mengalami cedera otak akibat kecelakaan frontal-parietal kiri dalam otak K.C. studi kedua yang dilaporkan Tulving berkaitan dengan studi pencitraan.
            Studi kedua mengindikasikan letak lokus (pusat) kortikal dari memori semantic dan memori episodic, yakni melalui pengukuran terhadap aliran darah serebral regional. Melalui pengukuran terhadap aliran darah dalam konteks (yang diinterpretasikan sebagai indikasi adanya aktivitas moral yang terpusat dengan menggunakan suatu prosedur pencitraan PET yang telah dimodifikasikan para peneliti dapat menyusun sutu peta kortikal otak selama berlangsungnya proses memori yang berbeda-beda. Ketika seseorang terlibat dalam aktivitas-aktivitas memori semantic, sebagai contoh, region-region tertentu diotak akan “menyala, sedangkan aktivitas-aktivitas episodic menyebabkan pengaktifan  area lain dalam korteks.
            Melalui tenik-teknik mutrakhir. Para peneliti semakin memahami struktur arsitektual otak manusia. Sebuah hal yang bahkan lebih menarik lagibagi para psikologi kognitif adalah  penemuan karakteristik-karakteristik fungsional otak; hubungan internal antara karakteristik tersebut, dan hubungan karakteristik dengan memori,persepsi,emosi,bahasa, dan proses kognitif yang lain. Sebagai hasil dari penemuan-penemuan tersebut, para psikolog mampu menyusun mengenai keberadaan dua jeneis memori; memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Sejumlah data-data penelitian psikologi mendukung gagasan tersebut, namun pada masa kini bukti-bukti tersebut ditambah dengan adanya bukti-bukti fisiologis berdasarkan karakteristik structural dan karakteristik pemrosesan informasi di otak.
            Sebagai kesimpulan meskipun masih banyak hal yang perlu dipelajari lebih lanjut mengenai hakikat neurobiologist pada memori, sesungguhnya kita telah mengetahui sejumlah hal yang penting. Stimuli fisik dari dunia eksternal, seperti energy cahaya dan energy suara, dideteksi oleh sistem sensorik, ditransduksikan menjadi implus-implus saraf, dan ditransmisikan keotak. Di otak impuls-impuls tersebut awalnya dianalisis dan secara serempak dikirimkan ke pusat-pusat pengolahan informasi seperti hipokampus, yang salah satu fungsinya adalah mengenali makna emosional dalam emosi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar