Rabu, 27 September 2017

Indah noor mazaya hurin’in

Model model memori dan memori jangka pendek
Indah noor mazaya hurin’in (16410079)
Memori merupakan elemen pokok dalam sebagaian besar proses kognitif. Memori manusia terdiri dua unsur yaitu memori primer atau momori jangka pendek (short-term-memory/STM) dan memori skunder atau memori jangka panjang (long-term-memory/LTM). Memori memiliki sifat dan permanen. Penemuan penemuan neuorofisiologis menunjukkan bahwa kedua penyimpanan memori yang berbeda tersebut memiliki letak tertentu dalam struktur otak manusia. Struktur memori manusia yang paling penting adalah lobus temporal dan hipokampus. Secara khusus hipokampus adalah sebuah tempat penyimpanan sementara bagi LTM, yang memproses informasi awal dan memindahkan informasi informasi tersebutke korteks serebral sebagai tempat penyimpanna yang lebih permanen.
Formulasi teknik Brown dalam mengkur kapasitas STM beserta kasus H.M memperkuat konsep STM sebagai sistem memori yang mandiri. STM tidak hanya dianggap terpisah dari LTM , namun konsep STM juga memiliki landasan fisiologis yang ditegaskan oleh studi studi neurologis terhadap pasien yang mengalami kerusakan otak.  Memori kerja (working memory) didefinisikan secara konseptual sebagai suatu tipe kerja yang secara konstan mengubah, mengkombinasikan dan memperbarui informasi baru ataupun lama. Model memori kerja menyanggah pandangan bahwa STM hanyalah sekedar “kotak” dikepala dan konsep memori kerja juga menyanggah gagasan bahwa kapasitas STM terbatah hanya pada tujuh item. Baddley menyatakan bahwa rentang memori ditentukan oleh kecepatan kita mengulang informasi. Intisari dari gagasan Baddely adalah bahwa kita dapat melakukan  pengulangan hanya sejumlah informasi yang terbatas dalam putaran fonologis (phonological loop), dan satu satunya determinan adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengucapkan kata-kata tersebut secara lisan. Komponen kedua dalam memori kerja adalah “alas sketsa visuospasial (visuospatial sketchpad) yang memiliki kemiripan dengan putaran fonologis namun berperan mengendalikan kinerja visual dan spasisal. Eksekutif sentral (central executive) berperan layaknya seorang penyelia yang menentukan topik topik yang seharusnya diabaikan dan apa yang harus dilakukan apabila sistem mengalami masalah. Tidak lamasetelah model memori kerja diperkenalkan, para peneliti mengungkapkan lebih banyak informasi mengenai putaran fonoligis, visuopital dan hakikat eksekutif sentral menggunakan standar pengukuran dalam ilmu psikologi. Cabeza dan Nyberg (1997) menemukan bahwa putaran fonologis memiliki kaitan aktivasi bilateral pada lobus frontal dan parietal, alas sketsa visuospital mengaktifkan area area yang berbeda dalam korteks. Penahan episodik adalah suatu sistem berkapasitas terbatas yang menggabungkan informasi dari LTM, dari alas sketsa visuopasial, serta dari putaran fonologis kedalam eksekutif sentral.
Menurut Miller kapasitas STM memuat tujuh unit, dalam hipotesis Miller keterbatasan keterbatasan di akibatkan oleh adanya sejumlah mekanisme yang bersifat mendasar dan umum adapun mekanis tersebut adalah STM dan CHUNKING gagasan bahwa STM memuat tujuh unit terlepas dari data apaun yang masuk kedalamnya adalah gagasan yang paradoks. Kita lebih mudah mengingat informasi dalam rangkaian kata dibandingkan huruf. Meningkatnya kapasitas STM di capai melalui proses chungking yakni mengubah huruf huruf menjadi unit kata yang bermakna.proses chunking adalah suatu proses yang penting karena menjelaskan fenomena STM yang mampu memproses sejumlah besar informasi tanpa menyebabkan “kemacetan” dalam rangka informasi. Hubungan LTM dan chunking di ilustrasikan dengan eksperimen yang dilakukan Bower dan spingston (1970) bahwa partisipan lebih mudah mengingat unit chunk terdiri dari huruf huruf yang bila digabungkan menjadi makna. Hal ini menunjukkan peran LTM dalam STM dan chunking. Sandi Penyandian informasi dalam STM terbagi menjadi tiga, sandi auditorik, sandi visual sandi semantik
Era modern pemrosesan informasi sangat dipengaruhi oleh sebuah teknik eskperimental yang dikembangkan oleh saul sternberg. Teknik ini melibatkan sebuah tugas pemindaian serial yang ada di dalam partisipan mendapat stimuli berupa serangkaian item. Diasumsikan bahwa setiap item disimpan dalam STM partisipan. Setelah pertisipan menghafal daftar, ia menekan sebuah tombol untuk memunculkan sebuah angka yang ada atau tidak dalam daftar yang telah dilihat sebelumnya. Tugas partisipan adalah membandingkan angka tersebut dengan daftar yang telah di ingatnya dan menjawab apakah angka tersebut memang ada di daftar atau tidak. Pada dasarnya tugas ini mengaruskan partisipan mencari angka dalam suatu daftar untuk menemukan jawab yang tepat. Pencarian seperti ini dapat berhenti dengan sendirinya saat partisipan telah menemukan angka tersebut dan memberikan jawaban. Sebaliknya partisipan mungkin melakukan pencarian menyeluruh terhadap daftar di memori sebelum melaporkan jawabannya, terlepas ia menemukan angka itu atu tidak. Waktu reaksi mencerminkan waktu yang diperlukan pertisipan untuk melakukan pencarian angka pada daftar dalam memori an waktu reaksi dapat beperan sebagai dasar untuk mengammbarkan struktur STM sekaligus mengammbarkan hukum hukum pengambilan informasi dari strukur tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar