Rabu, 27 September 2017

fikrotul jauhariyah

Model-Model Memori dan Memori Jangka Pendek
Memori menjadi subjek penelitian utama para peneliti terdahulu seperti William James dan Ebbinghaus dikarenakan memori merupakan elemen pokok dalam nsebagian proses kognitif . Salah satu model memori yang bertahan paling lama adalah model memori William James yang telah mengalami beberapa modifikasi , model memori William James mengatakan bahwa memori bersifat dikotomi yang berarti manusia mengamati sejumlah objek , informasi memasuki memori dan kemudian hilang sedangkan beberapa informasi menetap di memori selamanya . Kemudian muncullah memori jangka pendek .
Pada akhir tahun 1800-an minat awal terhadap memori ganda ( dualistic model of memory ) , James membedakan memori langsung ( immediate memory ) , yang disebut memori primer ( primary memori ) , dan memori tidak langsung ( indirect memory ) atau yang disebut memori sekunder ( secondary memory ) kemudian menyusun teori tentang struktur memori berdasarkan introspeksi dan menganggap bahwa memori sekunder sebagai tempatpenyimpanan informasi yang pernah dialami namun tidak dapat diakses lagi .  Sedangkan memori primer mirip ( namun tidak identik ) dengan memori jangka pendek ( short-term memory / STM ) tidak pernah meninggalkan kesadaran dan dapat menayangkan kembali peristiwa-peristiwa yang pernah dialami . Memori sekunder atau memori jangka panjang ( long-term memory / LTM ) merupakan jalur yang terpahat dalam jaringan otak manusia , dan setiap manusia memiliki struktur jalur yang berbeda-beda . Menurut James memori bersifat dualistic yakni transitoris ( sebagai pengantara ) dan permanen .
Model memori ganda dari James William tampaknya masuk akal secara intuitif dan memiliki validitas . Berdasarkan pengetahuan tentang struktur otak dan pemrosesannya di otak .Namun , bukti-bukti yang mendukung keberadaan dua tipe memori muncul belakangan dari studi-studi fisiologois .Terdapat fakta yang mengemukakan bahwa kinerja yang ditunjukkan hewan-hewan dalam uji pembelajaran ( learning trials ) cenderung menurun  ketika uji tersebut dibarengi dengan kejutan listrik dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa proses pemindaian informasi dari memori primer ke memori sekunder bisa dihambat
Model behavior yang merupakan model dualistik  yang mencakup model primer dan sekunder dikembangkan oleh Waugh dan Norman . Mereka mengembangkan model dari James yang juga memberikan konstribusi terhadap model tersebut yakni dengan memperkenalkan metafor “ kotak-kotak di kepala “ (boxes in the head ) yanhg menggambarkan memori sebagai suatu diagram flow-chart . Metafor tersebut kemudian digunakan secara luas dalam literature psikologi kogbitif . Waugh dan norman mengembangkan model James dengan mengkuantifikasikan karakteristik-karakteristik memori primer . Hilangnya sebuah informasi dikarenakan sistem penyimpanan jangka pendek memiliki kapasitas yang sangat terbatas sehingga akan terjadi hilangnya informasi , hal ini juga dikarenakan informasi-informasi yang sudah lama akan tertumpuk oleh informasi-informasi yang baru .
Dalam sebuah penelitian Wough dan Norman untuk mengetahui kapasitas memori primer dengan menggunakan daftar yang terdiri dari 16 angka yang dibacakan dengan kecepetan satu angka perdetik atau empat angka perdetik . Angka terakhir adalah angka yang sudah disebutkan sebelumnya dan digunakan sebagai isyarat yang diucapkan secara bersamaan dengan sebuah nada . Contoh 7 9 5 1 2 9 3 8 4 6 3 7 0 6 0 2 Kemudian partisipan diminta mengingat suatu angka yang persist tadi  berada di belakang angka isyarat . Dalam contoh tersebut terdapat sepuluh item ( menyilang ) antara angka 2 yang disebutkan pertama kali dengan angka 2 yang disebut paling belakang . Item-item tersebut akan menghilang dari memori , atau memori tersebut digantikan atau digambat oleh informasi-informasi baru .
Model Atkinson dan Shiffrin mengemukankan idenya pada 1968 yang disusun berdasarkan gagasan bahwa struktur-struktur memori bersifat stabil dan proses-proses kontrol berupa faktor-faktor tak tetap . Atkinson dan Shiffrin meminjam konsep dualistic memori dari Waugh dab Norman , namun lebih banyak subsitem dalam STM  dan LTM . Menurut Atkinson dan Norman model awal tentang memori bersifat terlalu menyederhanakan sehingga tidak cukup kuat untuk menangani kerumitan proses antensi , proses membandingkan stimuli , pengendalian dalam mengambil memori ( received control ) , pemindahan dari STM ke LTM , pencitraan , memori penyandian , sensorik , dll . Model Atkinson dan Shiffrein memiliki tiga area penyimpanan jangka pendek yaitu : 1). Register sensorik , 2), penyimpanan jangka pendek , 3). Penyimpanan jangka panjang . Sebuah stimulus kemudian diproses dengan cepat dan dengan stimulus yang tepat kemudian selanjutnya bisa hilang atau diproses lebih lanjut lagi .
Atkinson dan Shiffrin membedakan antara konsep memori dan konsep penyimpanan memori . Memori mengacu pada data yang disimpan sedangkan penyimpanan memori mengacu pada komponen structural yang berisi informasi . Dalam model ini , memori dan penyimpanan jangka pendek dapat ditransfer ke penyimpnan jangka panjang , sedangkan informasi lain dipertahankan selama beberapa menit dalam penyimpanan jangka pendek namun tidak pernah memasuki penyimpanan jangka panjang .
Memori jangka panjang ( LTM; long-term memory ) merupakan suatu aspek dari memori kita . Sedangkan memori jangka pendek ( STM; short-term memory) memiliki kapasitas yang jauh lebih kecil dibandingkan LTM namun memiliki peranan penting dalam pemrosesan memori . Karakteristik dari STM adalah kapasitas penyimpanannya yang terbatas diimbangi oleh pemrosesan yang terbatas juga , terdapat pertukaran ( trade-off ) yang konstan antara kapasitas penyimpanan dengan kemampuan pemrosesan .
Lloyd dan Margaret Intons-Peterson melakukan sebuah penelitian yang kemudian menghasil teknik Brown-Peterson yang menjelaskan bahwa kapasitas kita untuk menyimpan informasi dalam suatu area penyimpanan sementara bersifat sangat terbatas dan rentan memudar dengan cepat  apabila informasi tersebut tidak diulang kembali .
Memori kerja ( working memori ) didefinisikn secara konseptual sebagai suatu tipe meja kerja ( workbench ) yang secara konstan mengubah , mengkombinasi , dan memperbarui informasi baru dan lama . Model memori kerja menyanggah pandangan bahwa STM hanyalah sekedar suatu otak di kepala , semacam unit pemrosesan sederhana tempat informasi dikirim ke LTM atau hilang . Konsep ini juga menyanggah bahwa kapasitas STM terbatas hanya pada tujuh item . Baddeley menyatakan bahwa rentang memori ditentukan oleh kecepatan kita menguklang informasi . Dalam kasus verbal , Baddeley mengajukan gagasan bahwa kita memiliki putaran fonologis ( phonological loop ) yang berisi penyimpanan fonologis dan proses artikulatoris , yang dapat membuat kita mengingat informasi sebanyak yang dapat kita ulangi ( rehearse ) dalam waktu yang terbatas
Llyod dan Margaret Peterson merupakan peneliti yang mempelajari durasi STM , namun Miller yang mempelajari kapasitas STM . Miller menyimpulkan bahwa STM memuat tujuh unit , menurutnya catatan resmi awal tentang keterbatasan STM ditemukan pada pengamatan Sir William Hamilton ( seorang filsuf ) yang menyatakan bahwa “ jikalau Anda melempar segenggam kelereng ke lantai , Anda paling-paling hanya dapat mengamati enam kelereng atau paling banyak tujuh kelereng tanpa rasa bingung ” . Miller menyusun hipotesis bahwa kapasitas kita untuk memproses informasi memiliki batas sekitar tujuh unit , keterbatasan-keterbatasan tersebut dikarenakan oleh sejumlah mekanisme yang bersifat mendasar dan umum , mekanisme selanjutnya disebut STM .
Gagasan paradoks mengenai STM memuat tujuh uint terlepas dari data apapun yag masuk ke dalamnya . Serangkaian kata tentunya mengandung informasi yang lebih besar dibandingkan serangkaian huruf seperti A W D R G H U N I O F V Z X E L , Anda mungkin hanya mengingat tujuh huruf dan apabila anda membaca rangkaian kata seperti sepeda , tas , jarum , baju , uang , gula , musik , murid , bantal , selimut , rambut , jalan Anda juga mengingat tujuh item ( tergantung kecepatan penayangan stimuli ). Meskipun demikian , Anda pasti lebih banyak mengingat rangkaian kata daripada rangkaian huruf .
Kemampuan STM menangani informasi dalam jumlah besar dipengaruhi oleh kemampuan kita melakukan chunking  yaitu mengubah informasi menjadi unit-unit yang bermakna , namun chunking  belum dapat terjadi hingga LTM dan chunking  diilustrasikan dengan sangat baik dalam sebuah penelitian yang dilakukan Bower dan Springston (1970) . Dalam penelitian tersebut , partisipan diminta membaca rangkaian huruf dan selanjutnya mengingat rangkaian huruf tersebut . Pada tahap pertama , partisipan membaca huruf-huruf yang disusun menjadi unit-unit chunk , yang tiap-tiap unitnya terdiri dari tiga huruf . Dengan bantuan LTM , unit-unit chunk trsebut menjadi bermakna , misalnya CSI , LOL , MTV , IBM . Pada tahap kedua , partisipan membaca huruf-huruf dalam chunk  yang tidak bermakna seperti CS , ILO , LMT , VIB , M . Disimpulkan bahwa partisipan akan lebih mudah mengingat huruf-huruf yang digabungkan memiliki makna dibandingan denga yang tidak memiliki makna , hal ini membuktikan peran LTM dalam STM dan chunking
Informasi yang tersimpan dalam STM dapat berupa informasu audiotorik , visual atau semantic , tergantung pada jenis informasi atau tugas yang dialami seseorang . Sandi Audiotorik STM beroperasi menggunakan sandi audiotorik ( audiotory code ) , meskipun informasi tersebut dihasilkan dari sandi nonaudiotorik seperti stimulus visual . Dukungan rhadap dominasi audiotorik berasal dari sebuah penelitian awal yang dilakukan Conrad pada 1963 , ia menemukan bahwa kesalahan-kesalahan dalam STM bersumber pada kesalahan audiotorik , bukan keslahan visual .
Adanya sandi visual membuktikan bahwa STM juga menyandikan informasi menggunakan sandi visual ( visual code ) . Posner dan rekan-rekannya menemukan setidaknya pada sebagian kecil waktu , informasi disandikan secara visual oleh STM . Dalam penelitian tersebut peneliti menyajiakan huruf-huruf berpasangan dalam tiga mode ;  yang identic dalam pelafalan dan bentuk ( AA, aa ) , pelafalan yang sama namun bentuknya berbeda ( Aa) , atau yang memiliki perbedaan pelafalan dan bentuk yang berbeda ( AB , aB ) . Partisipan diminta menunjukkan apakah kedua huruf yang ditampilkan adalah huruf yang sama (dengan memencet tombol ) dengan waktu yang berbeda-beda : 0 detik ( huruf ditampilkan secara bersamaan ) , 0,5 detik , 1 detik , atau 2 detik . Para peneliti beranggapan pasangan huruf tersebut diproses secara audiotorik , sehingga seharusnya para partisipan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memproses AA dengan Aa . Dapat disimpulkan bahwa seharusnya partisipan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk merespin pasangan huruf yang memiliki pelafalan yang sama namun bentuk yang berbeda .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar