Rabu, 27 September 2017

Fachriza Mahdiyatul Husna


Nama   : Fachriza Mahdiyatul Husna
NIM    : 16410036
Kelas   : Psikologi Kognitif D
 
Artikel Memori Jangka Pendek dan Memori Jangka Panjang
A.   Model-model Memori Ganda
1.    James
William James (1842-1910), seorang filsuf, dokter, dan psikolog yang mengembangkan konsep memori ganda (dualistic model of memory), membedakan memori langsung (immadiate memory) yang disebutnya memori primer (primary memory) (yang sekarang disebut memori memori jangka pendek (short-term memory/STM) -tidak pernah meninggalkan kesadaran dan senantiasa menyediakan tayangan peristiwa-peristiwa yang pernah dialami) dan memori tidak langsung (indirect memory) yang disebutnya memory sekunder (secondary memory) atau memori jangka panjang (long-term memory/LTM) yang merupakan tempat penyimpanan informasi yang gelap yang menyimpan informasi atau pengalaman yang pernah dialami namun tidak dapat diakses lagi. Memori memiliki sifat dualistik, yakni transistoris (sebagai pengantara) dan permanen.
Bukti-bukti ilmiah tentang hubungan antara memori primer dan memori sekunder dideskripsikan oleh Waugh dan Norman (1965). Perhatikan gambar 1.





Gambar 1. Model sistem memori primer dan sekunder.
Diadaptasi dari Waugh dan Norman (1965)
Keterangan:Dalam model awal tersebut, sebuah item memasuki memori primer lalu disimpan disana (melalui latihan pengulangan) atau dilupakan. Dengan pengulangan (rehearsal), item tersebut memasuki memori sekunder dan kemudian menjadi bagian dari memori permanen.

Proses pemindahan informasi dari memori primer ke memori sekunder bisa dihambat (Weiskrantz, 1966). Berdasarkan penemuan Mary Calkins, seorang murid William James, suatu efek “awal dan akhir (primacy and recency) dalam item-item sejajar yang diasosiasikan (paired associates) muncul -item-item yang berada di awal rangkaian (primacy) dan yang di akhir rangkaian (recency) adalah yang paling diingat.

Selain efek awal-akhir (primacy-recency effecf), terdapat efek von Restorff (von Restorff effect) yang sama kuatnya. Prinsipnya adalah apabila di tengah-tengah suatu rangkaian terdapat item yang unik dibandingkan item-item lainnya (misalnya tersisip huruf A diantara deretan angka 1 sampai 20) maka item tersebut cenderung diingat.
Dalam model memori ganda, informasi dari sistem sensorik ditransfer dengan cepat ke penyimpanan memori primer dan dapat tergantikan oleh informasi-informasi baru atau disimpan lebih lama melalui pengulangan. Ketika sejumlah informasi memasuki sistem, informasi yang tersimpan di dalam STM ditumpang-tindihi oleh informasi yang baru masuk. Pada awalnya item-item tersebut masuk dan disimpan sesaat di STM. Pengulangan (rehearsal) berfungsi untuk mentransfer informasi dari STM ke LTM sehingga item pertama dalam daftar memiliki lebih banyak waktu pengulangan dan peluang untuk ditransfer ke LTM. Saat item-item yang berada di tengah daftar memasuki STM, item-item tersebut saling berebutan tempat (karena jakur pemindahan ke LTM sedang digunakan item awal) sehingga item yang masui paling akhir memiliki waktu yabg cukup untuk pengulangan. Kapasitas penyimpanan (storage capacity) STM dapat dilacak mengebali batas kurva yang menandai timbulnya efek akhir mulai muncul. Jumlah item dalam rentang efek akhir terbatas (jarang melampaui 8 item dan hal ini menjadi dukungan bagi model memori ganda).
2.    Waugh dan Norman
Model behavioral pertama diciptakan oleh keduanya, yakni model dualistik yang mencakup model primer dan sekunder. Keduanya melakukan eksperimen untik menguji kapasitas memori primer dengan menyediakan 16 angka yang dibacakan kepada partisipan dengan kecepatan satu atau empat angka per detik. Tujuan eksperimen ini adalah untuk menentukan apakah kelupaan (forgetting) diakibatkan oleh decay (memudar dan menghilang dari memori dengan sendirinya seiring berlalunya waktu) atau karena akibat interferensi (interference) item-item yang lain dalam daftar. Hasil yang didapat mengindikasikan bahwa interferensi merupakan faktor paling berpengaruh dibandingkan decay.
3.    Atkinson dan Shiffrin
Model memori Atkinson dan Shiffrin disusun berdasarkan gagasan bahwa struktur-struktur memori bersifat stabil dan proses-proses kontrol berupa faktor-faktor tak tetap. Menurut keduanya, model-model awal tentang memori bersifat terlalu menyederhanakan dan tidak cujup kuat untuk menangani kerumitan proses atensi, membandingkan stimuli, pengendalian dalam mengambil memori (retrieval control), pemindahan dari STM ke LTM, pencitraan, memori penyandian sensorik, dan lain sebagainya. Memori menurutnya memiliki 3 area penyimpanan: (1) register sensorik, (2) penyimpanan jangka pendek, dan (3) penyimpanan jangka panjang. Sebuah stimulus diproses seketika dalam dimensi sensorik yang tepat dan selanjutnya bisa hilang atau diproses lebih lanjut.
Keduanya membuat perbedaan penting antara konsep memori dan konsep penyimpanan memori; memori mengacu pada data-data yang disimpan, sedangkan penyimpanan (store)  mengacu pada komponen struktural yang berisi informasi. Pengungkapan lamanya suatu item dalam memori tidak akan mengungkap letak penyimpanan item tersebut dalam struktur memori. Informasi dalam penyimpanan jangka pendek dapat ditransfer ke penyimpanan jangka panjang, sedangkan informasi lain dipertahankan selama beberapa menit dalam penyimpanan jangka pendek namun tidak memasuki penyimpanan jangka panjang. Penyimpanan jangka pendek dipandang sebagai suatu sistem kerja (working system) dimana informasi yang masuk di dalamnya akan memudar dan menghilang dengan cepat. Informasi tersebut dapat berbentuk beda dengan wujud aslinya (misalnya sebuah kata yang dibaca oleh sistem visual akan diubah dan direpresentasikan dalam memori secara auditorik). Sedangkan di dalam jangka panjang, informasi yanh disimpan relatif permanen sekalipun terkadang tidak dapat diakses akibat terjadi interferensi dari informasi-informasi baru. Kegunaan penyimpanan ini adalah mengawasi stimuli dalam register sensorik sehingga mengendalikan informasi yang masuk penyimpanan jangka pendek dan menyediakan ruang penyimpanan bagi informasi disana.
B.    Memori Jangka Pendek
STM memiliki kapasitas yang jauh lebih kecil dibandingkan LTM, kapasitas penyimpanannya diimbangi oleh pemrosesan yang terbatas (yakni hanya terbatas pada tujuh item), dan di dalamnya terdapat pertukaran (trade-off) konstan antara kapasitas penyimpanan dan kemampuan pemrosesan. Teknik Brown-Peterson (karena penelitian J.  A.  Brown (1958) dilakukan hampir bersamaan dengan penelitian Lloyd Peterson dan Margaret Intons-Peterson [1959]) mendemonstrasikan bahwa kapasitas untuk menyimpan informasi dalam suatu area penyimpanan-sementara bersifat terbatas dan informasinya rentan pudar dengan cepat jika informasi tersebut tidak diulang (rehearse).







Berdasarkan hasil penelitian suami-istri Lloyd-Margaret Intons Peterson serta penelitian-penelitian lainnya, maka dirangkumlah sejumlah gagasan tentang keberadaan dua penyimpanan memori sebagai berikut.
      Pengamatan sehari-hari menunjukkan bahwa sejumlah hal diingat sesaat sedangkan yang lainnya diingat dalam jangka waktu yang lama
      Eksperimen-eksperimen psikologis menunjukkan bahwa pengambilan sejumlah informasi dalam memori adalah karakteristik kinerja memori jangka pendek, sedangkan pengambilan informasi yang lain merupakan karakteristik kinerja memori jangka panjang. Misalnya terkait data awal dan data akhir (primacy and recency data).
      Studi-studi fisiologis menunjukkan bahwa kinerja memori jangka pendek dapat mengalami hambatan, sedangkan kinerja memori jangka panjang relatif stabil.
C.    Dukungan Neurosains Kognitif
Penemuan-penemuan neurofisiologis menunjukkan bahwa kedua penyimpanan memori (jangka pendek dan jangka panjang) memiliki letak tertentu dalam struktur otak manusia. Sebuah kasus termasyhur, kasus H.M. disajikan oleh Brendan Milner (1966), seirang peneliti Kanada. H.M. adalah seorang penderita epilepsi yang menjalani operasi pemotongan bagian lobus temporal (termasuk hipokampus) sebagai prosedur medis untuk mengurangi simton epilepsinya. Cedera pada otaknya tersebut mengakibatkan ia mengalami amnesia dan tidak mampu menyimpan informasi baru dalam LTM. Uniknya STM nya tidak terganggu. Hipokampus merupakan tempat penyimpanan sementara bagi LTM yang memproses informasi awal dan memindahkan informasi tersebut ke korteks serebral sebagai tempat penyimpanan yang lebih permanen. Seseorang dengan cedera lobus temporal seperti H.M. dapat mempelajari tugas-tugas implisit yang melibatkan keterampilan perseptual dan motorik namun tidak dapat jenis informasi lain ke dalam LTM.
Selain itu, terdapat pula kasus yang dipelajari oleh Warrington dan Shallice (1969) dengan pasien K. F. yang memiliki LTM normal namun ia mengalami kesulitan mengingat serangkaian angka (hal ini mengindikasikan adanya masalah dengan STM-nya). Ini merupakan penemuan penting karena menunjukkan fenomena disosiasi ganda (double dissociation) yang mendemonstrasikan keberadaan dua proses yang terpisah, yakni STM dan LTM.

D.   Model Memori Kerja
Memori kerja (working memory) merupakan suatu tipe meja kerja (workbench) yang secara konstan mengubah, mengkombinasikan, dan memperbarui informasi baru dan lama. Menurut Baddeley (seorang peneliti Inggris), rentang memori ditentukan oleh kecepatan kita mengulang informasi. Dalam kasus materi verbal, kita memiliki putaran fonologis (phonological loop) yang berisi penyimpanan fonologis dan proses artikulatoris sehingga kita mampu mengingat informasi sebanyak yang dapat kita ulangi (rehearse)  dalam durasi terbatas. Kita dapat mengulang hanya sejumlah informasi yang terbatas dalam putaran fonologis (phonological loop) dan determinannya adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengucapkan kata-kata tersebut secara lisan.
Di dalam memori kerja juga terdapat alas sketsa visuospasial (visuospatial sketchpad) yang mirip putaran fonologis namun berperang dalam mengendalikan kinerja visual dan spasial, yakni meliputi kegiatan mengingat bentuk dan ukuran atau kecepatan dan arah objek yang bergerak serta perencanaan pergerakan spasial seperti melarikan diri dari bangunan yang roboh. Putaran fonologis dan alas sketsa visuospasial dikendalikan oleh eksekutif sentral (central executive) yang menetukan topik-topik yang perlu perhatian lebih, topik-topik yang seharusnya diabaikan, dan apa yang seharusnya dilakukan saat sistem mengalamai masalah. Eksekutif sentral ini mengkoordinasikan berbagai aktivitas terkait atensi dan respon.

E.    Lokalisasi dan Distribusi LTM
Lokasi tempat memori disimpan adalah di seluruh otak meskipun ada yang terpusat di bagian-bagian tertentu, seperti area frontal yang terlibat dalam pemrosesan mendalam terhadap informasi. Jenis-jenis kinerja memori bersifat spesifik, namun dalam pemrosesan-pemrosesan yang spesifik tersebut bagian otak yang lain juga terlibat.
Beberapa region otak seperti hipokampus, korteks (yang berbatasan dengan hipokampus), dan thalamus memiliki fungsi penting dalam pembentukan memori. Sekalipun model-model memori ditampilkan sebagai suatu yang kotak, namun pada kenyataannya memori tersebar di seluruh otak. Memori merupakan suatu proses aktif yang melibatkan sejumlah besar area di otak dan sejumlah area memiliki fungsi lebih dominan dibandingkan area yang lain.

F.    Kapasitas STM dan LTM
Berdasarkan berbagai eksperimen terkait durasi STM, Miller membuat hipotesis bahwa STM hanya memuat 7 unit. Keterbatasan tersebut diakibatkan oleh adanya mekanisme yang bersifat mendasar dan umum yang dikenal sebagai STM.
STM dan Chunking
Berdasarkan eksperimen Miller (1956) dalam menjelaskan bagaimana cara item disandikan dalam STM, model memori memuat 7 chunk atau bongkahan unit informasi. Meningkatnya kapasitas penyimpanan STM dicapai melalui proses Chunking, yaitu menggabungkan huruf-huruf menjadi unit-unit kata yang bermakna. Proses chunking menjelaskan fenomena STM yang mampu memproses sejumlah informasi tanpa menyebabkan kemacetan (bottleneck)  dalam rangkaian pemrosesan informasi.
LTM dan Chunking
STM mampu menangkap informasi dalam jumlah besar karena diperlancar oleh chunking yang bisa terjadi karena LTM memaknai unit-unit tersebut. Dengan demikian, prosedur chunking dalam memori jangka pendek memerlukan pengaksesan informasi dari memori jangka panjang.
Penyandian Informasi dalam STM
Segala informasi yang tersimpan dalam STM baik berupa informasi auditorik, visual, semantik, akustik, dan yang lainnya dapat disandikan secara semantik yang berkaitan dengan pemaknaan terhadap objek. Bukti mengindikasikan bahwa penyandian visual terjadis sebelum penyandian akustik dan semantik.


Pengambilan Informasi dari STM
Pengambilan informasi dari memori jangka pendek dalam kecepatan tinggi bekerja secara menyeluruh (exhaustive) alih-alih bekerja secara self-terminating (berhenti bekerja apabila telah menemukan informasi yang diperlukan). Memori disimpan secara lokal (di tempat-tempat tertentu) dan secara general (tidak ada tempat khusus untuk memori tertentu).

G.    Kapasitas, Durasi, dan Penyimpanan LTM
Kapasitas otak manusia untuk meyimpan informasi detail dalam jangka waktu yang lama tidak tertandingi oleh teknologi apapun. Berdasarkan beberapa penelitian, hasilnya mendemonstrasikan bahwa memori disandikan dalam LTM sekitar 3-7 hari dan mengalami penurunan memori rekognisi setelah 4 bulan yang disebabkan oleh intervensi dari gambar-gambar baru
PermastoreVery Long Term Memory atau memori jangka sangat panjang berdasarkan sejumlah data peneltian memang ada dan bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama. Selain itu, stabilitas rekognisi memori terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi jauh pada masa lalu dipengaruhi oleh tingkat penyandian awal (saat peristiwa tersebut terjadi) dan distribusi rehearsal (pengulangan; repetisi)
Informasi dari STM akan dikirim ke LTM apabila diulang-ulang (rehearsed) di STM dalam jangka waktu yang cukup lama. Transformasi informasi tersebut terjadi karena struktur STM di otak memiliki sirkuit yang berisikan aktivitas-aktivitas neural yang bergema (reverberating) yang memiliki neuron-neuron yang bergerak dalam putaran (loop) secara mandiri. Ketika sirkuit tetap aktif selama suatu periode tertentu, terjadi perubahan kimiawi dan/atau perubahan struktural dan memori akan disimpan secara permanen di LTM. Jika informasi tersebut dikombinasikan dengan memori-memori lain yang bermakna maka terjadilah peningkatan memorabilitas (kemudian emori untuk diingat)

H.   Jenis-jenis Memori
Kategori umum dari jenis informasi yang disimpan dalam LTM disusun berdasarkan fungsi adaptifnya sebagai berikut.
·         Kemampuan spasial. Informasi tentang lokasi kita di dunia dan objek-objek yang penting. Pengetahuan ini memungkinan kita melakukan gerakan atau manufer efektif di lingkungan sekitar
·         Karakteristik-karakteristik Fisik Dunia Sekeliling Kita. Untuk berinteraksi secara aman dengan objek yang kita jumpai
·         Hubungan Sosial. Untuk mengetahui siapa kawan kita, kerabat, musuh, dan siapa orang yang bisa kita percayai
·         Nilai-nilai Sosial. Pengetahuan tentang apa yang dianggap penting oleh kelompok kita
·         Keterampilan-keterampilan Motorik. Penggunaan alat, pemanipulasian objek.
·         Keterampilan-keterampilan Perseptual. Untuk memahami stimuli dalam lingkungan, mulai dari bahasa hingga musik.
LTM dapat dibagi menjadi 2, yaitu memori eksplisit dan memori implisit. Memori eksplisit (explicit memory) mengandalkan pengambilan (retrieval) pengalaman-pengalaman sadar dan menggunakan isyarat (cue) berupa rekognisi dan tugas-tugas recall. memori ini diorganisasikan menjadi memori episodik dan semantik. Memori implisit (implicit memory) mempermudah kinerja dan tidak memerlukan rekoleksi yang sadar. Memori ini dibagi menjadi memori prosedural dan memori emosional. Terdapat pula sejumlah subtipe dalam kategori memori eksplisit dan memori implisit.
Memori episodik (episodic memory) merupakan sistem memori neurokognitif yang berperan dalam proses mengingat peristiwa-peristiwa pada masa lalu. Memori semantik (semantic memory) adalah memori mengenai kata, konsep, peraturan, dan ide-ide abstrak; memori ini penting untuk penggunaan bahasa.


Memori Jangka Panjang
 
Jenis-jenis memori jangka panjang
 

Text Box: Prosedur Text Box: Priming Text Box: Kondisioning
Klasikal dan Operan
Text Box: Pembelajaran nonasosiatif


Semantik
(Fakta)
 
 

Menurut Tulving, sistem memori yang paling baik menggambarkan kompleksitas dan adabtibiltas ,manusia adalah sistem klasifikasi yang terdiri dari 3 bagian: memori prosedural, memori semantik, dan memori episodik. Ketiganya bersifat monohirarkis. Maksudnya, sistem yang paling rendah, memori prosedural mencakup sistem berikutnya, yakni memori semantik sebagai entitas tunggal, sementara memori semantik mencakup memori episodik sebagai suatu subsistem tunggal yang terspesialisasi. Mseskipun sistem yang lebih tinggi bergantung kepada sistem yang lebih rendah, namun setiap sistem memiliki kemampuan yang unik.
Memori prosedural sebagai memori terendah, mempertahankan hubungan antara stimuli dan respon dan dapat disetarakan dengan memori asosiatif (associative memory). Memori semantik mempresentasikan peristiwa internal yang tidak ada saat kejadian, sementara memori episodik memperoleh dan mempertahankan pengetahuan tentang peristiwa yang dialami secara pribadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar