Selasa, 31 Oktober 2017

Mihmidati Hilmia

Nama : Mihmidati Hilmia
N I M : 16410212
REPRESENTASI PENGETAHUAN: VERBAL DAN VISUAL
Representasi pengetahuan merupakan salah satu konsep penting dalam keilmuan psikologi, khususnya psikologi kognitif. Pengetahuan atau informasi yang telah diorganisasikan dalam memori perlu untuk dikeluarkan kembaliuntuk membantu keberlangsungan hidup manusia sehari-hari. Dalam hal ini ada dua macam representasi, yaitu representasi pengetahuan secara verbal dan secara visual.
1. Representasi pengetahuan secara verbal
Jenis representasi ini sangat berkaitan erat dengan kata-kata dan bahasa. Salah satu alasannya adalah bahwa tingkat perkembangan kemampuan verbal manusia melampaui spesies-spesies lain dan struktur semantik memungkinkan manusia untuk mengidentifikasi jenis-jenis bendayang tersimpan dalam memori dan bagaimana bendayang tersimpan itu saling berhubungan dengan bendalain. Menurut Baddeley (1990), memori kognisi manusia berjumlah lebih besar yang memungkinkan 20.000-40.000 kata yang diketahui maknanya oleh manusia, sehingga tidak mengherankan jika sebagian besar pengetahuan bersifat verbal. Dalam representasi pengetahuan secara verbal, terdapat beberapa pendekatan yang digunakan, diantaranya:
· Pendekatan Asosiasionis
Melalui pendekatan ini, Geary (2005) mengemukakan bahwa manusia memiliki kemampuan istimewa mengategorisasikan objek, hewan, & tumbuhan yang digunakan sebagai prediksi terhadap dinamika lingkungan sehingga manusia mampu beradaptasi. Sedangkan Gordon Bower, dkk menyatakan bahwa pengorganisasian entitas-entitas semantik dalam memori memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap memori dan mengingat. Ia juga mengajukan penelitian tentang hierarki konseptual dalam kata-kata.
· Pengorganisasian pengetahuan secara semantic
a) Model Set-Teoretik
Model ini membahas konsep semantik yang merupakan ide abstrak yang merepresentasikan kategori informasi atau unit pengetahuan. Unit pengetahuan tersebut kemudian digabungkan sehingga membentuk konsep yang berbeda. Contoh: Pisang à pisang, apel, jeruk: konsep buahà pisang, nanas, pepaya: konsep buah tropis.
Selain konsep, model ini juga berkaitan dengan memori yang menganggap bahwa konsep semantik direpresentasikan oleh rangkaian elemen atau kumpulan informasi. Konsep dapat direpresentasikan dalam LTM melalui: eksemplar atau item yang berpadu membentuk konsep tersebut. Contoh: Burung (konsep) à terbang, berkicau (atribut).
b) Model Perbandingan-Fitur Semantik
Smith dkk, (1974) berpendapat bahwa makna suatu unit leksikal (kata) direpresentasikan oleh rangkaian fitur semantic, yaitu fitur penegas (aspek esensial suatu kata) dan fitur karakteristik (aspek incidental).
c) Model Jaringan Semantik
Penelitian Allen Collins & Ross Quillian yang menghasilkan temuan tentang struktur memori hipotetik hierarti tiga tingkat merupakan yang paling populer dalam model ini. Mereka berpendapat bahwa pengorganisasian memori yang disusun berdasarkan program computer dengan asumsi jika konsep-konsep disimpan dalam memori sebagai unit independen yang saling terhubung oleh koneksi-koneksi spesifik dan bermakna. Ciri dari model ini adalah mengeksplisitkan cara-cara pengambilan informasi dari memori semantik.
d) Model Aktivasi Menyebar
Allan Collins dan Elizabeth Loftus (1975) mengajukan pendapat bahwa pemprosesan semantik dibuat berdasarkan suatu jaringan rumit yang di dalamnya asosiasi-asosiasi sederhana dihubungkan bersama dalam suatu ruang konseptual.
· Jaringan-jaringan proposisional
John R. Anderson (1985) merupakan tokoh yang mempopulerkan teori memori  asosiatif (Human Associative Memory dan Adaptive Control of Thought). Anderson mendefinisikan proposisi sebagai unit pengetahuan terkecil yang dapat berdiri sendiri (memiliki makna) sebagai suatu pernyataan terpisah (contoh: bayi menangis).
a) Human Associative Memory (HAM) & Representasi Pengetahuan.
Pertama kali dikenalkan oleh Anderson & Bower (1973). Struktur utama penyimpanan informasi dianggap sebagai konstruksi subjek-predikat yang dihubungkan oleh nodus fakta. Semakin rumit kalimat, maka struktur pohon semakin bercabang. Cabang struktur pohon tersebut disatukan oleh nodus (representasi ide dan asosiasi linear antara ide) konseptual (asumsi: eksis dalam memori sebelum penyandian).
b) Pengendalian pikiran secara adaptif (ACT atau Adaptive Control of Thought). Model ini menganggap teori memori bersifat asosiasionistik yang terdiri atas memori kerja, memori deklaratif, memori produktif. Memori kerja adalah memori jangka pendek yang aktif bekerja dan mengacu pada memori aktif serta berisi informasi yang dapat diakses sistem pada saat itu juga. Memori deklaratif berisi pengetahuan yang kita miliki mengenai dunia dan merupakan representasi pengetahuan secara deklaratif memasuki sistem dalam sujud chunks (unit kognisi), strings (rentetan informasi yang berurutan), atau citra-citra visual. Memori produktif, serupa dengan memori prosedural yang diperlukan untuk melakukan hal-hal fisik (misalnya: mengikat tali).
· Koneksionisme dan representasi pengetahuan
Koneksionisme merupakan teori tentang pikiran dengan gagasan mengenai keberadaan sebuah set besar berisi unit-unit sederhana yang saling terhubung dalam sebuah jaringan yang terdistribusi secara paralel (jaringan PDP atau Parallel Distributed Processing model). Pendekatan ini menggunakan asumsi dasar bahwa unit-unit saling merangsang (excite) atau menghambat (inhibit) satu sama lain dalam sistem tersebut, baik bersamaan ataupun paralel. Representasi pengetahuan bersifat koneksionistik adalah sebagai berikut: Pola tidak disimpan; item yang disimpan adalah kekuatan koneksi antara unit-unit sehingga memungkinkan pembentukan pola tersebut.
2. Representasi pengetahuan secara visual
Pada era filosofis (perspektif historis), bayangan-bayangan mental dipandang sebagai bahan baku utama dalam pembentukan pikiran dan terkadang dipercaya sebagai elemen-elemen pemikiran. Sedangakan Penelitian yang dilakukan Sir Francis Galton (1880), Titchener (1909), dan Betts (1909) termasuk dalam era pengukuran perumpamaan mental/imagery. Berbeda halnya dengan penelitian Shepard (1975), Farah (1988), Kosslyn (1998), dll pada era kognitif dengan menggunakan pendekatan yang memuat representasi pengetahuan sebagai elemen sentral. Terdapat beberapa teori mengenai representasi pengetahuan secara visual ini, yaitu diantaranya adalah:
a) Hipotesis penyandian-ganda
Hipotesis ini dipelopori oleh penelitian Paivio, dkk (1965) yang menggunakan paradigma pembelajaran asosiasi-berpasangan. Hasilnya, beberapa kata dianggap bersifat lebih visual, sementara kata lain cukup sulit divisualkan. Dasar hipotesis ini adalah bahwa terdapat dua sistem penyandian (dua cara informasi direpresentasikan dalam memori), yaitu proses imagery nonverbal dan proses simbolik verbal.
b) Hipotesis proposisional-konseptual
Tokoh yang populer adalah Anderson & Bower yang mengembangkan model HAM (Human Associative Memory). Hipotesis ini menyatakan bahwa manusia menyimpan interpretasi-interpretasi terhadap peristiwa-peristiwa (verbal dan visual), alih-alih menyimpan komponen-komponen citra atau gambaran.
c) Hipotesis ekuivalensi-fungsional
Shepard & Metzler (1971) adalah tokoh yang mendukung teori rotasi mental. Hubungan antara waktu yang diperlukan dan derajat rotasi mengindikasikan bahwa proses internal merupakan sebuah fungsi teratur dari jumlah transformasi yang dibutuhkan.
Sinestesia: suara yang dihasilkan warna berkaitan erat dengan representasi pengetahuan secara visual. Sinestesia sendiri merupakan suatu kondisi ketika sensasi-sensasi dari sebuah modalitas perseptual (misalnya: penglihatan) dialami juga dalam modalitas yang lain (misalnya: pendengaran), sehingga seseorang dapat mengecap bentuk, meraba bunyi, atau melihat angka/huruf dalam warna. Banyak data meyakinkan yang mengindikasikan bahwa banyak orang mengalami sinestesia yang di dalamnya citra-citra visual dan suara-suara (dan juga pengalaman-pengalaman sensorik lainnya) saling terjalin.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar