Selasa, 31 Oktober 2017

Vica Nahdiyatus Suaiba

REPRESENTASI PENGETAHUAN SECARA VERBAL
Vica Nahdiyatus Suaiba / 16410092
Bahasa dan Pengetahuan
Beberapa ahli (Baddeley, 1990a, 1990b) memperkirakan bahwa jumlah kata – kata yang maknanya diketahui oleh seseorang berkisar antara 20.000 hingga 40.000 kata, dan memori rekognisi bahkan berjumlah jauh lebih besar daripada angka tersebut, sehingga tidaklah mengherankan bahwa sebagian besar pengetahuan kita bersifat verbal.
Pendekatan Asosiasi
Doktrin pendekatan asosiasionis menyatakan bahwa terdapat hubungan – hubungan fungsional antara fenomena psikologis.
Variabel – variable Organisasional
Studi faktor – faktor organisasional dalam memori dipengaruhi oleh serangkaian naskah ilmiah yang ditulis oleh Gordon Bower dan rekan – rekannya. Dalam konteks teori kognitif modern, Bower menggunakan faktor – faktor organisasional dalam cara tradisional sekaligus kontemporer. Bower meyakini bahwa pengorganisasian entitas – entitas semantic dalam memori memiliki pengaruh yang jauh lebih kuat terhadap kemampuan mengingat variable – variable organisasional dengan menyusun sejumlah hierarki konseptual. Geary (2005) mengajukan gagasan bahwa manusia memiliki kemampuan istimewa unuk mengkategorikan (artinya, secara mental mempresentasikan) objek – objek, hewan, dan tumbuhan. Dengan kemampuan tersebut, manusia memiliki kemampuan yang lebih baik untuk memprediksikan dinamika lingkungan  mereka, dan akhirnya berhasil beradaptasi dengan lingkungannya.
Peongorganisasian Pengetahuan Secara Semantik
a. Model Set-Teoritik
Model set-teoritik membahas konsep – konsep semantic (semantic concepts). Konsep adalah ide – ide abstrak yang mempresentasikan kategori – kategori informasi atau unit – unit pengetahuan.
Dalam model set-teoritik mengenai memori, konsep – konsep semantic dipresentasikan oleh rangkaian – rangkaian elemen, atau kumpulan informasi. Dalam model ini, yang berbeda dengan model pengelompokan sebuah konsep dapat dipresentasikan dalam LTM tidak hanya melalui eksemplar atau aitem – aitem yang berpadu membentuk konsep tersebut, tetapi juga melalui atribut – atribut eksemplar itu sendiri.
b. Model Pembandingan – Fitur Semantik
Model pembandingan – fitur semantic (semantic feature – comparison model) memiliki kesamaan dengan model set-teoritik dalam hal struktur set – teoritiknya, namun memiliki perbedaan dalam sejumlah asumsi penting (Rips, dkk., 1973; Smith dkk., 1974). Asumsi pertama adalah bahwa makna sebuah kata direpresentasikan sebagai suatu rangkaian fitur – fitur semantic. Serangkaian luas fitur – fitur yang berkaitan dengan suatu kata bervariasi dalam sebuah kontinum, dari fitur yang sangat oenting hingga fitur yang sepele.
c. Model – model jaringan Semantik
Model jaringan awal yang paling popular, yang diajukan oleh Allen Collins dan Ross Quillian, berkembang dari sebuah konseptualisasi mengenai pengorganisasian memori yang disusun berdasarkan program computer. Model tersebut menampilkan setiap kata dalam suatu susunan yang berhubungan dengan kata – kata lainnya dalam memori; makna setiap kata ditampilkan beserta hubungan makna – makna tersebut dengan kata – kata lain.
Sebuah ciri menarik dari model Collins dan Quillian adalah model ini mengeksplisitkan cara – cara pengambilan infromasi dari memori semantic. Dalam upaya pencarian suatu memori terkait validasi suatu dalil yang spesifik.



d. Model Aktivasi Menyebar
Model aktivasi menyebar (spreading activation model) terkait pemrosesan semantic dikembangkan oleh Allan Collins dan Elizabeth Loftus (1975). Model tersebut, yang dibentuk berdasarkan sebuah jaringan aosiasi yang rumit, yang berisi item – item spesifik yang terdistribusi dalam suatu area konseptual. Area konseptual itu sendiri berisi konsep – konsep yang saling berhubungan satu sama lain melalui asosiasi.
Model aktivasi menyebar mengimplikasikan adanya aktivasi konsep – konsep yang semakin menyebar, yang dapat menjelaskan hasil – hasil eksperimen priming (upaya membuat suatu kata atau konsep menjadi lebih mudah diingat setelah partisipan sebelumnya menyaksikan penayangan sebuah kata yang terkait, atau prime)
Jaringan – Jaringan Proposisional
Sebuah proposisional didefinisikan oleh Anderson (1985) sebagai “unit pengetahuan terkecil yang dapat berdiri sendiri sebagai suatu pernyataan terpisah (misalnua: bayi menangis).” Proposisi adalah unit terkecil yang masih memiliki makna.
Human Associative Memory (HAM) dan Representasi Pengetahuan
Sebuah ciri utama HAM adalah penggunaan proposisi, yang berupaya ungkapan – ungkapan atau pernyataan – pernyataan mengenai sifat – sifat dunia. Proposisi adalah suatu representasi atau abstraksi yang menyerupai suatu kalimat; sejenis struktur lemah yang menghubungkan ide – ide atau konsep – konsep. Proposisi pada umumnya diilustrasikan dengan contoh – contoh semantic, namun bentuk – bentuk informasi lainnya, seperti representasi visual, dapat pula ditampilkan dalam memori dengan menggunakan proposisi.
Dalam kerangka kerja HAM dalam sistem ACT, berisi 3 jenis memori:
1. Memori Kerja (working memory) adalah sejenis memori jangka pendek yang aktif bekerja, yang berisi informasi yang dapat diakses sistem pada saat itu juga, termasuk informasi yang diambil dari memori deklaratif jangka panjang.
2. Memori deklaratif (declarative memory) adalah pengetahuan yang kita miliki mengenai dunia (sebagai contoh kita mengenai bahwa anggur yang baik dihasilkan di California dan Prancis, atau kita mampu mengingat sejumlah materi kelas psikologi kognitid yang kita ikuti sebelumnya). Representasi pengetahuan secara deklaratif memasuki sistem dlam wujud chunks and strings.
3. Memori produktif adalah komponen utama yang terakhir dalam sistem ACT. Memori produktif sangatlah menyerupai memori procedural, yang mengacu pada pengetahuan yang diperluka untuk melakukan hal – hal fisik, seperti mengikat tali sepatu, mengerjakan soal – soal matematika, atau memesan makanan di suatu restoran. Perbedaan antara memori procedural dan memori deklaratif adalah perbedaan antara mengetahui “bagaimana” dengan mengetahui “apa”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar