Selasa, 31 Oktober 2017

Mihmidati Hilmia

Nama : Mihmidati Hilmia
N I M : 16410212
KESADARAN MANUSIA
Kesadaran (consciousness) merupakan bentuk kesiagaan (awareness) terhadap berbagai peristiwa kognitif yang terjadi di lingkungan sekitar dan yang terjadi di dalam diri (internal). Kesadaran memiliki dua definisi, yaitu; Pertama, Kesadaran pemahaman terhadap stimuli lingkungan sekitar, contoh: menyadari suara kicauan seekor burung atau rekognisi visual seorang rekan lama. Kedua, Kesadaran pengenalan seseorang akan peristiwa mentalnya sendiri, contoh: memikirkan nama burung yang berkicau atau nomor telepon dokter gigi langganan.
Kerangka kerja umum kesadaran yang disajikan di buku Solso dinamakan AWAREness (Attention, Wakefulness, Architecture, Recall of knowledge, dan Emotive). Dari lima karakteristik utama yang disebutkan tersebut, empat diantaranya terlibat dalam proses psikologis (Attention, Wakefulness, Recall of knowledge, dan Emotive) serta satu terlibat dalam proses fisiologis (Architecture).
1. Attention (atensi atau perhatian), adalah pemusatan sumber daya mental pada hal-hal eksternal maupun internal.  Atensi terhadap suatu objek dikendalikan oleh suatu mata pelacakyang mencari detail-detail yang jika dikombinasikan dan diintegrasikan ke dalam pengetahuan dunia yang lebih luas akan membentuk fondasi bagi kesadaran yang lebih komprehensif.  Objek akan dapat terlihat dengan jelas jika berada persis di tengah medan penglihatan. 
2. Wakefullness (kesiagaan atau keterjagaan) merupakan kontinum dari tidur hingga terjaga. Kesiagaan lebih menyerupai arousal dan kesadaran diartikan sebagai suatu kondisi mental yang dialami seseorang sepanjang hidupnya, karenanya terdiri dari berbagai level AWAREness dan eksitasi yang berbeda-beda. Kondisi kesadaran diyakini dapat diubah dengan menggunakan meditasi, obat-obatan, atau atensi intensif.
3. Architecture (arsitektur), adalah lokasi fisik struktur-struktur fisiologis yang menyokong kesadaran. Ilmuwan kognitif masa kini berupaya untuk mengungkap beragam bentuk kesadaran yang mungkin dialami manusia. Menurut mereka, kesadaran bukan sebuah proses tunggal yang dilakukan satu neuron tunggal saja, tapi dipertahankan melalui sejumlah besar proses-proses neurologis yang diasosiasikan dengan interpretasi terhadap fenomena sensorik, semantik, kognitif, dan emosional, sehingga seluruh otak terlibat dalam berbagai aspek yang berbeda dari AWAREness yang sadar.
4. Recall of Knowledge (mengingat pengetahuan), adalah proses pengambilan informasi tentang pribadi yang bersangkutan dan dunia di sekelilingnya. Proses ini terlaksana terutama dengan bantuan proses-proses atensional yang dilaksanakan secara internal & eksternal. Ada 3 komponen dalam karakteristik ini, yaitu: recall pengetahuan tentang diri pribadi, recall informasi-informasi umum, dan recall terhadap pengetahuan kolektif individu yang bersangkutan.
5. Emotive (emotif), adalah komponen-komponen afektif yang diasosiasikan dengan kesadaran. Emosi ditimbulkan oleh kondisi-kondisi internal saat kita merespons peristiwa-peristiwa eksternal, misalnya: perasaan saat jempol kaki tersandung batu atau ketika mendapatkan nilai A di sekolah. Ada pula istilah Sentience diartikan sebagai suatu kondisi sadar yang sering dianggap sebagai suatu bentuk perasaan atau emosi (berbeda dengan pikiran atau persepsi).
Selain karakteristik utama tersebut di atas, terdapat pula sejumlah atribut sekunder dalam kesadaran manusia, yaitu; noverty, emergence, selectivity, dan subjectivity.
1. Novelty (Kebaruan), yaitu kecenderungan untuk tidak hanya berfokus pada pikiran dan peristiwa sentral, tapi untuk menemukan item-item yang baru (novel), kreatif, dan inovatif.  
2. Emergence (Kemunculan) merupakan kesadaran berbeda dengan proses-proses neural lainnya; kesadaran berkaitan dengan pemikiran-pemikiran pribadi dan internal.   
3. Selectivity (Selektivitas) dan Subjectivity (Subjektivitas) adalah setiap waktu seseorang memilih pikiran. Subjektivitas mengacu kepada fakta bahwa pengalaman sadar setiap orang adalah pengalaman yang unik.
Baars & McGovern (1996) mengajukan beberapa fungsi dari kesadaran, yaitu sebagai berikut:
a. Konteks-setting atau sistem-sistem bekerja untuk mendefinisikan konteks dan pengetahuan mengenai sebuah stimuli yang datang ke dalam memori. Perannya untuk menjernihkan pemahaman tentang stimulus yang bersangkutan.
b. Adaptasi dan pembelajaran, yaitu untuk menangani informasi baru dengan sukses.
c. Prioritisasi dan fungsi akses untuk mengakses besarnya jumlah informasi yang tersedia di tingkat ketidaksadaran.
d. Rekrutmen dan control, agar kesadaran memasuki sistem motorik untuk menjalankan tindakan-tindakan sadar.
e. Pengambilan keputusan dan eksekutif yang mampu membawa informasi serta sumber daya keluar dari ketidaksadaran untuk membantu pengambilan keputusan dan penerapan kendali.
f. Deteksi dan penyuntingan kekeliruan yang berfokus pada kesadaran yang memasuki sistem norma kita (yang berada di tataran ketidaksadaran) sehingga diri kita(yang sadar) dapat mengetahui saat kita membuat kekeliruan.
g. Monitor-diri (self-monitoring), yaitu mengendalikan fungsi-fungsi sadar  dan tidak-sadar dalam diri; bentuknya refleksi-diri, percakapan internal, dan imagery. 
h. Pengorganisasian dan fleksibilitas yang memungkinkan kita mengandalkan fungsi-fungsi otomatis dalam situasi-situasi yang terprediksi; memasuki sumber-sumber daya pengetahuan yang terspesialisasi dalam situasi-situasi tidak terduga.
Kesadaran memiliki beberapa tingkatan, yaitu:
1. Tidur
Perbedaan paling jelas antara kesadaran dan ketidak-sadaran dapat diamati saat seseorang tertidur atau terjaga. Untuk mengetahui gelombang otak manusia saat dalam kondisi tidur, para ahli menggunakan EEG (electroencephalograph). Hasil penelitian dengan EEG, diketahui sebagai berikut: Terjaga à gelombang alpha cukup stabil. Tahap I à mengantuk à gelombang theta. Tahap II à kumparan tidur. Tahap III à gelombang delta berfrekuensi rendah. Tahap IV à gelombang delta berfrekuensi tinggi. Tahap V à tidur mendalam, lelap. Tahap REM (rapid eye movement) à fase mimpi saat mulai kembali ke kondisi sadar.
Mimpi merupakan aktivitas otak yang berlangsung selama tahap REM yang diinterpretasikan otak dengan cara yang sama seperti saat sadar; otak mengakses struktur-struktur pengetahuan yang tersimpan dalam LTM dan menggunakan pola berbicara sehari-hari baik dalam bentuk cerita ataupun narasi.
2. Penggunaan Obat
Manusia memiliki reseptor-reseptor di otak yang peka terhadap obat-obatan yang mampu mengubah kondisi kesadaran sedemikian rupa sehingga menjadi sangat berbeda dengan kondisi kesadaran normal (saat terjaga). Penggunaan obat-obatan juga berefek pada kewaspadaan akan aspek-aspek fisiologis & psikologis dari pengalaman sadar. Contoh obat: Obat penenang (menghambat aktivitas sistem saraf, seperti: alkohol, mariyuana), Obat perangsang (mempercepat aktivitas sistem saraf, seperti: nikotin, methamphetamin), Obat halusinogenik (mengubah pemahaman terhadap realita (LSD/acid, psylocibyn/jamur).
Contoh: Ekstasi, mempengaruhi secara fisiologis (gemeretuk gigi di luar kendali, berkeringat) dan psikologis (hasrat menyentuh orang lain) serta merusak sel-sel yang menghasilkan serotonin sehingga mengganggu kemampuan belajar dan daya ingat.
3. Meditasi
Meditasi adalah kondisi konsentrasi rileks saat pikiran dikosongkan. Menurut penelitian Austin, 1999; Lazar dkk., 2000, meditasi dapat membantu seseorang mengurangi stres, meredakan rasa sakit, serta memperlancar kondisi fisiologis yang rileks.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar