Selasa, 31 Oktober 2017

Vica Nahdiyatus Suaiba

KESADARAN
Vica Nahdiyatus Suaiba / 16410092

Kesadaran menurut Wikipedia adalah kesadaran akan perbuatan. Sadar artinya merasa, tau atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsannya), siuman, bangun (dari tidur) ingat, tau dan mengerti, misalnya , rakyat telah sadar akan politik.
Refleksi merupakan bentuk dari penggungkapan kesadaran, di mana ia dapat memberikan atau bertahan dalam situasi dan kondisi tertentu dalam lingkungan. Setiap teori yang dihasilkan oleh seorang merupakan refleksi tetang realitas dan manusia.
Kesadaran menurut Sartre berifat itensional dan tidak dapat dipisahkan di dunia. Kesadaran tidak sama dengan benda-benda. Kesadaran selalu terarah pada etre en sio (ada-begitu-saja) atau berhadapan dengannya. Situasi di mana kesadaran berhadapan oleh Sartre disebut etre pour soi (ada-bagi-dirinya). Bahwa kesadaran saya akan sesuatu juga menyatakan adanya perbedaan antara saya dan sesuatu itu. Saya tidak sama dengan sesuatu yang saya sadari ada jarak antara saya dengan objek yang saya lihat. Misalkan entre pour soi menunjuk pada manusia atau kesadaran.
Kesadaran sebagai keadaan sadar, bukan merupakan keadaan yang pasif melainkan suatu proses aktif yang terdiri dari dua hal hakiki; diferensiasi dan integrasi. Meskipun secara kronologis perkembangan kesadaran manusia berlangsung pada tiga tahap; sensansi (pengindraan), perrseptual (pemahaman), dan konseptual (pengertian). Secara epistemology dasar dari segala pengetahuan manusia tahap perseptual.
Pada awal abad ke –20, kesadaran, sebagai suatu topic, hampir – hampir disingkirkan sama sekali dari ranah psikologi oleh para pengikut ideology psikologi yang dominan pada masa itu, yakni behaviorisme, yang dipimpin oleh John Watson dan B.F. Skinner. “Perang suci memperebutkan pikiran manusia” berlangsung sepanjang paruh  terakhir abad ke-20. Dalam “perang” tersebut, para psikolog kognitif berjuang mengembalikan kesadaran sebagai suatu topic yang penting, sedangkan kaum behavioris bertarung mempertahankan suatu bentuk ilmu psikologi yang sepenuhnya objektif. Kita memerlukan konstruk – konstruk untuk membantu kita mempelajari hal – hal yang terutama, bersifat abstrak (seperti kesadaran). Konstruk membantu kita menyusun definisi operasional bagi variable – variable yang digunakan untuk membantu kita menyusun fenomena.
Kerangka Kerja Kesadaran: AWAREness
Ada suatu kerangka kerja (framework) umum bagi kesadaran, yang kami namakan AWAREness , yang mana karakteristik – karakteristik utamanya meliputi Attention, Wakefulness, Architecture, Recall of knowledge, dan Emotive. Dan terdapat pula sejumlah atribut sekunder yang tercakup dalam kerangka kerja ini. Atribut – atribut sekunder tersebut adalah novelty, emergence, selectivity, subjectivity.
Attention (Atensi; perhatian): pemusatan sumber daya mental ke hal – hal eksternal maupun internal. Bagian dari kesadaran ini diacu sebagai “lampu sorot” (spotlight) dan serupa dengan metafora atensi sebagai lampu sorot yang memusatkan berkas sinar ke arah yang menarik minat kita. Contohnya ketika kita sedang mengamati teman kita yang sedang mengerjakan tugas, yang kemudian pandangan kita beralih pada tangan yang sedang bergerak menulis jawaban, dan kemudian mengalihkan pandangan kita kea rah wajahnya yang tampak serius. Secara konstan, kita menggerakkan fokus atensi kita. Selain isyarat – isyarat eksternal, kita dapat mengalihkan atensi kita ke dalam dan merenungkan pikiran – pikiran pribadi, memori – memori, dan citra – citra visual.
Wakefulness (Kesiagaan; Keterjagaan): kontinum dari tidur hingga terjaga. Kesadaran, sebagai suatu kondisi kesiagaan, memiliki komopenen aurosal. Dalam bagian kerangka kerja AWAREness ini, kesadaran adalah suatu kondisi mental yang dialami seseorang sepanjang hidupnya, dalam setiap harinya. Misalnya, kemarin malam anda tidur dan sekarang ini anda terjaga (seharusnya). Itulah dua kondisi (state) kesadaran yang berbeda secara radikal.
Architecture (Arsitektur): lokasi fisik struktur – struktur fisiologis (dan proses – proses yang berhubungan dengan struktur – struktur tersebut) yang menyokong kesadaran. Diamsusikan bahwa kesadaran berpusat di otak dan dapat diidentifikasi melalui penyelidikan terhadap kolerasi neural kesadaran.
Recall of Knowledge (Mengingat Pengetahuan): proses pengambilan informasi tentang pribadi yang bersangkutan dan dunia di sekelilingnya. Kesadaran memampukan informasi mendapatkan akses ke pengetahuan melalui proses recall (dan rekognisi) terhadap informasi mengenai diri pribadi dan mengenai dunia ini.
Self Knowledge (Pengetahuan Diri): pemahaman tentang informasi jati diri pribadi seseorang. Pengetahuan tentang dunia memampukan kita mengingat sejumlah fakta dari memori jangka panjang kita. Aspek lain dari peran kesadaran adalah aktivasi pengetahuan , yang mungkin merupakan aspek yang paling menarik. Pada tataran ini, seseorang menyadari tindakan – tindakan orang lain.
Emotive (Emotif): komponen – komponen afektif yang diasosiasikan dengan kesadaran. Sentience adlah suatu kondisi sadar, yang kerap kali dianggap sebagai suatu bentuk perasaan atau emosi ( berbeda dengan pikiran atau persepsi).
Novelty (Kebaruan): kecenderungan untuk tidak hanya berfokus pada pikiran - pikiran dan peristiwa – peristiwa sentral, namun untuk menemukan item – item yang baru. Kreatif, dan inovatif.
Emergence (Kemunculan): Kesadaran berbeda dengan proses – proses neural lainnya; kesadaran berkaitan dengan pemikiran – pemikiran pribadi dan internal.berbeda dengan proses – proses neural yang lain, proses – proses neural yang berhubungan setidaknya dengan sejumlah aspek kesadaran tampaknya berpusar pada informasi internal dan refleksi diri.
Selectivity (Selektivitas ) dan Subjectivity (Subjektivitas): manusia secara konstan memilih sangat sedikit pikiran pada setiap waktu, namun pikiran – pikiran dapat berubah dengan cepat akibat adanya gangguan pikiran – pikiran baru atau dari isyarat – isyarat eksternal.
Fungsi – Fungsi Kesadaran
Baars dan McGorven (1996) mengajukan sejumlah fungsi kesadaran. Fungsi pertama adalah fungsi konteks – setting (context-setting), yakni fungsi di mana sistem – sistem bekerja untuk mendefinisikan konteks dan pengetahuan mengenai sebuah stimuli yang datang ke dalam memori. Fungsi kedua adalah adaptasi dan pembelajaran (adaptation and learning) , yang mengendalikan bahwa keterlibatan sadar diperlukan untuk menangani informasi baru dengan sukses. Fungsi ketiga adalah fungsi prioritisasi (prioritizing) dan fungsi akses di mana kesadaran diperlukan untuk mengakses besarnya jumlah informasi yang tersedia di tingkat ketidaksadaran. fungsi keempat adalah fungsi rekrutmen dan control (recruitment dan control) di mana kesadaran memasuki sistem – sistem motoric untuk menjalankan tindakan – tindakan sadar. Kelima dadalah fungsi pengambilan keputusan (decision – making) dan fungsi eksekutif, yang berperan membawa informasi dan sumber daya keluar dari ketidaksadaran untuk membantu pengambilan keputusan dan penerapan kendali. Fungsi keenam adalah deteksi dan penyuntingan kekeliruan (error detection and editing), fungsi ini berfokus pada kesadaran yang memasuki sistem norma kita sehingga kita dapat mengetahui saat kita membuat suatu kekeliruan. Fungsi ketujuh adalah adalah monitor-diri (self-monitoring) , monitor diri, dalam bentuk refleksi-diri, percakapn internal, dan imagery, membantu kita mengendalikan fungsi – fungsi sadar dan fungsi – fungsi tidak sadar dalam diri kita. Fungsi kedelapan adalah fungsi pengorganisasian dan fleksibilitas (organization dan flexibility) , fungsi ini memungkinkan kita mengandalkan fungsi – fungsi otomatis dalam situasi – situasi yang telah dapat diprediksikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar