Selasa, 19 September 2017

Marisatia Risma N

Marisatia Risma N. / 16410073
Sensasi, Persepsi dan Atensi

Salah satu pembahasan dalam psiologi kognitif adalah tentang proses dari sensasi, persepsi, dan atensi yang diproses oleh otak. Dalam psikologi kognitif, pemrosesan informasi mengacu pada dunia fisik (eksternal) sekaligus dunia mental (internal). Penghubung realitas eksternal dunia mental berpusat pada sistem sensorik, yaitu sensasi dan persepsi.Otak komputasional manusia yang digunakan untuk mempersepsi informasi mengenai lingkungannya, memahami dirinya, dan memproses informasi. Istilah komputasi didasarkan pada pemrosesan informasi yang dilakukan oleh otak. Kita melihat, mendengar, mengecap, dan merasakan sensasi dari dunia sebagai rantai pertama dalam tahapan kejadian yang selanjutnya melibatkan penyandian stimuli, penyimpanan informasi, pengubahan material, berpikir, dan, akhirnya, memberikan reaksi sesuai pengetahuan yang didapatkan.
Sensasi (sensation) mengacu pada pendeteksian dini terhadap energi dari dunia fisik. Sensasi adalah tahap pertama stimuli mengenai indra kita. Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Menurut Dennis Coon,“Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.” Tetapi pada dasarnya, sensasi mengacu pada pendeteksian dini terhadap stimuli, persepsi mengacu pada interprestasi hal-hal yang diindera.
Sedangkan persepsi (perseption) melibatkan kognisi tingkat tinggi dalam penginterprestasian terhadap informasi sensorik. Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Proses kognisi dimulai dari persepsi. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dapat di kategorikan menjadi:
Faktor fungsional
Faktor fungsional dihasilkan dari kebutuhan, kegembiraan (suasana hati), pelayanan dan pengalaman masa lalu seorang individu.
Faktor struktural
Faktor-faktor struktural berarti bahwa faktor-faktor tersebut timbul atau dihasilkan dari bentuk stimuli dan efek-efek netral yagn ditimbulkan dari sistem saraf individu.
Faktor situasional
Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa nonverbal, petunjuk proksemik, petunjuk kinesik, petunjuk wajah, petunjuk paralingiustik adalah beberapa dari factor situasional yang mempengaruhi persepsi.
Faktor personal
Faktor psikologis lain yang juga penting dalam persepsi adalah berturut-turut: emosi, impresi dan konteks.
Emosi akan mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada suatu saat, karena sebagian energy dan perhatiannya adalah emosi tersebut. Seorang yang sedang tertekan karena baru bertengkar dengan pacar dan mengalami kemacetan mungkin akan mempersepsikan lelucin temannya sebagai penghinaan.
Impresi. Stimulus yang salient/menonjol akan lebih dahulu mempengaruhi persepsi seseorang. Gambar yang besar, warna yang kontras, atau suara yang keras akan lebih menarik seseorang untuk memperhatikan dan menjadi focus dari persepsinya. Seseorang yang memperkenalkan diri dengan sopan dan berpenampilan menarik akan lebih mudah dipersepsikan secara positif, dan persepsi ini akan mempengaruhi bagaimana ia dipandang selanjutnya.
konteks bisa secara sosial, budaya atau lingkungan fisik. Konteks memberikan background yang sangat menentukan bagaimana figure dipandang. fokus pada figure yang sama, tetapi dalam ground yang berbeda, mungkin akan memberikan makna yang berbeda.
 Selain sensasi dan persepsi, kita juga mnegenal tentang atensi (perhatian). Atensi adalah pemusatan pikiran, dalam bentuk yang jernih dan gamblang terhadap sejumlah objek stimulan atau sekelompok pikiran. Pemusatan kesadaran adalah intisari atensi. Atensi mengimplikasikan adanya pengabaian objek-objek lain agar sanggup menangani objek-objek tertentu secara afektif. Secara umum atensi adalah upaya pemusatan upaya mental pada peristiwa-peristiwa sensorik atau peristiwa-peristiwa mental. Penelitian terhadap atensi mencangkup lima aspek utama, yaitu kapasitas pemrosesan dan atensi selektif, tingkat rangsangan, pengendalian atensi, kesadaran, dan neurosains kognitif. Atensi mencakup proses-proses sadar maupun bawah sadar proses sadar relatif lebih mudah dipelajari, sementara proses bawah sadar lebih sulit karena tidak disadari oleh individu. Kita lebih mudah mengingat informasi yang mendapatkan atensi kita ketimbang informasi yang kita abaikan. Contohnya, kita mampu mengingat informasi yang kita lihat di tv saat kita menyimak dengan seksama (memberi antensi), sementara saat kita melakukan kegiatan lain sembari menonton tv, atensi kita teralih dan kita tidak mampu mengingat informasi yang terdapat di tv. Atensi yang disadari mengandung 3 tujuan bagi kognisi, yaitu:
·         Atensi membantu pemonitoran interaksi-interaksi kita dengan lingkungan. Melalui pemonitoran kita mempertahankan kesadaran tentang seberapa baiknya kita beradaptasi dengan lingkungan kita. Contoh, saat kita berada dalam kelas, kita memiliki kemampuan untuk bertahan duduk dan berperilaku berbeda seperti saat kita sedang di tengah pesta. Hal itu terjadi karena kita memberi atensi pada situasi dan interaksi kita di tengah lingkungan.
·         Atensi membantu kita mengaitkan masa lalu (memori) dan masa kini (pencerapan), memberikan kita pemahaman tentang kontinuitas pengalaman. Contoh, saat menonton serial sinetron di tv, seseorang mampu mengaitkan cerita dari episode baru yang sedang ia tonton dengan episode sebelumnya karena ia memberi atensi terhadap sinetron tersebut.

·         Atensi membantu kita mengntrol dan merencanakan tindakan-tindakan ke depan. Kita dapat melakukannya berdasarkan informasi yang kita peroleh dari pemonitoran dan pengaitan memori masa lalu dan pencerapan masa kini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar