Selasa, 19 September 2017

Ning Syifa Ridwan

Sensasi, Persepsi, dan Atensi

Oleh                : Ning Syifa Ridwan
NIM                 : 16410063
Dalam dunia nyata, manusia tidak akan pernah terpisahkan dengan yang namanya panca indera. Manusia selalu menggunakan panca inderanya untuk menangkap stimulus-stimulus dari luar kemudian memprosesnya di dalam otaknya. Stimulus-stimulus yang ada ini akan ditangkap oleh sistem sensorik, kemudian di transduksikan, lalu sistem saraf pusat (CNS) akan melakukan aktivitas penyandian, dan kemudian akan diproses dan dimemorikan, sehingga pada akhirnya akan muncullah sebuah aktivitas yang nampak.
Sebagai contoh pernahkah ketika kamu dan temanmu sedang jalan-jalan lalu melihat sebuah uang pecahan 50 ribu rupiah tergletak di tepi pagar?kemudian kamu tengok kanan kiri, melirik temanmu dan hendak kau ambil, setelah dekat dan kamu memperhatikan. Ternyata uang yang hendak kamu ambil itu hanyalah sebuah karcis bis yang sudah tak berguna lagi? Alhasil temanmu menertawakanmu dan berkata “mata duitan”. Wah, pasti sebal kan? Itulah yang akan kita bahas dalam artikel singkat kali ini. Yaps tentu saja mengenai Sensasi, Persepsi, dan Atensi. Bukan hal asing kan? Kalau bukan, apa pengertiannya?
Sensasi (sense)  merupakan sebuah tahap awal dimana manusia menerima informasi dari luar berupa stimulus yang dapat diterima oleh indera. Kemudian, informasi yang didapatkan oleh alat indera akan dikirim via saraf sensoris ke otak sehingga manusia mulai bisa menerkanya. Selanjutnya manusia mengenali stimulus tadi dan menyimpulkan sebuah kesan sesuai pengalaman dan pengetahuan yang dinamakan Persepsi. Lanjutnya setelah persepsi, kita mencoba untuk memusatkan perhatian kita terhadap objek yang menjadi stimulus tadi dan ternyata apa yang kita persepsikan adalah salah dan berbeda dengan fakta, itu dinamakan Atensi.
Pada contoh diatas ketika kamu berjalan dengan temanmu dan melihat adanya uang pecahan 50 ribu rupiah merupakan sensasi. Persepsinya, uang yang tergeletak itu menstimulus kita dan kita menyimpulkan bahwa benda itu dinamakan uang 50 ribu rupiah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman kita. Lalu ketika kita hendak mendekati dan mengambilnya, eh setelah diperhatikan itu hanyalah karcis bis yang telah dibuang oleh pemiliknya, itu yang dinamakan atensi.
Bicara tentang atensi, ada beberapa hal menarik yang patut diketahui. Yakni yang yang Pertama, kapasitas pemrosesan dan selektivitas. Di sekeliling kita banyak sekali stimulus. Namun kita tidak akan bisa memperhatikan semuanya secara bersamaan. Kedua, Kendali. Kita memiliki sebuah kendali untuk memilih stimulus mana yang akan kita respon. Ketiga, pemrosesan otomatis. Sejumlah kegiatan rutin seperti menulis merupakan hal yang familiar bagi mahasiswa sehingga hanya memerlukan sedikit atensi dasar dan dapat dilakukan secara otomatis. Keempat, neurosains kognitif. Otak dan sistem saraf pusat adalah sistem pendukung anatomi atensi, sepertihalnya kognisi. Dan Kelima adalah kesadaran. Atensi membawa kita pada dunia kesadaran.
Penelitian terbaru dalam neurosains kognitif telah mengalami beberapa kemajuan. Antara lain telah mempelajari atensi dan mencari korelasi antara bagian-bagian otak dengan mekanisme pengolahan atensi. Sehingga diharapkan ke depannya, ketika kita mampu memahami konsep sensasi, persepsi, dan atensi, maka pemahaman kita tentang hubungan antara sistem saraf pusat dan perilaku yang ditunjukkan oleh manusia pun akan menjadi semakin kompleks.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar