Selasa, 19 September 2017

Garin Prakoso

SENSASI, PERSEPSI DAN ATENSI
Oleh Garin Prakoso (13410107)

Sebagian besar dari kita mungkin tidak asing lagi dengan sensasi, persepsi dan atensi. Pada semester sebelumnya kita sudah membahas sedikit hal yang berkaitan dengan ketiga istilah tersebut. Sebelum kita membahas lebih rinci tentang sensasi, persepsi dan atensi alangkah lebih baiknya jika kita mempelajari terlebih dahulu mengenai pengertian ketiganya.
Sensasi adalah aspek kesadaran paling sederhana yang dihasilkan oleh pancaindera kita. Sedangkan persepsi adalah proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikam reaksi kepada rangsangan panca indera atau data. Jadi, di dalam kedua proses sensorik ini kita memerlukan pancaindera kita. Yang mana kita memiliki lima pancaindera yakni mata (melihat), telinga (mendengar), lidah (perassa atau pengecap), hidung (penciuman) dan kulit (peraba). Setiap aktifitas yang kita lakukan pasti akan membutuhkan pancaindera kita. Ketika kita bangun tidur ketika mendengar suara alarm yang sangat berisik dan mengganggu indra pendengaran kita. Setelah itu kita membuka mata secara perlahan guna menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina sehingga pada saat ini indra penglihatan sudah mulai bekerja. Lalu kita pergi ke dapur untuk membuat secangkir kopi di pagi hari. Kita akan memasak air lalu kita mengambil gelas kosong dan sebuah sendok lalu kita merasakan permukaan gelas yang halus, disinilah kita sudah mengaktifkan indra peraba. Selanjutnya kita mulai mencampurkan bubuk gula, kopi dan air panas lalu kita mengaduknya, mulailah tercium aroma kopi yang menggugah semangat, pada saat ini hidung kita mulai menghirup aroma yang semerbak dari secangkir kopi seduh tersebut. Lalu dilanjutkan dengan merasakan bagaimana rasa dari kopi tersebut, kita mulai merasakan pahitnya kopi dan manisnya gula yang bercampur baur dengan air panas yang menyatukan mereka disitulah indera perasa kita mulai berfungsi. Dan masih banyak lagi hal-hal yang kita lakukan yang berhubungan dengan pancaindera kita.
Dalam mempelajari persepsi kita pasti akan menjumpai pertentangan antara persepsi dengan fakta. Sebagai contoh, saat kita memasukkan sendok kedalam gelas berisi air putih, kita akan melihat bahwa sendok itu patah, padahal tidak. Contoh berikutnya saat kita melihat rel kereta api, seakan-akan kedua rel tersebut bertemu dalam satu titik di cakrawala, nyatanya tidak demikian. Kedua kejadian tersebut dinamakan sebagai ilusi, jadi dapat dissimpulkan bahwa ilusi adalah kessalahan persepsi.
Dengan menggunakan pancaindera, kita bisa memperoleh informasi sebanyak mungkin. Jumlah informasi yang dapat kita pahami dalam periode pemaparan yang singkat disebut sebagai rentang perseptual. Dengan memperbanyak informasi, maka kita akan menggunakan otak kita untuk meningat (memori). Ada 2 macam memori dilihat dari jangka waktunya, yakni penyimpanan ikonik dan penyimpanan ekhoik. Penyimpanan ikonik adalah kemampuan kesan-kesan visual untuk menetap selama jangka waktu yang singkat. Sedangkan penyimpanan ekhoik berfungsi sebagai lem yang secara singkat menyimpan informsi auditorik sehingga seluruh informasi auditorik dapat dipahami.
Setelah mempelajari tentang sensasi dan persepsi, kini kita akan membahas tentang atensi. Atensi adalah pemusatan pikiran dalam bentuk yang jernih dan gamblang terhadap sejumlah objek simultan atau sekelompok pemikiran. Pemusatan kesadaran adalah intisari atensi. Penelitian tentang atensi meliputi lima aspek utama, yakni kapasitas pemrosesan dan selektivitas, kendali terhadap atensi, pemrosesan otomatis, pandangan neurosains kognitif terhadap atensi dan kesadaran. Terdapat dua model atensi selektif. Yang pertama adalah model penyaringan (Broadbent), teori ini berhubungan dengan teori ssaluran tunggal yang menyatakan gagasan bahwa pemrosesan informasi dibatasi oleh kapasitas saluran yang tersedia. Model yang kedua yakni model atenuasi (Treisman), modelini menggabungkan struktur model Broadbent ditambah hasil-hasil empirik yang didapat dari penelitian moray.

Mempelajari atensi dari sudut pandang neurosains kognitif membeikan kita kesempatan untuk  menemukan dukungan neurologis bagi penemuan-penemuan sebelumnya, dan juga membantu menentukan lokasi dari berbagai proses-proses terkait atensi yang brlangsung dalam otak. Hubungan antara atensi dan otak pada mulanya diselidiki melalui studi terhadap defisit atensi yang terjadi karena cidera otak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar