Selasa, 19 September 2017

Nurul Amalia Syahrullah Yulianto

Nama           : Nurul Amalia Syahrullah Yulianto
NIM             : 16410165

Proses Pembentukan Kognitif melalui Sensasi, Atensi dan Persepsi

          Dari kecil sampai sekarang, manusia mengalami proses pembentukan kognisi. Proses pembentukan kognisi manusia juga dipengaruhi oleh sensasi, atensi, dan persepsi.
          Ketika seseorang akan menerima suatu informasi, tahap pertama yang dilalui yaitu sensasi. Informasi baru ditangkap oleh panca indera manusia. Panca indera manusia membuat manusia dapat menerjemahkan suatu informasi dan memasukkannya pada kognisi mereka. Misalnya seseorang dapat menerjemahkan suatu makanan itu manis atau pahi setelah panca indera merasakan sensasi dari makanan tersebut. Setelah panca indera menstimuli informasi, informasi tersebut kemudian dipersepsikan melalui otak komputasional. Otak komputasional juga berfungsi untuk memahami dan memproses informasi yang sudah diterima melalui proses sensasi. Proses yang terjadi pada otak komputasional terbagi atas proses internal dan proses eksternal. Proses internalnya antara lain sistem sensorik, transduksi, penyimpanan sensorik ikonik atau echoic, aktivitas CNS dan penyandian serta memori dan pemrosesan.
          Proses-proses persepsi seseorang terhadap informasi baru bisa menjadi persepsi yang positif ataupun negatif. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain pengalaman, pengetahuan, tingkat pendidikan, tempat tinggal, budaya, usia, latar belakang keluarga, dan lain-lain. Misalnya, ketika seseorang bertemu orang barat, seseorang itu mempersepsikan orang barat tersebut orang jahat karena mempunyai pengalaman buruk dengan orang barat yang pernah dikenalnya. Itulah salah salah satu contoh pengalaman mempengaruhi persepsi seseorang.
          Persepsi yang dihasilkan tiap individu berbeda satu sama lain, tergantung dari faktor-faktor yang telah disebutkan di halaman sebelumnya. Stimulus yang sama yang diterima oleh dua individu belum tentu menghasilkan persepsi yang sama, bisa saja menghasilkan persepsi yang berbeda. Misalnya, Orang Gorontalo yang baru pindah ke Malang mempersepsikan bahwa Kota Malang merupakan kota yang dingin. Sedangkan Orang Jepang yang juga baru pindah ke Malang malah mempersepsikan sebaliknya, bahwa Kota Malang itu panas. Mengapa hal itu bisa terjadi? Hal ini karena asal tempat tinggal kedua orang ini berbeda, sehingga menghasilkan persepsi yang berbeda pada stimuli yang sama. Orang Gorontalo mempersepsikan bahwa Kota Malang itu dingin, karena berasal dari daerah yang panas. Sedangkan Orang Jepang mempersepsikan bahwa Kota Malang itu panas, karena suhu Jepang lebih dingin daripada Malang.
          Ah iya, sebelum seseorang melakukan persepsi terhadap sebuah stimuli, seseorang melakukan atensi atau perhatian secara sadar terhadap stimuli yang baru saja diterima. Ketika seseorang menerima stimuli berupa informasi baru, tidak semua stimuli tersebut mendapatkan perhatian atau atensi lalu menghasilkan sebuah persepsi. Ketika seseorang melalukan atensi terhadap suatu informasi baru, informasi baru tersebut kemudian akan melekat pada otak yang kemudian menghasilkan suatu persepsi, lalu informasi tersebut akan mudah diingat ketika dipanggil kembali. Contohnya, ketika seorang mahasiswa memberi atensi yaitu menyimak dengan seksama penjelasan dosen, mahasiswa tersebut akan mudah mengingat informasi yang diberikan oleh dosen. Lain halnya, jika seorang mahasiswa melakukan kegiatan lain misalnya bermain handphone ketika dosen menyampaikan materi. Hal yang terjadi adalah mahasiswa tersebut tidak akan ingat terhadap materi yang telah disampaikan dosen.
          Sensasi, atensi dan persepsi memang harus saling bekerja sama ketika membentuk kognisi baru. Jika salah satunya tidak ada, maka tidak akan terbentuk kognitif baru atau kognitif baru terbentuk namun tidak utuh. Lalu, bagaimana dengan seseorang yang memiliki panca indera terbatas seperti tidak bisa melihat? Seseorang yang terbatas dalam kemampuan visualnya masih bisa menangkap stimuli dengan panca indera lain, misalnya telinga. Contohnya, seseorang yang buta menstimuli kucing. Karena dia memiliki keterbatasan pada matanya, dia hanya bisa menggunakan panca indera lainnya seperti telinga untuk menstimuli kucing. Jadi seseorang tersebut bisa mempersepsikan suara kucing yang didengarnya, namun tidak bisa menstimuli bagaimana fisik kucing. Artinya, seseorang yang memiliki keterbatasan fisik masih bisa menstimuli informasi baru, namun kognitif yang terbentuk tidaklah sempurna. Jadi, untuk membentuk kognisi yang baru dan utuh diperlukan sensasi yang dilakukan oleh semua panca indera.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar