Selasa, 19 September 2017

Muhammad Irvan Junaedi

Muhammad Irvan Junaedi
Psikologi Kognitif D
16410111

APA-APA TENTANG SENSASI, PERSEPSI, dan ATENSI
1.1    SENSASI
Kita mulai dengan membahas sensasi. Apa sih sensasi? Sensasi secara bahasa berasal dari bahasa latin sensatus, yang artinya dianugerahi dengan indra, atau intelek. Sensasi merupakan tahap pertama yg dilalui stimuli ketika tertangkap oleh indra kita. Saat stimuli ditangkap oleh indra, infromasi yang terkandung dalam stimuli tersebut diproses dan diterjemahkan menjadi sinyal-sinyal neural yang bermakna.
Menurut Dennis Coon, seorang penulis di bidang psikologi,  “Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.”
Jadi melalui alat indra lah, manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemapuan untuk berinteraksi dengan lingkungannya.

1.2 Indera Sensasi
Alat indera adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Setiap organisme hidup memiliki reseptor sebagai alat penerima informasi. Informasi tersebut dapat berasal dari luar dan dari dalam dirinya. Seperti yang kita ketahui, alat indra terbagi menjadi lima :
a.   Indera penglihatan (mata)
Penglihatan merupakan alat indera yang menggunakan mata sebagai penerima rangsangannya. Mata berfungsi untuk mendeteksi cahaya. Sedehananya, mata berfungsi hanya untuk mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Dalam proses penglihatan, kita membutuhkan cahaya untuk menerjemahkan hasil penglihatan.
b.  Indera pendengaran (telinga)
Telinga berfungsi sebagai indera pendengar dan alat keseimbangan. Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan rongga telingga dalam. Telinga bekerja dengan cara menangkap gelombang suara yang ada disekitar kita.
c.   Indera peraba (kulit)
Indra peraba menggunakan kulit sebagai penerimanya. Kulit yang paling peka adalah ujung jari dan bibir. Kulit memiliki dua lapisan yaitu lapsan epidermis dan lapisan dermis. Pada kulit rangsangan perabanya adalah tekanan, suhu,sakit atau nyeri, dan gerakan.
Kulit adalah bagian penting yang terdapat pada paling luar dari jaringan tubuh dan membungkus tubuh kita. Pada saat kulit terluka, akan menimbulkan rasa perih yang menyengat. Hal itu menunjukkan betapa kulit, selain membungkus tubuh, juga memberikan perlindungan bagi jaringan jaringan di bawahnya.



d.  Indera penciuman  (hidung)
Hidung merupakan alat indera manusia yang menanggapi rangsang berupa bau atau zat gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dandiliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung. Intinya, penciuman merupakan alat penginderaan melalui hidung yang kemudian diterima oleh reseptor dan dilanjutkan ke otak.
e.   Indera pengecap (lidah)
Perasa yaitu penginderaan melalui lidah. Lidah merupakan reseptor yang banyak memiliki stuktur tunas pengecap. Lidah mempunyai reseptor khusus yang berhubungan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Lidah kita dapat merasakan berbagai macam rasa diantaranya ,yaitu rasa manis , asin, asam dan pahit.

1.3 Teori Sensasi
Sensasi (sensation) mengacu pada pendeteksian dini terhadap energi dari dunia fisik. Studi terhadap sensasi umunya berkaitan dengan struktur dan proses mekanisme sensorik. beserta stimulasi yang mempengaruhi mekanisme-mekanisme tersebut.
Deteksi energi fisik yang di hasilkan atau di pantulkan oleh benda-benda fisik, sel-sel tubuh yang melakuakan penderteksi ini, organ inderawi ( mata, telinga, hidung, kulit dan jaringan tubuh ) proses penginderaan menyadarkan kita akan adanya suara, warna, bentuk dan elemen kesadaran yang lain. Tanpa sensasi kita tidak dapat menyentuh dalam arti sesungguhnya dunia nyata.Tapi untuk membuat dunia yang mendera indera kita menjadi sesuatu yang masuk akal.

1.4 Proses Sensasi
Sistem saraf mengubah pesan pesan menjadi suatu kode, salah satnuya yaitu kode anatomis. Hal ini pertama kali dikemukakan pada 1826 oleh seorang ahli fisiologi Johannes Muller sebagai doktrin energi syaraf spesifik. Menurut doktrin, berbagai modalitas sensorik yang berbeda muncul karena sinyal yang diterima oleh organ indera merangsang beragam jalan syaraf yang menuju area otak yang beragam pula. Sinyal dari mata menyebabkan impils berjalan sepanjang saraf optik, menuju ke korteks visual. Sinyal dari telinga. Sinyal dari telinga menyebabkan impuls berjalan dari saraf auditoris menuju ke korteks auditoris. Gelombang cahaya dan suara menghasilkan sensasi berbeda karena adanya perbedaan anatomi ini.
Konsep kita mengenai proses perseptual bahwa pendeteksian dan penginterpretasian sinyal-sinyal sensori, di tentukan oleh energi stimulus yang dideteksi oleh sistem-sistem sensorik dan oleh otak dan hasil pemrosesan disimpan dimemori dalam bentuk pengetahuan, yang nantinya kemudian digunakan dalam suatu kejadian nyata.



2.1 PERSEPSI
Persepsi secara bahasa bersal dari bahasa Latin perceptio, percipio yang berarti tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna memeberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan.
Menurut Davidoff, persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu, sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu. 
Setiap manusia berbeda antara satu dengan yang lain. Adanya perbedaan ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi objek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya, sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh persepsinya. Hasil interaksi antara dua faktor, yaitu faktor rangsangan sensorik yang tertuju kepada individu atau seseorang dan faktor pengaruh yang mengatur atau mengolah rangsangan itu dalam psikisnya sendiri. Faktor-faktor pengaruh itu, dapat bersifat biologis, sosial, dan psikologis.
Persepsi terjadi jika individu mengalami sensasi yang ditimbulkan dari lingkungan eksternal maupun internal individu tersebut. Presepsi muncul ketika objek-objek eksternal di lingkungan sekitar memengaruhi struktur medium informasi yang ujung-ujungnya memengaruhi reseptor-reseptor inderawi individu, sehingga mengarahkan atensi kita kepada pengidentifikasian objek tersebut secara internal.

2.2 Objek dalam Persepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera. Stimulus dapat diterima dari lingkungan luar ataupun dalam individu yang bersangkutan yang langsung mengenai saraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Tetapi, sebagian besar stimulus yang menyebabkan terjadinya persepsi datang dari faktor eksternal individu.
Objek menimbulkan stimulus,dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensorik ke otak. Proses ini yang disebut sebagai proses fisiologis. Kemudian terjadilah proses diotak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, didengar, diraba, dirasakan, ataupun diciumnya.

    3.1 ATENSI
Atensi merupakan pemusatan upaya mental pada peristiwa-peristiwa sensorik atau peristiwa-peristiwa mental. Penelitian terhadap atensi mencakup lima aspek utama yaitu :

1. Kapasitas pemrosesan dan seletivitas. Kita dapat memperhatikan sejumlah stimuli eksternal dari dunia eksternal, namun kita tidak dapat memperhatikan seluruh stimuli yang ada.
2. Kendali. Kita memiliki kendali terhadap pilihan stimuli yang kita perhatikan.
3. Pemrosesan otomatis. Sejumlah besar proses rutin telah menjadi proses yang amat familiar sehingga hanya memerlukan sedikit atensi sadar dan dapat dilakukan secara otomatis.
4. Neurosains kognitif. Otak dan system saraf pusat adalah pendukung anatomis bagi atensi.
5. Kesadaran. Atensi membawa peristiwa-peristiwa kea lam kesadaran.

3.2 Pemrosesan Otomatis
Setiap orang menghadapi stimuli yang sangat banyak secara bersamaan dan melakukan beberapa tugas sekaligus. Aktivitas-aktivitas yang sering dilakukan menjadi otomatis sehingga memerlukan atensi lebih sedikit daripada melakukan aktivitas yang baru.
Pemrosesan secara otomatis diteliti secara mendalam oleh Posner dan Synder (1974, 1975), yang menyebutkan tiga karakteristik pemrosesan otomatis :
a.    Pemrosesan otomatis terjadi tanpa ada niat sadar.
b.    Pemrosesan otomatis tersembunyi dari kesadaran.
c.    Pemrosesan otomatis menggunakan hanya sedikit sumber daya sadar atau bahkan tidak menggunakan sumber daya sadar sama sekali.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar