Selasa, 19 September 2017

Nurul Ikhwana

SENSASI, PERSEPSI, ATENSI dan PENGENALAN OBJEK
Oleh : Nurul Ikhwana (16410177)

Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi. Sensasi dalam bahasa inggris sensation, berasal dari kata latin sensatus, yang artinya di anugerahi dengan indra atau intelek. Secara luas, sensasi dapat diartikan sebagai aspek kesadaran yang paling sederhana yang dihasilkan oleh indra kita, seperti temperatur tinggi, warna hijau, rasa nikmatnya sebatang coklat. Benyamin B. Wolman (1973, dalam rahmat, 1994)menyebut sensasi sebagai “pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indra”.
Sensasi sering dibedakan dengan dari persepsi, yang melibatkan penilaian, inferensi, interpretasi, bias, atau prakonseptualisasi, sehingga  bisa salah. Sensasi dipandang sebagai pasti, ditentukan secara mendasar, fakta kasar. Menurut beberapa pendapat, sensasi lebih berkonotasi pada sebuah hubungan dengan perasaan (tetapi bukan dengan emosi). Sedangkan persepsi lebih berhubungan dengan kognisi. Sensasi sering digunakan secara sinonim dengan kesan indrawi, sense datum, sensum, dan sensibilium.
Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa inggris perception berasal dari bahasa Latin perceptio; dari percipere yang artinya menerima atau mengambil. Persepsi (perception) dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu . Sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Leavit,1978). Menurut DeVito (1997:75), persepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang memengaruhi indra kita.
Menurut rumusan teori stimulus-respon/SR, persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan diterapkan kepada manusia. Subproses psikologis lainya yang mungkin adalah pengenalan, perasaan, dan penalaran.
Proses sensasi dan persepsi itu berbeda. Dalam ungkapan lain disebutkan “sensasi adalah penerimaan stimulus lewat alat indra, sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di dalam otak” (Mahmud,1990:41). Meskipun alat untuk menerima stimulus itu serupa pada setiap individu, interpretasinya berbeda. Untuk membedakan yang dimaksud sensasi dan persepsi secara lebih jelas, kita bisa membandingkan potret sebuah pemandangan dengan lukisan pemandangan. Potret itu berupa pemandangan sebagaimana yang diterima alat indra, sedangkan lukisan pemandangan bergantung pada interpretasinya pelukis. Dengan kata lain, mata “menerima”, sedangkan pikiran “menginterpretasi”. Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama yaitu:
1.    Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2.    Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang.
3.    Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi (Depdikbud, 1985, dalam Soelaeman, 1987). Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai.
Atensi merupakan cara-cara kita secara aktif memproses sejumlah informasi yang terbatas dari sejumlah besar informasi yang disediakan indra, memori yang yang tersimpan, dan oleh proses-proses kognitif kita yang lain. Atensi mencakup proses-proses sadar maupun bawah sadar. Proses sadar relatif lebih mudah dipelajari, sementara proses bawah sadar lebih sulit karena tidak didasari oleh inividu.
Kita lebih mudah mengingat informasi yang mendapatkan atensi kita ketimbang informasi yang kita abaikan. Contohmya, kita mampu mengingat informasi yang kita lihat di tv saat kita menyimak dengan seksama (memberi atensi), sementara saat kita melakukan kegiatan lain sembari menonton tv, atensi tidak mampu mengingat informasi yang terdapat tv.
Dahulu psikolog yakin atensi sama dengan kesadaran, namun sekarang mereka menemukan bahwa sejumlah pemrosesan atensi yang aktif terhadap pemrosesan indrawi, informasi yang di ingat-ingat, dan informasi kognitif, bisa berjalan diluar kesadaran kita. Contoh: pada saat ini anda dapat menyetir mobil sambil secara sadar melakukan aktivitas yang lain, misalnya mengobro , meskipun hal ini tidak dapat dilakukan jika anda tidak sadar sepenuhnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar