Selasa, 19 September 2017

Esa Laili Sindiana

Nama : Esa Laili Sindiana
Nim : 16410097
Sensasi, Persepsi dan Atensi
Otak Komputasional
          System saraf perifer dan juga otak secara umum didesain untuk mempersepsi dan memikirkan, menerima suatu informasi dan memahaminya. Steve Pinker mengungkapkan hal tersebut dengan baik dalam bukunya How the Mind Works: “pikiran (mind) adalah sebuah sistem yang didesain oleh seleksi alam untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh nenek moyang kita selama hidup mereka sebagai pemburu-peramu, khususnya untuk memahami lain”. Melihat, mendengar, mengecap dan merasakan sensasi dari dunia sebagai rantai pertama dalam tahapan kejadian yang selanjutnya melibatkan penyandian stimuli, penyimpanan informasi,pengubahan material, berpikir dan akhirnya memberikan reaksi sesuai pengetahuan yang didapatkan. Konsep otak komputensional didasarkan pad aide bahwa pikiran adalah apapun yang dilakukan otak yakni pemrosesan informasi.
Sensasi dan Persepsi
          Sensasi mengacu pada pendeteksi diri terhadap energy dari dunia fisik. Sensasi umumnya berkaitan dengan struktur dan proses mekanisme sensorik. Beserta stimulus yang mempengaruhi mekanisme tersebut.
          Persepsi melibatkan kognisi tingkat tinggi dalam menginterpretasian terhadap informasi sensorik. Sensasi mengacu pada pendetaksi dini terhadap stimulus, persepsi mengacu pada interpretasi hal-hal yang kita indera.
Penglihatan
          Penglihatan yakni pendeteksi sebuah gelombang kecil elektromagnetik (cahaya), dimungkinkan terjadi karena mata kita melihat sesuatu yang unik, berkas cahaya memasuki mata melalui kornea dan lensa, yang mengarahkan berkas citra dari objek yang dilihat ke retina. Pengenalan pola baik hitam-putih dua dimensi, maupun tiga dimensi berdasarkan representasi dua dimensi di retina tersebut. Kemampuan tiga dimensi diaktifkan ketika impuls-impuls tersebut di transfer melalui jalur saraf penglihatan ke korteks visual, dan di kombinasi dengan pengetahuan yang telah ada, akhirnya menghasilkan pengenalan.
          System visual adalah system yang paling rumit dari seluruh system sensorik. Mata manusia mempunyai sekitar 7 juta sel kerucut yang peka terhadap stimulus terang dan memiliki sekitar 125 juta sel batang yang peka terhadap stimulus gelap. Sel keruvut banyak didapati di fovea, dan berperan dalam mengenali warna dan objek dalam cahaya terang. Sedangkan sel batang menjauh dari fovea, bahkan tidak ada sel batang dalam fovea.
          Sel gangliot memiliki akson-akson yang cukup panjang, berbentuk jalinan yang terhubung dengan “stasiun transfer” bernama nucleus genikulat lateral melalui lubang di dalam retina. Lubang tersebut dinamakan titik buta.
Ilusi
       Psikofisika menggunakan pengukuran-pengukuran kualitas fisik dan kualitas psikologis dari stimuli sensorik yang sama.terkadang realita dan sensorik tidak sama. Terjadinya ilusi disebabkan karena pengalaman masa lalu kita, yang mengajarkan kita bahwa bentuk-bentuk tertentu mungkin menunjukan bahwa objek terletak di kejauhan, sedangkan bentuk lainya menunjukan objek dekat pada kita. Ilusi dianggap penting bagi ilmuan psikofisika, karena ilusi justru menyediakan wawasan untuki memahami cara kerja system persepsi kita.
Predisposisi Sensorik-Otak
       System sensorik tersusun oleh reseptoe-reseptor neuron penghubung dari kelima indera (pendengar, penglihatan, peraba, perasa, dan pencium). Saraf dihubungkan ke fungsi sensori yang spesifik. Jika saraf distimulasi maka otak mempersepsi seolah-olah informasi berasal dari saraf yang terstimulasi tersebut.
Rentang Perseptual
       Jumlah informasi yang dapat kita pahami periode pemaparan yang singkat disebut rentang perceptual yang merupakan suatukomponen awal dalam pemrosesan informasi. Kita tampaknya memiliki sebuah penyimpanan sensorik yang mampu mengambil keputusan dengan cepat berdasarkan pemaparan singkat terhadap suatu kejadia. Kita mengetahui hal ini secara alamiah. Jika kita menutup mata kita kita masih bisa terus melihat dunia, jika alunan music berhenti kita masih bisa mendengarnya, jika kita mengangkat tangan kita dari sebuah objek kita masih bisa merasakan tekstur objek tersebut. Meski demikian setiap ingatan sensorik tersebut memudar dengan cepat dan sebagian besar akan kita lupakan.
          Adanya penyimpanan yang besar dari kemampuan mengingat, adalah bahwa dua tahap kognitif terlibat ketika partisipan berusaha melaporkan kata-kata (1) tentang perceptual dan (2) kemampuan mengingat kesan yang baru saja diindera. Fakta memiliki dua dampak bagi psikologi kognitif. Pertama, pemahaman kita tentang kapasitasrentang perceptual secara signifikan mengalami perubahan. Kedua, pemrosesan informasi akhirnya dipahami sebagai proses yang berlangsung dalam tahap-tahap yang berkesinambungan, yang masing-masing tahapanya bekerja mebggunakan prinsip yang berbeda.
Penyimpanan Ikonik
       Banyak peneliti menemukan bahwa informasi yang diindera direpresentasikan dengan akurat dalam memori ikonik, namun menghilang dengan cepat. (sekitar 250 milidetik hingga 4 detik) jika tidak dikirimkan ke tahap-tahap pemrosesan selanjutnya.
          George Sperling (1960) member argument bahwa jika ikon (atau kesan visual) sedang memudar saat partisipan berusaha melaporkan semua hurufdalam penyimpanan ikoniknya, maka partisipan hanya melaporkan sebagai dari keseluruhan huruf tersebut.
Penyimpanan Ekhoik
       Penyimpanan ekhoik serupa dengan penyimpanan ikonik dalam dua hal; (1) informasi sensorik mentah disimpan dalam ruang penyimpanan agar informasi mentah dapat diproses lebih lanjut. (2) jangka waktu penyimpananya sangatlah singkat. Fungsinya menyediakan waktu tambahan untuk mengamati stimulus yang menghilang dari penglihatan, penyimpana ekhoik memberikan waktu tambahan bagi kita untuk mendengarkan pesan.
Atensi
       Atensi adalah pemusatan pikiran, dalam bentuk yang jernih dan gambang, terhadap sejumlah objek stimulus atau sekelompok pikiran. Pemusatan kesadaran adalah intisari atensi. Atensi mengimplikasikan adanya pengabaian objek-objek lain agar kita sanggup menangani objek-objek tertentu secara efektif. Lima isu tentang atensi diilustrasikan seperti di bawah ini :
1.     Kapasitas pemrosesan dan selektivitas. Kita dapat memperhatikan sejumlah stimulus eksternal dari dunia eksternal, namun kita tidak dapat memperhatikan seluruh stimulus yang ada.
2.    Kendali. Kita memiliki kendali terhadap pilihan stimulus yang kita perhatikan.
3.    Pemrosesan otomatis. Sejumlah besar proses rutin telah menjadi proses yang amat familiar sehingga memerlukan hanya sedikit atensi sadar dan dapat dilakukan secara otomatis.
4.    Neurosains kognitif. Otak dan system saraf pusat adalah pendukung anatomi bagi atensi, sebagaimana kognisi.
5.    Kesadaran. Atensi membawa peristiwa-peristiwa ke dalam kesadaran.
Kesadaran menurut Freud mempengaruhi pikiran dan persepsi, sedangkan ketidak sadaran mempengaruhi ketakutan dan hasrat tidak senonoh.
Persepsi subliminal seringkali mengacu pada stimulus yang beradadi atas limen namun tidak memasuki kesadaran.
Lokasi filter model-model atensi kontemporer berfokus pada tempat informasi diseleksi dalam proses kognitif. Manusia tidak menyadari keberadaan sinyal-sinyal pada tahap-tahap awal pemrosesan informasi, namun, setelah melalui sejumlah keputusan atau penyeleksian sejumlah sinyal di kirim ketahap pemrosesan selanjutnya.
Kapasitas Pemrosesan dan Atensi Selektif
       Kapasitas saluran yakni ketidak mampuan kita memproses seluruh stimulus sensorik secara bersamaan. Pada suatu tahap pemrosesan informasi yang sebagian diakibatkan oleh keterbatasan neurologis.
          Atensi selektif dapat dianalogikan cahaya lampu senter ke tengah ke sebuah ruang gelap mencari benda-benda lain tetap berada dalam kegelapan. Dari perspektif komunikasi, kemampuan kita untuk bereaksi terhadap sebuah sinyal dan informasi yang menganggu. Hal ini disebut rasio sinyal kegangguan.
Sinyal-sinyal Auditori
          Pendekatan pemrosesan informasi terhadap atensi sebagian besar berawal dari penelitian auditori, namun semenjak itu, penelitihan visual dan semantic juga berkembang. Perkembangan prosedur eksperimental yang disebut pembayangan, yang sekarang menjadi metode standar untuk mempelajari atensi auditorik.
Model-Model Atensi Selektif
       Model penyaringan: broadbant model penyaringan ini berhubungan dengan teori saluran tunggal yang menyatakan gagasan bahwa pemrosesan informasi dibatasi oleh kapasitas saluran yang tersedia.
          Broadbant memberikan argument bahwa pesan-pesan yang dikirimkan melalui saraf tertentu dibedakan berdasarkan; serabut saraf yang distimulus, jumlah impuls saraf yang dihasilkan. Informasi diproses melalui saluran sensorik yang paralel.
Model Atensial: Treisman
          Perbandingan antara teori model Breadbent dan Treismen. Penyaring Broadbent tidak mengizinkan informasi yang diabaikan untuk menembus penyaringan. Model Treisman memandang informasi yang diabaikan sebagai sinyal-sinyal lemah, yang dapat menembus “kamus” perceptual, dan dapat menembus penyaringan jika “kamus” perceptual menunjukan bahwa sinyal tersebut adalah sinyal yang penting.
Atensi Visual
       Sejauh ini kita berfokus pada aspek-aspek auditorik dari atensi, namun seluruh pengalaman sensorik dikendalikan oleh peraturan atensi. Waktu dan tempat terjadinya penyaringan adalah suatu isu yang tealah lama diperdebatkan dalam penelitian atensi.
Pemrosesan Otomatis
          Pemrosesan informasi secara otomatis diteliti secara mendalam oleh Posnerdan Snyder yang menyebutkan tiga karakteristik pemrosesan otomatis:
1.     Pemrosesan otomatis terjadi tanpa ada niat sadar. Dalam eksperimen priming, dampak terjadi tanpa adanya niat atau tujuan sadar dari partisipan penelitian
2.    Pemrosesan otomatis tersembunyi dari kesadaran. Dampak-dampak priming sebagian besar tidak disadari. Kita tidak “berpikir” mengenai pemrosesan otomatis.
3.    Pemrosesan otomatis menggunakan hanya sedikit sumber daya sadar. Kita dapat membaca kata-kata atau mengikat tali sepatu kita tanpa berpikir. Tindakan tersebut terjadi secara otomatis tanpa memerlukan usaha.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar