Rabu, 04 Oktober 2017

Fikrotul Jauhariyah

Nama  : Fikrotul Jauhariyah
NIM   : 16410163
Pengenalan Objek
Mengenali objek-objek tertentu merupakan salah satu karakteristik manusia . Kita tentunya pernah dengan mudah mengenali orang-orang terdekat kita , sahabat misalnya ketika dia berdiri jauh dari tempat kita . Namun kita dapat dengan mudah mengenalinya hanya dari caranya berdiri . Atau mengenali objek-obej tertentu seperti cita rasa makanan , bau dan objek-objek yang lain . Dalam kehidupan sehari-hari tentu kita akan melakukan interaksi dengan orang lain , yang kemudia akan menimbulkan sensasi , persepsi , atensi , memori , dan pencarian kognitif dengan tujuan untuk mengenali objek .
Pengenalan pola ( patern recognative ) sehari-hari mlibatkan melibatkan interaksi yang rumit yaitu sensasi , persepsi , memori dan pencarian kognitif dengan tujuan pengenalan terhadap pola tertentu . Para Psikolog yang mempelajari persepsi telah mengembangkan dua teori utama tentang bagaimana  manusia memahami dunia . Yang pertama yaitu Persepsi Kontruktif ( contructive perception ) menyatakan bahwa manusia mengkontruksikan persepsi dengan cara aktif memilih stimuli dan menggabungkan sensasi dengan memori . Para kontruktivis berpendapat bahwa perubahan-perubahan pola pada stimulus asli tersebut tetap bisa dikenali dengan adanya alam bawah sadar ( uncosious interference ) yakni sebuah proses ketika kita secara spontan mengintegrasikan informasi dari sejumlah sumber  untuk menyusun suatu interpretasi
Teori yang kedua adalah Persepsi Langsung ( direct perception ) menyatakan bahwa persepsi terbentuk dari perolehan informasi secara langsung dari lingkungannya . Pendukung teori ini adalah John Gibson dan para muridnya dari Universitas Cornell yang menyatakan bahwa “ persepsi langsung mengasumsikan bahwa keankaragaman  lapisan – lapisan optic sama kayanya dengan keanekaragaman di dunia ini ”

Ada beberapa teori yang menjelaskan bagaimana proses pengenalan objek
1.     Pengenalan Pola Visual
Seorang konstruktif menyatakan bahwa otak manusia bersifat interpretatif . Otak menggunakan heuristic dan algoritma untuk memproses sinyal-sinyal informasi . Namun diantara keduanya , otak cenderung mengandalkan heuristic sehingga akan membuat kesalahan . Kesalahan pada umumnya bersumber pada ilusi perspektual yang menyebabkan kita melihat yang sebenarnya tidak ada di dunia fisik . Jenis ilusi menggambarkan cara pikiran mengorganisasikan stimuli visual sekaligus menunjukkan pentingnya pikiran dalam pengenalan objek adalah ilusi yang disebut kontur ilusoris ( illusory contour ) . Dalam kontur ini terdapat inhibis lateral ( lateral inhinition ) yaitu tendensi dari elemen – elemen neural yang saling berdekatan dalam retina untuk merintangi sel-sel di sekelilingnya sehingga memperkuat kesan terhadap kontur . Para psikolog Gestalt mengajukan argument bahwa manusia membentuk ilusi – ilusi subjektif karena adanya figur sederhana dan familiar dalam wujud yang baik di sebuah lingkungan . Gagasan ini dikenal sebagai hokum Pragnaz dan dianggap hokum utama persepsi Gestalt
2.    Teori Gestalt
Organisai pola ( pattern organisazion ) bagi Gestalt kerjasama seluruh stimuli dalam menghasilkan sebuah kesan yang melampaui gabungan seluruh sensasi . Beberapa pola stimuli , menurut Max Wertheimer ( 1923 ) diorganisasikan secara natural .
Menurut asumsi Kohler , awalnya bahwa pengorganisasian spontan terhadap suatu pola adalah suatu fungsi naturl dari stimulus sendiri . Namun , teori ini mengalami kontroversi yang masuh berlanjut .
 Para Psikolog Kognitif  telah memperluas  studi terhadap pengenalan pola penelitian para Psikolog Gestalt awal . Beberapa Psikolog Kognitif modern berkonsentrasi pada struktur-struktur dan proses-proses internal yang berhubungan dengan pengenalan pola yang rumit , dan jauh pada karakteristik sari stimuli yang sederhana . 
3.    Organisasi Subjektif
Seorang kontruktivitas menyatakan bahwa otak manusia bersifat interprentatif . Otak menggunakan heuristic ( penyelidikan atau perumusan – perumusan pikiran baru yang menuntun kepada perumusan sesuatu yang baru ) dan algoritma untuk memproses sinyal- sinyal informasi . Heuristik dapat dianggap sebagai suatu tebakan bagus berdasarkan aturan main yang berlaku seringkali menghasilkan solusi yang tepat . Algoritma dapat dipandang sebagai sesuatu yang spesifik , yang mengarah pada hasil yang dapat diprediksi  sebelumnya .
4.    Pemrosesan Bottom–Up Vs Pemrosesan Top-Down
Ada dua pemrosesan dalam menegenali suatu pola . Yang pertama yaitu pemrosesan bottom-up ( bottom-up processing ) yakni proses pengenalan yang diawali oleh identifikasi terhadap bagian  – bagian spesifik suatu pola sebagai landasannya . Yang kedua yaitu pemrosesan top-down ( top-down processing ) adalah proses pengenalan diawali oleh hipotesis mengenai suatu pola yang diikuti oleh pengenalan bagian pola tersebut . Pemrosesan top-down memerlukan sejumlah waktu pelaksanaan . Para peneliti menguji pengenalan wajah telah menemukan bahwa wajah dapat diinterpretasikan berdasarkan bagian – bagian secara fitural dan konfigurasional .
5.    Pencocokan Template
Awal mula bagaimana cara otak mengenali pola dan objek disebut teori pencocokan template ( tamplate maching ) . Teori pencocokan template merupakan teori pengenalan pola yang memiliki kelemahan dan kelebihan . Kelebihan dari teori ii adalah dalam mengenali suatu pola otak melakukan perbandingan stimuli visual dengan sesuatu yang berbentuk internal yang tersimpan dalam memori . Sedangkan kelmahannya adalah suatu interpretasi dari teori pencocokan template akan menghadapi kesulitan



6.    Analisis Fitur
Analisi fitur ( feature analysis ) adalah sebuah pendekatan terhadap masalah bagaimana kita menyaring informasi dari stimuli rumit . Teori ini mengatakan bahwa pengenalan objek merupakan pemrosesan informasi tingkat tinggi yang didahului oleh pengidentifikasi stimuli kompleks yang masuk ke retina sesuai dengan fitur-fitur yang lebih sederhana . Neurologis dan behavioral merupakan dua aliran utama dalam penelitian mendukung hipotesis analisi fitural .
7.    Pencocokan Prototype
Teori ini mengasumsikan bahwa membentuk tamplate yang spesifik atau bahkan membentuk fitur – fitur berbagai ragam pola yang harus diidentfikasi , kita akan menyimpan sejumlah pola abstrak dalam memori . Teori pencocokan tamplate ini memiliki kegunaan dalam program – program computer , namun dalam bentuknya yang kaku . Pencocokan template tidak dapat menjelaskan pengenalan objek manusia yang sangat beragam , akurat dan ekonomis . 
8.    Persepsi Kanonik
Persepsi kanonik adalah sudut pandang terbaik untuk mempresentasikan / menggambarkan suatu objek atau suatu citra yang muncul di pikiran saat kita mengingat suatu bentuk , seperti blender maka yang muncul dalam pikiran kita adalah berdasarkan konanik , bukanlah gambar yang tidak lazim seperti blander pada umumnya . Representase konanik dibentuk melalui pengalaman terhadap anggota-anggota sejenis dari suatu kategori atau disebut eksemplar .




Tidak ada komentar:

Posting Komentar