Rabu, 04 Oktober 2017

Dina Rahmawati

NAMA          : Dina Rahmawati
NIM             : 16410089
KELAS          : Psikologi Kognitif “D”
PENGENALAN OBJEK
TEORI-TEORI PERSEPTUAL
          Setiap hari kita melihat objek-objek di luar dengan berbagai macam karakteristik dan dengan mudahnya kita bisa mengenalinya dengan cepat. Pernahkah kita berfikir bagaimana kita bisa dengan mudah mengenali  benda-benda disekitar kita ? bagaimana ita tahu bahwa jika dalam suatu tempat ada teman kita yang sedang berjalan kearah kita meskipun dari jarak jauh ? lalu bagaimana kita bisa pulang ke kos-kosan tanpa tersesat ? bagimana pula kita bisa memilih baju yang cocok untuk kita pakai ? Hal tersebut merupakan pengenalan objek  dari bentuk yang paling sederhana dalam berpikir yang sering kita lakukan setiap harinya, namun semua proses tersebut merupakan suatu kemamuan istimewa yang dimiliki manusia.
          kemampuan kita dalam mengenali berbagai macam obejk yang sudah tidak asing lagi bagi kita adalah karakteristik yang dimiliki oleh manusia. Pengenalan objek adalah sebuah kemampuan kognitif yang umumnya kita laksanakan dengan mulus, cepat , dengan tanpa banyak usaha.  Saat kita melihat objek baru yang belum pernah kita lihat sebelumnya otak kita berusaha memahaminya. Otak kita menyadari bahwasanya kita belum pernah melihat objek tersebut sebelumnya. Otak kita akan terus berpikir sampai pada akhirnya otak kita memahami dengan asumsi yang didapatkan oleh otak.
          Dalam pengenalan objek dan pola yang kita lakukan sehari-hari melibatkan sebuah intetraksi rumit antara sensasi, persepsi, memori, dan pencarian kognitif dengan tujuan pengenalan objek. Terdapat dua teori yang telah dikembangkan oleh para psikolog tentang cara manusia memahami dunia :
persepsi Konstruktif
       Teori Konstruktif menyatakan bahwa manusia “mengkonstruksi” persepsi secara aktif memilih stimuli dan menggabungkan sensasi dengan memori.

Persepsi Langsung
       Teori ini menyatakan bahwa persepsi terbentuk dari perolehan informasi secara langsung dari lingkungan.  
PENGENALAN POLA VISUAL
       Ada beberapa pendekatan teori yang menjelaskan tentang pengenalan pola visual. Beberapa teori tersebut adalah sebagai berikut :
Organisasi Subjektif
       Otak bersifat interpretative. Otak menggunakan heuristic dan algoritma untuk memproses sinyal-sinyal informasi. Heuristik adalah penyelidikan atau perumusan pikiran baru yang menuntun kepada penemuan sesuatu yang baru.  Sejenis ilusi yang menggambarkan cara pikiran mengorganisasikan stimuli visual sekaligus pentingnya pikiran dalam pengenalan objek, adalah ilusi yang disebut kontur ilusoris yang merupakan persepsi terhadap bentuk, namun bentuk itu hanya ada di sistem perseptual-kognitif bukan stimuls. Para psikolog Gestalt mengajukan pendapat bahwa manusia membentuk ilusi-ilusi subjektif karena adanya tendensi untuk melihat figure-figur sederhana dan familiar dalam wujud yang baik di lingkungan kita yang dikenal sebagai hukum Pragnanz.
TEORI GESTALT
       Teori Gestalt yaitu suatu pandangan dalam psikologi yang didirikan oleh Max Wheiteimer, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Pandangan teori ini dalam suatu persepsi ada organisasi pola yaitu yang melibatkan seluruh stimulus dalam membentuk kesan dan pola-pola stimulus yang diorganisasikan secara spontan. Beberapa hukum Gestalt yang lain meliputi hukum kedekatan (law of proximity), hukum kesamaan (law of similarity), hukum penutupan (law of closure), hukum simetri (law of symmetry), hukum kontinuitas (law of continuity), dan hukum nasib bersama (law of common fate).
PERSPEKTIF KANONIK
          Perspektif kanonik merupakan sebuah pengembangan gagasan para psikolog gestalt. perspektif kanonik adalah sudut pandang terbaik untuk mempresentasikan suatu objek atau suatu citra yang pertama muncul di pikiran pada saat mengingat suatu bentuk. Misalnya eksprimen yang dilakukan oleh psikolog gestalt yang menyuruh orang untuk menggambar cangkir menurut sudut pandangnya dan hasilnya semua orang menggambar dari sudut dari atas. Itulah yang dinamakan respektif kanonik.
PEMROSESAN BOTTOM-UP VS PEMROSESAN TOP-DOWN
          Pemrosesan bottom-up yakni teori yang berpendapat bahwa proses pengenalan diawali oleh identifikasi terhadap bagian-bagian spesifik dari suatu pola yang menjadi landasan pengenalan pola secara keseluruhan. Semisal kita mengenali seseorang berdasarkan ciri fisik seperti hidung, suara, cara berjalan, gaya rambut, dll. Setelah itu di persepsikan.
          Pemrosesan top-down yakni teori yang berpendapat bahwa proses pengenalan objek di awali oleh hipotesis atau proses kognitif terhadap suatu pola, yang diikuti oleh pengenalan terhadap suatu pola, yang diikuti oleh pengenalan terhadap bagian-bagian pola. Semisal mengenali si A, kita pertama mengenali bahwa itu si A, kemudian baru mengenalkan si A berdasarkan ciri fisiknya.
PERCOCOKAN TEMPLATE
          Sebuah teori mula-mula tentang cara otak mengenali pola dan objek disebut teori pencocokan template (template maching). Teori pencocokan template sebagai teori pengenalan pola, memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelebihan dari teori ini yakni dalam mengenali suatu pola otak melaukan pembandingan stimuli visual dengan sesuatu yang berbentuk internal yang tersimpan dalam memori. Kelemahannya, suatu interpretasi dari teori pencocokan template akan menghadapi kesulitan. Teori pencocokan template merupakan teori tentang cara otak mengenali sebuah pola atau objek.
Teori Geon
          Teori geon merupakan kependekan dari “Geometrikal ions”. Teori ini memandang pola atau objek yang ada merupakan kumpulan geon yang tersusun. Misalnya sebuah cangkir, bentuk cangkir yang sedemikian adalah terdiri dari dua geon, yakni silinder dan sebuah elips.
ANALISIS FITUR
          Sebuah pendekatan terhadap problem bagaimana kita menyaring informasi dari stimuli rumit disebut analisisi fitur (feature analysis). Teori ini mengatakan bahwa pengenalan objek merupakan pemrosesan informasi tingkat tinggi yang didahului oleh pengidentifikasian stimuli kompleks yang masuk ke retina sesuai dengan fitur-fitur yang lebih sederhana. Dua aliran utama penelitian – neurologis dan behavioral – telah mendukung hipotesis analisis – fitural.
Pergerakan mata dan pengenalan objek
          Diasumsikan bahwa ketika anda melihat sesuatu dalam jangka waktu yang lama, maka akan diperoleh banyak informasi di banding dengan bila hanya melihat sekilas (Robert, Otto, Maclin).
PENCOCOKAN PROTOTIPE
          Pembahasan terakhir dari proses pengenalan objek adalah pencocokan prototipe. Prototipe adalah jenis pola-pola abstrak dalam memori. Sehingga sebuah pola yang di indera selanjutnya akan dicocokkan dengan prototipe dalam memori. Jika pola tersebut cocok maka pola tersebut dapat dikenali dan begitu sebaliknya.
          Semisal kita melihat huruf S, dalam prototipe S telah terukir dalam ingatan kita, sehingga meskipun terdapat bermacam-macam bentuk huruf S kita tetap dapat mengenali huruf S. Sehingga dapat diasumsikan bahwa sebuah pola diidentifikasi oleh sejumlah proses yang melibatkan pencocokan informasi sensorik dengan sejumlah jejak ingatan (prototipe) yang disimpan di dalam memori.
          Teori ini mengasumsikan bahwa membentuk template yang spesifik atau bahkan membentuk fitur-fitur berbagai ragam pola yang harus diidentifikasi, kita akan menyimpan sejumlah pola abstraksi dalam memori. Sebagai sebuah teori pengenalan pola, percocokan template memiliki kegunaan dalam program-program computer, namun dalam bentuknya yang kaku, pencocokan template tidak dapat menjelaskan pengenalan objek manusia yang sangat beragam, akurat dan ekonomis.
Abstraksi Informasi visual

          Pencocokan template dapat terjadi dalam tahap pengenalan visual. Namun pada tahap yang lebih tinggi atau tahap yang lain mungkin akan menggunakan pencocokan prototipe. Prototipe adalah sebuah abstraksi dari serangkaian stimuli yang mencangkup jumlah besar bentuk-bentuk serupa dari pola yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar