Rabu, 11 Oktober 2017

Fachriza Mahdiyatul Husna

Nama : Fachriza Mahdiyatul Husna
NIM   : 16410036
Kelas  : Psikologi Kognitif D
 
Artikel Kelupaan dan Mengingat
A.   Teori-teori Kelupaan
Mengapa kelupaan dapaat terjadi? Apakah suatu informasi benar-benar memasuki otak kita? Beberapa teori kelupaan diantaranya adalah kegagalan penyandian (failure to encode), yakni ketidakmampuan mengingat informasi akibat informasi tersebut tidak memasui otak melalui reseptor-reseptor sensorik karena pengaruh sistem atensi. Kegagalan ini disebabkan karena gagal memasukkan materi ke LTM, informasi tidak benar-benar masuk ke memori, dan faktor stress. Berdasarkan hukum Yerkes-Dodson, tingkat arousal yang sangat rendah atau sangat tinggi menghambat kinerja memoridan proses-proses kognitif yang lain.






Gambar 1. Proses Memori Dasar

Kegagalan konsolidasi (consolidation failure) adalah hilangnya memori akibat gangguan organik yang terjadi saat pembentukan jejak memori (memory trace) yang berakibat pada terbentuknya memori yang tidak sempurna yang dirasakan sebagai kelupaan. Dalam kegagalan konsolidasi, STM berjalan dengan normal namun gangguan terjadi pada proses perpindahan informasi dari STM ke LTM.





 







Gambar 2. Tingkat Arousal atau Stres

Amnesia adalah kelupaan akibat adanya problem di otak. Amnesia dapat disebabkan oleh penyakit seperti Alzheimer dan sindrom Korsakoff dan oleh cedera traumatik di otak (traumatic brain injury). Penyakit Alzheimer menyebabkan problem-problem memori akibat molekul protein yang melekat secara berlebihan di glumatate yang menghambat glumatate sebagai pengaktif proses memori di otak. Sedangkan sindrom Korsakoff menyebabkan problem-problem memori sebagai akibat dari defisiensi serius Vitamin B1. Penderita sindrom ini sering melakukan konfabulasi (confabulate), yakni membentuk detail-detail yang hilang (yang tidak mampu mereka ingat) dari memori mereka.
Amnesia retrograde (retrograde amnesia) adalah hilangnya memori tentang peristiwa-peristiwa sebelum terjadinya cedera otak. Sebagian besar lenyapnya memori terjadi lima atau sepuluh menit sebelum kecelakaan (biasanya berupa benturan keras, dan lain sebagainya). Amnesia anterograde (anterograde amnesia) adalah lenyapnya memori tentang peristiwa yang terjadi setelah cedera. Dalm kasus cedera otak, para pasien sering kali mengalami amnesia retrograde dan anterograde sehingga mereka tidak dapat mengingat peristiwa yang terjadi beberapa menit sebelum kecelakaan dan saat siuman serta saat kunjungan awal dari dokter dan keluarganya.




Gambar 3. Problem Memori Terkait Dua Jenis Amnesia
Decay (pembusukan) adalah memudarnya memori seiring berlalunya waktu atau akibat jarang digunakannya memori tersebut. Decay dapat terjadi di STM dan LTM (yakni informasi yang tidak diakses akan memudar secara alamiah).
Interferensi (interference) adalah bercampurnya memori yang serupa. Interferensi retroaktif (retroaktif interference) terjadi ketika memori baru menghambat pengambila memori lama. Seperti ketika kita mendapatkan password (untuk log in wifi di kampus) yang baru di semester 3, password-password  sebelumnya tidak mampu lagi untuk kita ingat. Interferensi proaktif (proaktif interference) terjadi saat memori lama menghambat pengambilan memori baru.
Kegagalan pengambilan (retrieval failure) adalah ketidakmampuan menemukan isyarat memori (memory cue) yang diperlukaan dalam pengambilan memori tersebut. Prinsio kekhasan penyandian (encoding specificity principle) menyatakan bahwa operasi penyandian yang spesifik akan menentukan jenis jejak memori (memory trace) yang disimpan. Jenis jejak memori menentukanjenis isyarat pengambilan (retrieval cue) yang berkemungkinan berhasil dalam meraih akses ke jejak ke memori tersebut.
Kelupaan yang disengaja (motivated forgetting) adalah represi yang disadari terhadap memori yang pada umumnya untuk menghindari pengalaman traumatik. Represi (repression) adalah tindakan mendorong pemikiran, memori, dan perasaan yang mengancam keluar dari kesadaran. Memori yang direpres (ditekan) adalah memori yang disingkirkan seseorang dari kesadarannya terutama memori yang menyakitkan seperti pelecehan sesual ketika kanak-kanak (Solso, dkk, 2008).

B.   Kekeliruan-kekeliruan Memori
Sebagian besar memori bersifat rekonstruktif. Otak tidak menyediakan akses instan ke replika informasi yang persis seperti aslinya dari dunia luar yang disimoan di memori. Memori dapat pula bersifat konstruktif, yakni pengalaman, perseptual, sosial, bahkan hasrat untuk mengingat mempengaruhi apa yang kita ingat. Pengaruh tersebut dapat berbentuk memori yang terkonstruksi dan baru namun tidak tepat.
Memori-memori Palsu
Memori palsu dapat dibentuk menggunakan pertanyaan yang sengaja diarahkan untuk membentuk memori tersebut, penyebutan beberapa kata yang memliki kesamaan semantik, memori yang direpres, pertanyaan manipulatif, hipnosis, pencitraan yang diarahkan (guided imagery), dan dorongan orang lain (seperti terapis kepada pasien), peristiwa yang baru saja terjadi dan tidak terpengaruh variabel-variabel lain (seperti kelupaan). Pengujian secara eksperimen tentang memori ini dikembangkan oleh Loftus dan Pickrell (1995) yang dikenal dengan teknik “tersesat di pusat perbelanjaan (lost-in-the-mall technique)”.

C.    Mengingat
Sebagian besar kemampuan mengingat dan melupakan dikendalikan oleh proses neural tanpa upaya sadar. Namun terkadang kita mengambil alih proses memori (misalnya disaatkita menghafalkan sesuatu agar kita tidak melupakannya). Dengan itu kita mematikan tendensi alamiah kita untuk membiarkan informasi memudar (decay) seiring berlalunya waktu.

D.   Faktor-faktor yang Meningkatkan Kinerja Memori
Mempelajari tugas-tugas yang memerlukan memori deklaratif (seperti tugas asosiasi berpasangan) atau tugas yang memerlukan memori prosedural (seperti tugas menggambar objek lewat pentulan kaca) menunjukkan peningkatan kinerja memori apabila partisipan yang bersangkutan diizinkan tidur selama interval retensi, dan menggunakan teknik yang dirancang untuk meningkatkan penyandian dan memudahkan pengambilan (teknik mnemonik). Fase tidur non-REM membantu kinerja memori deklaratif dan fase tider REM membantu kinerja memori prosedural.

E.    Mnemonik
Adalah teknik yang meningkatkan penyimpanan dan pengambilan informasi dalam memori. Para peneliti telah merancang sejumlah ragam teknik mnemonik danteknik tersebut melibatkan strategi-strategi seperti imagery dan mediasi (seperti metode loci dan sistem kata bergantung), karakteristik fonemik dan ortografik (seperti mengingat kata dan angka), isyarat atau pemicu fonemik, dan imagery mediation (seperti mengingat nama dan metode kata kunci), dan pengirganisasian semantik.
Metode Loci (method of Loci)
Adalah metode yang akar penggunaannya dapat dilacak. Metode ini mengasosiasikan objek tertentu dengan tempat tertentu
Sistem Kata Bergantunng (Peg Word System) atau Daftar Kata Bergantung (peg word system)
Seseorang mempelajari serangkaian kata yang berfungsi sebagai gantungan untuk menggantungkan item-item yang dihapalkan. Salah satu caranya adalah dengan membayangkan sebuah interaksi antara kata penggantung dengan kata yang harus diingat.
Metode Kata Kunci (Key Word Method)
Sedikit berbeda dari teknik kata bergantung, berfungsi dalam mempelajari bahasa asing.
Teknik-teknik Verbal
Salah satunya adalah teknik menggunakan akronim (acronym), yakni kata yang dibentuk berdasarkan huruf pertama dalam sebuah frasa atau kumpulan kata-kata. Akronim berfungsi sebagai isyarat atau pemicu kata-kata yang harus dihapalkan serta yang tidak diikutsertakan dalam akronim tersebut, dan menyediakan informasi tentang urutan kata atau nama dan jumlah item yang harus dihapalkan
Pembentukan akrostik (acrostic), yakni frasa atau kalimat yang didalamnya huruf pertama diasosiasikan dengan kata-kata yang harus diingat.
Diantara sekian banyak pilihan, teknik mana yang paling baik? Menurut Douglas Herman (1987), sejumlah teknik bekerja dengan baik bagi jenis materi tertentu, sedangkan yang lain baik bagi materi lain.. teknik pembayangan atau pencitraan (imagery mediation) baik bagi pembelajaran asosiasi berpasangan, mnemonik-cerita bagi pembelajaran mengiggat bebas, dan metode loci bagi pembelajaran serial.
Mengingat Nama
Menurut lorayne dan Lucas (1974), proses mempelajari sebuah nama dihubungkan dengan memori tentang wajah melibatkan tiga tahap: (1) Mengingat nama sendiri dengan memperhatikan detail pelafalan nama tersebut, kemudian membentuk nama atau frase pengganti bagi nama tersebut (2) Mencari karakteristik yang menonjol di wajah seseorang (seperti dahi yang lebar, hidung bengkok, dan lain sebagainya), (3) Menghubungkan kata pengganti dengan karakteristik yang menonjol tersebut (Solso, dkk, 2008).



Sumber: Solso, Robert L., (2008). Psikologi Kognitif : Cognitive Psychology (Mikael Rahardanto & Kristianto Batuadji, Penerjemah.) (Edisi Kedelapan). tt.: Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar