Selasa, 12 September 2017

Vica Nahdiyatus Suaiba

NEUROSAINS KOGNITIF
Vica Nahdiyatus Suaiba (16410092)
Mungkin sebagian orang masih asing dengan apa yang disebut “neurosains kognitif”. Tetapi jika kalian masuk jurusan psikologi, tentunya kalian akan bertemu dengan apa itu neurosains kognitif. Sebenarnya, apa materi yang dibahas di dalamnya? Berikut beberapa penjelasan tentang neurosains kognitif.
Menurut Solso, 1991 Studi yang menaruh perhatian atas pertanyaan-pertanyaan yang  menunjuk pada cakupan  psikologi kognitif : (a) Bagaimana kita memperoleh, mentransformasikan, merepresentasikan, menyimpan, dan mendapatkan kembali suatu pengetahuan/informasi, (b) Bagaimana pengetahuan/informasi tersebut merebut perhatian kita, (c) Bagaimana kita merespon pengetahuan/informasi yang kita terima.
Neurosains Kognitif adalah bidang studi yang menghubungkan otak dan aspek-aspek lain sistem saraf, khususnya otak, dengan pemrosesan kognitif dan perilaku. Bidang ilmu ini masih ada hubungannya dengan bidang ilmu psikologi faal atau ilmu biopsikologi.
Otak disebut juga CNS (Central Nervous System) hanyalah benda kecil yang beratnya sekitar 3 pon, kecil, dan lunak namun memiliki kemampuan memproses informasi yang seolah tidak ada batasnya. Di dalamnya ada yang namanya neuron. Yang terdiri atas dendrit, tubuh sel, akson, dan terminal prasinaptik. Dendrit bertugas untuk menerima impuls neural dari neuron lain, tubuh sel bertugas untuk menjaga kondisi neuron, akson bertugas untuk mengantarkan impuls, dan terminal prasinaptik yang bertugas membentuk sinaps. Sinaps adalah lubang kecil yang berfungsi sebagai luban pertukaran atau keluar masuknya impuls / informasi.
Otak memiliki beberapa bagian yang terbagi menjadi empat bagian di antaranya: Lobus Frontal ( otak bagian depan), Lobus Parietal (bagian otak tengah), Lobus Oksipital (bagian otak belakang), dan Lobus Temporal (bagian otak samping) dengan fungsinya masing – masing. Lobus Frontal untuk fungsi kepribadian, tingkah laku atau perilaku, bicara, dan sistem motoric broca. Lobus Parietal untuk fungsi pembentuk persepdi semua informasi yang berasal dari saraf sensoris, Lobus Oksipital untuk fungsi menerima informasi dari mata dan mengontrol gerakan mata. Dan yang terakhir adalah Lobus Temporal, yang mengatur fungsi pendengaran, keseimbangan, dan sebagian area penglihatan.
Dengan adanya bagian – bagian otak di atas dengan fungsinya masing – masing, jika terjadi kerusakan, juga akan berakibat pada area yang menjadi tanggung jawabnya. Misalnya, ketika seseorang jatuh terpeleset hingga kepalanya terbentur dan mengenai bagian oksipitalnya (otak bagian belakang), maka orang tersebut mungkin bisa terganggu penglihatannya. Karena otak yang bertanggung jawab atas daerah penglihatan terluka akibat benturan yang terlalu keras. Dan begitu juga dengan fungsi lobus atau bagian otak yang lainnya.
Selain pembagian lobus di atas, ada pula pembagian otak berdasarkan hemisfer otak. Yang terdiri atas otak kanan dan otak kiri. Fungsi otak kanan terdiri atas: integrasi informasi sepanjang waktu, seni, music, proses spasial, wajah. Sedangkan bagian otak kiri terdiri atas fungsi: bahasa, konseptual, analisis, dan klasifikasi. Namun bukan berarti setiap orang hanya menggunakan otak kiri atau kanannya saja. Tetapi, lebih dominan manakah bagian hemisfer kamu bekerja. Bagian kanankah atau kirikah? Dengan ini, kalian bisa mengevaluasi diri kalian sendiri dan belajar untuk lebih memaksimalkan fungsi otak kalian.
Otak juga memiliki 10 Hukum Dasar (Dryden, 2001) adalah sebagai berikut:
1. Otak menyimpan informasi dalam sel-sel sarafnya
2. Otak mempunyai komponen untuk menciptakan kebiasaan dalam berpikir dan berperilaku
3. Otak menyimpan informasi dalam bentuk kata, gambar, dan warna
4. Otak tidak membedakan fakta dan ingatan. Otak bereaksi terhadap ingatan sama persis dengan reaksinya terhadap fakta
5. Imajinasi dapat memperkuat otak dan mencapai apa saja yang dikehendaki
6. Konsep dan informasi dalam otak disusun dalam bentuk pola-pola
7. Alat indra dan reseptor saraf menghubungkan otak dengan dunia luar. Latihan indra dan latihan fisik dapat memperkuat otak
8. Otak tak pernah istirahat. Ketika otak rasional kelelahan dan tak dapat menuntaskan pekerjaan, otak intuitif akan melanjutkannya
9. Otak dan hati berusaha dekat. Otak yang diasah terus menerus akan menjadi semakin bijak dan tenang
10. Kekuatan otak juga ditentukan oleh makanan fisik yang diterima otak.
50 tahun yang lalu,  ilmuwan neurosains mengamati & mengeksplorasi otak manusia secara langsung melalui ablasi, perekaman sel-tunggal, pemeriksaan pascakematian, studi dengan subjek hewan. Berikut peralatan ilmuwan neurosains masa kini :
  1. Electrooencephalography (EEG) : merekam sinyal-sinyal elektrik dari aktifitas neural di otak, menggunakan serangkaian elektroda-elektroda noninvasis yang di tempelkan di kulit kepala.
  2. Pemindai CT : proses yang dilakukan oleh komputer, yang menghasilkan citra struktur otak tiga dimensi pada media gambar X-ray yang datar (dua dimensi).
  3. Pemindai PET : digunakan untuk memindai penggunaan glukosa di dalam otak.
  4. MRI dan fMRI MRI: menghasilkan citra-citra tak bergerak (still images) struktur-struktur otak. fMRI: untuk merekam fungsi-fungsi kognitif berkecepatan tinggi. Mendeteksi peningkatan aliran darah ke area-area otak yang aktif , sehingga menampilkan fungsi sekaligus struktur.
  5. MEG : menggunakan sebuah mesin yang mengukur aktivitas otak dari luar kepala dengan cara mendeteksi medan magnetik yang samar-samar dihasilkan oleh aktivitas otak.
  6. TMS : digunakan bersama dengan EEG atau MEG untuk mengevaluasi efek-efek perubahan aktifitas elektrik otak dalam proses persepsi dan berpikir.
  7. Micro CT : sebuah teknik pencitraan CT yang terbaru dinamai X-ray microtomography. Inilah asal mula adanya Neurosains Kognitif, pengertian, dan fungsi serta peralatan-peralatan para ilmuan dari Neurosains Kognitif ini.

Seperti anggota tubuh yang lainnya, otak juga dapat mengalami kerusakan. Ada beberapa penyakit yang disebabkan karena adanya gangguan pada otak, di antaranya: stroke, tumor otak, luka pada kepala / benturan, trauma. Dan yang bersifat degenerative: Alzheimer, Demensia, Autisme, Dyslexia, Willian syndrome.
Maka dari itu, kita sebagai manusia yang telah dianugerahi oleh Allah Swt. sebuah mesin yang dinamakan otak ini, hendaknya kita jaga dan fungsikan dengan sebaik – baiknya.

Daftar rujukan:
Solso,dkk.2007Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan.Jakarta:Erlangga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar