Nama
: Esa Laili Sindiana
Nim
: 16410097
Neurosains Kognitif
Neurosains
kognitif adalah suatu cabang ilmu psikologi yang membaahas mengenai otak. Otak
adalah salah satu organ yang paling rumit di dalam semesta dan otak ini terdiri
dari milyatan bahkan triliunan sel. Dan jumlah neuron pada otak manusia
melebihi 100 miliar dan setiap neuron mampu menerima dan mengirim impuls neuron
ke ribuan neuron lain. Kemudian sel otak merupakan alat pengantar dan
pengkoordinir sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi homeostasis tubuh.
Semua jaringan baik tubuh maupun organ dalam maupun organ luar semuanya
dikendalikan oleh otak.
Pada
abad ke 16 para filsuf dibuat bingung dengan bagaimana cara tubuh dapat
bergerak. Dan kebingungan tersebut dapat berhasil dapat dijawab oleh salah satu
filsuf terkemuka pada abad tersebut yaitu, Rene Descrates. Rene Descrates
memberikan contoh tentang seseorang yang tidak sengaja meletakan tanganya pada
api dan ketika orang tersebut merasakan panas, dengan seketika orang tersebut
menarik tangannya menjauh dari apai tanpa berpikir. Maka Descrates meyakini
adanya semacam filament (benang) yang menghubungkan tangan dengan saraf
sehingga menyalur pada system kerja otak yang secara langsung dapat merespon
apa yang dirasakan oleh tangan dengan panasnya api tersebut.
Dan
otak sendiri memiliki lima bagian utama. Yang pertama adalah otak besar
(serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung
(medulla oblongata) dan jembatan varol. Dengan system saraf ini maka inilah yang
membedakan antara manusia dengan makhluk lain adalah fungsi luhur. Otak manusia
jauh berbeda dengan otak binatang, karena adanya kerteksasosiasi yang menduduki
daerah antar berbagai korteks perseptif primer.
Dan terdapat empat tingkatan perilaku yang di dapatkan dari mempelajari
anatomi dan fisiologi dari bagian-bagian otak. Yang pertama adalah kesadaran
atau (basic arousal), kedua adalah kebutuhan dasar (basic drives) dan insting
hidup (survival instinct) ketiga adalah intelektual dan keempat adalah perilaku
sosial dan kepribadian.
Bagian-bagian otak yang bekerja dengan
menggunakan prinsip sirkuit. Bukan kerja sendiri. Sebuah fungsi dapat terjadi
karena semua bagian otak bekerja dalam sebuah sirkuit yang canggih. Setiap
bagian menyumbang kelebihannya masing-masing dalam sirkuit ini.
Neuron
Para
ahli mengunakan banyak jenis neuron yang berbeda terdapat empat bagian utama
dalam neuron:
1.
Dendrit,
yang menerima impuls neuron dari neuron lain. Dendrite memiliki bentuk seperti
pohon dan lengkap dengan cabang dan ranting.
2.
Tubuh
sel, yang bertanggung jawab menjaga kondisi dasar neuron. Tubuh
sel menerima nutrisi dan melenyapkan limbah organic dengan cara menyaring
limbah tersebut melalui dinding sel yang permeable.
3.
Akson,
jaringan berbentuk tabung yang menghubungkan tubuh sel dengan sel lain melalui
sinapsis. Akson besar tersebut dikelilingi oleh okson berlemak yang disebut
selubung myelin yang berperan sebagai insulator yang mempercepat transmisi
impuls neuron.
4.
Terminal
prasinaptik yang terletak dekat permukaan dendrit
pada neuron lain yang bersifat reseptif yang sama-sama membentuk sinapsis.
Sinapsis
memiliki salah satu tugas terpenting karena pada sinapsis inilah informasi
kimiawi dipertukarkan dari satu neuron ke neuron lain dalam wujud senyawa kimia
yang disebut neurotransmitter. Muatan listrik mengalir sepanjang akson dan
ketika muatan listrik mencapai dendrite neurotransmitter dilepaskan. Otak
manusia senantiasa dipenuhi aktivitas elektrokimiawi, dan sebuah neuron yang
diaktifkan dapat menambah 1000 impuls dalam satu detik. Semakin banyak neuron
menembakan impuls, semakin besar efek yang ditimbulkannya terhadap sel-sel yang
memiliki hubungan sinapsis dengan neuron tersebut.
Anatomi Otak
Pada zaman dahulu para peneliti
melakukan penelitihan tentangan mempelajari otak. Ketika mereka membedah tempurung
kepala manusia, mereka menemukan otak suatu massa yang lunak, yang terbagi menjadi
dua belahan, penuh lekuk-lekukan. Dan tidak ada struktur yang keras pada otak
yang lunak tersebut dan sedikit yang hanya bias diidentifikasi. Otak manusia
terbagi menjadi dua struktur sejenis, yakni hemisfer serebral kiridan kanan, warnanya abu-abu dan dipadati oleh
tubuh-tubuh sel neuron dan akson-akson pendek yang tidak berselubung myelin.
Korteks serebral memiliki ketebalan 1,5-5 milimeter (1/2 inchi). Bentuk korteks
serebral ini menyerupai kacang malnut, berfungsi memperbesar luas permukaan
otak tanpa meningkatkan ukuran tempurung kepala. korteks serebral dibagi
menjadi empat bagian utama,keempat area ini adalah Lobus Frontal, bagian ini terlibat dalam pengendalian impuls,
pertimbangan, pemecahan masalah, pengendalian dan pelaksanaan perilaku,
pengorganisasian yang kompleks. Lobus
Temporal, bagian ini memprosel sinyal auditori, pendengaran, pemrosesan
auditori tingkat tinggi (bicara) mengenali wajah. Lobus Parietal, bagian ini mengintegrasikan informasi sensoris dari pancaindra, pemanipulasikan objek,
pemrosesan visual-spasial.
Psikologi Kognitif dan Neurosains Kognitif
Dari para ilmuan neurosains meminjam
ilmu dari psikologi kognitif dan fungsinya yang lain seperti kebutuhan untuk
menemukan bukti-bukti fisik yang mendukung struktur pikiran. Para peneliti juga
dapat mengidentifikasi, dengan bukti materi, keberadaan proses-proses psikologi
yang penting seperti bahasa, persepsi, identifikasi bentuk, berpikir, memori,
dan fungsi kognitif lain. Kemudian ilmuwan neurosains juga menghubungkan
penemuan-penemuan mereka dengan medel-model fungsi otak dan kognisi yang lebih
komprehensif. Fungsi lainya adalah untuk meningkatkan keterlibatan
fungsi-fungsi neurologis dalam model-model yang menggambarkan kinerja pikiran.
Dan upaya para ahli computer untuk membuat stimulus kognisi manusia dengan
mengembangkan piranti lunak yang mampu berprilaku seperti otak manusia.
Pendekatan ini biasanya disebut asitektur jaringan neuron.
Peralatan Para Ilmuwan Neurosains
Lima
puluh tahun yang lalu, para ilmuwan neurosains hanya memiliki sedikit peralatan
dan teknik yang dapat digunakan untuk mengamati dan mengeksplorasi otak manusia
secara langsung. Peralatan tersebut melibatkan ablasi atau perusakan pembuangan
semua atau sebagian organ dengan cara pembedahan maupun pembekuan dengan tujuan
mempelajari fungsi organ tersebut.
Electroencephalography
(EEG) merupakan sinyal-sinyak elektrikan dan aktivitas neural di
otak, menggunakan serangkaian elektroda-elektroda noninvasive yang ditempelkan
di kulit kepala. kemudian direkam oleh elektroda dikirim ke instrument yang
menayangkan sinya-sinyal. Sebagian besar teknik tersebut memungkinkan kita
mengamati otak beserta fungsi-fungsinya. Cara pemakaiannya pasien ditempatkan
di instrument pemindai, alat pemindai menghasilkan citra representative dari
otak maupun bagian tubuh lainnya., citra tersebut dipertajam oleh computer,
kemudian diberi kodeberwarna,dan ditampilkan di layar computer.
Computed
axial tomography (CT) proses yang dilakukan oleh komputer
yang menghasilkan citra struktur otak tiga dimensi pada media gambar X-ray yang
datar(dua dimensi). Mesin CT berputar mengelilingi tempurung kepala, menghujani
kepala dengan berkas-berkas sinar X yang tipis, berbentuk kipas. Sinar tersebut
menembus otak dan di rekam di detector-detektor sensitive yang terletak di sisi
berlawanan sumber sinar.
Positron
emission tomography (PET) digunakan untuk memindai penggunaan
glikosa di dalamotak. PETmenggunakan detector-detektor untuk mengukur
partikel-partikel radioaktif dalam aliran darah, untuk mengukur aliran darah
serebral ragional. Bagian otak yang aktif memerlukan aliran darah sehingga
partikel radioaktif juga akan terhimpun dalam jumlah lebih banyak di area-area
otak yang aktif tersebut.
Magnetic
resonance imaging (MRI) menghasilkan citra-citra tak bergerak
struktur otak. Dalam teknologi MRI tubuh pasien dikelilingi oleh electromagnet
sangat kuat yang meluruskan nuclei atom-atom hydrogen yang ditemukan dalam air.
Dengan penelitihan tersebut peneliti dapat menyimpulkan kepadatan atom-atom
hydrogen yang berbeda tingkatannya serta interaksi atom-atom hydrogen dengan
jaringan di sekelilingnya.
Magnetoencephalography
(MEG) menggunakan mesin yang mengukur aktivitas otak dari luar
kepala dengan cara mendeteksi medan magnetic yang samar-samar dihasilkan oleh
aktivitas otak.
Transcranial
magnetic stimulation (TMS) digunakan bersama dengan EEG atau MEG
untuk mengevaluasi efek perubahan aktivitas elektrik otak dalam prosespersepsi
dan berpikir.
Micro
CT teknik yang terbaru dinamai x-ray
microtomography. Teknologi ini memindai melalui mikroskop yang mampu
menghasilkan citra 3D dan struktur yang amat kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar